Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Besar kuat arus listrik dalam suatu penghantar berbanding langsung dengan beda potensial
(V) antara ujung-ujung penghantar asalkan suhu penghantar tetap.
Besar kuat arus listrik dalam suatu penghantar berbanding langsung dengan beda potensial
(V) antara ujung-ujung penghantar asalkan suhu penghantar tetapHasil bagi antara beda
potensial (V) dengan kuat arus (I) dinamakan hambatan listrik atau resistansi (R) dengan
satuan ohm ( )
kuat
arus
(ampere)
Rumus di atas dikenal sebagai Hukum Ohm, yaitu hambatan di dalam suatu rangkaian
sama dengan tegangan dibagi arus.
NAMA
NIM
H211 12 275
ASISTEN
ABD. ANRIFAIL
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2010
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Praktikum mengenai komponen dan alat ukur listrik ini dilakukan dalam memenuhi
kuliah Elektronika Fisis Dasar 1 yang diambil oleh praktikan dan pembuatan laporan ini sebagai
kriteria dalam praktikum. Praktikan mengharapkan dengan membuat laporan ini dapat
mendukung praktikum yang telah dilakukan sebelumnya.
Elektronika menjadi bagian favorit dalam fisika terutama pada bagian instrumentasi yang
akhir akhir ini menjadi mengalami perkembangan pesat. Hampir semua peralatan modern
bertumpu pada prinsip elektronika dari pencukur rambut elektronik hingga pesawat ulang alik.
Namun perlu diakui bahwa untuk melakukan pengembangan teknologi yang berguna bagi umat
manusia tidaklah mudah melainkan harus melewati berbagai percobaan dasar yang menjadi
modal awal bagi seorang pereka cipta untuk memulai percobaannya. Di bangku kuliah mulai
diperdalam tentang proses kerja ,langkah pembuatan rangkaian , hingga pada proses pembuatan
instrumentasi yang banyak digunakan di berbagai bidang seperti kedokteran dan industri. Oleh
karena itu sangatlah penting bagi mahasiswa jurusan fisika agar mampu mengetahui dan
memahami teknologi elektronika, sehingga penguasaan elektronika dasar tentang berbagai
komponen dan alat ukur listrik amat diperlukan sebagai dasar untuk pembelajaran lebih lanjut.
1.2. Tujuan Percobaan
1. Mampu menggunakan alat-alat ukur listrik seperti amperemeter, voltmeter, dan multimeter untuk
2.
3.
4.
5.
dasar semua alat ukur adalah bahwa alat yang dipakai tidak menghambat sistem atau variabel
yang sedang di amati tapai hal ini mustahil. Tapi ada beberapa alat ukur yang terbukti lebih baik
pada suatu pekerjaan tertentu.Contohnya:
Multimeter
Multimeter adalah alat ukur listrik yang dapat digunakan untuk mengukur arus,
tegangan , dan hambatan listrik. Alat ini memakai suatu besaran meteran dan memakai sistem
selektor putar, sehingga mampu mengukur arus, tegangan dan hambatansampai jejnjang yang
lebih tinggi.Rentang arus dan tegangan yang diukur disesuaikan dengan besar kecilnya besaran
yang diukur. Akan tetapi multi meter mempunyai kepekaan yang rendah terhadap pengukuran
dalam rangkaian semikonduktor elektronik modern.yang mempunyai impedansi tinggi dan
tegangan rendah.
Osiloskop
Osiloskop atau CRO , selain dapat menampilkan dan mengukur tegangan searah juga
dapat menampilkan tegangan sinusoidal. Dapat juga menampilkan berbagai bentuk gelombang
yang ditemukan dalam rangkaian elektronik seperti outputreceiver, deret pulsa, gelombang sikusiku, dan segitigaserta bentuk gelombang thyristor.seberkas sinar elektron yang di hasilkan oleh
tabung katoda, di arahkan pada layar fospor yang akan berpendar kalau terkena elektron,
sehingga tempat itu terlihat.Berkas sinar dan tempat yang terkena sinar , dibelokkan secara
horizontal, dengan kecepatan konstan oleh sebuah teganganyang dihasilkan oleh suatu rangkaian
yang didasari waktu. dan secara vertikal tegangan sinar yang datang.Impedansi yang dihasilkan
Osiloskop bisa dikatakan konstan. (Arifin , 2010)
Komponen Elektronika
Ada dua macam komponen elektronika yaitu komponen aktif dan komponen fasif.
Contokomponen fasif adalah resistor, kapasitor, induktor, dan transformator. Sedangakan IC dan
transistor adalah komponen aktif . suatu resistor akan tetap memiliki hambatan meskipun tidak
dialiri listrik . Komponen seperti ini disebut sebagai komponen pasif.
Hampir semua rangkaian elektronika menggunakan komponen resistor atau tahanan
listrik. Dalam prakteknya kadang disebut Werstand. Resistor disimbolkan dengan R. Fungsi
utama dari resistor :
1. menghambat arus listrik
2. mengatur besarnya arus yang mengalir pada rangkaian
konduktor yang dipisahkan oleh suatu lapisan osilator. untuk kapasitor plat paralel maka
kapasitansi dinyatakan C= keA/d , k adalah tetapan dielektrik, e adalah permitivitas vakum, A
luas pelat, d jarak antar plat. Berikut ini kapasitor dengan resonansinya
plastik
1 MHz
mika
1 MHz
10 MHz
keramik (monolitik)
100 MHz
100 MHz
Tantalum
50 MHz
b. kapasitor trimmer
fungsi dari kapasitor trimmer sama dengan kapasitor Varrco hanya saja bentuknya lebih
kecil.Trimmer terbuat dari bahan plastik Seluruh bagian dari rotor dan stator kapasitor ini terbuat
dari plastik. tujuannya untuk mencegah kerusakan pada rotor saat bergeser dan mencegah
penempelan debu. Kapasitor trimmer memiliki tangkai preset yaitu tungkai yang dapat mengatur
besar kecilnya nilai kapasitansinya. Pengaturannya dapat dilakukan dengan cara menggunakan
obeng minus atau trimmer. Aplikasi lain dari kapasitor ini adalah digunakan dalam membuat
bantalan key board. (Fajar, 2008)
Transformator adalah alat listrik yang mengubah tegangan listrik yang lebih rendah
menjadi tegangan yang lebih tinggi atau sebaliknya. Tegangan yang dapat diubah oleh trafo
hanya tegangan yang berubah-ubah terhadap waktu seperti tegangan pada arus bolak balik.
