Anda di halaman 1dari 6

PENDAHULUAN FISIKA ZAT PADAT

KONSEP IKATAN KRISTAL

Oleh :
Kelompok 3
1.
2.
3.
4.
5.
6.

ERMI DELFITA SARI


FENI PETRIA
RAHMI FITRIA
SISKA YULIANTI
WIDIA OKTAVIA
YOLANDA FEBRI YOLA

(13
(13
(13
(13

(13 107 006)


(13 107 008)
107 020)
107 026)
107 029)
107 031)

Dosen Pembimbing :
Dr. Marjoni Imamora, M.Sc
Hidayati Idrus, M.Si
JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS TARBIYAH DAN
ILMU KEGURUAN
IAIN BATUSANGKAR

KONSEP IKATAN KRISTAL


Zat padat merupakan zat yang memiliki struktur yang stabil. Kestabilan sruktur
zat padat disebabkan oleh adanya interaksi antara atom membentuk suatu ikatan Kristal.
Sebagai contoh:
1. Kristal sodium clorida (NaCl) memiliki struktur yang lebih stabil dibandingkan
2.

dengan sekumpulan atom-atom bebas dari Na dan Cl sehingga implikasinya :


Atom-atom bebas Na dan Cl akan saling berinteraksi satu sama lain untuk
membentuk struktur yang stabil Terdapat gaya interaksi antar atom untuk mengikat

atom satu-sama lain


3. Besarnya energi atom-atom bebas penyusun kristal lebih besar daripada energi
kristalnya
4. Energi yang diperlukan untuk memisahkan atom-atom penyusun kristal menjadi
atom-atom bebas dan netral dinamakan energi kohesif
Kurva :
U
Repulsive energy

R
RO

Uo

Attractive energy

Dimana :
U = Energi potensial
R = Jarak antara atom
Kurva tersebut menggambarkan interaksi antara dua atom sebagai fungsi jaraknya
Dari kurva tersebut tampak bahwa energi potensial minimum terjadi pada jarak Ro yang

disebut jarak interatomik setimbang Energi potensial minimum ( Uo ) tersebut adalah


Energi kohesif.
Gaya interaksi antara atom ditentukan dari gradian energi potensial :
U
F(R) = - R
Untuk R < Ro maka F(R) > 0 gaya bersifat repulsif
Untuk R > R0 maka F (R ) < 0 gaya bersifat atraktif
Gaya repulsif dan atraktif akan saling menghilangkan pada kedudukan R0 yang
merupakan keadaan setimbang Gaya atraktif tersebut menggambarkan adanya ikatan
antara atom dalam zat padat. Ada beberapa tipe ikatan kristal : Ikatan ionik. Ikatan
Kovalen, Ikatan logam dan ikatan Van der Waals Gaya repulsif terjadi dikarenakan
adanya prinsip larangan pauli yang menyatakan Tidak dibenarkan adanya dua elektron
berada pada satu orbital yang memiliki bilangan kuantum yang sama.
A. Ikatan Van der Walls-London
Semua atom dan molekul (bahkan atom gas mulia) menunjukkan saling tarikmenarik berjangkauan pendek yang ditimbulkan oleh gaya Van der Waals (gaya tarik
antar dipol sesaat). Gaya van der Waals merupakan penyebab dari kondensasi gas
menjadi zat cair dan pembekuan zat cair menjadi zat padat walau tdk terdapat mekanisme
ikatan ionik, kovalen atau ikatan logam.
Tarikan Van der Waals berbanding lurus dengan r-7 , shg hanya penting utk
molekul yang sangat berdekatan. Gaya ini sangat lemah dibandingkan dengan gaya pada
ikatan kovalen maupun ikatan ionik. Karena lemahnya ikatan ini, maka gas-gas menguap
pada suhu yang rendah. Titik leleh helium, neon dan argon padat adalah : - 272,2; - 248,7
dan 189, 2 C.
Atom-atom gas inert dapat membentuk suatu ikatan kristal lemah. Ikatan kristal
tersebut terjadi akibat adanya interaksi elektrostatis antara momen dipol-momen dipole
atom gas inert. Momen dipole atom gas inert (P1) akan menghasilkan medan listrik yang
akan menginduksi momen dipole pada atom gas inert lain (P 2)yang berjarak R Momen
dipole induksi tersebut sebanding dengan P1/R3
P2 E P1/R3

Momen dipole dua atom akan saling berinteraksi satu sama lain menghasilkan
energi interaksi yang sebanding dengan perkalian dari kedua momen dipole tersebut dan
berbanding terbalik dengan R3
Energi interaksi - - P1P2/ R3~P1 2 / R6
Selain interaksi elektrostatis terdapat pula interaksi repulsif sehingga energi
potensial total dua atom gas inert yang terpisah pada jarak R :

12
U= 4
[( R ) - ( R )6 ]
Potensial tersebut dinamakan potensial Lennard- jones.
Interaksi van der Waals bekerja pada kondisi dimana interaksi elektrostatis dan
repulsif saling menghilangkan yaitu pada kedudukan setimbang Ro.
B. Energi kohesif
Energi kohesif merupakan energi potensial minimum pada kedudukan setimbang
Ro. Untuk menentukan energi potensial minimum dapat dilakukan dengan menurunkan
dU/dR = 0
R

U=N (z e

z
e

Ro

Ro e

q2
)
R
2

+
Ro

q
=0
2
Ro

q2
z

Maka, Energi Kohesifnya :


2

N q N q N q

U o=

=
1
2
Ro
Ro
Ro
Ro

C. Energi potensial Lenard-Jones


Momen dipole dua atom akan saling berinteraksi satu sama lain menghasilkan
energi interaksi yang sebanding dengan perkalian dari kedua momen dipole tersebut dan
berbanding terbalik dengan R3
Energi interaksi - - P1P2/ R3~P1 2 / R6

Selain interaksi elektrostatis terdapat pula interaksi repulsif sehingga energi


potensial total dua atom gas inert yang terpisah pada jarak R :

12
U= 4
[( R ) - ( R )6 ]
Potensial tersebut dinamakan potensial Lennard- jones
Energi Potensial :
R

q2
U=N (z e
)
R
Keterangan :
N = jumlah molekul
Z = jumlah tetangga terdekat masing-masing ion
= konstanta repulsive

D. Konstanta Kesetimbangan Kisi

( [(

1
U ( N )= N 4
2

ij R

) ( ( R ) )])
12

ij

Untuk FCC :

ij12=12.13188 ;

ij6=14,45392

ij12=12.13229 ;

ij6=14,45481

ij

ij

Untuk hCP :
ij

ij

Untuk keadaaan equilibrium: R= R


d U t (R)
=0
dR

( )]

d U t (R)
12
6
(
)
(
)
=2 N ( 12 ) (12,13 )

6
14,45
dR
R o13
Ro7

( )

14,45
=
Ro
24,26

( )

( R )= 1,091
o

R=R o

Ro
=1,09

=> untuk keadaan equilibrium m

Ro = jarak terdekat

Anda mungkin juga menyukai