PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sel merupakan bagian terkecil penyusun tubuh hewan, yang merupakan tempat berlangsungnya
berbagai reaksi metabolik. Bagian terluar sel dibatasi oleh membran. Didalamnya terdapat sitoplasma
beserta sejumlah organela dengan fungsi yang berbeda-beda. Sitoplasma merupakan bagian terbesar
dari sel, yang 70% penyusunnya berupa air. Sifat fisiologis sel secara umum berkaitan sangat erat
dengan sifat fisika dan kimia sitoplasma. Membran sel merupakan organela yang terletak paling luar
dan memiliki banyak fungsi, antara lain sebagai pembatas sel dan sebagai alat untuk transpor zat
(Isnaeni, 2006 : 58-59)
Firman Allah Q.S Al-baqarah 22 :
Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan dia
menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segal buah-buahan sebagai
rezeki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu
mengetahui
Makhluk hidup membutuhkan makanan yang mengadung senyawa-senyawa yang dibutuhkan
oleh tubuh seperti karbohidrat, protein, mineral, vitamin, dll yang berasal dari tumbuhan dan buahbuahan yang akan dipecah menjadi molekul yang lebih sederhana didalam tubuh.
Tubuh makhluk hidup layaknya sebuah mesin, memiliki alat-alat spesifik untuk melakukan
kinerja yang spesifik pula. Rutinitas makhluk hidup membutuhkan sejumlah energi yang dijadikan
bahan baku utama sebagai penggeraknya. Energi yang dibutuhkan tersebut diperoleh dari dalam tubuh
yang dihasilkan melalui proses-proses yang sangat rumit. Proses-proses ini lebih dikenal dengan
istilah Metabolisme.
Metabolisme sel merupakan seluruh aktivitas reaksi kimia yang berlangsung didalam sel hidup.
Setiap aktivitas organisme seperti makan, pengeluaran, pergerakan, dan penjalaran impuls saraf sangat
bergantung pada berbagai reaksi kimia yang berlangsung dalam setiap sel tubuh. Sebagian reaksi
kimia yang terjadi dalam sel dikontrol oleh enzim (katalisator biologis) yang bekerja mempercepat
16
Untuk menjamin berlangsungnya metabolisme sel, berbagai zat harus diangkut keluar atau
kedalam sel melalui membran sel. Oleh karena itu, makalah ini akan membahas lebih lanjut mengenai
metabolisme sel, apa saja yang terlibat dalam metabolisme sel, serta prosesnya.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan rumusan masalah sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.
e.
metabolisme sel, bagaimana prosesnya sehingga kita dapat bersyukur bahwa tuhan menciptakan kita
dengan serumit dan segelumit sel yang bekerja sehingga kita bisa berdiri tegak, hidup dan beraktivitas
sehari-hari.
BAB II
16
PEMBAHASAN
Mekanisme
yang
meregulasi
Enzim 2
Reaksi 2
Enzim 3
Reaksi 3
Produk
enzim-enzim
menyeimbangkan
metabolisme,
sehingga
menghindari kekurangan atau kelebihan molekul selular yang penting (Campbell, 2008 : 153-154).
Metabolisme secara keseluruhan mengelola sumber daya materi dan energi sel. Beberapa jalur
metabolik melepaskan energi melalui penguraian molekul kompleks menjadi senyawa yang lebih
sederhana dan membangun molekul kompleks dari molekul yang sederhana (Campbell, 2008 : 154).
Jalur metabolisme terdiri atas reaksi-reaksi katabolisme dan anabolisme.
a. Katabolisme (Dissimilasi)
Katabolisme yaitu proses penguraian zat untuk membebaskan energi kimia yang tersimpan dalam
senyawa organik tersebut.
Contoh:
enzim
C6H12O6 + 6 O2 > 6 CO2 + 6 H2O + 686KKal.
16
energi kimia
Saat molekul terurai menjadi molekul yang lebih kecil terjadi pelepasan energi sehingga
terbentuk energi panas. Bila pada suatu reaksi dilepaskan energi, reaksinya disebut reaksi
eksergonik. Reaksi semacam itu disebut juga reaksi eksoterm.
b. Anabolisme/AsimilasI/Sintesis
Anabolisme yaitu proses pembentakan molekul yang kompleks dengan menggunakan energi
tinggi.
