Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sel merupakan bagian terkecil penyusun tubuh hewan, yang merupakan tempat berlangsungnya
berbagai reaksi metabolik. Bagian terluar sel dibatasi oleh membran. Didalamnya terdapat sitoplasma
beserta sejumlah organela dengan fungsi yang berbeda-beda. Sitoplasma merupakan bagian terbesar
dari sel, yang 70% penyusunnya berupa air. Sifat fisiologis sel secara umum berkaitan sangat erat
dengan sifat fisika dan kimia sitoplasma. Membran sel merupakan organela yang terletak paling luar
dan memiliki banyak fungsi, antara lain sebagai pembatas sel dan sebagai alat untuk transpor zat
(Isnaeni, 2006 : 58-59)
Firman Allah Q.S Al-baqarah 22 :

Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan dia
menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segal buah-buahan sebagai
rezeki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu
mengetahui
Makhluk hidup membutuhkan makanan yang mengadung senyawa-senyawa yang dibutuhkan
oleh tubuh seperti karbohidrat, protein, mineral, vitamin, dll yang berasal dari tumbuhan dan buahbuahan yang akan dipecah menjadi molekul yang lebih sederhana didalam tubuh.
Tubuh makhluk hidup layaknya sebuah mesin, memiliki alat-alat spesifik untuk melakukan
kinerja yang spesifik pula. Rutinitas makhluk hidup membutuhkan sejumlah energi yang dijadikan
bahan baku utama sebagai penggeraknya. Energi yang dibutuhkan tersebut diperoleh dari dalam tubuh
yang dihasilkan melalui proses-proses yang sangat rumit. Proses-proses ini lebih dikenal dengan
istilah Metabolisme.
Metabolisme sel merupakan seluruh aktivitas reaksi kimia yang berlangsung didalam sel hidup.
Setiap aktivitas organisme seperti makan, pengeluaran, pergerakan, dan penjalaran impuls saraf sangat
bergantung pada berbagai reaksi kimia yang berlangsung dalam setiap sel tubuh. Sebagian reaksi
kimia yang terjadi dalam sel dikontrol oleh enzim (katalisator biologis) yang bekerja mempercepat

16

reaksi (Isnaeni, 2006 : 49).

Untuk menjamin berlangsungnya metabolisme sel, berbagai zat harus diangkut keluar atau
kedalam sel melalui membran sel. Oleh karena itu, makalah ini akan membahas lebih lanjut mengenai
metabolisme sel, apa saja yang terlibat dalam metabolisme sel, serta prosesnya.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan rumusan masalah sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.
e.

Apa yang dimaksud dengan Metabolisme sel?


Molekul apa saja yang terlibat dalam Metabolisme?
Apa yang dimaksud dengan Katabolisme?
Apa yang dimaksud dengan Anabolisme?
Apa saja perbedaan antara Katabolisme dan Anabolisme?

1.3. Tujuan dan Manfaat


Selain makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas matakuliah Fisiologi Hewan, berdasarkan
rumusan masalah diatas, tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu :
a.
b.
c.
d.
e.

Untuk mengetahui penjelasan mengenai Metabolisme Sel.


Untuk mengetahui molekul yang terlibat dalam Metabolisme.
Untuk mengetahui proses Katabolisme.
Untuk mengetahui proses Anabolisme.
Untuk mengetahui perbedaan antara Katabolisme dan Anabolisme.
Makalah ini diharapkan dapat membantu dan menambah pengetahuan pembaca mengenai

metabolisme sel, bagaimana prosesnya sehingga kita dapat bersyukur bahwa tuhan menciptakan kita
dengan serumit dan segelumit sel yang bekerja sehingga kita bisa berdiri tegak, hidup dan beraktivitas
sehari-hari.

