Anda di halaman 1dari 7

KERANGKA DASAR PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

KERANGKA DASAR PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN


Jawablah secara ringkas pertanyaan dibawah ini
1)
2)

Apakah Tujuan Laporan Keuangan ?


Asumsi dasar apakah yang dipakai dalam penyusunan laporan keuangan ? berikan

5)
6)
7)

contoh penerapan
Sebutkan karakteristik kualititatif laporan keuangan?
Pengakuan unsur laporan keuangan , Kapan pengakuan terhadap :
Aset
Liabilitas
Penghasilan
Beban
Jelaskan 4 (empat) pengukuran unsur laporan keuangan dan berikan contoh ?
Sebutkan 4 pilar standar akuntansi yang berlaku di Indonesia?
Berapa jumlah PSAK , ISAK ,PPSAK dan Bultek yang ada dalam Buku PSAK yang

8)

berlaku Umum (PABU) per 1 Juni 2012 ?


Jelaskan secara ringkas tujuan apa yang diatur dalam masing PSAK, ISAK ,PPSAK

3)
4)

a.
b.
c.
d.

dan Bultek ?

JAWABAN
1. Tujuan Laporan Keuangan :
Untuk menyediakan informasi yang berguna bagi mereka yang memiliki pemahaman
memadai tentang aktivitas bisnis dan ekonomi untuk membuat keputusan investasi
serta kredit.
Untuk membantu investor yang ada dan potensial, kreditor yang ada dan potensial,
serta pemakai lainnya dalam menilai jumlah, waktu, dan ketidakpastian arus kas
masa depan.

Menyediakan informasi tentang sumber daya ekonomi, klaim terhadap sumber daya
tersebut, dan perubahan didalamnya.
2. Asumsi Dasar Penyusunan Laporan Keuangan

Dasar Akrual
Untuk mencapai tujuannya, laporan keuangan disusun atas dasar akrual. Dengan
dasar ini, pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat kejadian (bukan
pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar)) dan dicatat dalam catatan
akuntansi

serta

dilaporkan

dalam

laporan

keuangan

pada

periode

yang

bersangkutan.\
Penyusunan laporan keuangan dengan dasar akrual akan memberikan informasi
yang lebih akurat kepada pengguna laporan keuangan karena tidak hanya
memberikan informasi atas transaksi masa lalu yang melibatkan penerimaan dan
pembayaran kas tetapi juga kewajiban pembayaran kas di masa depan serta

sumber daya yang merepresentasikan kas yang akan diterima di masa depan.
Kelangsungan Usaha (Going Concern)
Laporan keuangan biasanya disusun atas dasar asumsi kelangsungan usaha
perusahaan dan akan melanjutkan usahanya di masa depan.
Karena itu, perusahaan diasumsikan tidak bermaksud atau berkeinginan melikuidasi
atau mengurangi secara material skala usahanya.
Jika maksud atau keinginan tersebut timbul, laporan keuangan mungkin harus
disusun dengan dasar yang berbeda dan dasar yang digunakan harus diungkapkan.

3. Karakteristik Kualititatif Laporan Keuangan

Dapat Dipahami
Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah
kemudahannya untuk segera dipahami oleh pemakai, maksudnya pemakai
diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan
bisnis, akuntansi serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketentuan
yang wajar. Namun demikian, informasi komplek yang seharusnya dimasukkan
dalam laporan keuangan tidak dapat dikeluarkan hanya atas dasar pertimbangan

bahwa informasi tersebut terlalu sulit untuk dipahami oleh pemakai tertentu.
Relevan
Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai
dalam proses pengambilan keputusan. Informasi mempunyai kualitas relevan kalau
dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka

mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini / masa depan, menegaskan atau

mengoreksi hasil evaluasi mereka dimasa lalu.


Materialistis
Informasi dipandand materiil kalau kelalaian untuk mencantumkan kesalahan dalam
mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai yang

diambil atas dasar laporan keuangan.Prepared by Ridwan Iskandar Sudayat, SE.


Keandalan
Agar bermanfaat, informasi juga harus handal (reliable). Informasi memiliki kualitas
andal jika bebas dari pengertian menyesatkan, kesalahan material dan dapat

diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus atau jujur.


Penyajian Jujur
Agar dapat diandalkan, informasi harus menggambarkan dengan jujur transaksi

serta peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan secara wajar.