Contoh : fotosintesis (asimilasi
energi C)
cahaya
6 CO2 + 6 H2O > C6H12O6 + 6 O2
klorofil glukosa (energi kimia)
Pada kloroplas terjadi transformasi energi, yaitu dari energi cahaya sebagai energi kinetik
berubah menjadi energi kimia sebagai energi potensial, berupa ikatan senyawa organik pada
glukosa. Dengan bantuan enzim-enzim, proses tersebut berlangsung cepat dan efisien. Bila dalam
suatu reaksi memerlukan energi dalam bentuk panas reaksinya disebut reaksi endergonik. Reaksi
semacam itu disebut reaksi endoterm.
Produk metabolisme disebut metabolit. Cabang biologi yang mempelajari komposisi
metabolit secara keseluruhan pada suatu tahap perkembangan atau pada suatu bagian tubuh
dinamakan metabolomika.
2.2. Molekul Yang Terlibat Dalam Metabolisme
Molekul yang terlibat dalam metabolisme ada dua, yaitu enzim dan ATP.
Enzim
Enzim merupakan makromolekul yang bekerja sebagai katalis, agen kimiawi yang
mempercepat reaksi tanpa ikut terkonsumsi oleh reaksi. Jika tidak ada regulasi oleh enzim, lalulintas kimiawi melalui jalur-jalur metabolisme akan macet total karena banyak reaksi kimia
akan berlangsung terlalu lama (Campbell. 2008 : 163).
Peranan enzim dan koenzim dalam metabolisme ialah sebagai katalis untuk proses
biokimia yang terjadi dalam sel maupu luar sel. Suatu enzim dapat mempercepat reaksi sampai
108 sampai 1011 kali lebih cepat daripada apabila reaksi tersebut dilakukan tanpa katalis
(Poedjiade, 2005 : 143).
Enzim adalah biokatalisator organik yang dihasilkan organisme hidup di dalam
protoplasma, yang terdiri atas protein atau suatu senyawa yang berikatan dengan protein. Enzim
mempunyai dua fungsi pokok sebagai berikut.
a. Mempercepat atau memperlambat reaksi kimia.
b. Mengatur sejumlah reaksi yang berbeda-beda dalam waktu yang sama.
Secara kimia enzim terdiri atas dua bagian (enzim lengkap/holoenzim), yaitu bagian
protein (apoenzim) dan bagian bukan protein (gugus prostetik) yang dihasilkan dalam sel
16
2.2.1.
makhluk hidup. Jika gugus prostetiknya berasal dari senyawa organik kompleks (misalnya,
NADH, FADH, koenzim A dan vitamin B) disebut koenzim, apabila berasal dari senyawa
anorganik (misalnya,besi, seng, tembaga) disebut kofaktor. Enzim disintesis dalam bentuk calon
enzim yang tidak aktif, kemudian diaktifkan dalam lingkungan pada kondisi yang tepat.
Misalnya, tripsinogen yang disintesis dalam pankreas, diaktifkan dengan memecah salah satu
peptidanya untuk membentuk enzim tripsin yang aktif. Bentuk enzim yang tidak aktif ini
disebut zimogen. Enzim memiliki sifat khusus, yaitu hanya dapat mengakatalisis suatu reaksi
tertentu, sebagai contoh enzim lipase hanya dapat mengkatalisis reaksi perubahan dari lemak
menjadi gliserol dan asam lemak. Sifat-sifat enzim sebagai berikut.
a. Enzim mengalami denaturasi/kerusakan pada temperatur tinggi.
b. Efektif dalam jumlah kecil.
c. Tidak berubah pada waktu reaksi berlangsung.
d. Tidak memengaruhi keseimbangan, tetapi hanya mempercepat reaksi.
e. Spesifik untuk reaksi tertentu.
