Anda di halaman 1dari 29

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah tentang Kebijakan Energi Terbarukan Hingga 30 Tahun ke
depan ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai Kebijakan energi terbarukan, dan juga bagaimana
menangani perubahan global dimana kita tidak dapat lagi bergantung pada energi fosil. Kami
juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari
kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan
makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi
perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.
Jakarta, Maret 2015

Penyusun

Daftar Isi
KATA PENGANTAR.................................................................................................................1
BAB I.........................................................................................................................................3
1.1.

Latar Belakang.............................................................................................................3

1.2.

Rumusan Masalah.......................................................................................................3

1.3.`Tujuan..............................................................................................................................3
BAB II........................................................................................................................................4
2.1. Energi Terbarukan...........................................................................................................4
2.1.1

Definisi Energi.....................................................................................................4

2.1.2.

Definisi Energi Terbarukan..................................................................................4

2.2. Sumber Energi Terbarukan..............................................................................................4


2.2.1.

Energi Panas Bumi...............................................................................................4

2.2.2.

Energi Surya.........................................................................................................6

2.2.3.

Energi Angin........................................................................................................7

2.2.4.

Energi Air.............................................................................................................9

2.2.5.

Energi Biomassa...................................................................................................9

2.2.6. Energi Gelombang Laut..........................................................................................11


BAB III.....................................................................................................................................13
3.1. Contoh Teknologi Sumber Energi Terbarukan..............................................................13
3.1.1

Energi Panas Bumi............................................................................................13

3.1.2

Energi Surya......................................................................................................13

3.1.3.

Energi Angin......................................................................................................19

3.1.4. Energi Air................................................................................................................19


3.1.5.

Energi Biomassa.................................................................................................21

3.1.6. Energi Gelombang Laut..........................................................................................21


3.2. Masalah yang timbul dari Pemanfaatan Teknologi Sumber Energi Terbarukan...........23
3.2.1.

Ketersediaan.......................................................................................................23

3.2.2.

Hambatan yang dihadapi oleh manusia dalam pencarian energi altern atif.......24

3.3 Kebijakan Kedaulatan Energi.........................................................................................24


BAB IV....................................................................................................................................26
4.1.

Kesimpulan................................................................................................................26

4.2.

Saran..........................................................................................................................26
2

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................27

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Dewasa ini sumber daya energi terbarukan sangat berlimpah di Indonesia. Sebagai
negara dengan penduduk terbesar ke-4 di dunia, konsumsi energi di Indonesia melebihi
persediaan energi yang tersedia. Sebagian besar kekayaan sumber daya alam di negara
kita telah dipakai dan sebagian lagi masih berupa potensi karena adanya keterbatasan
dalam kemampuan teknologi dan ekonomi. Akan tetapi pemakaian yang berlebihan
dalam waktu yang cukup lama akan membuat sumber daya energi terbarukan lambat
laun akan habis, oleh karenanya kelompok kami membuat suatu kebijakan untuk 30
tahun kedepan dalam mengolah/memanfaatkan sumber daya energi terbarukan.

1.2.

Rumusan Masalah
Ada beberapa rumusan masalah yang akan dibahas selanjutnya pada makalah ini,
diantaranya:
1. Apa yang dimaksud dengan energi terbarukan?
2. Apa saja contoh teknologi dari pemanfaatan energi terbarukan?
3. Apa saja masalah yang timbul dari pemanfaatan energi terbarukan?
4. Bagaimana cara mengatasi masalah yang timbul dari pemanfaatan energi
terbarukan?

1.3.`Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk melengkapi tugas Fisika Energi
pada Semester Pendek tahun 2016, mengetahui pengertian energi terbarukan, jenis-jenis
energi terbarukan beserta teknologi dan aplikasinya, dan mencari cara untuk mengatasi
masalah yang ada mengenai energi terbarukan.

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Energi Terbarukan
2.1.1

Definisi Energi
Menurut KBBI, energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja. Disebut

demikian karena setiap kerja yang dilakukan sekecil apapun dan seringan apapun
tetap membutuhkan energi. Sedangkan menurut beberapa ahli, definisi dari Energi
adalah :
1. Energi merupakan bentuk kekuatan yang dihasilkan atau diperoleh dari suatu
benda (Pardiyono)
2. Energi merupakan kemampuan untuk membuat sesuatu terjadi (Robert L.
Wolke)
3. Energi ialah sebuah kemampuan untuk mengatur ulang materi (Campbell,
Reece, dan Mitchell), dll.
Dari berbagai definisi dapat disimpulkan bahwa energi adalah kemampuan
untuk melakukan kerja dan menghasilkan sesuatu.
2.1.2. Definisi Energi Terbarukan
Energi terbarukan didefinisikan sebagai energi yang dapat diperoleh ulang
(terbarukan) seperti sinar matahari dan angin. (indoenergi). Sumber energi
terbarukan adalah sumber energi ramah lingkungan yang tidak mencemari
lingkungan dan tidak memberikan kontribusi terhadap perubahan iklim dan
pemanasan global seperti pada sumber-sumber tradisional lain. Ini adalah alasan
utama mengapa energi terbarukan sangat terkait dengan masalah lingkungan dan
ekologi di mata banyak orang.
2.2. Sumber Energi Terbarukan
2.2.1. Energi Panas Bumi
Energi Geo (Bumi) thermal (panas) berarti memanfaatkan panas dari dalam
bumi. Inti planet kita sangat panas- estimasi saat ini adalah 5,500 celcius (9,932 F)jadi tidak mengherankan jika tiga meter teratas permukaan bumi tetap konstan
mendekati 10-16 Celcius (50-60 F) setiap tahun. Berkat berbagai macam proses
4