Secara umum trafo memiliki 2 kumparan yaitu kumparan primer dan kumparan sekunder.
1. kumparan primer berada dibagian input , tempat tegangan listrik masuk ke dalam trafo.
2. kumparan sekumder berada dibagian output, tempat keluarnya tegangan listrik hasil
pengubahan.
Jika arus masuk melalui kumparan primer maka akan timbul medan magnet . Medan
magnet ini diarahkan ke kumparan sekunder. Agar pengarahan tersebut dapat bersifat efektif
maka didalam rongga trafo umumnya diisiteras besi.atau bahan lain yang dapat bersifat
magnetik. Dengan demikian seolah medan magnet dari kumparan primer masuk ke kumparan
sekunder. Berdasar kan cara kerjanya dalam menaikkan atau menurunkan tegangan maka trafo
itu ada 2 macam yaitu :
1. Jika Ns>Npmaka tegangan keluaran lebih besar dari pada tegangan masukan . Dengan kata lain
trafo ini menaikkan tegangan.disebut juga trafo step-up
2. Jika Ns<Npmaka tegangan keluaran lebih kecil dari pada tegangan masukan sehingga trafo ini
menurunkan tegangan , disebut trafo step down..
Pada transformator arus dimasukkan melalui kumparan primer. Hasilnya pada kumparan
sekunder diperoleh arus.Adanya arus listrik menandakan adanaya energi. jadi energi yang
masukke kumparan primer bisa di deteksi melalui kumparan sekunder.. dengan demikian trafo
itu berperan dalam memindahkan energi dari kumparan primer ke kumparan sekunder. Dari sifat
pemindahan energi ini kita dapat menentukan hubungan antara arus pada kumparan primerdan
pada kumparan sekunder.
Hubungan ini dapat di tentukan sebagai berikut:
Daya pada kumparan primer adalah:
Pp=IpEp
Ps =IsEs
dengan Ps adalah daya yang masuk pada kumparan sekunder dan Is adalah arus pada
kumparan sekunder.
Tidak semua daya pada kumparan primer dipindahkan ke kumparan sekunder. Hanya
trafo ideal yang dapat memindahkan semua daya dari kumparan primer ke sekunder.
Ada sebuah persamaan yang menyatakan kerja trafo pada kumparan sekunder dan
primernya:Is = (Np/Ns)
dengan Is kuat arus pada kumparan sekunder
Np =jumlah lilitan pada kumparan primer
Ns=jumlah lilitan pada kumparan sekunder
= efisiensi tranformator
Dari hubungan ini kita juga bisa mendapatkan hubungan antara tegangan, jumlah
lilitan, dan kuat arus pada bagian sekunder dan primer suatu trnsformator. (Abdullah, 2007)
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Alat dan Bahan
3.1.1. Alat
1. Multimeter
Digunakan untuk mengukur hambatan, tegangan, dan kuat arus dalam rangkaian.
2. Osiloskop
Untuk menampilkan visualisasi dari gelombang listrik pada rangkaian.
3. signal generator
Sumber input arus dan tegangan listrik.
4. kabel jumper
5. catu daya
Sumber input arus dan tegangan listrik.
6. papan rangkaian/PCB
Digunakan untuk merakit komponen elektronika (tempat menancapkan kaki komponen).
3.1.2. Bahan
1. Kapasitor 47 F
Digunakan untuk menyimpan arus sementara.
2. Induktor
3. Diode
4. resistor
Berfungsi sebagai penghambat arus listrik dengan nilai hambatan tertentu.
3.2. Langkah Kerja
A. Penentuan Resistansi
1. Menghitung resistansi lima buah resistor dengan membaca kode warna pada cincinnya.
2. Menghitung resistansi resistor menggunakan multimeter (pada pengukuran hambatan) dan
membandingkan hasilnya dengan prosedur pertama.
B. Perhitungan Arus dan Tegangan Listrik
1.
Merakit resistor, catu daya (menggunakan input 12 V), dan multimeter (pada posisi
amperemeter) secara seri, kemudian membaca nilai pada multimeter sebagai kuat arus.
2. Merakit resistor, catu daya (menggunakan input 12 V), dan multimeter (pada posisi voltmeter)
secara paralel, kemudian membaca nilai pada multimeter sebagai tegangan.
3. Mengulangi prosedur B1 dan B2 untuk keempat transistor lainnya.
C. Pengisian Kapasitor
1. Membuat rangkaian pengisian pada PCB
2. Mencatat tegangan listrik saat kapasitor masih terhubung dengan power supply dan ketika
terputus dari power supply
3. Mencatat kuat arus listrik saat kapasitor masih terhubung dengan power supply.
D. Pengosongan Kapasitor
1. Membuat rangkaian pengosongan pada PCB
2. Mencatat tegangan listrik saat kapasitor masih terhubung dengan power supply dan ketika
terputus dari power supply
3. Mencatat kuat arus listrik saat kapasitor masih terhubung dengan power supply.
3.3. Pengolahan Data
Perhitungan daya pada pengukuran tegangan.
P = V.I
1.
2.
3.
4.
5.
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.4. Hasil
A. Pengukuran Hambatan Resistor
No
1.
C
H
M
2.
C
H
M
3.
B
A
C
4.
J
H
E
5.
M
M
H
H
keterangan: A,B,C,D,E menyatakan kode warna
Resistansi(
Pengukuran(
E
E
E
E
C
)
1000 5%
1000 5%
680 5%
300 5%
220 1%
)
1000
950
650
300
220
R()
1000
950
(V)
12
12
I(A)
0,0125
0,0125
Vout
13
12
P (Watt)
0,1625
0,1500
3.
4.
5.
650
300
220
12
12
12
0,020
0,040
0,055
13
13
13
0,2600
0,5200
0.7150
C. Pengisian Kapasitor
Pengisia
No
Resistansi(
kapasitans
I (A)
Vin
V out
n
A
)
1000
i
23,5 F
12,5
12
13
D. Pengosongan Kapasitor
Pengisia
No
Resistansi(
kapasitans
I (A)
Vin
V out
n
A
)
1000
i
23,5 F
12,5
14
keterangan:arus terlalu besar sehingga tidak teramati pasti pada multi meter.