Faktor-faktor yang memengaruhi enzim dan aktivitas enzim sebagai berikut.
a. Temperatur atau suhu Umumnya enzim bekerja pada suhu yang optimum. Apabila suhu
turun, maka aktivitas akan terhenti tetapi enzim tidak rusak. Sebaliknya, pada suhu tinggi
aktivitas menurun dan enzim menjadi rusak.
b. Air Air berperan dalam memulai kegiatan enzim. Contoh pada waktu biji dalam keadaan
kering kegiatan enzim tidak kelihatan. Baru setelah ada air, melalui imbibisi mulailah biji
berkecambah.
c. pH Perubahan pH dapat membalikkan kegiatan enzim, yaitu mengubah hasil akhir
kembali menjadi substrat.
d. Hasil akhir Kecepatan reaksi dalam suatu proses kimia tidak selalu konstan. Misal,
kegiatan pada awal reaksi tidak sama dengan kegiatan pada pertengahan atau akhir reaksi.
Apabila hasil akhir (banyak), maka akan menghambat aktivitas enzim.
e. Substrat Substrat adalah zat yang diubah menjadi sesuatu yang baru. Umumnya, terdapat
hubungan yang sebanding antara substrat dengan hasil akhir apabila konsentrasi enzim
tetap, pH konstan, dan temperatur konstan. Jadi, apabila substrat yang tersedia dua kali
f.
Beberapa jenis enzim dan peranannya dapat Anda lihat dari tabel berikut.
16
No.
Golongan Enzim
Jenis Enzim
Peranan Enzim
1.
Karbohidrase
a. Selulose
Menguraikan
selulosa
(polisakarida)
b. Amilase
menjadi
c. Pektinase
Menguraikan
d. Maltose
menjadi
e. Sukrose
f. Laktose
selabiosa
(disakarida)
amilum
(polisakarida)
maltosa
(disakarida)
3.
Protease
Esterase
Mengubah laktosa
menjadi
a. Pepsin
pepton
b. Tripsin
Menguraikan
c. Entrokinase
d. Peptidase
asam
e. Renin
menjadi
f. gelatinase
a. Lipase
b. Fostatase
pepton
amino
asam
menjadi
Menguraikan
amino
asam
peptida
Menguraikan
2.2.2.
lain. Energi yang terkandung dalam gugus fosfat lebih besar daripada energi yang ada dalam
ikatan kimia lain.
Adenosin
PV
16
(glukosa)
(etanol)
Respirasi
Salah satu jalur utama katabolisme adalah respirasi selular, ketika gula glukosa dan bahanbahan organik lain diuraikan menjadi karbon dioksida dan air dengan kehadiran oksigen. (Jalur
metabolik bisa memiliki lebih dari satu molekul awal atau produk) Energi yang tersimpan dalam
molekul organik kemudian tersedia bagi sel untuk melakukan kerja, misalnya denyut silia atau
transpor membran (Campbell, 2008 : 154).
Respirasi yaitu suatu proses pembebasan energi yang tersimpan dalam zat sumber energi
melalui proses kimia dengan menggunakan oksigen. Dari respirasi akan dihasilkan energi kimia
ATP untak kegiatan kehidupan, seperti sintesis (anabolisme), gerak, pertumbuhan.
Contoh:
Respirasi pada Glukosa, reaksi sederhananya:
C6H12O6 + 6 O2 > 6 H2O + 6 CO2 + Energi
(glukosa)
Reaksi pembongkaran glukosa sampai menjadi H2O + CO2 + Energi, melalui tiga tahap :
a. Glikolisis.
Peristiwa perubahan :
Glukosa - Glulosa - 6 - fosfat - Fruktosa 1,6 difosfat 3 fosfogliseral dehid (PGAL) / Triosa fosfat - Asam piravat.
Jadi hasil dari glikolisis :
1) Molekul asam piravat.
2) Molekul nadh yang berfungsi sebagai sumber elektron berenergi tinggi.
3) Molekul atp untuk setiap molekul glukosa.
b. Daur Krebs.
Daur Krebs (daur trikarboksilat) atau daur asam sitrat merupakan pembongkaran asam
piravat secara aerob menjadi CO2 dan H2O serta energi kimia
Gbr. Bagan reaksi pada siklus Krebs
16
2.3.1.
Produk sampingan respirasi tersebut pada akhirnya dibuang ke luar tubuh melalui
stomata pada tumbuhan dan melalui paru-paru pada peristiwa pernafasan hewan tingkat tinggi.
