Anda di halaman 1dari 5

IMAN DI UJUNG LIDAH ?

Definisi Iman menurut Alquran :


Secara bahasa iman berarti pembenaran hati, kemantaban
hati atau percaya, sedangkan secara syariat iman berarti
mengetahui
Allah
dan
sifat-sifatnya
disertai
dengan
menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi semua yang
dilarang-Nya.
Allah mensifati sifat orang-orang yang beriman sekaligus
dalam 2 ayat, yaitu ayat ke 2 dan ke 3 dari surah Al-Anfal.
Allah menyebut ada 5 sifat di dalam ayat tersebut. Berikut
adalah sifat-sifatnya.
1. Memiliki Rasa Takut di Dalam Hatinya

Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka


yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka (QS.
Al-Anfal:
2)
2. Adanya Tambahan Iman ketika Ayat Quran Dibacakan

dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman


mereka (karenanya) (QS. Al-Anfal: 2)
3. Tawakkal Hanya kepada Allah

dan hanya kepada Rabbnya mereka bertawakkal (QS. AlAnfal:


2).
4. Mendirikan Shalat

(yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat (QS. AlAnfal: 3).


5. Senang Berinfak

dan yang menginfakkan rizki yang Kami berikan kepada


mereka (QS. Al-Anfal: 3).

Demikianlah 5 sifat orang beriman yang Allah sebut dalam


surah Al-Anfal ayat ke-2 dan ke-3. Kemudian di ayat ke 4 Allah
sebut mereka itulah orang yang memiliki iman dengan
sebenar benar iman.

Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya.


Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi
Tuhannya dan ampunan serta rezeki (nikmat) yang mulia.
(QS. Al-Anfal: 4).

Definisi Iman menurut Hadits :








:










)









(
Dari Ibnu Hajar Radhiyallahu Anhu beliau berkata: Rasulullah
SAW telah bersabda: Iman adalah Pengetahuan hati,
pengucapan
lisan
dan
pengamalan
dengan
anggota
badan (H.R. Ibnu Majah dan At-Tabrani).
Isi kandungan hadits di atas menjelaskan bahwa unsur-unsur
yang
membentuk
keimanan
seseorang
itu
ada
3,
yaitu: Pengetahuan hati, pengucapan lisan dan pengamalan
dengan anggota badan.
1. Pengetahuan Hati (

Berbicara
tentang
iman,
tentu
berbicara
tentang
keyakinan. Maka secara mutlak orientasi pembahasan di
titik beratkan pada jiwa seseorang atau lazimnya di
sebut qalbu. Hati merupakan pusat dari satu keyakinan,
tidak ada iman tanpa keyakinan hati. Hal ini berdasarkan
kesepakatan para ulama akan kafirnya kaum munafikin
yang mengaku beriman dengan lisan dan amalan mereka
akan tetapi mereka tidak meyakininya dengan hati.

Apabila orang-orang munafik datang kepadamu, mereka


berkata: "Kami mengakui, bahwa sesungguhnya kamu
benar-benar Rasul Allah". Dan Allah mengetahui bahwa
sesungguhnya kamu benar-benar Rasul-Nya; dan Allah
mengetahui bahwa sesungguhnya orang-orang munafik itu
benar-benar orang pendusta. (QS. Al-Munafiqun : 1)
Maka lihatlah bagaimana mereka mengucapkan kedua
syahadat langsung di hadapan Rasulullah, mereka shalat di
belakang Rasulullah, mereka menyerahkan langsung zakat
mereka ke tangan Rasulullah dan seterusnya. Akan tetapi
semua amalan besar lagi hebat tersebut tidak berarti di
hadapan Allah Taala, bahkan Allah menetapkan hukumNya kepada mereka, Sesungguhnya orang-orang munafik
berada di lapisan terbawah dari neraka.

