-GASTROINTESTINAL SYSTEMDIARRHEA
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
Zahra Nabila Latama
10100111003
Desyani Aviciena A P
10100111048
Rabbani Ryanka
10100111019
Fika Yuliawati
10100111055
Delima Istio P P
10100111052
Fuzna Avisha N
10100111025
Panji Agung P
10100111018
Melvina Afika
10100111054
10100110102
Della Ihsanti K
10100111001
10100109009
Adi Saputra M
10100110077
Ummi Yusuf
10100111009
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2014-2015
Kata Pengantar
Assalamualaikum.Wr.wb,
Puji dan syukur kita panjat kan kehadirat Allah SWT dan junjungan kita Nabi Muhammad
SAW yang telah melimpahkan segala rahmatnya untuk dapat membuat makalah tugas ini. Kami
membuat tugas ini bertujuan untuk memenuhi salahsatu tugas yang telah diberikan oleh bapak/ibu
dosen yang telah mengajar .
Di dalam makalah tugas ini kami membuat pembahasan salahsatu kasus yang telah diberikan.
Kami berharap bapak/ibu dosen dapat menerima tugas makalah dari kelompok kami.
Sekian kata pengantar dari kelompok kami, mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat
bagi semuanya .
Wassalamualikum.Wr.Wb.
Penyusun
Daftar Isi
Cover ..........................................................................................................
Kata Pengantar
.................................................................................
Daftar Isi
.............................................................................................
Kasus
.............................................................................................
Anatomi
.............................................................................................
Histologi
.............................................................................................
10
Fisiologi
.............................................................................................
14
Diare
............................................................................................
23
Derajat dehidrasi
................................................................................
26
Bakteri
............................................................................................
28
Parasit
............................................................................................
30
Management ............................................................................................
36
Pemeriksaan .............................................................................................
45
Patomekanisme.........................................................................................
50
KASUS
Dira 18 bulan
Cc: diare
1.
2.
3.
4.
5.
Physical examination :
6. Pediatric come scale 13
7. Pulse rate 120/m
8. RR 36 derajat celcius
9. Body weight 10 kg
10. Head : sunken anterior fontanel
11. Eyes : sunken eyes, no tears
12. Mouth : dry oral mucous membrane
13. Abdomen : distensi, pinched skin slow , penurunan bowel sound
14. Eksteremitas : crt > sec
Stool sampel :
15. Makro : encer, ph 7, clini test negatif
16. Mikro : leukosit : 2/ HPF
Pembahasan Kasus
SMALL INTESTINE
Small intestine terbagi atas 3 bagian : duodenal, jejunum dan ileum
Duodenal
Duodenal atau usus 12 jari terdapat setelah pyloric gaster panjangnya kurang lebih 25cm dan
bagian pertama dari small intestine terdapat ampula (duodenal cap) 2cm pada bagian superior
part. Membentuk c shape memutari pankreas. Bagian small intestine yang terfiksasi oleh
peritoneum di posterior abdomen
Terbagi 4 bagian :
1.
2.
3.
4.
Arteri
1. Celiac trunk -> Gastroduodenal arteri
2. Superior mesenteric arteri -> inferior pancreaica duodenal arter (support bagian distal
duodemu)
di fiksasi oeleh mesentary berbentuk kipas yang menempel pada posterior abdomina
artery :
superior mesenteric artey -> jejunal and illeal artery bersatu membentuk loops archer arteries
arcade
vein
PERBEDAAN
Color
Caliber
Wall
vascularity
Vasa recta
Arcades
Fat in mesentary
JEJUNUM
Deeper red
2 4 cm
Think dan heavy
Greater
Long
A few large loops
Less
ILLEUM
Paller pink
2 3 cm
Thin and light
less
sort
Many short loops
More
HISTOLOGI
Terdiri dari membran mukosa :
1. Plika sirkularis ( kerckring katup) : paling berkembang di jejunum
2. Villi intestinale : penonjolan / pertumbahan mukosa (epitel dan lamina propia) ke
lumen halus usus dengan tebal 0,5 1mm.
