Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Larutan penyangga atau yang biasa disebut buffer ada larutan yang
digunakan untuk mempertahankan pH tertentu agar pH dari larutan tersebut tidak
berubah ketika terjadi suatu reaksi kimia yang meliputi penambahan asam
maupun basa. Buffer itu sendiri merupakan kombinasi antara asam lemah dan basa
konjungasinya atau basa lemah dan asam konjungasinya.
Larutan penyangga tidak hanya digunakan di dalam sebuah laboratorium
kimia, larutan penyangga itu sendiri dapat ditemukan hamper di semua tempat
yang berkaitan dengan kimia, terutama pada reaksi yang memerlukan suatu pH
larutan untuk tetap stabil. Sektor Industri merupakan salah satu tempat yang biasa
menggunakan larutan penyangga dalam produksinya sehari-hari. Namun selain
digunakan oleh manusia, larutan penyangga juga ada secara alami di lingkungan
sekitar.
Dikarenakan penggunaan larutan penyangga yang sangat beragam di alam
ini maka di dalam laporan ini akan dijabarkan penggunaan-penggunaan larutan
penyangga yang dapat ditemukan di kehidupan sehari-hari.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Penggunaan Buffer dalam Proses Fisiologis


Proses-proses yang terjadi di dalam tubuh mahluk hidup disebut dengan
proses fisiologis. Proses ini meliputi proses peredaran darah dalam tubuh
manusia, pernafasan, dan lain-lain. pH larutan yang ada dalam mahluk hidup
biasanya mendekati 7 atau netral. pH larutan dalam darah adalah 7.4, jika
darah memiliki pH lebih kecil daripada 7 atau lebih besar daripada 7.8 maka
mahluk hidup tersebut dapat mati hanya dalam beberapa menit. Oleh karena
itu penggunaan buffer untuk menstabilkan pH dalam darah sangatlah penting
untuk menjaga kelangsungan hidup mahluk tersebut. Buffer dominan yang
terdapat di dalam tubuh manusia dapat dibagi menjadi tiga yaitu :
2.1.1 Buffer Bikarbonat
Darah adalah larutan biologis dimana sistem buffer asam
karbonat dan hydrogen karbonat memiliki peran penting dalam
mempertahankan pH darah menjadi 7.4. Dalam buffer ini, asam
karbonat (H2CO3 ) berperan sebagai asam lemah dan basa kuat
konjungasinya adalah hydrogen karbonat ( HCO3- ). Reaksi
kimianya dapat dituliskan sebagaimana berikut
H2CO3 H+ + HCO3Ketika ada penambahan H+ kedalam darah maka H+ tersebut
akan bereaksi dengan HCO3- dan membentuk H2CO3 yang
merupakan asam lemah sehingga tidak akan mengubah pH darah
secara signifikan.
Ketika adanya OH- yang berlebih maka OH- akan bereaksi
dengan H2CO3 dan menciptakan H2O dan HCO3-.
Selain itu konsentrasi asam karbonat dalam darah juga diatur
oleh sistem pernafasan manusia sedangkan konsentrasi hydrogen
karbonat dalam darah diatur oleh ginjal.

2.1.2

Buffer Fosfat

Sistem Buffer Fosfat terjadi di dalam larutan-larutan internal


dalam sel yang ada dalam mahluk hidup. Sistem ini terdiri dari
ion dihidrogen fosfat ( ) sebagai asam lemah dan ion hydrogen
fosfat sebagai basa konjungasinya. Kedua zat ini berada pada
kesetimbangan yang ditunjukkan dengan reaksi
H2PO4- H+ + HPO42+
Ketika adanya H tambahan maka akan diproduksi H2PO4
yang akan membuat kesetimbangan bergeser ke kiri sehingga
produksi HPO42- akan bertambah dan menyetimbankan pH
larutan tersebut. Hal ini juga berlaku sebaliknya ketika
2.1.3

ditambahkan OH- ke dalam sistem buffer tersebut.


Buffer Protein
Protein umumnya tesusun oleh asam amino. Asam amino ini
memiliki kelompok fungsional yang berfungsi sebagai asam
lemah dan basa konjungasi ketika terjadi perubahan pH yang
drastis sehingga pH dalam sel-sel dalam tubuh dapat distabilkan.
Singkatnya protein dalam sel itu sendiri berfungsi sebagai buffer.
Untuk memperjelas bagaimana protein berfungsi sebagai buffer
pertama kita harus menjabarkan struktur dari asam amino itu
sendiri, yang terdiri dari
1. Kelompok karboxyl ( COOH )
2. Kelompok Amino ( NH2 )
3. Atom Hidrogen
4. Kelompok R
Dari keempat kelompok tersebut, COOH dan NH2 berfungsi
sebagai sistem buffer untuk kondisi asam dan basa. Pada pH
netral, seperti pada darah, kelompok karboxil berupa COO- dan
bukan COOH. Lalu, ketika protein tersebut pHnya menurun atau
protein tersebut menjadi lebih asam, kelompok karboxil akan
bereaksi dengan H+ sehingga membentuk COOH.
Pada pH yang netral, kelompok amino bentuknya adalah
NH3+ bukan dalam bentk NH2. Pada pH netral kelompok amino
biasanya memiliki hydrogen ekstra pada tubuhnya. Ketika
protein tersebut pHnya meningkat atau sifatnya makin basa maka