BAB II

16

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Metabolisme Sel


Sel merupakan kumpulan materi paling sederhana yang dapat hidup. Sel merupakan unit dasar
bagi struktur dan fungsi organisme. Sel bersifat fundamental (mendasar) bagi sistem kehidupan dalam
ilmu biologi seperti halnya atom yang bersifat fundamental bagi ilmu kimia: semua organisme
tersusun dari sel. Sel mengindra dan merespon fluktuasi lingkungan. Semua sel berkerabat melalui
garis keturunan dari sel-sel yang ada dahulu. Akan tetapi sel terlah termodifikasi dalam berbagai cara
yang berbeda selama sejarah evolusi kehidupan yang panjang dibumi (Campbell, 2008 : 102).
Keseluruhan reaksi kimia dalam organisme disebut metabolisme (metabolism, dari kata Yunani
metabole berubah). Metabolisme merupakan sifat emergen kehidupan yang muncul dari interaksi
antara molekul-molekul dlam lingkungan sel yang teratur. Jalur metabolik (metabolic pathway)
diawali dengan satu molekul spesifik, yang kemudian diubah dalam serangkaian langkah yang jelas,
menghasilkan produk tertentu. Setiap langkah dalam jalur dikatalisis oleh suatu enzim spesifik :
Enzim 1
Reaksi 1
Molekul
awal
A

Mekanisme

yang

meregulasi

Enzim 2
Reaksi 2

Enzim 3
Reaksi 3

Produk

enzim-enzim

menyeimbangkan

metabolisme,

sehingga

menghindari kekurangan atau kelebihan molekul selular yang penting (Campbell, 2008 : 153-154).
Metabolisme secara keseluruhan mengelola sumber daya materi dan energi sel. Beberapa jalur
metabolik melepaskan energi melalui penguraian molekul kompleks menjadi senyawa yang lebih
sederhana dan membangun molekul kompleks dari molekul yang sederhana (Campbell, 2008 : 154).
Jalur metabolisme terdiri atas reaksi-reaksi katabolisme dan anabolisme.
a. Katabolisme (Dissimilasi)
Katabolisme yaitu proses penguraian zat untuk membebaskan energi kimia yang tersimpan dalam
senyawa organik tersebut.
Contoh:
enzim
C6H12O6 + 6 O2 > 6 CO2 + 6 H2O + 686KKal.

16

energi kimia

Saat molekul terurai menjadi molekul yang lebih kecil terjadi pelepasan energi sehingga
terbentuk energi panas. Bila pada suatu reaksi dilepaskan energi, reaksinya disebut reaksi
eksergonik. Reaksi semacam itu disebut juga reaksi eksoterm.
b. Anabolisme/AsimilasI/Sintesis
Anabolisme yaitu proses pembentakan molekul yang kompleks dengan menggunakan energi
tinggi.
Contoh : fotosintesis (asimilasi
energi C)
cahaya
6 CO2 + 6 H2O > C6H12O6 + 6 O2
klorofil glukosa (energi kimia)
Pada kloroplas terjadi transformasi energi, yaitu dari energi cahaya sebagai energi kinetik
berubah menjadi energi kimia sebagai energi potensial, berupa ikatan senyawa organik pada
glukosa. Dengan bantuan enzim-enzim, proses tersebut berlangsung cepat dan efisien. Bila dalam
suatu reaksi memerlukan energi dalam bentuk panas reaksinya disebut reaksi endergonik. Reaksi
semacam itu disebut reaksi endoterm.
Produk metabolisme disebut metabolit. Cabang biologi yang mempelajari komposisi
metabolit secara keseluruhan pada suatu tahap perkembangan atau pada suatu bagian tubuh
dinamakan metabolomika.
2.2. Molekul Yang Terlibat Dalam Metabolisme
Molekul yang terlibat dalam metabolisme ada dua, yaitu enzim dan ATP.
Enzim
Enzim merupakan makromolekul yang bekerja sebagai katalis, agen kimiawi yang
mempercepat reaksi tanpa ikut terkonsumsi oleh reaksi. Jika tidak ada regulasi oleh enzim, lalulintas kimiawi melalui jalur-jalur metabolisme akan macet total karena banyak reaksi kimia
akan berlangsung terlalu lama (Campbell. 2008 : 163).
Peranan enzim dan koenzim dalam metabolisme ialah sebagai katalis untuk proses
biokimia yang terjadi dalam sel maupu luar sel. Suatu enzim dapat mempercepat reaksi sampai
108 sampai 1011 kali lebih cepat daripada apabila reaksi tersebut dilakukan tanpa katalis
(Poedjiade, 2005 : 143).
Enzim adalah biokatalisator organik yang dihasilkan organisme hidup di dalam
protoplasma, yang terdiri atas protein atau suatu senyawa yang berikatan dengan protein. Enzim
mempunyai dua fungsi pokok sebagai berikut.
a. Mempercepat atau memperlambat reaksi kimia.
b. Mengatur sejumlah reaksi yang berbeda-beda dalam waktu yang sama.
Secara kimia enzim terdiri atas dua bagian (enzim lengkap/holoenzim), yaitu bagian
protein (apoenzim) dan bagian bukan protein (gugus prostetik) yang dihasilkan dalam sel
16