3. Kelenjar intestinal muara kecil dari kelenjar tubular simpleks, disebut juga kriptus /
kelenjar liberkuhn
4. Sel absortif sel silindris tinggi dengan inti lonjong di bagian basal sel (+-3000
mikrovili)
5. Brush border : lapisan homogen pada apex seperti microvilli padat, tonjolan silindris
dari sitoplasma apikal sepanjang 1 mikro mili yang terdiri dari membrane sel yang
membungus inti filamen dan protein sitoskeletoon lain
6. Sel goblet : tersebar diantara sel absortif sedikit di duodenum semakin ke ileum
semakin banyak, menghasilkan glikoprotein asam dari jenis mucin
7. Sel panet : merupakan sel eksokrin dengan granula sekresi eosinophilik
8. Sel M sel epitel khusus menutupi folikel lymphoid pada peyer patch
Sel sel endokrin usus :
Sel tersebar luas dengan ciri neuroendokrine diffuse dan merelease glanula eksositosise
Lamina propia
saraf, jaringan ikat dan sel otot polos dan menimbulkan ritmik pada villi untuk penyerapan
Mukosa muskularis
Large intestine
Usus halus merupakan tempat pencernaan makanan terakhir. Usus halus berperan
sebagai tempat absorpsi bahan makanan dan sekresi endokrin. Panjangnya 5 meter,
membuat kontak lama antara makanan dan enzim pencernaan.
Usus halus dibagi terdiri dari 3 bagian yaitu duodenum, jejunum, dan ileum. Secara
histologis, usus halus terdiri dari 4 lapisan, yaitu:
1. Membrane Mukosa
Terdiri atas mukosa dan submukosa, berbentuk semilunar, sirkular atau spiral.
Terdapat villi intestinal dengan panjang 0,5 1,5 mm yang merupakan juluran
mukosa (epitel dan lamina propia) pada bagian duodenum berbentuk daun dan
pada ileum berbentuk jari.
8
Diantara villi terdapat muara-muara kecil dari kelenjar tubular yaitu kelenjar
intestinal (kripta) atau kelenjar Lieberkuhn.
Pada apex sel terdapat lapis homogen yaitu striated (brush) border.
Merupakan mikrovili berhimpit padat.
b) Sel Goblet
c) Sel Paneth
Terletak bagian basal kelenjar intestinal sel serosa eksokrin dengan granulgranul sekresi di bagian apex sitoplasma.
Merupakan sel epitel khusus diatas folikel limfoid dari plak Peyeri.
10
Antibody
Makrofag
Banyak limfosit
Ketiga produk tersebut disebut sebagai jaringa limfatik usus Gut Associated
Lymphatic Tissue (GALT).
2. Lamina Propia
Terdiri dari jaringan ikat longgar dengan pembuluh darah dan limfe, serat saraf
dan serat otot polos.
Dibawah lamina basal terdapat selapis sel limfoid penghasil antibody dan
makrofag sawar imunologis.
Lamina propia menembus bagian pusat vili intestinal dan membawa serta
pembuluh limfatik, darah, saraf, jaringan ikat, dan serat otot polos.
3. Muskularis Mukosa
4. Submukosa
Fungsi sel brunner ini adalah melindungi membrane mukosa duodenum dari
pengaruh getah lambung yang asam dan mengoptimalkan pH kandungan usus
bagi kerja enzim pancreas.
Lamina propia dan submukosa mengandung kelenjar limfonoduli yang disebut plak
Peyeri. Setiap plak memiliki 10-200 nodul sebagai daerah lonjong di sisi anti
mesenteric usus. Terdapat 30 plak pada manusia yang terletak di ileum. Setiap plak
peyeri terdapat daerah berbentuk kubah tanpa vili. Epitel penutup: sel M sebagai
pengganti sel absorptive.
11
13
tidak dikendalikan maka sel akan pecah, maka memerlukan pompa Na+, K+.