NH3+ akan mengikat dengan OH- dan membentuk H2O dan


bentuknya kembali ke NH2. Karena suatu sel umumnya dibentuk
oleh protein, perubahan pH pada protein dapat membuat sel
tersebut mati atau rusak.
2.2 Penggunaan Buffer dalam Proses Industri
2.1.1 Penggunaan Buffer dalam Industri Paramedik
Kebanyakan obat-obatan dipersiapkan di dalam larutan zatzat kimia, jadi larutan ini memerlukn pH yang konstan untuk
dapat memastikan kestabilan dari keefektifan dari obat-obatan
ini, hal ini dilakukan dengan menggunakan buffer. Buffer juga
ditambahkan pada farmasi untuk meningkatkan kenyamanan
pasien. Selain dari itu buffer juga digunakan untuk
1. Mempertahankan beberapa obat-obatan

dalam

bentuk ionnya karena ion lebih mudah larut dalam


bentuk cairan
2. Mempertahankan

beberapa

obat-obatan

dalam

bentuk bukan ion karena bentuk tersebut lebih


mudah larut dalam lemak
3. Mempertahankan pH dari obat-obatan menjadi
netral sehingga tidak merusak tubuh.

2.1.2

Penggunaan Buffer dalam Fermentasi


Setiap proses fermentasi memerlukan pH yang spesifik
untuk mendapatkan hasil yang terbaik. pH pada saat proses
fermentasi berubah dengan sendirinya, oleh karena itu untuk
mempertahankan pH ini buffer memiliki peran yang penting.
Sebagai contohnya adalah ketika terjadi fermentasi dalam
membuat roti, pH dari adonan akan berkurang karena
terlepasnya CO2 dan zat-zat organic lainnya. Pada adonan,
tepung dan susu berperan sebagai buffer sehingga pH dari

2.1.3

adonan tersebut tidak akan turun


Penggunaan Buffer dalam Pewarnaan Tekstil

Pewarna

pada

industry

tekstil

berperan

untuk

memberikan berbagai varietas warna pada kain yang berbeda.


Kekuatan warna dari pewarna berkaitan erat dengan jangkauan
pH yang dimiliki oleh pewarna, hal ini dilakukan dengan
2.1.4

menggunakan buffer.
Penggunaan Buffer dalam Industri lainnya
1. Industri Printing, pH dari kertas dan tinta harus diatur
agar tinta mudah menyerap pada kertas dan mudah
kering
2. Industri Kulit, pH dari pewarnaan dan perendaman kulit
mempengaruhi tekstur dan warna dari produk akhir
3. Industri Lem, sifat dari lem itu sendiri bervariasi

tergantung pada pH dari lem itu sendiri


2.3 Penggunaan Buffer dalam Alam
2.1.4 Buffer dalam air
Permukaan air seperti danau dan sungai merupakan
habitat yang penting untuk kehidupan akuatis seperti ikan dan
amfibi. Secara umum setiap mahluk hidup memerlukan pH yang
stabil untuk hidup. Tetapi di alam terdapat banyak factor yang
memungkinkan terjadinya perubahan pH dalam air, contohnya
seperti hujan asam yang terjadi karena perpaduan air hujan dan
sulfur dioksida yang membentuk asam sulfur. Ketika pH dari air
turun karena adanya hujan asam. Buffer alami dalam air seperti
CaCO3 bereaksi dengan air asam untuk menetralkan efek asam
air tersebut. Dengan cara ini pH dari air akan ditahan
sedemikian rupa sehingga kehidupan akuatis dalam air akan
tetap terjaga. Tanpa adanya buffer maka pH dapat turun secara
ekstrim, ketika pH mencapai 2 atau 13, air tersebut akan mampu
2.1.5

merusak insang dan kerangka luar dari ikan.


Buffer dalam tanah
Seperti air, pH dalam tanah juga memiliki peran yang
sangat penting dalam tanah karena tumbuhan tumbuh dengan
baik pada pH yang stabil. Pengasaman pada tanah merupakan
masalah besar yang mampu mempengaruhi pertumbuhan
tumbuhan yang ada di tanah tersebut. Tipe buffer yang terdapat

dalam tanah bergantung pada materi-materi organik dan mineral


yang ada dalam tanah tersebut, oleh karena itu bias dikatakan
bahwa materi-materi organik dan mineral yang ada di dalam
tanah berperan sebagai buffer dari tanah tersebut.

BAB III
KESIMPULAN

Larutan penyangga sangatlah umum digunakan dalam kehidupan seharisehari. Kemampuannya untuk menstabilkan pH dari suatu larutan sangatlah
diperlukan dalam berbagai sektor yang ikut berkecimpung di dalam bidang kimia.
Dalam tubuh mahluk hidup larutan penyangga memiliki peran yang sangat
penting untuk memastikan bahwa pH dari darah, protein dan yang lainnya agar
tetap stabil pada keadaan netral, dengan pHnya sebesar 7.4. Dimana perubahan
pH yang signifikan akan merusak mahluk hidup itu sendiri dan dapat
menyebabkan kematian.
Di dalam sektor industri larutan penyangga berperan dalam memastikan
bahwa suatu reaksi bekerja sebagai mana mestinya. Penerapan larutan penyangga
berguna dalam banyak sektor-sektor industri.
Dalam alam larutan penyangga berfungsi untuk menstabilkan pH dari
tanah maupun air agar lingkungan dalam alam tersebut tetap terjaga sehingga
mahluk hidup yang tinggal disana mampu hidup tanpa terkontaminasi asam yang
sangat keras ataupun basa keras yang mampu membahayakan tubuh mahluk hidup
tersebut.

Sumber :
http://www.thechemicalblog.co.uk/buffers-in-our-daily-life/
http://www.ehow.com/list_7645120_everyday-uses-buffers.html
http://environmental-realm.blogspot.com/2012/04/importance-of-buffers-inphysiological.html
http://en.wikipedia.org/wiki/Bicarbonate_buffering_system

Anda mungkin juga menyukai