Substansi Mengunguli Bentuk
Jika informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan jujur transaksi serta peristiwa
lain yang seharusnya disajikan, maka peristiwa tersebut perlu dicatat dan disajikan
sesuai dengan substansi dan realiatas ekonomi dan bukan hanya bentuk hukumnya.
Substansi transaksi atau peristiwa lain tidak selalu konsisten dengan apa yang
tampak dari bentuk hukum.

Netralitas
Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai dan tidak tergantung
pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu
Pertimbangan Sehat
Penyusunan laporan keuangan ada kalanya menghadapi ketidakpastian peristiwa
dan keadaan tertentu, seperti ketertagihan piutang yang diragukan, prakiraan masa
manfaat perusahaan serta peralatan, dan tuntutan atas jaminan garansi yang

mungkin timbul.
Kelengkapan
Agar dapat diandalkan, informasi dalam laporan keuangan harus lengkap dalam

batasan materialitas dan biaya.Prepared by Ridwan Iskandar Sudayat, SE.


Dapat Dibandingkan
Pemakai harus dapat memperbandingkan laporan keuangan perusahaan antar
periode untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi dan kinerja perusahaan.
Pemakai juga harus dapat memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan
untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan

secara relatif.
Tepat Waktu

Untuk menyediakan informasi tepat waktu, seringkali perlu melaporkan sebelum


seluruh aspek transaksi / peristiwa lainnya diketahui, jika pelaporan ditunda sampai
seluruh aspek diketahui, informasi yang dihasilkan mungkin sangat andal tetapi

kurang bermanfaat bagi pengambilan keputusan.


Keseimbangan Antara Biaya Dan Manfaat
Manfaat yang dihasilkan informasi seharusnya melebihi biaya penyusunannya.
Keseimbangan Diantara Karakteristik Kualitatif
Tujuannya adalah untuk mencapai suatu keseimbangan yang tepat diantara
berbagai karakteristik untuk memenuhi tujuan laporan keuangan.
Penyajian Yang Wajar
Laporan keuangan sering dianggap menggambarkan pandangan yang wajar dari /
menyajikan dengan wajar posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi suatu
perusahaan.

4. Unsur Laporan Keuangan harus diakui jika :


Ada kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang berkaitan dengan pos tersebut kan
mengalir dari atau ke dalam perusahaan.
Pos tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal.
a. Pengakuan ASET
Asset diakui dalam neraca kalau besar kemungkinan bahwa manfaat ekonominya di
masa depan diperoleh perusahaan dan asset tersebut mempunyai nilai atau biaya
yang dapat diukur dengan andal. Aset tidak diakui dalam neraca kalau pengeluaran
telah terjadi dan manfaat ekonominya dipandang tidak mungkin mengalir ke dalam
perusahaan setelah periode akuntansi berjalan. Sebagai alternatif, transaksi
semacam ini menimbulkan pengakuan beban dalam laporan laba rugi.
b. Pengakuan LIABILITAS
Liabilitas diakui dalam neraca kalau besar kemungkinan bahwa pengeluaran sumber
daya yang mengandung manfaat ekonomi akan dilakukan untuk menyelesaikan
kewajiban (obligation) sekarang dan jumlah yang harus diselesaikan dapat diukur
dengan andal.
c. Pengakuan PENGHASILAN
Penghasilan diakui dalam laporan laba rugi kalau kenaikan manfaat ekonomi di
masa depan yang berkaitan dengan peningkatan aktiva atau penurunan kewajiban
telah terjadi dan dapat diukur dengan andal. Ini berarti, pengakuan penghasilan
terjadi bersamaan dengan pengakuan kenaikan aset atau penurunan kewajiban.
d. Pengakuan BEBAN

Beban diakui dalam laporan laba rugi kalau penurunan manfaat ekonomi masa
depan yang berkaitan dengan penurunan aktiva atau peningkatan kewajiban telah
terjadi dan dapat diukur dengan andal. Ini berarti, pengakuan beban terjadi
bersamaan dengan pengakuan kenaikan kewajiban atau penurunan aset. Beban
diakui dalam laporan laba rugi atas dasar hubungan langsung antara biaya yang
timbul dan pos penghasilan tertentu yang diperoleh (matching of costs with
revenues).