Pada protein pembawa memiliki 2 tempat pengikatan pada sisi luar, 1 untuk natrium dan 1
untuk glukosa sehingga memungkinkan transport bersamaan antara glukosa dan natrium
(ko-transpor natrium-glukosa)
Mekanisme penting lainnya :
Satu natrium-kalium-dua klorida yang memungkinkan 2 ion klorida untuk dibawa
kedalam sel untuk dibawa kedalam sel bersama dengan 1 ion natrium dan 1 ion
lumen usus berdifusi melewati brush border enterosit kedalam melalui difusi pasif).
Enzim pencernaan yang berlekatan di brush border menyebabkan hidrolisis
disakarida dan trisakarida menjadi glukosa.
15
Penyerapan Lipid dalam Usus Kecil dapat dilihat pada bagan berikut ini:
Lipase meningkatkan hidrolisis lipid menjadi monogliserida dan asam lemak dalam
lumen usus.
Senyawa-senyawa ini di stabilkan dalam sebuah emulsi oleh pengaruh asam empedu.
16
Produk hidrolisis melintasi membrane mikrovili secara pasif dan ditampung dalam
sisterna reticulum endoplasma licin, tempat mereka dirakit kembali menjadi trigliserida.
Trigliserida ini dibungkus selapis tipis protein menjadi partikel-partikel yang disebut
kilomikron (garis tengah 0,2-1 m).
melintasinya melalui proses fusi membrane (eksositosis), dan mengalir dalam ruang
ekstraselular kearah pembuluh darah dan pembuluh limfe.
17
18
1.
-
Absorpsi
Yang diabsorpsi oleh usus besar adalah air dan elektrolit. Usus besar maksimal
Mengabsorpsi 5-7 L cairan dan elektrolit /hari. Jika jumlah total cairan yang
masuk usus besar melalui valvula ileosekal / melalui sekresi usus besar melebihi
jumlah ini, sisa cairan ini akan muncul dalam feses sebagai diare.
Kerja bakteri dalam kolon (basil batang)
- Mencerna sejumlah kecil selulosa, dengan menyediakan beberapa kalori nutrisi
untuk tubuh tiap hari. Dan zat lain yang terbentuk : vitamin K, vitamin B 12, tiamin,
riboflavin dan gas pembentuk flatus. Khususnya CO2, H+ dan metan.
Komposisi feses
- Terdiri dari air dan bahan padat tersusun oleh 30 % bakteri mati, 10-20 %
lemak, 10-20% bahan inorganic, 2-3 % protein, 30% serat makanan yang tidak
dicerna dan unsure kering dari getah pencernaan (pigmen empedu dan sel epitel
yang terlepas) sejumlah besar lemak dibentuk oleh bakteri dan lemak yang
-
Haustral contraction
Terjadilah absorpsi
1. Storage
- Akibat dari pergerakan colon yang sangat lambat maka salah satu fungsi dari usus
besar ini adalah penyimpanan
Funsi ini paling banyak terjadi di bagian dari distal colon
Proses pergerakan yang sangat lambat di colon di pengaruhi oleh: Non Adrenergic
absorpsi.
- Haustration ini sangat sdikit sekali jika dibandingkan dengan usus halus
- Prossnya terjadi selama 30 detik lalu 60 detik kemudian menghilang dan akan
-
transversal.
- Dari ileocecal valve sampai ke colon transversal mambutuhkan waktu 8-15 jam
2. Gerakan mendorong ( mass movement / gerakan massa)
- Merupakan gerakan peristaltic yang sangat kuat
20
- Jika terjadi pergerakan massa maka proses haustrasi di bagian distal colon akan
berhenti lalu akan bekerja sebaga satu unit untuk proses mass movement ini.
-
kali/hari).
Proses mass movement ini terjadi selama 10-30 menit lalu berhenti dan akan
movement di kolon
3) Iri tasi usus akan mempercepat terjadinya mass movement
4) Stimulasi parasimpatis akan meningkatkan mass movement
5) Stimulasi simpatis akan menurunkan mass movement
4. Defekasi
Reflex defeksi,. Biasanya defeksi ditimbulkan oleh reflex defeksi. Salah satu dari reflexrefleks ini adalah reflex intrinsic yang diperantarai oleh system saraf enteric setempat. Hal
ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
Bila fesces memasuki rectum, peregangan dinding rectum menyebabkan sinyal-sinyal
aferen yang menyebar melalui fleksus mienterikus untuk menimbulkan gelombang
peristaltic di dalam kolon desending, sigmoid, dan rectum, mendorong fesces kearah anus.