2.2.1.

makhluk hidup. Jika gugus prostetiknya berasal dari senyawa organik kompleks (misalnya,
NADH, FADH, koenzim A dan vitamin B) disebut koenzim, apabila berasal dari senyawa
anorganik (misalnya,besi, seng, tembaga) disebut kofaktor. Enzim disintesis dalam bentuk calon
enzim yang tidak aktif, kemudian diaktifkan dalam lingkungan pada kondisi yang tepat.
Misalnya, tripsinogen yang disintesis dalam pankreas, diaktifkan dengan memecah salah satu
peptidanya untuk membentuk enzim tripsin yang aktif. Bentuk enzim yang tidak aktif ini
disebut zimogen. Enzim memiliki sifat khusus, yaitu hanya dapat mengakatalisis suatu reaksi
tertentu, sebagai contoh enzim lipase hanya dapat mengkatalisis reaksi perubahan dari lemak
menjadi gliserol dan asam lemak. Sifat-sifat enzim sebagai berikut.
a. Enzim mengalami denaturasi/kerusakan pada temperatur tinggi.
b. Efektif dalam jumlah kecil.
c. Tidak berubah pada waktu reaksi berlangsung.
d. Tidak memengaruhi keseimbangan, tetapi hanya mempercepat reaksi.
e. Spesifik untuk reaksi tertentu.
Faktor-faktor yang memengaruhi enzim dan aktivitas enzim sebagai berikut.
a. Temperatur atau suhu Umumnya enzim bekerja pada suhu yang optimum. Apabila suhu
turun, maka aktivitas akan terhenti tetapi enzim tidak rusak. Sebaliknya, pada suhu tinggi
aktivitas menurun dan enzim menjadi rusak.
b. Air Air berperan dalam memulai kegiatan enzim. Contoh pada waktu biji dalam keadaan
kering kegiatan enzim tidak kelihatan. Baru setelah ada air, melalui imbibisi mulailah biji
berkecambah.
c. pH Perubahan pH dapat membalikkan kegiatan enzim, yaitu mengubah hasil akhir
kembali menjadi substrat.
d. Hasil akhir Kecepatan reaksi dalam suatu proses kimia tidak selalu konstan. Misal,
kegiatan pada awal reaksi tidak sama dengan kegiatan pada pertengahan atau akhir reaksi.
Apabila hasil akhir (banyak), maka akan menghambat aktivitas enzim.
e. Substrat Substrat adalah zat yang diubah menjadi sesuatu yang baru. Umumnya, terdapat
hubungan yang sebanding antara substrat dengan hasil akhir apabila konsentrasi enzim
tetap, pH konstan, dan temperatur konstan. Jadi, apabila substrat yang tersedia dua kali
f.

lipat, maka hasil akhir juga dua kali lipat.


Zat-zat penghambat Zat-zat penghambat adalah zat-zat kimia yang menghambat aktivitas
kerja enzim. Contoh, garam-garam dari logam berat, seperti raksa. Perlu Anda ketahui
juga penamaan enzim pada umumnya disesuaikan oleh nama substrat yang dipecah atau
dikatalisis oleh enzim dan biasanya diberi akhiran -ase.

Beberapa jenis enzim dan peranannya dapat Anda lihat dari tabel berikut.

16

No.

Golongan Enzim

Jenis Enzim

Peranan Enzim

1.