geologi, pada beberapa tempat temperatur yang lebih tinggi dapat ditemukan di
beberapa tempat.
Menempatkan panas untuk bekerja
Dimana ada sumber air panas geothermal dekat permukaan, air panas itu dapat
langsung dipipakan ke tempat yang membutuhkan panas. Ini adalah salah satu cara
geothermal digunakan untuk menenuhi kebutuhan air panas, menghangatkan
rumah, untuk menghangatkan rumah kaca dan bahkan mencairkan salju di jalan.
Bahkan di tempat dimana penyimpanan panas bumi tidak mudah diakses,
pompa pemanas tanah dapat membahwa kehangatan ke permukaan dan kedalam
gedung. Cara ini bekerja dimana saja karena temparatur di bawah tanah tetap
konstan selama tahunan. Sistem yang sama dapat digunakan untuk menghangatkan
gedung di musim dingin dan mendinginkan gedung di musim panas.
Pembangkit listrik
Pembangkit Listrik tenaga geothermal menggunakan sumur dengan kedalaman
sampai 1.5 KM atau lebih untuk mencapai cadangan panas bumi yang sangat
panas. Beberapa pembangkit listrik ini menggunakan panas dari cadangan untuk
secara langsung dialirkan guna menggerakan turbin. Yang lainnya memompa air
panas bertekanan tinggi ke dalam tangki bertekanan rendah. Hal ini menyebabkan
"kilatan panas" yang digunakan untuk menjalankan generator turbin. Pembangkit
listrik paling baru menggunakan air panas dari tanah untuk memanaskan cairan
lain, seperti isobutene, yang dipanaskan pada temperatur rendah yang lebih rendah
dari air. Ketika cairan ini menguap dan mengembang, maka cairan ini akan
menggerakan turbin generator.
Keuntungan Tenaga Panas Bumi
Pembangkit listrik tenaga Panas Bumi hampir tidak menimpulkan polusi atau
emisi gas rumah kaca. Tenaga ini juga tidak berisik dan dapat diandalkan.
Pembangkit listik tenaga geothermal menghasilkan listrik sekitar 90%,
dibandingkan 65-75 persen pembangkit listrik berbahan bakar fosil. Sayangnya,
bahkan di banyak negara dengan cadangan panas bumi melimpah seperti Indonesia
yang memiliki 40 % cadangan panas bumi dunia, sumber energi terbarukan yang
telah terbukti bersih ini tidak dimanfaatkan secara besar-besaran.

2.2.2. Energi Surya


Energi surya adalah energi yang didapat dengan mengubah energi panas surya
(matahari melalui peralatan tertentu menjadi sumber daya dalam bentuk lain.
Energi ini telah dimanfaatkan di berbagai belahan dunia dan jika dieksplotasi
dengan tepat, energi ini berpotensi mampu menyediakan kebutuhan konsumsi
energi dunia saat ini dalam waktu yang lebih lama.
Ada banyak cara untuk memanfaatkan energi dari matahari. Tumbuhan
mengubah sinar matahari menjadi energi kimia dengan menggunakan fotosintesis.
Kita memanfaatkan energi ini dengan memakan dan membakar kayu.
Bagaimanapun, istilah tenaga surya mempunyai arti mengubah sinar matahari
secara langsung menjadi panas atau energi listrik. Masalah yang paling penting
untuk merealisasikan sel surya sebagai sumber energi alternatif adalah efisiensi
peranti sel surya dan harga pembuatannya. Efisiensi didefinisikan sebagai
perbandingan antara tenaga listrik yang dihasilkan oleh peranti sel surya
dibandingkan dengan jumlah energi cahaya yang diterima dari pancaran sinar
matahari.
kTaiterndgysub, opImenaitrgysukcpb.Bd neaihmrtygu18loksdIe,ianrptfkub-gseair:
1. KawsnBrtIdoei(k)54W,h/m2gvarsnbulit10%
2. KawsnTimurIdoe(k)t15W,h/2gvaisnbuler9%.
Untukmefaposirgyb,d2()kcmntelasuhirpyogtemlndasufrvik.Eypmnadgutekso(ry),inhalpbeuk,tmanpg)desir.Euyofkvtlnamehibsr,potlvkunamdiegPskptoal6MW.

2.2.3. Energi Angin


PLTB adalah pembangkit listrik tenaga bayu (angin), yaitu memanfaatkan
energi angin sebagai sumber energinya. Pemanfaatan energi angin ini yaitu
menggunakan kincir angin lalu dihubungkan menggunakan generator ataupun
turbin. Setelah itu, proses yang dilakukan akan menghasilkan tenaga listrik yang
dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi. Lalu, apa sebenarnya definisi atau
pengertian energi angin sendiri? Energi angin merupakan bentuk yang jauh
berkelanjutan bebas dengan polusi energi. Pemanfaatan angin ini memang sangat
disarankan karena jumlahnya yang tidak terbatas dan juga melimpah.
Pemanfaatan energi angin ini sangat menarik karena tidak perlu menggunakan
bahan bakar sebagai sumber energi. Tidak hanya itu, pemanfaatan energi angin ini
juga tidak memberikan hasil gas rumah kaca dan juga limbah ataupun racun yang
berlebihan.
Energi ini berasal dari energi kinetik yang dikonversi dan hadir dalam bentuk
angin. Kemudian angin diolah menjadi bentuk yang lebih bermanfaat atau berguna.
Itulah

yang

dapat

disampaikan

mengenai pengertian

energi

angin yang

disampaikan secara sederhana. Setelah membacanya, tentu Anda sudah dapat


membayangkan apa yang dimaksud dengan energi angin.

Tenaga Angin pada tahun 2020


Selama beberapa tahun terakhir pemasangan kapasitas angin meningkat
melebihi 30%. Hal tersebut membuat target untuk menjadikan tenaga angin
mampu memenuhi kebutuhan energi dunia hingga 12 persen pada tahun 2020
menjadi realistis. Di saat bersamaan hal tersebut juga akan membuka kesempatan
terbukanya lapangan pekerjaan hingga dua juta dan mengurangi emisi CO2 hingga
10.700 juta ton.
Berkah terus meningkatnya ukuran dan kapasitas rata-rata turbin, pada tahun
2020 biaya pembangkit listrik tenaga angin pada wilayah yang menunjang akan
7

turun hingga 2.45 sen per KWh- lebih murah 36 persen dari biaya pada tahun 2003
yang mencapai 3.79 euro/KWh. Sambungan kabel listrik tidak termasuk dalam
biaya ini.