Sewaktu gelombang peristaltic mendekati anus, sfingter ani internus direlaksasikan oleh
sinyal-sinyal pengahambat dari pleksus meinterikus; jika sfingter ani eksternus secara
sadar, secara volunteer berrelaksasi bila pada waktu yang bersamaan, akan terjadi
defekasi.
Refleks defekasi intrinsic yang berfungsi sendirinya bersifat relative lemah. Agar menjadi
efektif dalam menimbulkan defekasi, reflex biasanya harus diperkuat oleh reflex defekasi
jenis lain, sebuah reflex defeksi parasimpatis yang melibatkan segmen sacral medulla
spinalis.
Bila ujung-ujung saraf di rectum terstimulasi , impuls dihantarkan pertama ke medulla
spinalis dan kemudian secara reflex kembali ke kolon desenden, sigmoid, rectum dan anus
21
melalui saraf-saraf parasimpatis dalam nervus pelvikus. Impuls saraf ini memperkuat g
elombang peristaltic dan juga meralaksasikan sfingter ani internus, dengan demikian
mengubah reflex defekasi intrinsic darai suatu gerakan yang lemah menjadi suatu proses
defekasi yang kuat, yang kadang-kadang efektif dalam pengosongan usus besar secara
sekaligus dari fleksura splenikus kolon sampai anus.
Demikian pula impuls-impuls aferen yang masuk ke medulla spinalis menimbulkan efekefek lain, seperti mengambil nafas dalampenutupan glottis, dan kontraksi otot abdomen
pada saat yang bersamaan menyebabkan dasar pelvis terdorong ke bawah dan menarik
keluar cincin anus untuk mengeluarkan fesces.
Diare
Diare adalah buang air besar yang tidak normal dimana terjadi perubahan konsistensi tinja
dengan frekwensi yang lebih dari 3 kali dalam 24 jam, disertai atau tanpa darah.
Diare akut adalah diare yang terjadi dalam waktu tidak lebih dari 14 hari.
Adapun penyebab diare akut tersebut adalah:
Epidemiologi:
Di Indonesia, kematian akibat diare sekitar 150.000 200.000 kasus per tahun. Penyakit
ini menempati urutan tertinggi dalam jumlah perawatan anak di rumahsakit (10 20%) di
Indonesia.
Etiologi:
I.
Infeksi
1. Virus
Beberapa jenis virus yang dapat menyebabkan diare akut, antara lain Rotavirus,
Norwalk virus dan Adenovirus.
2. Bakteri
Beberapa bakteri yang menyebabkan diare akut pada anak: E. coli spp, Shigella spp,
Campylobacter spp, Yersinia spp, Salmonella spp; dan Vibrio spp.
E. coli Ada 5 subtipe E. coli yang menimbulkan diare akut.
22
Shigella flexneri
Shigella sonnei
Shigella boydii.
Shigella spp menimbulkan diare berdarah
3. Parasit
Giardia Lamblia, biasanya menyerang anak usia 1-5 tahun, terutama pada anak
dengan KKP.
II. Malabsorpsi
Biasanya terjadi karena malabsorpsi Karbohidrat, jarang sekali diare akut yang terjadi
karena malabsorpsi lemak atau protein
III. Alergi
Misalnya alergi terhadap susu sapi atau Cows milk protein sensitive enteropathy
(CMPSE) atau alergi karena makanan lain
IV. Keracunan makanan
Diare yang terjadi karena keracunan makan terjadi karena: (7-9)
V. Imunodefisiensi
Misalnya pada penderita Aquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS)
23
Vibrio
ETEC
Shigella
Clostridium
Salmonella, dan
Campylobacter
Akan tetapi, toksin yang paling kuat aktifitasnya mengaktifkan Adenylcyclase adalah
toksin dari Vibrio. (4,5,6)
2. Diare Invasif
Diare invasif adalah diare yang terjadi akibat invasi mikroorganisme ke dalam
mukosa usus sehingga menimbulkan kerusakan pada mukosa usus tersebut. Diare
invasif disebabkan oleh:
-
Bakteri : Shigella
Salmonella
Campylobacter
diare berdarah
EIEC
Yersinia
- Parasit
: Amoeba
Khusus pada Shigella, setelah kuman melewati barier asam lambung, kuman masuk
ke dalam usus halus dan berkembang biak sambil mengeluarkan enterotoksin.