Ketiga proses respirasi yang penting tersebut dapat diringkas sebagai berikut:
PROSES
1. Glikolisis:
Glukosa
>
AKSEPTOR
2
ATP
2 NADH
2 ATP
2 NADH
2 ATP
asam
piruvat
2. Siklus Krebs:
2 asetil piruvat > 2 asetil
KoA + 2 CO2
2 asetil KoA > 4 CO2
3. Rantai trsnspor elektron
2NADH2
NADH
respirator:
10 NADH + 502 > 10
30 ATP
NAD+ + 10 H2O
4 ATP
38 ATP
Kesimpulan :
Pembongkaran 1 mol glukosa (C6H1206) + O2 > 6 H20 + 6 CO2 menghasilkan energi
sebanyak 38 ATP.
Fermentasi
16
2.3.2.
Pada kebanyakan tumbuhan den hewan respirasi yang berlangsung adalah respirasi aerob,
namun demikian dapat saja terjadi respirasi aerob terhambat pada sesuatu hal, maka hewan dan
tumbuhan tersebut
Prosesnya:
NADH2
>
C2H5OCOOH
NAD
piruvat
dehidrogenasa
Energi
yang
terbentak
dari
glikolisis
hingga
terbentuk
asam
laktat
(CH3CHO)
2.4.1.
produksi fotosintesis adalah dengan mengatur volume oksigen yang dikeluarkan dari tubuh
tumbuhan. Untuk membuktikan bahwa dalam fotosintesis diperlukan energi cahaya matahari,
dapat dilakukan percobaan Ingenhousz.
Pigmenfotosintesis
Fotosintesis hanya berlangsung pada sel yang memiliki pigmen fotosintetik. Di dalam
daun terdapat jaringan pagar dan jaringan bunga karang, pada keduanya mengandung
kloroplast yang mengandung klorofil / pigmen hijau yang merupakan salah satu pigmen
fotosintetik yang mampu menyerap energi cahaya matahari.
Dilihat dari strukturnya, kloroplas terdiri atas membran ganda yang melingkupi ruangan
yang berisi cairan yang disebut stroma. Membran tersebut membentak suatu sistem membran
tilakoid yang berwujud sebagai suatu bangunan yang disebut kantung tilakoid. Kantungkantung tilakoid tersebut dapat berlapis-lapis dan membentak apa yang disebut grana Klorofil
terdapat pada membran tilakoid dan pengubahan energi cahaya menjadi energi kimia
berlangsung dalam tilakoid, sedang pembentukan glukosa sebagai produk akhir fotosintetis
berlangsung di stroma.
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan klorofil antara lain :
a. Gen : bila gen untuk klorofil tidak ada maka tanaman tidak akan memiliki klorofil.
b. Cahaya: beberapa tanaman dalam pembentukan klorofil memerlukan cahaya,
tanaman lain tidak memerlukan cahaya.
c. Unsur N. Mg, Fe : merupakan unsur-unsur pembentuk dan katalis dalam sintesis klorofil.
d. Air : bila kekurangan air akan terjadi desintegrasi klorofil.
Pada tabun 1937 : Robin Hill mengemukakan bahwa cahaya matahari yang ditangkap
oleh klorofil digunakan untak memecahkan air menjadi hidrogen dan oksigen. Peristiwa ini
disebut fotolisis (reaksi terang).
H2 yang terlepas akan diikat oleh NADP dan terbentuklah NADPH 2, sedang O2 tetap
dalam keadaan bebas. Menurut Blackman (1905) akan terjadi penyusutan CO 2 oleh H2 yang
dibawa oleh NADP tanpa menggunakan cahaya. Peristiwa ini disebut reaksi gelap NADPH 2
akan bereaksi dengan CO2 dalam bentuk H+ menjadi CH2O.
CO2 + 2 NADPH2 + O2 > 2 NADP + H2 + CO+ O + H2 + O2
Ringkasnya :
Reaksi terang :
Reaksi gelap :
16
2.4.2.
Atau
2 H2O + CO2 > CH2O + O2
Atau
12 H2O + 6 CO2 > C6H12O6 + 6 O2
2.4.3.