3.5. Pembahasan
A. Resistor
Dari data yang diperoleh dari pengukukuran dengan multimeter menunjukkan resistansi
dari resistor berada diantara batas toleransi yang ada pada nilai perhitungan kapasitansi dari pita
resistor. Dengan kata lain pengukuran dengan multimeter menunjukkan suatu nilai pasti. Resistor
dengan toleransi 1% tentunya memiliki nilai hambatan yang lebih presisi dibandingkan resistor
yang memiliki toleransi 5% atau 10%.
C. Pengisian Kapasitor
Pengisian dan pengosongan kapasitor diamati nilai tegangan pada keadaan terhubung dan
terpisahnya rangkaian kapasitor dari power supply. Pada saat proses pengisian, arus listrik
memasuki kapasitor, dari sini terlihat bahwa setelah terpisah dari power supply kapasitor masih
memiliki tegangan listrik, ini menunjukkan bahwa kapasitor yang terisi muatan maka muatannya
akan menurun secara perlahan
D. Pengosongan Kapasitor
Pada saat proses pengosongan pada saat terhubung dengan power supply maka kapasitor
menunjukkan suatu nilai tegangan setelah dipisah tegangannya habis. pada pengamatan ini arus
listriknya terlalu tinggi sehingga tidak terukur karena terlalu besar.
BAB 5
PENUTUP
1.1. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan tentang komponen dan alat ukur listrik dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Nilai hambatan resistor dapat dilihat dari warna pita/cincinnya, namun nilai ini tidak presisi
karena berada di sekitar toleransi tertentu. Penghitungan nilai resistor yang presisi menggunakan
multimeter yang juga dapat mengukur arus dan tegangan.
2. Power supply menjaga kestabilan tegangan pada suatu nilai meskipun arus dan resistansi
berubah-ubah. Kapasitor digunakan dengan mengisi atau mengosongkan muatan dalan kapasitor,
Resisstor bisa digunakan manual untuk menghambat arus listrik.
3. Pada penghitungan arus dan tegangan yang melewati resistor berlaku hubungan
4. Tegangan kapasitor bermuatan menurun secara perlahan setelah terpisah dengan power supply
seadangkan kapasitor kosong tegangannya sudah nol saat dilepaskan dari power supply.
1.2. Saran
1.
Dari kegiatan praktikum yang telah dilakukan, saya memiliki beberapa saran, antara lain:
Perlengkapan praktikum diperbaharui karena kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana
penunjang kurang memadai sehingga agak menyulitkan jalannya praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
BAB II
DASAR TEORI
Alat ukur dasar adalah alat untuk mengukur atau menentukan besaran atau
dengan sistem digital dan lain-lain. Karena itu dalam setiap bengkel elektronika
yang lengkap, osiloskop harus selalu disediakan. Memang kalau dilihat secara
umum, tidak semua bengkel elektronika menyediakan alat yang satu ini. Sebab
pada umumnya, osiloskop digunakan pada laboratorium-laboratorium elektronika.
Tetapi dari keakuratan serta kegunaan osiloskop, rasanya juga amat janggal kalau
dalam sebuah bengkel elektronika tidak tersedia peralatan ukur yang satu ini.
Karena pada waktu melakukan pekerjaan-pekerjaan yang rumit, terutama dalam
menangani kasus-kasus gangguan yang terjadi pada pesawat-pesawat elektronika
jenis komplek seperti televisi warna, komputer, pesawat-pesawat dengan sistem
digital, akan lebih sempurna bila prosedur reparasinya juga ditangani dengan alat
yang satu ini. Sebab osiloskop merupakan suatu alat yang mampu melihat dan
menganalisa gejala-gejala listrik
(Anonim1, 2010).
Suatu amperemeter yang baik adalah mempunyai tahanan dalam yang kecil
terhadap tahanan-tahanan lain pada rangkaian yang akan diukur arusnya. Sedang
tahanan paralel yang akan dipasang harus kecil terhadap tahanan dalam
amperemeter, atau juga tahanan paralel tersebut bergantung pada tahanan dalam
amperemeter. Jadi jika ingin menentukan batas ukur yang tertentu, kita harus
mendapatkan tahanan paralel yang sesuai. Hal ini tidaklah mudah. Untuk
mengatasi ini, maka suatu metode lain dapat dilakukan. Metode ini dikenal dengan
Ayrton Shunt.
Sedangkan Amperemeter yang digunakan untuk mengukur arus ciri-cirinya adalah
sebagai berikut:
Pada alat ukur ini tertulis amperemeter, miliamperemeter, mikroamperemeter, atau
disingkat A, A, mA dan sebagainya.
Pada setiap alat mempunyai batas ukur sendiri-sendiri, seperti 6 ampere, 3 ampere,
30 mA dan sebagainya.
Setiap amperemeter mempunyai hambatan yang tertentu dan biasanya tertulis
pada alat.
(Ari, 2002).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
Mengukur tegangan dan arus pada R (ingat untuk pengukuran tegangan paralel
dengan R dan pengukuran arus seri dengan R).
Melakukan berulangkali untuk pengukuran tegangan, arus dan ganti R dengan
harga lain.
Mengukur tegangan DC
Melakukan tahap yang sama seperti arus bolak balik dengan mengganti sumber
tegangan DC.
Mengukur resistor
Mengukur nilai resistor yang diberikan oleh asisten dan melakukan pengukuran ini
berulangkali
Penggunaan Osiloskop
Mengukur tegangan AC/DC
Melakukan tahap yang sama seperti pengukuran tegangan AC/DC untuk
pengukuran tegangan dengan penggunaan menggunakan Osiloskop.