Karbohidrase

a. Selulose

Menguraikan

selulosa

(polisakarida)

b. Amilase

menjadi

c. Pektinase

Menguraikan

d. Maltose

menjadi

e. Sukrose

Menguraikan pektin menjadi asam pektin

f. Laktose

Menguraikan maltosa menjadi glukosa

selabiosa

(disakarida)

amilum

(polisakarida)

maltosa

(disakarida)

Mengubah sukrosa menjadi glukosa dan


fruktosa
2.

3.

Protease

Esterase

Mengubah laktosa

menjadi

a. Pepsin

glukosa dan galaktosa


Memecah protein menjadi

pepton

b. Tripsin

Menguraikan

c. Entrokinase

amino Menguraikan pepton menjadi

d. Peptidase

asam

e. Renin

menjadi

f. gelatinase
a. Lipase

kasein dan susu Menguraikan gelatin


Menguraikan lemak menjadi gliserol dan

b. Fostatase

asam lemak Menguraikan

pepton

amino
asam

menjadi

Menguraikan
amino

asam
peptida

Menguraikan

Gbr. Penghambatan Reversible terhadap kerja enzim


ATP (Adenosin Trifosfat)
Energi diperoleh dari zat-zat makro penghasil energi : karbohidrat, lemak dan protein.
Agar dapat digunakan oleh jaringan tubuh maka harus dipecah terlebih dahulu agar menjadi
molekul-molekul lebih kecil, seperti monosakarida, asam lemak bebas, dan asam amino
(Almatsier, 2004 : 105).
Energi yang digunaka sel pada umumnya adalah dalam bentuk Adenosin Trifosfat (ATP).
Tiap sel membuat ATP untuk keperluan energinya. Energi yang dikeluarkan melalui proses
katabolisme sering digunakan lagi dalam reaksi berantai untuk membentuk ikatan berenergi
tinggi ATP. ATP terutama diperoleh melalui fosforilasi oksidatif. ATP yang mengandung tiga
fosfat kemudian dapat dengan mudah memindahkan energi yang dikandungnya ke ikatan kimia
16

2.2.2.

lain. Energi yang terkandung dalam gugus fosfat lebih besar daripada energi yang ada dalam
ikatan kimia lain.

Adenosin

PV

Demikianlah pemecahan zat gizi sumber


diikutitinggi
oleh pembentukan molekulIkatanenergi
berenergi
molekul ATP yang menangkap energi yang dilepas ke dalam ikatannya. Bila kemudian energi
dibutuhkan, ikatan berenergi tinggi dalam gugus fosfat akan dilepas melalui hidrolisis.
Hasil hidrolisis adalah sebagai berikut :
energi
ATP
ADP
+
Pi
ADP dapat dihidrolisis lagi menjadi AMP (Adenosin Monofosfat) + Pi. Pemecahan ikatan
energi
diantara ikatan fosfat pertama dan kedua atau diantara fosfat kedua dan ketiga menghasilkan
energi. Energi yang dilepas ini digunakan lagi untuk reaksi kimia lain. Hanya energi berupa ATP
atau derivatnya dapat digunakan sebagai energi oleh sel. Dengan demikian ATP digunakan
untuk memindahkan energi yang dihasilkan oleh reaksi katabolisme untuk keperluan reaksi
anabolisme. Kurang leboh 40% dari energi potensial yang berasal dari zat-zat gizi fisimpan
dalam bentuk ATP dan selebihnya dilepas sebagai panas. Sebagian dari panas digunakan untuk
mempertahankan suhu tubuh, selebihnya dikeluarkan dari tubuh melalui penguapan cairan dari
kulit atau berupa pengeluaran panas secara langsung. Sebagian besar metabolisme terjadi
didalam sel-sel tubuh. Jenis dan tingkat metabolisme yang terjadi bergantung pada jenis sel. Selsel hati merupakan sel-sel yang paling aktif dalam metabolisme (Almatsier, 2004 : 108-109).
2.3. Katabolisme
Reaksi katabolisme yaitu reaksi yang memecah ikatan kompleks menjadi ikatan yang lebih
sederhana. Reaksi katabolisme biasanya melepaskan energi. Contoh reaksi katabolisme adalah
pemecahan glikogen menjadi glukosa, trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak, serta protein
menjadi asam amino (Almatsier, 2004 : 106).
Tujuan utama katabolisme adalah untuk membebaskan energi yang terkandung di dalam
senyawa sumber. Bila pembongkaran suatu zat dalam lingkungan cukup oksigen (aerob) disebut
proses respirad, bila dalam lingkungan tanpa oksigen (anaerob) disebut fermentasi.
Contoh Respirasi : C6H12O6 + O2 > 6 CO2 + 6 H2O + 688KKal.
(glukosa)
Contoh Fermentasi :C6H12O6 > 2 C2H5OH + 2 CO2 + Energi.