Enterotoksin ini akan merangsang enzim Adenylsiklase merubah ATP menjadi cAMP
sehingga terjadi diare sekretorik (tidak berdarah).
3. Diare Osmotik
24
Diare Osmotik adalah diare yang terjadi karena tingginya tekanan osmotik di lumen
usus sehingga menarik cairan dari intraseluler ke dalam lumen, sehingga
menimbulkan watery diarhhea. Paling sering disebabkan oleh malabsorpsi
karbohidrat.(4,5,6)
Manifestasi Klinis
Diare menyebabkan hilangnya sejumlah besar air dan elektrolit dan sering disertai
dengan asidosis metabolik karena kehilangan basa. Dehidrasi dapat diklasifikasikan
berdasarkan defisit air dan atau keseimbangan elektrolit. Dehidrasi ringan bila penurunan
berat badan kurang dari 5%,dehidrasi sedang bila penurunan berat badan antara 5%-10% dan
dhidrasi berat bila penurunan lebih dari 10%.7,15
Derajat Dehidrasi
Gejala & Keadaan
Tanda
Umum
Tanpa
Baik, Sadar
Mata
Mulut/
Rasa Haus
Kulit
Lidah
Normal
Basah
Dehidrasi
Cekung
Kering
cepat
Haus
Tampak
Kembali
Kehausan
lambat
10
>10
>100 %
Letargik,
Sangat
Sangat
Berat
Kesadaran
cekung
kering
bisa
sangat
Menurun
dan
minum
lambat
Dehydration
Fever
Hematochezia
Nausea
25
cairan
50 %
Tidak
-Sedang
Dehidrasi
BB
<5
kembali
Rewel
Diarrheal episodes
def.
Normal,
Ringan
turun
Dicubit
Gelisah
Estimasi
Minum
Dehidrasi
kering
50100
Vomiting
Abdominal pain
Faktor Resiko
World Health Organization (1989) berdasarkan penelitian yang dilakukan di beberapa
Negara berkembang menyatakan bahwa 2 di antara 6 faktor risiko untuk terjadinya diare
persisten adalah umur dan status nutrisi. Keempat faktor lainnya adalah status imunologik,
infeksi terdahulu, susu hewan, dan bakteri enteropatogen.
Evaluasi Pasien Diare Kronik
1.
Fase 1
-
Stool examination (pH; reducing substances; smear for WBC, fat, ova, parasit)
Stool studies
2.
Fase 2
-
Sweat chloride
3.
Fase 3
-
Endoscopic studies
Barium studies
4.
Fase 4
-
Hormonal
studies
vasoactive
intestinal
hydroxyindoleacetic assays
Etiologi virus penyebabdiare
26
polypeptide,
gastrin,
secretin,
5-
ROTAVIRUS
Pathogenesis
Rotavirus
Viral enterotoxin
multiplikasi di sitoplasma
Damaged cell
Release virus
Villus shortening
&
Loss enterocyte
Absorptive surface
diarrhea
pasangflagel.
Reservoir host: hewan liar dansapi
Mengalamiekskistasi (kistatropozoit) di duodenum
Pembikakansecara longitudinal binary fission
Mengalamienkistasi (tropozoitkista) di kolon.