BAB IV
ANALISA DATA
Tabel 4.1.2 Data Hasil Pengukuran kawat dan neraca ohaus,mikrometer sekrup, dan
mistar
No. Massa(gram) Panjang(mm) Diameter(mm)
1 0,8 224 0,13
2 0,75 222 0,18
3 0,75 222,5 0,15
4 0,74 223 0,12
5 0,8 223,6 0,17
Tabel 4.1.3 Data Hasil Pengukuran tabung kaca dengan jangka sorong
No. Diameter luar (mm) Diameter dalam (mm) Kedalaman (mm)
1 36,06 32,4 44,07
2 35,7 32,35 44,02
3 35,7 32,36 44,1
4 35,6 32,3 43,9
5 36,08 32,4 44,1
Tabel 4.1.4 Data Hasil Pengukuran Volume Kelereng dalam gelas beker
No. Massa(gram) Volume (ml)
1 28,2 2
2 27,5 4
3 28,3 3
4 28,23 2,5
5 28,29 3
Tabel 4.1.5 Data Hasil Pengukuran Resitor
NO R terbaca (ohm) R terukur (ohm)
1 100 148,8
2 1k 1,004
3 10k 9,71
4 27k 27,11
5 100k 98,4
Tabel 4.1.6 Data Hasil Pengukuran Tegangan AC/DC (R=10k)
NO V Sumber (V) V Terukur
DC (V) AC(V)
1 4 4,28 4,32
2 6 6,04 10,96
3 8 8,05 8,66
4 10 10,06 10,96
5 12 12,06 13,26
Tabel 4.1.7 Data Hasil Pengukuran Kuat Arus AC/DC (R=10k)
NO V Sumber (V) Arus Terukur
DC (A) AC(A)
1 4 0,2 0,04
2 6 0,22 0,05
3 8 0,25 0,06
4 10 0,23 0,08
5 12 0,24 0,28
Tabel 4.1.8 Data Hasil Pegukuran Tegangan AC dengan Osiloskop
NO V Sumber Tinggi Vol/div
1232
2 4 5,6 2
3 6 3,4 5
4 8 4,4 5
5 10 5,6 5
4.2 Perhitungan
4.2.1 Alat Ukur Dasar
A. kelereng
Diketahui:
-diameter kelereng:
d1 = 0,0257 m
d2 = 0,0256 m
d3 = 0,0255 m
d4 = 0,0256 m
d5 = 0,0251 m
-massa kelereng:
m1= 0,0101 kg
m2= 0,0101 kg
m3= 0,0100 kg
m4= 0,01004 kg
m5= 0,01008 kg
ditanyakan:
Jumlah pengukuran
Nilai rata-rata
Deviasi
Kuadrat deviasi
Deviasi standar rata-rata (d)
Nilai sebenarnya
Jawaban:
-diameter:
a) jumlah pengukuran
_(i=1)^ndi = d1 + d2 + d3 + d4 + d5
= 0,0257 + 0,0256 + 0,0255 + 0,0256 + 0,0251
= 0,1275 m
b) nilai rata rata
drata-rata = (_(i=1)^ndi)/n
=
= 0,0255 m
c) deviasi (d1 drata-rata)
d1 = 0,0257 - 0,0255 = 0,0002
d2 = 0,0256 - 0,0255 = 0,0001
d3 = 0,0255 - 0,0255 = 0
d4 = 0,0256 - 0,0255 = 0,0001
d5 = 0,0251 - 0,0255 = 0,0004
d) kuadrat deviasi (d1 drata-rata)2
d1 = (0,0002)2 = 4 x 10-8
d2 = (0,0001)2 = 1 x 10-8
d3 = 0
d4 = (0,0001)2 = 1 x 10-8
d5 = (0,0004)2 = 16 x 10-8
e) deviasi standar maksimum
d = (_(i=1)^n(di - drata-rata)^2/(n(n - 1)))
= ((22 x 10-8 )/(5(5 - 1)))
= 1,048 x 10-4
f) nilai sebenarnya
d = d d
= 0,0255 0,0001048
= 0,0255+ 0,0001048 = 0,0256 m
= 0,0255 - 0,0001048 = 0,02539 m
g) keseksamaan
100 % = 100 % - [d/d] . 100%
= 100 % - [0,0001048/0,0255] .100 %
= 100 % - 0,41% = 99,59 %
-massa kelereng
a) jumlah pengukuran
_(i=1)^nmi = m1 + m2 + m3 + m4 + m5
= 0,0101 + 0,0101 + 0,01 + 0,01004 + 0,01008
= 0,05032 kg
b) nilai rata rata
mrata-rata = (_(i=1)^nmi)/n
=
= 0,01006 kg
c) deviasi (m1 mrata-rata)
m1 = 0,0257 - 0,01006 = 0,00004
m2 = 0,0256 - 0,01006 = 0,00004
m3 = 0,0255 - 0,01006 = -0,00006
m4 = 0,0256 - 0,01006 = -0,00002
m5 = 0,0251 - 0,01006 = 0,00002
d) kuadrat deviasi (m1 mrata-rata)2
m1 = (0,00004)2 = 16 x 10-10
m2 = (0,00004)2 = 16 x 10-10
m3 = (0,00006)2 = 36 x 10-10
m4 = (0,0001)2 = 1 x 10-10
m5 = (0,0004)2 = 16 x 10-10
e) deviasi standar maksimum
m = (_(i=1)^n(mi - mrata-rata)^2/(n(n - 1)))
= ((76 x 10-10 )/(5(5 - 1)))
= 1,0949 x 10-5
f) nilai sebenarnya
m = m m
= 0,05032 0,00001949
= 0,05032 + 0,00001949 = 0,050339 kg
= 0,05032 - 0,00001949 = 0,0503 kg
g) keseksamaan
100 % = 100 % - [m/d] . 100%
= 100 % - [0,00001949/0,05032] .100 %
= 100 % - 0,0387 % = 99,961 %
B. Kawat
Diketahui:
-massa kawat:
m1= 0,0008 kg
m2= 0,00075 kg
m3= 0,00075 kg
m4= 0,00074 kg
m5= 0,0008 kg
-diameter kawat:
d1 = 0,00013 m
d2 = 0,00018 m
d3 = 0,00015 m
d4 = 0,00012 m
d5 = 0,00017 m
-panjang kawat:
l1 = 0,224 m
l2 = 0,222 m
l3 = 0,225 m
l4 = 0,23 m
l5 = 0,236 m
ditanyakan:
Jumlah pengukuran
Nilai rata-rata
Deviasi
Kuadrat deviasi
Deviasi standar rata-rata (d)
Nilai sebenarnya
Jawab:
-massa kawat
a) jumlah pengukuran
_(i=1)^nmi = m1 + m2 + m3 + m4 + m5