Tenaga angin setelah tahun 2020


Sumber angin dunia sangat besar dan menyebar dengan baik di semua
kawasan dan negara. Menggunakan teknologi saat ini, tenaga angin diperkirakan
dapat menyediakan 53.000 Terawat/jam setiap tahunnya. Yang berarti dua kali
lebih besar dari proyeksi permintaan energi pada tahun 2020-meninggalkan tempat
yang penting untuk tumbuhnya industri bahkan dalam 1 dekade kedepan. Amerika
Serikat sendiri mempunyai potensi angin yang cukup untuk menyediakan pasokan
kebutuhan energinya bahkan tiga kali lebih besar daripada kebutuhannya.
Kelebihan Tenaga Angin
Ramah lingkungan- keuntungan terpenting dari tenaga angin adalah
berkurangnya level emisi karbon dioksida penyebab perubahan ikilm. Tenaga ini
juga bebas dari polusi yang sering diasosiasikan dengan pembangkit listrik
berbahan bakar fosil dan nuklir.
Penyeimbang energi yang sangat baik -emisi karbon dioksida berhubungan
dengan proses produksi. Pemasangan dan penggunaan turbin angin selama ratarata 20 tahun siklus hidup 'membayar kembali' terjadinya emisi setelah 3-6 bulan
pertama-yang berarti lebih dari 19 tahun produksi energi tanpa ongkos lingkungan.
Cepat menyebar-pembangunan ladang angin (wind farm) dapat diselesaikan
dalam waktu seminggu. Menara turbin, badan dan bilahan besi di pasang di atas
permukaan beton bertulang dengan menggunakan alat pemindah besar.
Sumber energi terbarukan dan dapat diandalkan- angin yang menjalankan
turbin selalu gratis dan tidak terkena dampak harga bahan bakar fosil yang
fluktuatif. Tenaga ini juga tidak butuh untuk ditambang, digali atau dipindahkan ke
pembangkit listrik. Seiring meningkatnya harga bahan bakar fosil, nilai tenaga
angin juga meningkat dan biaya keseluruhan pembangkit akan menurun.
Selanjutnya, dalam proyek besar yang menggunakan turbin ukuran medium
yang sudah disetujui, tenaga angin mampu beroperasi hingga 98% secara konstan.

Artinya hanya dua persen waktu turun mesin untuk perbaikan- catatan yang jauh
lebih baik dari yang bisa diharapkan dari pembangkit listrik konvensional.

Bergerak ke depan
Perkembangan tenaga angin berkembang dengan pesat saat ini, namun
demikian masa depan tenaga ini belum terjamin. Saat ini tenaga angin telah
dimanfaatkan oleh sekitar 50 negara di dunia. Namun sejauh ini kemajuan itu
disebabkan oleh usaha segelintir pihak, yang dipimpin oleh Jerman, Spanyol dan
Denmark. Negara-negara lain perlu untuk memperbaiki industri tenaga angin
secara dramastis jika target global ingin dicapai. Oleh karena itu prediksi untuk
menjadikan tenaga angin dapat memasok energi dunia sebesar 12 persen pada
tahun 2020 sebaiknya tidak dilihat sebagai hal yang pasti, tapi sebagai tujuan-satu
kemungkinan masa depan yang kita bisa pilih jika kita mau.
2.2.4. Energi Air
Hydropower merupakan salah satu aplikasi dari green technology dengan air
sebagai sumber utamanya. Hydropower mengubah sumber utama (air) menjadi
listrik. Dibandingkan dengan energi lainnya, hydropower merupakan salah satu
energi yang menghasilkan sedikit pencemaran lingkungan. Prinsip kerja
hydropower adalah dengan menggunakan energi kinetik dari air yang lalu
menggerakkan turbin dan turbin akan menghasilkan listrik dari energi kinetik yang
dihasilkan oleh air. Hydropower dibagi menjadi beberapa kategori :

Conventional

hydroelectric

merupakan

teknologi

hydropower

yang

menggunakan DAM seperti PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air).

Run-Of-The River hydroelectric : mengubah energi kinetic yang ada pada sungai
tanpa perlu adanya DAM.

Small hydro project : pembangkit tenaga air dengan kapasitas 10 MW.

Micro hydro project : pembangkit tenaga air dengan kapasitas beberapa kW.

Pumped-storage hydroelectric : digunakan saat benar-benar diperlukan (cadangan).

10

2.2.5. Energi Biomassa


Biomassa adalah bahan organik yang dihasilkan melalui pross fotosintetik,
baik berupa produk maupun buangan. Contoh biomassa antara lain adalah tanaman,
pepohonan, rumput, ubi, limbah pertanian, limbah hutan, tinja dan kotoran ternak.
Selain digunakan untuk tujuan primer serat, bahan pangan, pakan ternak, miyak
nabati, bahan bangunan dan sebagainya, biomassa juga digunakan sebagai sumber
energi (bahan bakar). Umum yang digunakan sebagai bahan bakar adalah biomassa
yang nilai ekonomisnya rendah atau merupakan limbah setelah diambil produk
primernya.
Sumber energi biomassa mempunyai beberapa kelebihan

antara lain

merupakan sumber energi yang dapat diperbaharui (renewable) sehingga dapat


menyediakan sumber energi secara berkesinambungan (suistainable). Di Indonesia,
biomassa merupakan sumber daya alam yang sangat penting dengan berbagai
produk primer sebagai serat, kayu, minyak, bahan pangan dan lain-lain yang selain
digunakan untuk memenuhi kebutuhan domestik juga diekspor dan menjadi tulang
punggung penghasil devisa negara.
Potensi biomassa di Indonesia yang bisa digunakan sebagai sumber energi
jumlahnya sangat melimpah. Limbah yang berasal dari hewan maupun tumbuhan
semuanya potensial untuk dikembangkan. Tanaman pangan dan perkebunan
menghasilkan limbah yang cukup besar, yang dapat dipergunakan untuk keperluan
lain seperti bahan bakar nabati. Pemanfaatan limbah sebagai bahan bakar nabati
memberi tiga keuntungan langsung. Pertama, peningkatan efisiensi energi secara
keseluruhan karena kandungan energi yang terdapat pada limbah cukup besar dan
akan terbuang percuma jika tidak dimanfaatkan. Kedua, penghematan biaya, karena
seringkali membuang limbah bisa lebih mahal dari pada memanfaatkannya. Ketiga,
mengurangi keperluan akan tempat penimbunan sampah karena penyediaan tempat
penimbunan akan menjadi lebih sulit dan mahal, khususnya di daerah perkotaan.
Selain pemanfaatan limbah, biomassa sebagai produk utama untuk sumber
energi juga akhir-akhir ini dikembangkan secara pesat. Kelapa sawit, jarak, kedelai
merupakan beberapa jenis tanaman yang produk utamanya sebagai bahan baku
pembuatan biodiesel. Sedangkan ubi kayu, jagung, sorghum, sago merupakan
tanaman-tanaman yang produknya sering ditujukan sebagai bahan pembuatan
bioethanol.