29
Siklushidup:
Gejalaklinis:
- Tidakselaluada
- Diareberlendirdanberlemak (stetore)
- Nyeriepigastrik
30
Demam
Anemia
Sindrommalabsorpsi: kembung, abdomen membuncitdanmenegang, mual,
BALANTIDIUM COLI
1. Tropozoit
- Bentuknya oval tropozoit
- Panjangnya : 30-100 m
- Lebarnya : 30-80 m
- Dindingseldilapisi cilia
2. Cyst
- Bentukbulat
- Ukuran : 45-65 m
- Dindingdilapiscylia
Mekanisme
Kistatertelan
Dindingkistalarut
Sehinggatropozoitturunkekolon
Tropozoitmemperbanyakdiri
MembentukKista
Menyebabkanadanyaulkusdanabses
Keluarbersamafeses
Diare(Berdarah, Fesesmukoiddisertaidarah)
31
ENTAMOEBA HYSTOLITICA
1. Tropozoit
- Ukuran 10 60 m
- Inti single, memilikipheripheral nuclear cromatin
- Terdapatkaryosom yang terdapat di tengahdankecil
2. Cyst
- Ukuran 10-20 m
- Kistamatangmengandung 4 Inti
Mekanisme
Kistatertelan
Masukkelambung
Terjadiaktivitasdilambung
Masukkesecum (terjadipembelahandarikistamenjaditropozoit)
Fesesmengandunghistolitikatropozoit
Melakukaninfasidenganbantuanenzimproteolitik
MenyebabkanDiarre (feseberdarahdanberlendir)
Manifestasi Klinis
32
a. Bakteri
Etiology
Vibrio
Periode
Tanda dan
Durasi
Makanan yang
inkubasi
Gejala
Penyakit
berkaitan
24-72 jam
Profuse watery
3-7
cholera
diare
menyebabkan
terkontaminasi,
(toxin)
muntah,
life
ikan, kerang,
dan
yang
hari,
bias
threatening
mengakibatkan
dehydration
Air
yang
Tes lab
Kultur feces
dehidrasi
parah/berat dan
kematian
dalam beberapa
Shigella Spp.
24-48 jam
jam
Kram
perut,
demam
4-7 hari
dan
diare.
Feses
8-16 jam
dan berlendir
Diare
berair,
Perfingens
mual,
kram
(toksin)
perut,
demam
atau
Kultur
minuma
yang
feces
rutin
terkontaminasi
dapat berdarah
Clostridium
Makanan
dengan
24-48 jam
materi
feces manusia
Daging, unggas,
Feses
saus,
diperiksa
dapat
untuk
jarang
enterotoksin
dan
dikultur
untuk
Salmonella
spp.
1-3hari
Diare, demam,
kram
4-7 hari
perut,
Telur
yang
terkontaminasi,
muntah.
S.
typhi
S.
tidak
dan
paratyphi
dipasteurisasiatau
menghasilkan
jus, keju,
typhoid dengan
dan
onset
mentah
mendadak yang
terkontaminasi
dikarakteristik
oleh
demam,
sakit
kepala,
konstipasi,
malaise,
menggigil dan
myalgia; diare
33
buah
sayuran
yang
organismenya
Kultur rutin
feces
tidak umum.
Campylobact
2-5 hari
Diare,
er jejuni
ETEC
1-3 hari
kram,
demam,
dan
muntah;
diare
2-10 hari
Unggas
yang
Kultur
rutin
feces,
dimasak,
susu
membutuhkan
mungkin
yang
tidak
media
berdarah
dipasteurisasi, air
inkubasi pada
yang
sihu
terkontaminasi
Minuman atau air
untuk tumbuh.
Kultur feces
Diare
berair,
kram
perut,
3-> 7 hari
dan
42
yang
beberapa
terkontaminasi
muntah
oleh
feses
manusia
Virus
Etiology
Hepatitis A
Periode
Durasi
Makanan yang
Tes lab
inkubasi
gejala
penyakit
berkaitan
28 hari rata- Diare, urin Bervariasi, 2 Kerang dari air Peningkatan
rata
(15-50 gelap,
hari)
Norovirus
Tanda dan
12-48 jam
minggu-3
yang
ALT,
terkontaminasi,
bilirubin, IgM
gejala seperti
flu
makanan yang
Mual,
tidak dimasak
Kerang
12-60 jam
Rutin RT-PCR
(dan
muntah, kram
calivirus
perut,
terkontaminasi
sampel
feses
yang lain)
demam,
oleh feces
yang
segar
diare,
myalgia, dan
Rotavirus
1-3 hari
sakit kepala
Muntah,
diare
tidak
4-8 hari
berair,
low-grade
fever,.