16

(glukosa)

(etanol)

Respirasi
Salah satu jalur utama katabolisme adalah respirasi selular, ketika gula glukosa dan bahanbahan organik lain diuraikan menjadi karbon dioksida dan air dengan kehadiran oksigen. (Jalur
metabolik bisa memiliki lebih dari satu molekul awal atau produk) Energi yang tersimpan dalam
molekul organik kemudian tersedia bagi sel untuk melakukan kerja, misalnya denyut silia atau
transpor membran (Campbell, 2008 : 154).
Respirasi yaitu suatu proses pembebasan energi yang tersimpan dalam zat sumber energi
melalui proses kimia dengan menggunakan oksigen. Dari respirasi akan dihasilkan energi kimia
ATP untak kegiatan kehidupan, seperti sintesis (anabolisme), gerak, pertumbuhan.
Contoh:
Respirasi pada Glukosa, reaksi sederhananya:
C6H12O6 + 6 O2 > 6 H2O + 6 CO2 + Energi
(glukosa)
Reaksi pembongkaran glukosa sampai menjadi H2O + CO2 + Energi, melalui tiga tahap :
a. Glikolisis.
Peristiwa perubahan :
Glukosa - Glulosa - 6 - fosfat - Fruktosa 1,6 difosfat 3 fosfogliseral dehid (PGAL) / Triosa fosfat - Asam piravat.
Jadi hasil dari glikolisis :
1) Molekul asam piravat.
2) Molekul nadh yang berfungsi sebagai sumber elektron berenergi tinggi.
3) Molekul atp untuk setiap molekul glukosa.
b. Daur Krebs.
Daur Krebs (daur trikarboksilat) atau daur asam sitrat merupakan pembongkaran asam
piravat secara aerob menjadi CO2 dan H2O serta energi kimia
Gbr. Bagan reaksi pada siklus Krebs

c. Transpor elektron respirasi.


Dari daur Krebs akan keluar elektron dan ion H + yang dibawa sebagai NADH2 (NADH
+ H+ + 1 elektron) dan FADH2, sehingga di dalam mitokondria (dengan adanya siklus Krebs
yang dilanjutkan dengan oksidasi melalui sistem pengangkutan elektron) akan terbentuk air,
sebagai hasil sampingan respirasi selain CO2.

16

2.3.1.

Produk sampingan respirasi tersebut pada akhirnya dibuang ke luar tubuh melalui
stomata pada tumbuhan dan melalui paru-paru pada peristiwa pernafasan hewan tingkat tinggi.
Ketiga proses respirasi yang penting tersebut dapat diringkas sebagai berikut:
PROSES
1. Glikolisis:
Glukosa

>

AKSEPTOR
2

ATP

2 NADH

2 ATP

2 NADH

2 ATP

asam

piruvat
2. Siklus Krebs:
2 asetil piruvat > 2 asetil
KoA + 2 CO2
2 asetil KoA > 4 CO2
3. Rantai trsnspor elektron

2NADH2

NADH

respirator:
10 NADH + 502 > 10

30 ATP

NAD+ + 10 H2O

4 ATP

2 FADH2 + O2 > 2 PAD +


2 H2O
TOTAL

38 ATP

Kesimpulan :
Pembongkaran 1 mol glukosa (C6H1206) + O2 > 6 H20 + 6 CO2 menghasilkan energi
sebanyak 38 ATP.
Fermentasi
16

2.3.2.

Pada kebanyakan tumbuhan den hewan respirasi yang berlangsung adalah respirasi aerob,
namun demikian dapat saja terjadi respirasi aerob terhambat pada sesuatu hal, maka hewan dan
tumbuhan tersebut

melangsungkan proses fermentasi yaitu proses pembebasan energi tanpa

adanya oksigen, nama lainnya adalah respirasi anaerob.


