Usaha-usaha mereka kandas karena soal teknis, karena suara mereka tidak
mencapai 2/3 dari suara yang disyaratkan untuk disetujui.
Di samping itu, perjuangan menggolkan Islam sebagai dasar Negara
mereka anggap sebagai ibadah. Kedua kelompok pemikiran Pancasila,
Kelompok ini terdiri atas kelompok-kelompok kecil yang alasan mereka
masing-masing saling berbeda untuk mempertahankan Pancasila dan
menolak Islam sebagai dasar Negara.
2. Faktor Penyebab Terjadinya Perdebatan
Faktor penyebab yang paling terkenal adalah Keputusan dihapuskannya
kata "syariat Islam" dalam sila pertama Pancasila. Sebagian kelompok masih
berjuang untuk mengembalikan tujuh kata dalam Piagam Jakarta itu.
Mengutip buku Pancasila 1 Juni dan Syariat Islam, ada kelompok yang
kemudian mengekspresikannya dengan bentuk pemberontakan bersenjata.
Misalnya, pemberontakan yang dilakukan kelompok DI/TII/NII.
3. Solusi Perdebatan
Dalam sidang Panitia Persiapan kemerdekaan Indonesia pada 18 Agustus
1945, diputuskan untuk melakukan perubahan pada sila pertama dari yang
ditulis dalam Piagam Jakarta. Tujuh kata itu, "dengan kewajiban menjalankan
syariat Islam bagi pemeluknya", kemudian dihapus.
"Sesungguhnya tujuh perkataan itu hanya mengenai penduduk yang
beragama Islam saja, pemimpin-pemimpin umat Kristen di Indonesia Timur
keberatan kalau tujuh kata itu dibiarkan saja, sebab tertulis dalam pokok
dari pokok dasar negara kita, sehingga menimbulkan kesan, seolah-olah
dibedakan warga negara yang beragama Islam dan bukan Islam," demikian
penjelasan Muhammad Hatta.
Hingga kemudian, rumusan Pancasila versi 18 Agustus 1945 itu menjadi
seperti yang dikenal saat ini, yaitu:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang Dipimpin
Permusyawaratan Perwakilan
oleh
Hikmat
Kebijaksanaan
dalam
Daftar Pustaka
-