11

PRINSIP PEMBAKARAN BAHAN BAKAR


Prinsip pembakaran bahan bakar sejatinya adalah reaksi kimia bahan bakar
dengan oksigen (O). Kebanyakan bahan bakar mengandung unsur Karbon (C),
Hidrogen (H) dan Belerang (S). Akan tetapi yang memiliki kontribusi yang penting
terhadap energi yang dilepaskan adalah C dan H. Masing-masing bahan bakar
mempunyai kandungan unsur C dan H yang berbeda-beda.
Proses pembakaran terdiri dari dua jenis yaitu pembakaran lengkap (complete
combustion) dan pembakaran tidak lengkap (incomplete combustion). Pembakaran
sempurna terjadi apabila seluruh unsur C yang bereaksi dengan oksigen hanya akan
menghasilkan CO2, seluruh unsur H menghasilkan H2O dan seluruh S menghasilkan
SO2. Sedangkan pembakaran tak sempurna terjadi apabila seluruh unsur C yang
dikandung dalam bahan bakar bereaksi dengan oksigen dan gas yang dihasilkan
tidak seluruhnya CO2.Keberadaan CO pada hasil pembakaran menunjukkan bahwa
pembakaran berlangsung secara tidak lengkap.
Jumlah energi yang dilepaskan pada proses pembakaran dinyatakan sebagai
entalpi pembakaran yang merupakan beda entalpi antara produk dan reaktan dari
proses pembakaran sempurna.

Entalpi pembakaran ini dapat dinyatakan

sebagai Higher Heating Value (HHV) atau Lower Heating Value (LHV). HHV
diperoleh ketika seluruh air hasil pembakaran dalam wujud cair sedangkan LHV
diperoleh ketika seluruh air hasil pembakaran dalam bentuk uap.
Pada umumnya pembakaran tidak menggunakan oksigen murni melainkan
memanfaatkan oksigen yang ada di udara. Jumlah udara minimum yang diperlukan
untuk menghasilkan pembakaran lengkap disebut sebagai jumlah udara teoritis (atau
stoikiometrik). Akan tetapi pada kenyataannya untuk pembakaran lengkap udara
yang dibutuhkan melebihi jumlah udara teoritis. Kelebihan udara dari jumlah udara
teoritis

disebut

sebagai excess

air yang

umumnya

dinyatakan

dalam

persen. Parameter yang sering digunakan untuk mengkuantifikasi jumlah udara dan
bahan bakar pada proses pembakaran tertentu adalah rasio udara-bahan
bakar. Apabila pembakaran lengkap terjadi ketika jumlah udara sama dengan
jumlah udara teoritis maka pembakaran disebut sebagai pembakaran sempurna.
2.2.6. Energi Gelombang Laut
Kekuatan gelombang adalah solusi yang relatif tidak dikenal sebagai sumber
energi bersih, namun terganggu dan terus-menerus memiliki potensi untuk menjadi
12

salah satu pemasok paling abadi kebutuhan sumber energi masa depan dunia jika
beberapa kendala dapat diatasi. Salah satu masalah utama dengan sebagian besar
teknologi

gelombang

adalah

bahwa

gelombang

memiliki

terlalu

banyak

energi. Halaman ini akan memberikan gambaran tentang potensi besar serta
tantangan, dan mengeksplorasi bagaimana teknologi yang sedang disesuaikan di
seluruh dunia. Inggris memiliki 35 dari hampir 130 energi gelombang dan perangkat
sungai pasang surut pengembang di dunia, yang meliputi Pelamis, Aquamarine
Power dan Kelautan Turbin sekarang.
Energi gelombang umumnya dianggap sebagai bentuk variabel yang paling
terkonsentrasi dan paling energi terbarukan. Di manan memiliki kepadatan daya
tinggi dari energi gelombang yang menunjukkan ia memiliki kapasitas untuk
menjadi sumber energi terbarukan dengan biaya termurah. Dewan Energi Dunia
memperkirakan bahwa sekitar 2 terawatts (2 juta megawatt), sekitar saat ganda
produksi

listrik

dunia,

dapat

dihasilkan

dari

lautan

melalui

tenaga

ombak. Diperkirakan 1 juta jam gigawatt energi gelombang memukul pantai


Australia setiap tahun dan bahwa 25% dari penggunaan daya Inggris saat ini dapat
disediakan oleh sumber daya dari panen gelombang nya.
Energi gelombang adalah energi terbarukan dengan sumber emisi nol. Ketika
air sekitar 800 kali lebih padat daripada udara, kepadatan energi dari gelombang
melebihi angin berkali-kali lipat, secara dramatis meningkatkan jumlah energi yang
tersedia. Gelombang

dapat

diprediksi

sebelumnya,

sehingga

mudah

untuk

mencocokkan penawaran dan permintaan. Kelautan Inggris Foresight Panel


memperkirakan bahwa hanya 0,1% dari energi laut yang tersedia bisa memasok lima
kali kebutuhan energy global.
Menurut Andy Baldock, seorang analis energi gelombang Inggris dari
perusahaan teknik Black & Veatch bahwa ada kemungkinan berkembangnya
teknologi yang nantinya akan dapat menjadi sukses. Penelitian tenaga ombak
dimulai sekitar 20 tahun yang lalu, berasal dari tingginya populasi, tempat yang haus
energi seperti Inggris dan Eropa yang memiliki beberapa sumber energi alam.
Kemajuan terus terjadi seperti pada gelombang dan ketenangan sampai beberapa kali
ketika dorongan lebih mendesak untuk sumber energi terbarukan memicu dana
penelitian dan pengembangan.

13

BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Contoh Teknologi Sumber Energi Terbarukan
3.1.1

Energi Panas Bumi


Indonesia adalah Negara dengan potensi energi panas bumi terbesar didunia.