diawetkan
Makanan yang Identifikasi
terkontaminasi
virus
pada
oleh feses
feses
via
immunoassay
Temporary
lactose
34
Agen
intolerance
Mual,
2-9 hari
yang
muntah,
terkontaminasi
virus
dalam
lain( astrovir
diare,
oleh feses
akut
onset
us,
malaise,
sampel feses.
adenovirus,
nyeri
Serology.
parvovirus)
sakit kepala,
perut,
ELISA
demam
b. Berikan larutan ini sebanyak anak mau , berikan jumlah larutan oralit seperti
dibawah.
c. Teruskan pemberian larutan ini hingga diare berhenti.
2. Beri Anak Makan Untuk Mencegah Kurang Gizi
a. Teruskan ASI
b. Bila anak tidak mendapat ASI berikan susu yang biasa diberikan, untuk anak kurang
dari 6 bulan dan belum mendapat makanan padat , dapat diberikan susu.
c. Bila anak 6 bulan atau lebih atau telah mendapat makanan padat
- Berikan bubur lbila mungkin dicampur dengan kacang-kacangan, sayur, daging
atau ikan , tmbahkan 1 atau 2 sendok the minyak sayur tiap porsi
- Berikan sari buah segar atau pisang halus untuk menanbahkan kalium
- Berikan makanan yang segar masak dan haluskan atau tumbuk makanan dengan
baik
- Bujuk anak untuk makan , berikan makanan sedikitnya 6 kali sehari
- Berikan makanan yang sama setelah diare berhenti, dan diberikan porsi makanan
tambahan setiap hari selama 2 minggu
3. Bawa Anak Kepada Petugas Kesehatan Bila Anak Tidak Membaik
Dalam
Hari
Atau
Jika Akan Diberi Larutan Oralit Di Rumah, Tunjukkan Kepada Ibu Jumlah Oralit Yang
36
Diberikan Setiap Habis Buang Air Besar Dan Diberikan Oralit Yang Cukup Untuk 2 Hari
Bila berat badan anak tidak diketahui dan atau untuk memudahkan di lapangan berikan
oralit sesuai tabel dibawah ini
ORALIT yang diberikan dihitung dengan mengalikan berat badan penderita
( kg )
dengan 75 ml
37
38
39
Ada perbedaan yang signifikan dalam kadar sodium antara WHO solution dan cairan
penggati lainnya yang banyak digunakan secara komersial, terutama di Amerika Serikat.
Cairan rendah sodium dianjurkan karena sering terdapat hipernatremia di Amerika Serikat.
Akan tetapi, penggunaan ORS pada banyak negara berkembang jarang menimbulkan
komplikasi berupa hiernatremia, kemungkinan karena ORS sudah sering digunakan dalam
proses rehidrasi, dan karena jumlah air yang digunakan untuk melarutkan ORS lebih banyak,
yaitu 2:1 untuk ORS berbanding dengan air, da nkemungkinan pula karena administrasi ORS
dilakukan dibawah pengawasan dari petugas terlatih.Larutan ORS WHO juga efektif
digunakan dalam terapi diare akut pada anak dengan gizi baik pada negara maju. Resiko
penggunaan ORS WHO dengan resiko hipernatremia timbul jika digunakan tanpa
supplemental water.
Selain oralit, pada pasien diare dengan dehidrasi harus diberikan asupan cairan pengganti,
dimana cairan dapat berasal dari ASI, makanan, sari buah dan air kelapa. Jika persediaan
oralit habis, maka dapat dibuat sendiri dengan cara mencampurkan satu sendok makan gula
dan ditambah dengan garan seujung sendok ke dalam satu gelas air.
Pengobatan Diarrhea
Yang terpenting dari treatment diare:
Mencegah Dehidrasi
Dicegah dengan cara meminum beberapa cairan dengan segera jika terjadi diare.