Dari hasil akhir fermentasi, dibedakan menjadi fermentasi asam laktat/asam susu dan
fermentasi alkohol.
a. Fermentasi Asam Laktat
Fermentasi asam laktat yaitu fermentasi dimana hasil akhirnya adalah asam laktat.
Peristiwa ini dapat terjadi di otot dalam kondisi anaerob.
Reaksinya:

C6H12O6 > 2C2H5OCOOH + Energi


Enzim

Prosesnya:

1) Glukosa > asam piruvat (proses Glikolisis).


enzim
C6H12O6 > 2 C2H3OCOOH + Energi
2) Dehidrogenasi asam piravat akan terbentuk asam laktat.
2C2H3OCOOH

NADH2

>

C2H5OCOOH

NAD
piruvat

dehidrogenasa
Energi

yang

terbentak

dari

glikolisis

hingga

terbentuk

asam

laktat

8 ATP 2 NADH2 = 8 - 2(3 ATP) = 2 ATP.


b. Fermentasi Alkohol
Pada beberapa mikroba peristiwa pembebasan energi terlaksana karena asam piruvat
diubah menjadi asam asetat + CO 2 selanjutaya asam asetat diabah menjadi alkohol.
Dalam fermentasi alkohol, satu molekul glukosa hanya dapat menghasilkan 2 molekul ATP,
bandingkan dengan respirasi aerob, satu molekul glukosa mampu menghasilkan 38 molekul
ATP.
Reaksinya :
1. Gula (C6H12O6) > asam piruvat (glikolisis)
16

2. Dekarbeksilasi asam piruvat.

Asam piruvat > asetal dehid + CO2.


piruvat dekarboksilase

(CH3CHO)

3. Asetaldehid oleh alkohol dihidrogenase diubah menjadi alkohol (etanol).


2 CH3CHO + 2 NADH2 > 2 C2HsOH +
2NAD.
alkohol dehidrogenase
enzim
Ringkasan reaksi :
C6H12O6 > 2 C2H5OH + 2 CO2 + 2 NADH2 + Energi
c. Fermentasi Asam Cuka
Fermentasi asam cuka merupakan suatu contoh fermentasi yang berlangsung dalam
keadaan aerob. Fermentasi ini dilakukan oleh bakteri asam cuka (Acetobacter aceti) dengan
substrat etanol.
Energi yang dihasilkan 5 kali lebih besar dari energi yang dihasilkan oleh fermentasi
alkohol secara anaerob.
Reaksi:
aerob
C6H12O6 > 2 C2H5OH > 2 CH3COOH +
H2O + 116 kal
2.4. Anabolisme
Reaksi anabolisme yaitu reaksi yang membangun ikatan dari ikatan sederhana ke ikatan lebih
kompleks, misalnay glukosa diubah menjadi glikogen, asam lemak dan gliserol menjadi trigliserida
(Almatsier, 2004 : 105) serta contoh anabolisme lain yaitu sintesis protein dari asam -asam amino
(Campbell, 2008 : 154). Proses anabolisme memerlukan energi, misalnya : energi cahaya untuk
fotosintesis, energi kimia untuk kemosintesis.
Fotosintesis
Arti fotosintesis adalah proses penyusunan atau pembentukan dengan menggunakan
energi cahaya atau foton. Sumber energi cahaya alami adalah matahari yang memiliki
spektrum cahaya infra merah (tidak kelihatan), merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu
dan ultra ungu (tidak kelihatan), yang digunakan dalam proses fetosintesis adalah spektrum
cahaya tampak, dari ungu sampai merah, infra merah dan ultra ungu tidak digunakan dalam
fotosintesis.
Dalam fotosintesis, dihasilkan karbohidrat dan oksigen, oksigen sebagai hasil
sampingan dari fotosintesis, volumenya dapat diukur, oleh sebab itu untuk mengetahui tingkat
16

2.4.1.