= 0,0008 + 0,00075 + 0,00075 + 0,00074 + 0,0008
= 0,00384 kg
b) nilai rata rata
mrata-rata = (_(i=1)^nmi)/n
mrata-rata =
= 0,000768 kg
c) deviasi (m1 mrata-rata)
m1 = 0,00080 - 0,000768 = 3,2 x 10-5
m2
m3
m4
m5
=
=
=
=
0,00075
0,00075
0,00076
0,00080
0,000768
0,000768
0,000768
0,000768
=
=
=
=
-1,8 x 10-5
-1,8 x 10-5
-2,8 x 10-5
3,2 x 10-5
d1
d2
d3
d4
d5
=
=
=
=
=
0,00013
0,00018
0,00015
0,00012
0,00017
0,00015
0,00015
0,00015
0,00015
0,00015
=
=
=
=
=
-2 x 10-5
3 x 10-5
0
-3 x 10-5
2 x 10-5
l1
l2
l3
l4
l5
=
=
=
=
=
d3 = 0,03236 m
d4 = 0,03230 m
d5 = 0,03240 m
-kedalaman:
h1 = 0,04407
h2 = 0,04402
h3 = 0,04410
h4 = 0,04390
h5 = 0,04410
m
m
m
m
m
ditanyakan:
Jumlah pengukuran
Nilai rata-rata
Deviasi
Kuadrat deviasi
Deviasi standar rata-rata (d)
Nilai sebenarnya
Jawaban:
-diameter luar:
a) jumlah pengukuran
_(i=1)^ndi = d1 + d2 + d3 + d4 + d5
= 0,03605 + 0,0357 + 0,0356 + 0,0356 + 0,03608
= 0,17903 m
b) nilai rata rata
drata-rata = (_(i=1)^ndi)/n
=
= 0,035 m
c) deviasi (d1 drata-rata)
d1 = 0,03605 - 0,035 = 5 x 10-5
d2 = 0,03570 - 0,035 = -30 x 10-5
d3 = 0,03560 - 0,035 = -40 x 10-5
d4 = 0,03560 - 0,035 = -40x 10-5
d5 = 0,03608 - 0,035 = 8 x 10-5
d) kuadrat deviasi (d1 drata-rata)2
d1 = (5 x 10-5)2 = 0,25 x 10-8
d2 = (-30 x 10-5)2 = 9 x 10-8
d3 = (-40 x 10-5)2 = 16 x 10-8
d3 = 0
d4 = (-6 x 10-5)2 = 36 x 10-10
d5 = (4 x 10-5)2 = 16 x 10-10
e) deviasi standar maksimum
d = (_(i=1)^n(di - drata-rata)^2/(n(n - 1)))
= ((4,25 x 10-10 )/(5(5 - 1)))
= 2,06 x 10-5
f) nilai sebenarnya
d = d d
= 0,03236 2,06 x 10-5
= 0,03236 + 2,06 x 10-5 = 3,238 x 10-2 m
= 0,03236 - 2,06 x 10-5 = 3,234 x 10-2 m
g) keseksamaan
100 % = 100 % - [d/d] . 100%
= 100 % - [(2,06 x 10-5)/0,03236] .100 %
= 100 % - 0,063 % = 99,94 %
-kedalaman:
a) jumlah pengukuran
_(i=1)^nhi = h1 + h2 + h3 + h4 + h5
= 0,04407 + 0,04402 + 0,0441 + 0,0439 + 0,0441
= 0,22019 m
b) nilai rata rata
hrata-rata = (_(i=1)^nhi)/n
=
= 0,04404 m
c) deviasi (h1 hrata-rata)
h1 = 0,04407 - 0,04404 = 3 x 10-5
h2 = 0,04402 - 0,04404 = -2 x 10-5
h3 = 0,04410 - 0,04404 = 6 x 10-5
h4 = 0,04390 - 0,04404 = -0,14 x 10-5
h5 = 0,04441 - 0,04404 = -3 x 10-5
d) kuadrat deviasi (h1 hrata-rata)2
h1 = (3 x 10-5)2 = 9 x 10-10
h2
h3
h4
h5
=
=
=
=
a) jumlah pengukuran
_(i=1)^nVi = V1 + V2 + V3 + V4 + V5
= 2 x 10-3 + 4 x 10-3 + 3 x 10-3 + 2,5 x 10-3 + 3 x 10-3
= 14,5 x 10-3 m3
b) nilai rata rata
Vrata-rata = (_(i=1)^nVi)/n
=
= 2,9 x 10-3 m3
c) deviasi (V1 Vrata-rata)
V1 = 2,0 x 10-3 m3 - 2,9 x 10-3
V2 = 4,0 x 10-3 m3 - 2,9 x 10-3
V3 = 3,0 x 10-3 m3 - 2,9 x 10-3
V4 = 2,5 x 10-3 m3 - 2,9 x 10-3
V5 = 3,0 x 10-3 m3 - 2,9 x 10-3
m3
m3
m3
m3
m3
=
=
=
=
=
9 x 10-4 m3
1,1 x 10-4 m3
1 x 10-4 m3
-4 x 10-4 m3
1 x 10-4 m3
= 92,28 %
Rapat Jenis benda Fisis
Jumlah perhitungan
_(i=1)^ni = 1 + 2 + 3 + 4 + 5
= m1/V1 + m2/( V2) + m3/V3 + m4/V4 + m5/V5
= 28,2/2 + 27,5/( 4) + 28,3/3 + 28,23/2,5 + 28,29/3
= 14,1 + + 6,875 + 9,43 + 11,292 + 9,43
= 51,127 kg/m3
b) nilai rata rata
rata-rata = (_(i=1)^ni)/n
=
= 10,225 kg/m3
c) deviasi ( 1 rata-rata)
1 = 14,1 - 10,225 = 3,875 kg/m3
2 = 6,875 - 10,225 = -3,35 kg/m3
3 = 9,45 - 10,225 = -0,755 kg/m3
4 = 11,292 - 10,225 = -1,067 kg/m3
5 = 9,43 - 10,225 = -0,795 kg/m3
d) kuadrat deviasi ( 1 rata-rata)2
1 = (3,875)2 = 15,02
2 = (-3,35)2 = 11,22
3 = (-0,755)2 = 0,57
4 = (-1,067)2 = 16,54
5 = (-0,795)2 = 0,63
e) deviasi standar maksimum
= (_(i=1)^n(1 rata-rata)^2/(n(n - 1)))
= (43,98/(5(5 - 1)))
= 1,48 kg/m3
f) nilai sebenarnya
=
= 10,225 1,48
= 10,225 + 1,48 = 11,705 kg/m3
= 10,225 1,48 = 8,745 kg/m3
g) keseksamaan
100 % = 100 % - [/] . 100%
= 100 % - [1,48/10,225] .100 %
= 100 % - 14,5 %
= 86,5 %
2. Rapat Jenis benda matematis
Teori Sesatan:
= ([m/mi]+ [V/Vi] ) i
m = x skala terkecil dari neraca ohhaus
= x 0,1 g
= 0,05 g
= 5 x 10-5 kg
V = x skala terkecil dari gelas ukur