Hal itu karena Allah telah membongkar kebusukan hati


mereka dengan firman-Nya,

Di antara manusia yang mengatakan, Kami beriman


kepada Allah dan hari akhir, padahal mereka bukanlah
orang-orang yang beriman. (QS. Al-Baqarah: 8)

2. Pengucapan Lisan (

Setelah mengenal Allah dan meyakini dengan sepenuh


hati,
seorang
mukmin
diwajibkan
mengakui
dan
mengikrarkan dengan lisan, yakni dengan mengucapkan
dua kalimat syahadah.
Seseorang dikatakan tidak beriman terhadap sesuatu
sampai dia mengucapkan dengan lisannya apa yang dia
imani tersebut. Karenanya barangsiapa yang mengimani
sesuatu
dengan
hatinya
akan
tetapi
dia
tidak
mengucapkannya maka dia tidaklah dihukumi beriman
kepadanya, selama dia sanggup untuk mengucapkannya
dengan lisannya.
Di antara cotoh akan hal ini adalah kesepakatan para
ulama akan matinya Abu Thalib -paman Rasulullah- dalam
keadaan kafir. Karena walaupun dia meyakini kebenaran
Islam, akan tetapi dia tidak mau mengucapkannya karena
malu atau sombong.

3. Pengamalan
) .

dengan

anggota

badan

Amal merupakan unsur dari iman. Seperti perkataan Imam


Ibnu Abdil Barr:

Artinya: Para ahli fiqih dan hadis telah sepakat


bahwasannya iman itu perkataan dan perbuatan. Dan
tidaklah ada perbuatan kecuali dengan niat.
Beriman dan beramal shalih merupakan salah satu frase
yang paling sering digunakan al-Quran. Konsep iman
disebut bersamaan dengan konsep amal shalih di 71
tempat dalam al-Quran, keterkaitan dua konsep itu
diungkapkan secara bervariasi dan yang paling sering
dipakai adalah redaksi alladzina amanu wa `amilu alshalihat yang terulang sebanyak 52 kali.
Begitu seringnya iman dan amal shalih disebut
berbarengan, seolah-olah al-Quran hendak memberi
isyarat bahwa mereka yang beriman bukanlah orang yang
beriman kecuali jika mereka memanifestasikan keyakinan

yang mereka miliki di dalam hati ke dalam perbuatan yang


baik.
Berikut ini akan disebutkan beberapa hadits Rosulullah yang
menjelaskan tentang sifat dan amalan sholih orang yang
beriman;
1.

Orang mukmin akan mencintai Allah dan Rosul-Nya


melebihi cinta kepada makhluk-Nya. Sabda Rasulullah:


) .





(

2.
3.
4.

Telah menceritakan kepada kami Ishaq ibn Ibrahim dan


Muhammad ibn Yahya ibn Abi Umar serta Muh}ammad ibn
Basysyar semuanya dari al-Saqafi berkata Ibnu Abi Umar
telah menceritakan kepada kami Abd al-Wahhab dari
Ayyub dari Abu Qilabah dari Anas dari Nabi saw., dia
berkata, "Tiga perkara jika itu ada pada seseorang maka ia
akan merasakan manisnya iman; orang yang mana Allah
dan Rasul-Nya lebih dia cintai daripada selain keduanya,
mencintai seseorang yang ia tidak mencintainya kecuali
karena Allah, dan benci untuk kembali kepada kekafiran
setelah Allah menyelamatkannya dari kekafiran tersebut
sebagaimana ia benci untuk masuk neraka.(H.R. Bukhari
dan Muslim)
Orang mukmin akan menghormati tamunya.
Orang yang beriman tidak akan menyakiti tetangganya.
Orang yang beriman tidak akan berkata kotor.
Sabda Rasulullah SAW:



(( ].






))[ 47 : [ ] 6018 :
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu: Sesungguhnya
Rasulullah SAW telah bersabda: barang siapa yang
beriman kepada Allah hari akhir maka hendaknya dia
berkata yang baik atau diam, barang siapa yang beriman
kepada Allah hari akhir maka hendaknya dia mengormati
tetangganya dan barang siapa yang beriman kepada Allah
hari
akhir
maka
hendaknya
dia
menghormat
tamunya (H.R. Bukhari dan Muslim).
5.

Orang yang beriman akan selalu mencegah kemunkaran.





)) :











[ 49 : ] .((


Dari Abu Sad Al-Khudriy Radhiyallahu Anhu, beliau
berkata : Saya pernah mendengar Rasulallah SAW berkata:
barang siapa diantara kalian melihat suatu kemunkaran
maka hendaknya dia merubah dengan kekuasannya,
apabila dia merasa tidak mampu maka dengan lisannya,
maka apabila dia tidak mampu hendaknya dia membenci
kemunkaran tersebut dengan hatinya, yang demikian itu
adalah tingkatan iman yang paling lemah (H.R. Muslim).

Anda mungkin juga menyukai