Kemosintesis
Tidak semua tumbuhan dapat melakukan asimilasi C menggunakan cahaya sebagai
sumber energi. Beberapa macam bakteri yang tidak mempunyai klorofil dapat mengadakan
asimilasi C dengan menggunakan energi yang berasal dan reaksi-reaksi kimia, misalnya
bakteri sulfur, bakteri nitrat, bakteri nitrit, bakteri besi dan lain-lain. Bakteri-bakteri tersebut
memperoleh energi dari hasil oksidasi senyawa-senyawa tertentu. Bakteri besi memperoleh
energi kimia dengan cara oksidasi Fe2+ (ferro) menjadi Fe3+ (ferri).
Bakteri
Nitrosomonas
dan
Nitrosococcus
memperoleh
energi
dengan
cara
mengoksidasi NH3, tepatnya Amonium Karbonat menjadi asam nitrit dengan reaksi:
Nitrosomonas
(NH4)2CO3 + 3 O2 > 2 HNO2 + CO2 + 3 H2O + Energi
Nitrosococcus
Sintesis Lemak
Lemak dapat disintesis dari karbohidrat dan protein, karena dalam metabolisme, ketiga
zat tersebut bertemu di dalarn daur Krebs. Sebagian besar pertemuannya berlangsung melalui
pintu gerbang utama siklus (daur) Krebs, yaitu Asetil Ko-enzim A. Akibatnya ketiga macam
senyawa tadi dapat saling mengisi sebagai bahan pembentuk semua zat tersebut. Lemak dapat
dibentuk dari protein dan karbohidrat, karbohidrat dapat dibentuk dari lemak dan protein dan
seterusnya.
a. Sintesis Lemak dari Karbohidrat :
Glukosa diurai menjadi piruvat > gliserol.
Glukosa diubah > gula fosfat > asetilKo-A > asam lemak.
Gliserol + asam lemak > lemak.
b. Sintesis Lemak dari Protein:
16
2.4.4.
Sintesis Protein
Sintesis protein yang berlangsung di dalam sel, melibatkan DNA, RNA dan Ribosom.
Penggabungan molekul-molekul asam amino dalam jumlah besar akan membentuk molekul
polipeptida. Pada dasarnya protein adalah suatu polipeptida.
Setiap sel dari organisme mampu untuk mensintesis protein-protein tertentu yang sesuai
dengan keperluannya. Sintesis protein dalam sel dapat terjadi karena pada inti sel terdapat
suatu zat (substansi) yang berperan penting sebagai "pengatur sintesis protein". Substansisubstansi tersebut adalah DNA dan RNA.
b.
c.
d.
Anabolisme akan memperbaiki organ, sedangkan katabolisme akan memakai energy dalam
organ.
Anabolisme membuat zat lebih besar dari materi kecil, katabolisme mengurai materi lebih besar
menjadi zat lebih kecil.
16
e.
f.
Terjadi reaksi sintesis dehidrasi dalam anabolisme, sedang pada katabolisme terjadi reaksi
hidrolisis.
g.
Dalam anabolisme terjadi reaksi reduksi, sedangakan pada katabolisme terjadi reaksi oksidasi.
h.
Proses anabolisme akan merombak molekul sederhana, sedangkan katabolisme akan merombak
molekul komplek.
i.
BAB III
PENUTUP
1.1. Kesimpulan
Metabolisme merupakan modifikasi senyawa kimia secara biokimia di dalam organisme dan sel.
Metabolisme mencakup sintesis (anabolisme) dan penguraian (katabolisme) molekul organik
kompleks. Metabolisme biasanya terdiri atas tahapan-tahapan yang melibatkan enzim, yang dikenal
pula sebagai jalur metabolisme.
a. Katabolisme, yaitu reaksi yang mengurai molekul senyawa organik untuk mendapatkan energi
prosesnya terdiri dari respirasi selular dan fermentasi.
b.Anabolisme, yaitu reaksi yang merangkai senyawa organik dari molekul-molekul tertentu, untuk
diserap oleh sel tubuh prosesnya terdiri dari fotosintesis, pigmenfotosintesis, kemosintesis,
16
16