= x 0,1 m3
= 0,05 m3
= 5 x 10-5 m3
Jadi,
1 = ([m/mi]+ [V/Vi] ) i
= ([(5 x 10-5)/0,0282]+ [(5 x 10-5)/0,002] ) 1,41 kg/m3
= 0,377 kg/m3
2 = ([m/mi]+ [V/Vi] ) i
= ([(5 x 10-5)/0,0275]+ [(5 x 10-5)/0,004] ) 6,875 kg/m3
= 0,149 kg/m3
3 = ([m/mi]+ [V/Vi] ) i
= ([(5 x 10-5)/0,0283]+ [(5 x 10-5)/0,003] ) 9,43 kg/m3 = 0,323 kg/m3
4 = ([m/mi]+ [V/Vi] ) i
= ([(5 x 10-5)/0,02823]+ [(5 x 10-5)/0,0025] ) 11,292 kg/m3
= 0,245 kg/m3
5 = ([m/mi]+ [V/Vi] ) i
= ([(5 x 10-5)/0,02829]+ [(5 x 10-5)/0,0035] ) 9,43 kg/m3
= 0,173 kg/m3
4.2..1 Perhitungan Tegangan dan Arus DC dengan multimeter
Diketahui : V = x skala terkecil
= x 0,001
= 5 x 10-4 V
I = x skala terkecil
= x 0,001
= 5 x 10-4 A
Ditanyakan : a) R ?
b) R ?
Jawab : a) R = V/I
R1 = 4,28 V = 21.400.000
0,2 x 10-6 A
R2 = 6,04 V = 27.454.000
0,22 x 10-6 A
R3 = 8,05V = 32.200.000
0,25 x 10-6 A
R4 = 10,06 V = 43.739.130,43
0,23x 10-6 A
R5 = 12,06 V = 50.250.000
0,24x 10-6 A
b) R= 1/V x V + 1/I x I R
= 10,46 x 1010
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan tentang alat ukur dasardan listrik diperoleh kesimpulan
yaitu:
1. Alat-alat ukur yang digunakan dalam praktikum meliputi jangka sorong,
mikrometer sekrup, gelas ukur, multimeter, dan osiloskop.
2. Skala terkecil untuk mikrometer sekrup adalah sebesar 0,01 mm dan untuk
jangka sorong sebesar 0,1 mm. Neraca ohauss memiliki skala terkecil 0,1 gram dan
gelas ukur sebesar 1mL.
3. Skala nonius pada alat ukur dasar berfungsi untuk menambah ketelitian alat.
4. Skala terkecil multimeter sebesar 0,01.
5. Berdasarkan hasil perhitungan besar rata-rata presentase dari keseksaamaan
adalah 98 %.
5.1 Saran
Sebaiknya praktikan melakukan praktikum dengan teliti dan fokus agar dapat
memahami fungsi dan cara penggunaan dari alat ukur dasar dan listrik.
DAFTAR PUSTAKA
Hukum Ohm adalah hukum yang mengatakan bahwa apabila arus listrik mengalir ke dalam
sebuah penghantar, intensitas arusnya sama dengan tegangan yang mendorongnya dibagi dengan
tahanan penghantar. Hukum Ohm digunakan untuk melihat besarnya arus (I), tegangan (V) dan
hambatan (R).
Persamaan :
V = I R
Aliran muatan yang melalui sebuah penghantar sering kali dibandingkan dengan aliran air
melalui sebuah pipa, yang terjadi karena adanya perbedaan tekanan di antara ujung-ujung pipa
tersebut, yang barang kali dihasilkan oleh sebuah pompa. Perbedaan tekanan ini dapat
dibandingkan dengan sebuah perbedaan potensial yang dihasilkan oleh sebuah baterai di antara
ujung-ujung dari sebuah tahanan (resistor) aliran air (misal liter/detik) dibandingkan dengan arus
(coulomb/detik atau ampere). Banyakanya air yang mengalir per satuan waktu (rate of flow of
water) untuk suatu perbedaan tekanan yang diberikan ditentukan oleh sifat pipa.
Hambatan pada sebuah rangkaian erat kaitannya dengan berlakunya Hukum Ohm.
Hambatan pada sebuah penghatar adalah sama, tidak perduli berapapun tegangan yang
digunakan untuk mengukur arus tersebut.
Multimeter adalah alat ukur listrik yang dikenal sebagai VOM (Volt-Ohm meter) yang
dapat mengukur tegangan (voltmeter), hambatan (Ohm-meter), maupun arus (amperemeter). Ada
dua kategori multimeter yaitu mulimeter digital atau DMM (digital-multi meter) dan multimeter
analog. Masing-masing dapat mengukur listrik AC maupun listrik DC. Dalam percobaan ini
digunakan multimeter analog ABB MA 2H. Walaupun penampilan suatu multimeter berbeda
dengan multimeter lain, namun pengetahuan akan suatu jenis multimeter akan sangat membantu
dalam mempelajari cara penggunaan multimeter secara umum.
Gambar multimeter diatas dengan beberapa bagian penting pada lubang 1 sampai lubang
5. Lubang-lubang itu digunakan sebagai tempat untuk menghubungkan alat dengan bagian yang
akan diukur, dengan rincian sebagai berikut :
Lubang 1 adalah ground yang selalu digunakan untuk sebagai pengukuran.