Karena Indonesia terletak pada lempeng sepanjang 700 km. lempeng ini membentuk
serangkaian gunung api aktif sepanjang wilayah tersebut dan menghasilkan
pergerakan tektonik, yang telah menyebabkan dari sejumlah besar sistem panas bumi
bertemperatur tinggi di sepanjang area tersebut. Oleh karena itu, Indonesia harus
berusaha mengoptimalkan semaksimal mungkin potensi yang ada pada teknologi
panas bumi. Sebenarnya mulai pada tahun 1980an sampai 1990an industri panas
bumi meningkat dengan cepat,akan tetapi karena krisis keuangan Negara yang
terjadi maka pertumbuhannya sempat terhambat. Sehingga hingga kini produksi dari
teknologi panas bumi hanya mampu sebesar 3% saja. Dan Indonesia sendiri ada di
peringkat ke-5 setelah USA, Philiphine, Italy dan Mexico. Sangat ironis karena yang
seharusnya mendapat peringkat satu karena potensi terbesar harus kalah dengan
Negara

yang

mempunyai

lebih

sedikit

kekayaan

panas

bumi.

Maka dari itu ini menjadi tugas pemerintah untuk menjadikan energi panas bumi
dapat diupayakan secara maksimal. Keuntungan yang didapat di Indonesia sangatlah
beragam. Misalnya, untuk PLTP panas bumi hanya membutuhkan area 1-8 acres (0.4
sampai 3.2 hektar) per MW, sedangkan untuk PLTU batubara membutuhkan area 19
acres (7.7 hektar) per MW. selain itu potensi panas bumi untuk Jawa dan Bali masih
ada cadangan 9.253 MW atau ekuivalen dengan 388.626 barrel oil per hari.
3.1.2

Energi Surya
Ada bermacam-macam aplikasi teknologi yang telah dikembangkan untuk

mengambil manfaat energi surya.


1. Pemanas Air
Penyediaan air panas sangat diperlukan oleh masyarakat, baik untuk mandi
maupun untuk alat antiseptik pada rumah sakit dan klinik kesehatan. Penyediaan
air panas ini memerlukan biaya yang besar karena harus tersedia sewaktu-waktu
dan biasanya untuk memanaskan digunakan energi fosil ataupun energi listrik.
14

Namun dengan menggunakan pemanas air tenaga surya maka hal ini bukan
merupakan masalah karena pemanasan air dilakukan dengan menyerap panas
matahari dengan menggunakan kolektor sehingga tidak memerlukan biaya bahan
bakar.

Gambar Sistem Pemanas Air


Prinsip kerjanya adalah panas dari matahari diterima oleh kolektor yang
terdapat di dalam terdapat pipa-pipa berisi air. Panas yang diterima kolektor akan
diserap oleh air yang berada di dalam pipa sehingga suhu air meningkat. Air dingin
dialirkan dari bawah sedangkan air panasnya dialirkan lewat atas karena massa
jenis air panas lebih kecil daripada massa jenis air dingin (prinsip thermosipon).
Air ini lalu masuk ke dalam penyimpan panas. Pada penyimpan panas, panas dari
air ini dipindahkan ke pipa berisi air yang lain yang merupakan persediaan air
untuk mandi/antiseptik. Sedangkan air yang berasal dari kolektor akan diputar
kembali ke kolektor dengan menggunakan pompa atau hanya menggunakan prinsip
thermosipon. Persediaan air panas akan disimpan di dalam tangki penyimpanan
yang terbuat dari bahan isolator thermal. Pada sistem ini terdapat pengontrol suhu
jika suhu air panas yang dihasilkan kurang dari yang diinginkan maka air akan
dimasukkan kembali ke tangki penyimpan panas untuk dipanaskan kembali.
Kolektor yang digunakan pada pemanas air tenaga panas matahari ini adalah
kolektor surya plat datar yang bagian atasnya terbuat dari kaca yang berwarna
hitam redup sedangkan bagian bawahnya terbuat dari bahan isolator yang baik
sehingga panas yang terserap kolektor tidak terlepas ke lingkungan. Air panas di
dalam kolektor bisa mencapai 82o C sedangkan air panas yang dihasilkan
15

tergantung keinginan karena sistem dilengkapi pengontrol suhu.


2. Distilasi Air
Salah satu manfaat dari sinar matahari adalah menguapkan air (distilasi).
Skema sistem distilasi dapat dilihat pada Gambar dibawah ini.

Gambar Sistem Distilasi Air


Cara kerjanya adalah sebuah kolam yang dangkal, dengan kedalaman 25
mm hingga 50 mm, ditututup oleh kaca. Air yang dipanaskan oleh radiasi matahari,
sebagian menguap, sebagian uap itu mengembun pada bagian bawah dari
permukaan kaca yang lebih dingin. Kaca tersebut dimiringkan sedikit 10 o untuk
memungkinkan embunan mengalir karena gaya berat menuju ke saluran
penampungan yang selanjutnya dialirkan ke tangki penyimpanan.
3. Penerangan Ruangan
Adalah teknik pemanfaatan energi matahari yang banyak dipakai saat ini.
Dengan teknik ini pada siang hari lampu pada bangunan tidak perlu dinyalakan
sehingga menghemat penggunaan

listrik untuk penerangan. Teknik ini

dilaksanakan dengan mendesain bangunan yang memungkinkan cahaya matahari


bisa masuk dan menerangi ruangan dalam bangunan.
4. Kompor Matahari
Prinsip kerja dari kompor matahari adalah dengan memfokuskan panas yang
diterima dari matahari pada suatu titik menggunakan sebuah cermin cekung besar
sehingga didapatkan panas yang besar yang dapat digunakan untuk menggantikan
16

panas dari kompor minyak atau kayu bakar.

Gambar Kompor Matahari


Untuk diameter cermin sebesar 1,3 meter kompor ini memberikan daya
thermal sebesar 800 watt pada panci. Dengan menggunakan kompor ini maka
kebutuhan akan energi fosil dan energi listrik untuk memasak dapat dikurangi.
5. Pengeringan Hasil Pertanian
Hal ini biasanya dilakukan petani di desa-desa daerah tropis dengan menjemur
hasil panennya dibawah terik sinar matahari. Cara ini sangat menguntungkan bagi
para petani karena mereka tidak perlu mengeluarkan biaya untuk mengeringkan
hasil panennya. Berbeda dengan petani di negara-negara empat musim yang harus
mengeluarkan biaya untuk mengeringkan hasil panennya dengan menggunakan
oven yang menggunakan bahan bakar fosil maupun menggunakan listrik.
6. Sistem Fotovoltaik
Sel surya bekerja dengan mengubah secara langsung sinar matahari menjadi
listrik. Elektron-elektron di dalam bahan semikonduktor, bahan yang digunakan
untuk menangkap sinar matahari, akan bergerak ketika energi matahari dalam
bentuk foton menabraknya. Energi matahari yang memaksa elektron berpindah,
terjadi secara terus menerus, dan akibatnya terjadi pula produksi listrik yang
kontinyu. Proses tersebut, yang mengubah sinar matahari (foton) menjadi listrik
(tegangan), disebut dengan efek fotovoltaik
17

7. Sel Surya Film Tipis


Sel surya film tipis menggunakan beberapa lapis bahan semikonduktor dengan
ketebalan dalam skala mikrometer. Teknologi tersebut memungkinkan untuk
membuat sel surya yang diintegrasikan dengan atap rumah hingga skylight. Bahkan
sel surya untuk aplikasi tersebut didesain mempunyai kekuatan yang sama dengan
atap rumah sebenarnya.