produksi fotosintesis adalah dengan mengatur volume oksigen yang dikeluarkan dari tubuh
tumbuhan. Untuk membuktikan bahwa dalam fotosintesis diperlukan energi cahaya matahari,
dapat dilakukan percobaan Ingenhousz.
Pigmenfotosintesis
Fotosintesis hanya berlangsung pada sel yang memiliki pigmen fotosintetik. Di dalam
daun terdapat jaringan pagar dan jaringan bunga karang, pada keduanya mengandung
kloroplast yang mengandung klorofil / pigmen hijau yang merupakan salah satu pigmen
fotosintetik yang mampu menyerap energi cahaya matahari.
Dilihat dari strukturnya, kloroplas terdiri atas membran ganda yang melingkupi ruangan
yang berisi cairan yang disebut stroma. Membran tersebut membentak suatu sistem membran
tilakoid yang berwujud sebagai suatu bangunan yang disebut kantung tilakoid. Kantungkantung tilakoid tersebut dapat berlapis-lapis dan membentak apa yang disebut grana Klorofil
terdapat pada membran tilakoid dan pengubahan energi cahaya menjadi energi kimia
berlangsung dalam tilakoid, sedang pembentukan glukosa sebagai produk akhir fotosintetis
berlangsung di stroma.
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan klorofil antara lain :
a. Gen : bila gen untuk klorofil tidak ada maka tanaman tidak akan memiliki klorofil.
b. Cahaya: beberapa tanaman dalam pembentukan klorofil memerlukan cahaya,
tanaman lain tidak memerlukan cahaya.
c. Unsur N. Mg, Fe : merupakan unsur-unsur pembentuk dan katalis dalam sintesis klorofil.
d. Air : bila kekurangan air akan terjadi desintegrasi klorofil.
Pada tabun 1937 : Robin Hill mengemukakan bahwa cahaya matahari yang ditangkap
oleh klorofil digunakan untak memecahkan air menjadi hidrogen dan oksigen. Peristiwa ini
disebut fotolisis (reaksi terang).
H2 yang terlepas akan diikat oleh NADP dan terbentuklah NADPH 2, sedang O2 tetap
dalam keadaan bebas. Menurut Blackman (1905) akan terjadi penyusutan CO 2 oleh H2 yang
dibawa oleh NADP tanpa menggunakan cahaya. Peristiwa ini disebut reaksi gelap NADPH 2
akan bereaksi dengan CO2 dalam bentuk H+ menjadi CH2O.
CO2 + 2 NADPH2 + O2 > 2 NADP + H2 + CO+ O + H2 + O2
Ringkasnya :
Reaksi terang :

2 H2O > 2 NADPH2 + O2

Reaksi gelap :

CO2 + 2 NADPH2 + O2>NADP + H2 + CO + O + H2 +O2

16

2.4.2.

Atau
2 H2O + CO2 > CH2O + O2
Atau
12 H2O + 6 CO2 > C6H12O6 + 6 O2

2.4.3.

Kemosintesis
Tidak semua tumbuhan dapat melakukan asimilasi C menggunakan cahaya sebagai
sumber energi. Beberapa macam bakteri yang tidak mempunyai klorofil dapat mengadakan
asimilasi C dengan menggunakan energi yang berasal dan reaksi-reaksi kimia, misalnya
bakteri sulfur, bakteri nitrat, bakteri nitrit, bakteri besi dan lain-lain. Bakteri-bakteri tersebut
memperoleh energi dari hasil oksidasi senyawa-senyawa tertentu. Bakteri besi memperoleh
energi kimia dengan cara oksidasi Fe2+ (ferro) menjadi Fe3+ (ferri).
Bakteri

Nitrosomonas

dan

Nitrosococcus

memperoleh

energi

dengan

cara

mengoksidasi NH3, tepatnya Amonium Karbonat menjadi asam nitrit dengan reaksi:
Nitrosomonas
(NH4)2CO3 + 3 O2 > 2 HNO2 + CO2 + 3 H2O + Energi
Nitrosococcus
Sintesis Lemak
Lemak dapat disintesis dari karbohidrat dan protein, karena dalam metabolisme, ketiga
zat tersebut bertemu di dalarn daur Krebs. Sebagian besar pertemuannya berlangsung melalui
pintu gerbang utama siklus (daur) Krebs, yaitu Asetil Ko-enzim A. Akibatnya ketiga macam
senyawa tadi dapat saling mengisi sebagai bahan pembentuk semua zat tersebut. Lemak dapat
dibentuk dari protein dan karbohidrat, karbohidrat dapat dibentuk dari lemak dan protein dan
seterusnya.
a. Sintesis Lemak dari Karbohidrat :
Glukosa diurai menjadi piruvat > gliserol.
Glukosa diubah > gula fosfat > asetilKo-A > asam lemak.
Gliserol + asam lemak > lemak.
b. Sintesis Lemak dari Protein:
16

2.4.4.