5. Dasar Pengukuran Unsur Laporan Keuangan :


a. Biaya Historis : aktiva dicatat sebesar pengeluaran kas/setara kas yang dibayar
atau sebesar niali wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aktiva
tersebut pada saat perolehan. Kewajiban dicatat sebesar jumlah yang diterima
sebagai penukar dari kewajiban (obligation) , atau dalam keadaan tertentu (mis:
pajak penghasilan), dalam jumlah kas/setara kas yang diharapkan akan dibayarkan
untuk memenuhi kewajiban dalam pelaksanaan usaha yang normal.
b. Biaya Kini (Current Cost) : aktiva diinilai dalam jumlah kas/setara kas yang
seharusnya dibayar bila aktiva yang sama atau setara aktiva diperoleh sekarang.
Kewajiban dinyatakan dalam jumlah kas /setara kas yang tidak didiskontokan yang
mungkin akan diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban (obligation) sekarang.
c. Nilai Realisasi/Penyelesaian (Realisable/Setllement Value) : Aktiva dinyatakan
dalam jumlah kas /setara kas yang dapat diperoleh sekarang dengan menjuual
aktiva dalam pelepasan normal. Kewajiban dinyatakan sebesar nilai penyelesaian,
yaitu jumlah kas/setara kas yang tidak didikontokan yang diharapkan akan
dibayarkan untuk memenuhi kewajiban dalam pelaksanaan usaha normal
d. Nilai Sekarang (Present Value) : aktiva dinyatakan sebesar arus kas masuk bersih
di masa depan yang didiskontokan ke nilai sekarang dari pos yang diharapkan dapat
memberikan hasil dalam pelaksanaan usaha normal. Kewajiban dinyatakan sebesar
arus kas keluar bersih di masa depan yang didiskontokan ke nilai sekarang yang
diharapkan akan diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban dalam pelaksanaan
usaha normal.
6. 4 Pilar Standar Akuntansi yang Berlaku Di Indonesia

a) Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)


Penerbit: Komite Standar Akuntansi Pemerintahan, ditetapkan dalam PP No. 24
Tahun 2005 dan PP. 71 Tahun 2010.
Pengguna: Entitas pemerintah dalam menyusun LKPP dan LKPD (Instansi
Pemerintah Pusat dan Instansi Pemerintah Daerah sedangkan BUMN menggunakan
SAK), entitas sektor publik selain pemerintah menggunakan PSAK 45 (pelaporan
Keuangan Entitas Nirlaba).
b) Standar Akuntansi Syariah (SAS)
Penerbit: Dewan Standar Akuntansi Syariah.
Pengguna: Entitas yang melakukan transaksi syariah baik entitas lembaga syariah maupun
lembaga non syariah.
c) Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
Penerbit: Dewan Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia.
Pengguna: Wajib diterapkan untuk entitas dengan akuntabilitas publik seperti: Emiten,
Perusahaan publik, perbankan, asuransi, BUMN dan dapat diterapkan oleh Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (ETAP) atau entitas lainnya.
SAK di Indonesia saat ini sudah mengadopsi IFRS (International Financial Accounting
Standards).
d)

SAK-ETAP

Penerbit: Dewan Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia.


Pengguna: Entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik dan BPR seperti yang diatur
dalam Surat Edaran Bank Indonesia No. 11/37/DKBU tanggal 31 Desember 2009.
Entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik adalah tidak memiliki akuntabilitas publik
signifikan dan menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial
statement) bagi pengguna eksternal (pemilik, kreditur dan lembaga pemeringkat kredit.)
d.

Entitas

memiliki

akuntabilitas

publik

signifikan

jika

1. Entitas telah mengajukan pernyataan pendaftaran, atau dalam proses pengajuan


pernyataan pendaftarn, pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan
penerbitan

efek

di

pasar

modal;

atau

2. Entitas menguasai asset dalam kapasitas sebagai fidusia untuk sekelompok besar
masyarakat, seperti bank, entitas asuransi, pialang dan atau pedagang efek,dana pensiun,
reksa

dana

dan

bank

investasi.

e. SAK-ETAP mengadopsi sebagian IFRS (International Financial Reporting Standards)


untuk usaha kecil-menengah (IFRS for Small-Medium-sized Entities/SMEs).

Anda mungkin juga menyukai