Lubang 2 digunakan pada pengukuran arus AC dan DC hingga 15 A.
Lubang 3 untuk pengukuran tahanan.
Lubang 4 untuk pengukuran tegangan AC dan DC hingga 1000 V.
Lubang 5 untuk pengukuran tegangan dan arus dengan batas ukur 1,5 A (untuk arus), dan
500 V (untuk tegangan).
Tombol 7 adalah untuk memilih jenis besaran yang hendak diukur dengan berbagai batas
ukurnya. Batas ukur berarti harga maksimal besaran yang dapat diukur oleh alat . Bila harga
besaran yang hendak diukur melebihi batas ini, maka alat akan rusak. Sebaliknya bila harga
besaran jauh dibawah batas ukur, maka pengukuran menjadi tidak teliti. Misalnya hendak diukur
tegangan yang diperkirakan berharga 40 V, maka batas ukur yang sesuai adalah 50 V. Bila harga
besaran yang hendak diukur tidak diketahui, maka cara paling aman adalah memilih batas ukur
paling tinggi, kemudian menurunkannya bila ternyata harga besaran dibawah batas tersebut.
Tombol 8 adalah tombol untuk menera alat. Pada layar terdapat tiga bagian skala, yaitu
skala tegangan dan arus DC yang terletak paling atas, tegangan dan arus DC terletak ditengah,
dan tahanan terletak paling bawah. Layar skala ini dilengkapi dengan cermin untuk membantu
agar pembacaan dapat tegak lurus diatas jarum teliti. Pembacaan akan benar bila mata pembaca
tepat tegak lurus diatas jarum petunjuk, sehingga bayangan jarum dicermin tidak terlihat karena
tertutup oleh jarum. Pada alat ukur ini tanda ( - ) berarti AC, dan tanda ( -- ) berarti DC.
Resistor yang tersedia biasanya diketahui nilainya melalui pita warna yang ada pada
permukaan resistor tersebut.
Tabel 1.1 Pita Warna Resistor
Warna
Hitam
Cokelat
Merah
Jingg
Kuning
Angka I
0
1
2
3
4
Angka II
0
1
2
3
4
Hijau
Biru
Ungu
Abu-abu
Putih
Emas
Perak
Tak berwarna
5
6
7
8
9
-
5
6
7
8
9
-
BAB II
Angka III
Toleransi
5%
10%
15%
Multimeter Abb MA 2H
Voltmeter
Amperemeter
Tahan geser
Kabel penghubung
Resistor
Kawat tahanan
Catu daya DC
BAB III
METODE PERCOBAAN
1.
a.
b.
c.
2.
a.
b.
c.
Percobaan I
Ditera multimeter sebelum digunakan.
Digunakan batas ukur yang sesuai.
Diukur tegangan dari sumber listrik PLN dengan hati hati.
Percobaan II
Ditera multimeter sebelum digunakan.
Digunakan batas ukur yang sesuai.
Diukur tegangan keluaran dari power supply.
d.
Dalam keadaan terhubung dengan multimeter, diatur tombol pengatur keluaran power supply
masing resistor.
Dibuat rangkaian resistor seri dan paralel.
Diatur voltmeter dan amperemeter pada batas ukur kecil.
Dinyalakan catu daya.
Ditabelkan hasil perhitungan resistor pada tabel pengamatan.
BAB IV
DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
Nama Percobaan
Tanggal Percobaan
Nama Asisten
Nama Mahasiswa
: 1. Aini Yunanda
2. Yuspiter Ndruru
3. Indah Melyta sari
(062113032)
(062131034)
(062113006)
Keadaan ruangan
P (cm)Hg
T( C)
C (%)
Sebelum percobaan
75.6 cmHg
26 C
71 %
Sesudah percobaan
75.7 cmHg
26.5 C
65 %
= 185 V
= 0,9 V
Vmaks
= 4,95 V
Warna
()
()
.
1.
2.
3.
14.95 15.05
9500 10500
2755 - 3045
15
10000
2900
()
200
200
200
()
200
200
200
()
50
50
50
()
43.4826087
45.45454545
44.46857708
V (volt)
2
4
3
I (A)
0.01
0.02
0.015
V (volt)
1
1.5
1.25
I (A)
0.023
0.033
0.028
4.2 Perhitungan
1. Mengukur tegangan AC/PLN
= hasil pengukuran
= 37
= 185 V0lt
2. Mengukur tegangan DC/power supply
= hasil pengukuran
= 3
= 0,9 Volt
= hasil pengukuran
= 16,5
= 4,95 Volt
3. Mengukur nilai hambatan
= (10000 500)
= (10000 + 500)
= 9500
= 10500
Jadi, nilai diatas untuk resistor diatas adalah batas adalah 9500- 10500
Merah, putih, merah, emas
2
9
102
5%
2
= 29 . 10 5%
= 2900 2900 .
= 2900 145
= (2900 145)
= (2900 + 145)
= 2755
= 3045
Jadi, nilai diatas untuk resistor diatas adalah batas adalah 2755 3045
4. Mengukur resistor Rangkaian seri (warna : C, H, C)
Percobaan I
V = 2 volt
I = 0,01 A
= x hasil pengukuran
= x 50
= 100
R = R 1 + R2
= 100 + 100
= 200
=
= 200
Percobaan II
V = 4 volt
I = 0,02 A
= x hasil pengukuran
= x 50
= 100
R = R 1 + R2
= 100 + 100
= 200
=
= 200
=
= 3 volt
=
= 0,015 A
hitung
=
= 200
ukur
=
= 200
= x hasil pengukuran
= x 50
= 100
= +
= +
=
100
=2
=
= 50
=
= 43,482
Percobaan II
V = 1,5 volt
I = 0,033 A
Rhitung
= x hasil pengukuran
= x 50
= 100
= +
= +
=
100
=2
=
= 50
=
= 45,454
=
= 1,25 volt
=
= 0,028 A
hitung
=
= 50
ukur
=
= 44, 468
5. Grafik
V (volt)
I (A) 102
BAB V
PEMBAHASAN
Fisika merupakan ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang gejala alam melalui
pengamatan atau observasi dan memperoleh kebenaran secara empiris melalui panca indera
karena itu pengukuran merupakan bagian yang sangat penting dalam proses membangun
konsep-konsep fisika. Pengukuran dilakukan langsung untuk mengetahui kuantitas besaranbesaran fisika seperti yang sudah dibahas dalam besaran dan pengukuran.