Gambar Sel surya film tipis


8. Sel Surya Terkonsentrasi
Beberapa sel surya juga didesain untuk bekerja dengan sinar matahari yang
difokuskan (concentrated sunlight). Sel-sel surya tersebut diintegrasikan ke dalam
kolektor sinar matahari yang biasanya menggunakan lensa untuk memfokuskannya
ke atas sel surya. Ada beberapa keuntungan dan kerugian dengan menggunakan
teknik ini jika dibandingkan dengan panel surya pelat datar. Tujuan utamanya
adalah menggunakan sesedikit mungkin bahan semikonduktor yang mahal sembari
meningkatkan efisiensinya dengan lebih banyak melipatgandakan energi matahari
yang mengenai permukaan sel. Tetapi karena lensa harus diarahkan ke matahari,
penggunaan kolektor menjadi dibatasi oleh lokasi atau wilayah yang paling banyak
mendapatkan sinar matahari. Hampir sama dengan panel surya pelat datar,
teknologi ini juga bisa dipasang di atas perangkat penjejak matahari yang
sederhana, tetapi sebagian besar menggunakan perangkat yang canggih. Akibatnya,
pemakaian teknologi sel surya ini masih terbatas pada perusahaan listrik, industri
dan bangunan-bangunan besar.
18

9. Pembangkit Listrik Tenaga Matahari


Sebagian besar pembangkit listrik yang ada saat ini menggunakan bahan bakar
fosil sebagai sumber panas untuk mendidihkan air. Uap air yang dihasilkan
kemudian memutar turbin, yang pada akhirnya menggerakkan generator untuk
menghasilkan listrik. Tetapi kini mulai banyak pembangkit listrik yang
menggunakan sistem konsentrator surya, menggunakan matahari sebagai sumber
panas. Ada tiga tipe utama sistem konsentrator surya, yaitu : parabolic, dish/engine,
menara pembangkit Sistem parabolik memusatkan energi sinar matahari dengan
menggunakan cermin panjang berbentuk U. Cermin-cermin tersebut diatur
mengarah sinar matahari dan memusatkan sinar matahari ke sebuah pipa berisi
minyak yang memanjang di tengah-tengah titik pusat parabolik tersebut. Minyak
panas tersebut digunakan untuk mendidihkan air di generator uap konvensional dan
menghasilkan listrik.

Gambar Kolektor surya parabolic


Sistem dish/engine menggunakan piringan cermin untuk mengumpulkan sinar
matahari pada sebuah penerima yang berfungsi untuk menerima sinar matahari dan
memindahkan panasnya ke cairan yang berada di dalam mesin. Panas yang terjadi
mengakibatkan cairan di dalam mengembang dan menekan piston atau turbin dan
menghasilkan energi mekanis. Energi mekanis tersebut kemudian digunakan untuk
memutar generator ataupun alternator untuk menghasilkan listrik.
Sementara itu, menara pembangkit menggunakan cermin dalam jumlah yang
besar dan ditempatkan di suatu

lokasi yang luas untuk mengumpulkan sinar

mataharidan memusatkannya ke bagian atas sebuah menara dimana sebuah


penerima ditempatkan. Panas yang dihasilkan mencairkan garam yang kemudian
19

mengalir untuk memanaskan air. Uap yang dihasilkan dari air panas digunakan
untuk memutar generator uap konvensional. Garam cair bisa menyimpan panas
dalam waktu yang lama. Artinya listrik bisa dihasilkan pada saat matahari telah
terbenam atau pada saat langit sangat berawan.
3.1.3. Energi Angin
Perkembangan teknologi dalam dua dekade terakhir menghasilkan turbin
angin yang modular dan mudah dipasang. Saat ini sebuah turbin angin modern 100
kali lebih kuat daripada turbin dua dekade yang lalu dan ladang angin saat ini
menyediakan tenaga besar yang setara dengan pembangkit listrik konvensional.
Pada awal tahun 2004, pemasangan tenaga angin secara global telah mencapai
40.300 MW sehingga tenaga yang dihasilkan cukup untuk memenuhi kebutuhan
sekitar 19 juta rumah tangga menengah di Eropa yang berarti sama dengan
mendekati 47 juta orang.
Dalam 15 tahun terakhir ini, seiring meningkatnya pasar, tenaga angin
memperlihatkan menurunnya biaya produksi hingga 50%. Saat ini di wilayah yang
anginnya maksimum, tenaga angin mampu menyaingi PLTU batu bara teknologi
baru dan di beberapa lokasi dapat menandingi pembangkit listrik tenaga gas alam.
3.1.4. Energi Air
Berdasarkan Hydropower Potential Study, potensi tenaga air di Indonesia
terdapat 75.000 MW, tetapi pada nyatanya setelah dilakukan proses penyaringan
terdapat 25.600 MW yang layak untuk dikembangkan. Dan pada saat ini baru
berkisar 5.000 MW yang telah dimanfaafkan, dan dalam waktu sepuluh tahun
kedepan pemerintah dan PLN akan membangun pembangkit PLTA sebesar 6.300
MW, baik oleh PLN, pemerintah maupun pengembang listrik swasta.
Sejak tahun 2011 Pemerintah dan PT PLN (Persero) telah menyusun
Masterplan Hydro Power yang merekomendasikan pengembangan pembangkit
tenaga air dengan total kapasitas sebesar 12.900 MW di 87 lokasi yang dinilai
layak secara teknis dan ekonomis serta layak secara lingkungan untuk
dikembangkan sampai tahun 2027.
Pembangunan PLTA ini juga akan membantu upaya verifikasi energi dan
konservasi sumber energi primer, memperbaiki bauran energi, mengurangi
ketergantungan terhadap bahan bakar fosil. Usaha mengoptimalisasikan sumber
daya air melalui bendungan besar merupakan bagian dari upaya membantu
20

membangun ketenagalistrikan yang bersumber dari energi baru dan terbarukan.