Protein > Asam Amino


protease
Sebelum terbentuk lemak asam amino mengalami deaminasi lebih dabulu, setelah itu
memasuki daur Krebs. Banyak jenis asam amino yang langsung ke asam piravat >
Asetil Ko-A.
Asam amino Serin, Alanin, Valin, Leusin, Isoleusin dapat terurai menjadi Asam pirovat,
selanjutnya asam piruvat > gliserol > fosfogliseroldehid Fosfogliseraldehid dengan
asam lemak akan mengalami esterifkasi membentuk lemak.
Lemak berperan sebagai sumber tenaga (kalori) cadangan. Nilai kalorinya lebih tinggi
daripada karbohidrat. 1 gram lemak menghasilkan 9,3 kalori, sedangkan 1 gram karbohidrat
hanya menghasilkan 4,1 kalori saja.
2.4.5.

Sintesis Protein
Sintesis protein yang berlangsung di dalam sel, melibatkan DNA, RNA dan Ribosom.
Penggabungan molekul-molekul asam amino dalam jumlah besar akan membentuk molekul
polipeptida. Pada dasarnya protein adalah suatu polipeptida.
Setiap sel dari organisme mampu untuk mensintesis protein-protein tertentu yang sesuai
dengan keperluannya. Sintesis protein dalam sel dapat terjadi karena pada inti sel terdapat
suatu zat (substansi) yang berperan penting sebagai "pengatur sintesis protein". Substansisubstansi tersebut adalah DNA dan RNA.

2.4. Perbedaan Katabolisme dan Anabolisme


a.

Anabolisme merupakan penggabungan senyawa menjadi komplek, sedangkan katabolisme


merupakan pemecahan dari senyawa komplek.

b.

Anabolisme akan menghasilkan energi, katabolisme akan melepaskan energi.

c.

Anabolisme akan menggabungkan senyawa sederhana, katabolisme akan memecah senya


komplek.

d.

Anabolisme akan memperbaiki organ, sedangkan katabolisme akan memakai energy dalam
organ.
Anabolisme membuat zat lebih besar dari materi kecil, katabolisme mengurai materi lebih besar
menjadi zat lebih kecil.

16

e.

f.

Terjadi reaksi sintesis dehidrasi dalam anabolisme, sedang pada katabolisme terjadi reaksi
hidrolisis.

g.

Dalam anabolisme terjadi reaksi reduksi, sedangakan pada katabolisme terjadi reaksi oksidasi.

h.

Proses anabolisme akan merombak molekul sederhana, sedangkan katabolisme akan merombak
molekul komplek.

i.

Anabolisme akan membangun molekul komplek, katabolisme akan membangun molekul


sederhana.

BAB III
PENUTUP
1.1. Kesimpulan
Metabolisme merupakan modifikasi senyawa kimia secara biokimia di dalam organisme dan sel.
Metabolisme mencakup sintesis (anabolisme) dan penguraian (katabolisme) molekul organik
kompleks. Metabolisme biasanya terdiri atas tahapan-tahapan yang melibatkan enzim, yang dikenal
pula sebagai jalur metabolisme.
a. Katabolisme, yaitu reaksi yang mengurai molekul senyawa organik untuk mendapatkan energi
prosesnya terdiri dari respirasi selular dan fermentasi.
b.Anabolisme, yaitu reaksi yang merangkai senyawa organik dari molekul-molekul tertentu, untuk
diserap oleh sel tubuh prosesnya terdiri dari fotosintesis, pigmenfotosintesis, kemosintesis,

16

sintesis lemak, dan sintesis protein.

16

Anda mungkin juga menyukai