Pada percobaan kali ini Multimeter dan Hukum Ohm yang berhubungan dengan
cara-cara mengukur tegangan, arus dan tahanan dengan menggunakan beberapa alat. Alat-alat
tersebut dapat mengukur besarnya arus, tegangan dan tahanan. Alat yang dimaksud adalah
Multimeter ABB MA 2H dan Multimeter demonstrasi Leybold. Multimeter adalah alat ukur
listrik yang dikenal sebagai VOM (Volt-Ohm meter) yang dapat mengukur tegangan
(voltmeter), hambatan (Ohm-meter), maupun arus (amperemeter).
Pada percobaan pertama yang dilakukan adalah menghitung tegangan. Tegangan ada
dua jenis yaitu : tegangan AC/PLN dan DC. Untuk mengukur tegangan AC/PLN dinyatakan
dengan rumus, . Dimana batas skala adalah skala yang terdapat pada multimeter bagian atas,
ada 3 skala yang dapat dipilih yaitu skala dengan batas maksimal 5, 10, dan 250. Berdasarkan
percobaan yang dilakukan hasil ukuran tegangan AC/PLN adalah 185. Dan pada perhitungan
tegangan DC yang digunakan adalah power supply, untuk mencari nilai minimum dan
maksimum sam seperti menghitung tegangan AC/PLN, nilai minimumnya adalah 0,9 volt dan
maksimum adalah 4,95 volt.
Pada percobaan kedua adalah mengukur nilai resistor atau tahanan, resistor yang
digunakan pada percobaan ini ada tiga buah. Resistor ini mempunyai cincin-cincin warna,
dimana warna-warna tersebut menandakan seberapa besar nilai sebuah resistor. (Coklat = 1,
Hijau = 5, Hitam = 0, Emas 5%, Jingga= 3, Merah = 2, dan Putih = 9). Contoh penggunaan
rumus untuk menentukan hambatan pada resistor sesuai dengan warna pada resistor :
1. Coklat, hijau, hitam, emas
= 15 . 100 5%
= 15 .
= 15 0.05
= (15 + 0.05) = (15 0.05)
= 15.05
= 14.95
Mengukur nilai hambatan menggunakan sebagai ketidakpastian.
Percobaan yang ketiga adalah menghitung nilai tahanan pada rangkaian seri.
Maksudnya rangkaian seri adalah dua atau beberapa resistor disusun secara berderet sehingga
arus yang mengalir pada setiap komponen sama besarnya. Pertama untuk menghitung maka
resistor harus diukur seberapa besar nilainya dengan menggunakan multimeter. Pada saat
menghitung nilai tahanan, juga akan mendapatkan nilai arus dan tegangan. Setelah ada nilai
dan , maka dapat kita masukkan kedalam rumus. Dimana rumus untuk adalah
+ .
BAB VI
KESIMPULAN
Dari percobaan, pengamatan dan perhitungan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik
Rangkaian paralel memiliki nilai hambatan kecil karena terjadi percabangan dan
DAFTAR PUSTAKA
Laboratorium Fisika, Buku Penuntun Praktikum Fisika Dasar 2, Universitas Pakuan, Bogor.
Giancoli, Douglas, C. 2001. Fisika Edisi kelima Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Tiper, Paur A. 1991. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Jakarta. Penerbit Erlangga
http://sabardan.blogspot.com/2013/11/laporan-praktikum-hukum-ohm.html
http://www.slideshare.net/yudhodanto/laporan-praktikum-fisika-dasar-7
LISTRIK DINAMIS
TUJUAN
Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir dalam suatu
penghantar per satuan waktu. Arus listrik dalam sebuah rangkaian hanya
dapat mengalir dalam suatu rangkaian tertutup dari potensial tinggi (+)
ke potensial rendah (-).
Basicmeter digunakan sebagai alat ukur arus dan tegangan DC dengan
shunt dan pengganda terpasang pada alat. Dilengkapi dengan tutup geser
untuk mengubah fungsi sebagai amperemeter atau voltmeter.
Pada posisi A, alat berfungsi sebagai amperemeter yang digunakan untuk mengukur kuat arus
listrik dengan batas 100 mA, 1A, 5A, (DC). Basicmeter untuk penggunaan amperemeter
dirangkai seri dengan komponen/rangkaian yang akan diukur kuat arusnya. Pada posisi V,
alat berfungsi sebagai voltmeter yang digunakan untuk mengukur
tegangan listrik dengan batas ukur 100 mV, 1V, 10V, dan 50V (DC).
Basicmeter untuk penggunaan voltmeter dirangkai parallel dengan
komponen/rangkaian yang akan diukur tegangan listriknya.
Basicmeter memiliki skala ganda dengan batasan -10; 0; 100 dan -5; 0;
50. Hambatan dalam sekitar 1000 Ohm dengan pencegah pembebanan
lebih, dilengkapi pengatur kalibrasi jarum. Ketelitian + 2,5% pada
simpangan penuh.
Hukum ohm berbunyi : Besarnya arus listrik yang mengalir pada suatu
penghantar, berbanding lurus dengan beda potensial di antara kedua
ujung penghantar, dan dipengaruhi oleh jenis penghambatnya.
Secara matematis, dituliskan : V = I . R , dengan;
V
Basicmeter
2 kabel listrik
1 LAMPU (1,5 V)
Rangkaian Amperemeter
Rangkaian Voltmeter
1 LAMPU (3 V)
Rangkaian Amperemeter
Rangkaian Voltmeter
2 LAMPU (6 V)
Rangkaian Amperemeter
Rangkaian Voltmeter
JAWABAN PERTANYAAN :
1. Untuk mengukur kuat arus listrik harus digunakan alat ukur Amperemeter yang dirangkai
secara seri dengan rangkaian yang akan diukur kuat arusnya.
2. Untuk mengukur beda potensial digunakan alat ukur Voltmeter yang dirangkai secara
parallel dengan rangkaian yang akan diukur beda potensialnya.
3. Gambar rangkaian amperemeter yang benar
KESIMPULAN