Di Indonesia, conventional hydroelectric dan micro hydro project sudah
diterapkan. Namun, penerapannya masih sangat minim yaitu hanya sebesar 11%
energi listrik dalam negeri dipasok dari tenaga air. Berikut beberapa alasan
mengapa teknologi hydropower dapat diterapkan di Indonesia :
1

Indonesia memiliki banyak sungai yang dapat dijadikan pembangkit listrik dan
pada hal ini maka dapat diterapkan hydropower kategori run-of-the river
hydroelectric atau small hydroelectric. Menurut Menteri Pekerjaan Umum dan
Dirut PLN Indonesia, Indonesia memiliki potensi PLTA sebesar 70,000
MegaWatt. Tetapi hanya 6%-nya saja yang sudah dimanfaatkan.

perairan laut di Indonesia menyimpan potensi energi listrik yang sangat besar.
Berdasarkan riset yang dikembangkan oleh BPPT, diperkirakan dapat
menghasilkan listrik sebesar 3.000MW. Dengan memanfaatkan teknologi
Pembangkit Listrik Tenaga Air laut (PLTAL), derasnya arus laut dapat diubah
menjadi energi listrik.

Penerapan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) pada desa-desa


yang terisolasi listrik menjadi jalan keluar bagi desa itu sendiri. Dengan
membendung sungai, memakai generator bekas, dan memanfaatkan pohon
aren sebagai pipa penyalur air ke turbin, PLTMH tersebut mampu
menghasilkan listrik sebesar 3kWh yang cukup untuk 1.500 orang yang tinggal
disana.

Teknologi hydropower relatif tidak memakan banyak biaya. Teknologi tenaga


air (PLTAL) lebih murah dibandingkan teknologi tenaga panas bumi. Biaya
investasi mungkin telihat sangat besar tetapi biaya perawatan justru relatif
lebih murah. Sedangkan, untuk teknologi PLTMH pun demikian, dengan
modal generator bekas dan kayu pohon aren, warga desa Bacu-Bacu Makassar
dapat menikmati listrik murah dengan biaya perawatan hanya Rp20.000,
30.000,-.
Teknologi hydropower dapat dipadukan dengan sistem irigasi. Konsep

PLTMH hampir sama dengan PLTA karena sama-sama membendung aliran sungai.
Aliran sungai yang telah melewati turbin dapat disalurkan ke sistem irigasi yang
akan mengalir ke sawah atau kebun masyarakat. Dengan membendung air, volume
air dapat dijaga sehingga sawah-sawah tidak akan kekurangan air saat musim
kemarau. Selain itu, kepedulian masyarakat terhadap hutan akan semakin
21

meningkat. Masyarakat akan menjaga kelestarian hutan yang merupakan sumber


air.
3.1.5. Energi Biomassa
Berdasarkan kajian Demirbas (2004), perkembangan teknologi konversi
biomassa menjadi berbagaibentuk energi dapat dicatat sebagai berikut:
1

Pembangkit listrik berbasis biomassa dengan cara pembakaran langsung.

Konversi biologi biomassa dan limbah

Pemenuhan kebutuhan domestik masak-kompor dan peralatan pemanas

Konservasi energi di rumah tangga dan industri

Energi surya fotovoltaik dan biomassa berbasis listrik perdesaan

Konversi biomassa untuk

minyak

pirolitik atau bio-bahan bakar

untuk kendaraan
7

Ekstraksi biomassa untuk mendapatkan bahan diekstrak

Pengolahan air limbah menggunakan biomassa

Biomassa hidrolisis dan fermentasi dari produk hidrolisis

3.1.6. Energi Gelombang Laut


Beberapa contoh pembangkit listrik tenaga ombak dengan sedikit penjelasan
dapat dilihat sebagai berikut :
1. Attenuator

Alat ini bekerja dengan mengapung di atas laut. Alat ini memanfaatkan
gerakan relatif dari kedua tangannya sehingga terlihat seperti mengepak (karena
pengaruh ombak) dan mengubahnya menjadi listrik. Contoh : Pelamis (UK)

22

2. Oscillating Water Column:

Alat ini merukan salah satu yang paling sukses dikembangkan karena
prinsipnya yang sederhana dan perawatannya yang tidak sulit. Alat ini
memerangkap sebagian air laut di dalam 1 ruangan (caisson chamber). Ombak
akan membuat sir laut di dalam ruangan tersebut bergerak naik turun seperti piston.
Pergerakan air ini kan menyedot dan membuang udara lewat sebuah lorong di
bagian atas dimana di dalam lorong tersebut diletakkan turbin untuk menghasilkan
listrik. Turbin yang digunakan adalah bidirectional turbine yang dapat berputar
dengan arah yang sama walau udara berhembus dari atas atau bawah. Contoh
LIMPET (UK), Mutriku (Spain)
3. Point Absorber:

Sesuai namanya, point absorber, alat ini diletakkan di satu titik, kemudian alat
ini memanfaatkan gerakan naik dan turun dari permukaan laut di titik tersebut. Alat
ini juga sangat potensial untuk dikembangkan di Indonesia, hanya saja

23

dibandingkan yang lain alat ini termasuk kecil karena tidak bisa dibuat terlalu
besar, tergantung dari periode ombak di daerah tersebut.
4. Wave OverTopping:

Wave over topping berarti ombak yang melebihi atau lebih tinggi dari
pembatas. Untuk alat ini diperlukan sebuah konstruksi di mana batas atas
konstruksi tersebut berada di bawah batas ombak sehingga setiap kali ombak
terjadi, sebagian airnya masuk melewati dinding pembatas dan berkumpul di
sebuah kolam seperti di gambar. Air tersebut kemudian mengalir kembali ke laut
melewati sebuah turbin untuk membangkitkan listrik.
3.2. Masalah yang timbul dari Pemanfaatan Teknologi Sumber Energi Terbarukan
3.2.1. Ketersediaan
Salah satu kekurangan yang cukup signifikan adalah ketersediaan energi
terbarukan di alam; beberapa dari mereka hanya ada sesekali dan tidak setiap saat
(intermittent). Misal cahaya matahari yang hanya tersedia ketika siang hari, energi
angin yang kekuatannya bervariasi setiap saat, energi air yang tak bisa
dimanfaatkan ketika sungai kering, biomassa memiliki masalah yang sama dengan
yang dihadapi dunia pertanian (misal iklim, hama), dan lain-lain. Sedangkan energi
panas bumi bisa tersedia sepanjang waktu.
3.2.2. Hambatan yang dihadapi oleh manusia dalam pencarian energi alternatif
1. Pembiayaan yang terbatas dan kesulitan untuk menentukan arah/pola
pendidikan, sains, riset, dan perkembangan teknologi yang tepat dan serasi.
24

2. Bertambahnya angkatan kerja dan kesukaran dalam bidang pengembangan


industri.
3. Masalah pengadaan dan permintaan akan bahan-bahan dasar seperti bahan
mineral, baja, dan bahan energi.
4. Masalah yang menyangkut kebijaksanaan pengelolaan sumber daya alam,
energi, dan lingkungan hidup.
5. Langkanya sumber daya manusia, langkanya keterampilan, dan langkanya
sumber daya penunjang.
6. Masih memerlukan suku cadang impor sehingga memboroskan biaya
produksi.
7. Penciptaan teknologi tepat guna sangat lambat sehingga perlu dilakukan oleh
ahli teknologi dari pihak asing ke tangan ahli Indonesia.
8. Kurangnya peran serta lembaga-lembaga dalam pengembangan teknologi tepat
guna.
9. Kurangnya pendidikan kejuruan dan kurangnya kesadaran akan arti penting
dari keterampilan dan keahlian dalam memanfaatkan teknologi.
Masalah-masalah tersebut terjadi karena manusia-manusia pada umumnya
masih mengkotak-kotakkan keahliannya masing-masing, yaitu para ahli sains dan
teknologi, para ahli ekologi, para ahli ekonomi, ahli kependudukan, ahli sosiologi,
dan sebagainya. Masing-masing tersebut lebih menonjolkan kepentingan/bidang
yang ditekuni tanpa memperhatikan kepentingan-kepentingan di bidang lain.
Seharusnya para ahli tersebut bersama-sama mulai belajar memandang alam,
masyarakat, dan teknologi dalam keterpaduan suatu hubungan sistematik.
3.3 Kebijakan Kedaulatan Energi
Kebijakan Energi Terbarukan
1

Pengembangan kemampuan teknologi yang telah dilakukan

Pengembangan energi terbarukan difokuskan pada panas bumi (geothermal),


surya, Hydropower, Wind Power, Biomassa, dan Gelombang Laut.

Pengelolaan sumber daya energi secara optimal, terpadu, dan berkelanjutan

Pemanfaatan energi secara efisien dalam berbagai bidang

Memberikan penyuluhan kepada masyarakat dan akses masyarakat terhadap


energi adil dan secara merata

Meningkatkan kemampuan tenaga ahli


25

Memberikan penyuluhan kepada masyarakat

Memaksimalkan dana ESDM

26

BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja dan menghasilkan sesuatu.
Energi menjadi komponen penting bagi kelangsungan hidup manusia karena
hampir semua aktivitas kehidupan manusia sangat tergantung pada ketersediaan
energi yang cukup. Untuk menghindari krisis energi yang dikarenakan keterbatasan
energi di alam di perlukanlan energi terbarukan. Energi terbarukan didefinisikan
sebagai energi yang dapat diperoleh ulang (terbarukan) seperti sinar matahari dan
angin. (indoenergi). Pemakaian yang berlebihan dalam waktu yang cukup lama akan
membuat sumber daya energi terbarukan lambat laun akan habis, maka dari itu
kebijakan untuk tetap mempertahankan ketersediaan energi terbarukan dalam 30 tahun
ke depan harus dibuat dan dilaksanakan sebaik mungkin.
4.2. Saran
Energi terbarukan harus lebih dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Pengembangan akan energi terbarukan perlu diperhatikan dan harus dipertimbangkan
lebih lanjut akan dampaknya terhadap lingkungan, ekonomi, dll. Masalah keterbatasan
energi akan lambat laun berkurang jika kebijakan-kebijakan yang telah dibuat,
diterapkan dengan baik.

27

DAFTAR PUSTAKA
http://www.greenpeace.org/seasia/id/campaigns/perubahan-iklim-global/EnergiBersih/geothermal/
http://www.greenpeace.org/seasia/id/campaigns/perubahan-iklim-global/EnergiBersih/Energi_matahari/
http://web.ipb.ac.id/~tepfteta/elearning/media/Energi%20dan%20Listrik
%20Pertanian/MATERI%20WEB%20ELP/Bab%20III
%20BIOMASSA/indexBIOMASSA.html
http://web.mit.edu/ais-mit/www/seminar/files/pp_kebijakan-energi-nasional.pdf
http://benergi.com/pengertian-energi-angin-beserta-contoh-pemanfaatannya
http://benergi.com/pengertian-deifinisi-sumber-energi-terbarukan
http://www.planethijau.com/mod.php?mod=informasi&op=viewinfo&intypeid=4&infoid=8
http://kliksma.com/2015/05/contoh-energi-geothermal.html
https://www.academia.edu/9138185/BIOMASSA_Bahan_Baku_and_Teknologi_Konversi_u
ntuk_Energi_Terbarukan
http://www.dw.com/id/biomassa-sebagai-sumber-energi-terbarukan/a-3057079
http://www.indoenergi.com/2012/04/pengertian-energi-terbarukan.html
http://benergi.com/macam-macam-sumber-energi-terbarukan-dan-tak-terbarukan
http://www.sridianti.com/manfaat-energi-biomassa.html

28

http://www.kompasiana.com/tridinews/energi-laut-energy-yangterbarukan_54f348c3745513a02b6c6f4e
http://www.indoenergi.com/2012/04/energi-laut.html
http://www.esdm.go.id/berita/56-artikel/3342-pokok-pokok-kebijakan-energi-nasional.html?
tmpl=component&print=1&page=
http://www.ilmusiana.com/2016/01/15-sumber-energi-alternatif-di-alam.html

29

Anda mungkin juga menyukai