Threatening Dehydration
Jika terjadi dehidrasi dapat dibawa ke Puskesmas atau pusat kesehatan untuk diobati.
Treatment terbaik untuk dehidrasi adalah oral terapi dengan larutan ORS (oralit). Untuk
40
anak-anak frekuensi dan durasi menyusui dapat ditingkatkan untuk terapi dehidrasi
tersebut.
Zinc Supplementation
Dapat diberikan selama periode diare dengan tujuan untuk mengurangi durasi dan
keparahan dari episode diare, dan menurunkan insidensi dari diare dalam 2-3 bulan.
Feeding
Pemberian ASI selama episode diare menyediakan nutrisi untuk pertumbuhan dan
kekuatan anak. Setelah diarenya berhenti, baru diberikan makanan ekstra setiap hari
selama seminggu untuk membantu peningkatan berat badan yang hilang selama diare.
Tujuan utama pendekatan kepada anak diare akut adalah:
1.
2.
3.
Pada episode tertentu menentukan agen etiologi dan memberikan terapi spesifik jika
terindikasi.
ORALIT
Oralit merupakan campuran garam elektrolit, seperti natrium klorida (NaCl), kalium
klorida (KCl), dan trisodium sitrat hidrat, serta glukosa anhidrat.
41
ZINC
Manfaat pemberian zinc untuk diare adalah pada saat diare, anak akan kehilangan
zinc dalam tubuhnya. Pemberian zinc mampu menganggantikan kandungan zinc alami tubuh
yang hilang tersebut dan mempercepat penyembuhan diare. Zinc juga meningkatkan sistem
kekebalan tubuh sehingga dapat mencegah risiko terulangnya diare selama 2-3 bulan setelah
anak sembuh dari diare. Pemberian zinc selama 10 hari terbukti membantu memperbaiki
mucosa usus yang rusak dan meningkatkan fungsi kekebalan tubuh secara keseluruhan.
Respon
Spontan membuka mata
Stimulasi Verbal ( ex : panggil nama)
Rangsangan nyeri ( ex : cubitan )
Tidak bisa membuka mata
Skor
4
3
2
1
Skor
5
saat menangis
menyelesaikan kalimat
Gelisah, tidak bisa istirahat Tidak bisa menjawab
/ diam, & menangis
pertanyaan sama sekali
( bergumam )
Tidak ada respon terhadap Tidak bersuara, walaupun
rangsangan apapun
di beri rangsangan
3. Motorik
Motorik
Dapat mengikuti perintah
Tidak dapat mengikuti perintah, tapi saat
diberi rangsangan nyeri pasien dapat
melokalisir nyeri
Berusaha menolak rangsangan nyeri
Saat diberi rangsangan nyeri kedua
tangan pasien menggenggam & di kedua
sisi tubuh di bagian atas sternum ( posisi
dekortikasi)
Saat diberi rangsangan nyeri, pasien
43
Skor
6
5
4
3
Interpretasi :
1. Skor minimum, 3 prognosis sangat buruk
2. Skor maksimum, 15 prognosis baik
3. Skor < 7, kesempatan besar
4. Skor 3-5, berpotensi fatal
CLINITEST
Adalah suatu pemeriksaan dengan menggunakan tablet clinitest yang digunakan untuk
mendeteksi adanya zat-zat dalam feses yang mereduksi tembaga yang terdapat dalam tablet
clinitest tersebut.
Zat-zat :
Monosakarida seperti glukosa, laktosa, pentosa, fruktosa & galaktosa
Fungsi :
Untuk membedakan diare yang disebabkan karena ekresi abnormal gula
( monosakarida ) & diare disebabkan oleh kuman.
Prisnip :
Gula ( monosakarida ) akan mereduksi tembaga. Warna larutan yang dihasilkan
dibandingkan dengan warna baku pada color chest.
Bahan :
Feses dalm waktu 1 jam ? disimpan dalam lemari es 4 jam
Alat :
-
Sentrifus
Aquadest
Pipet
Tabung reaksi
Color chart
Tang penjepit
Faeces container
Rak tabung reaksi
Pemanas air
44
PEMERIKSAAN TINJA
Harus diperhatikan :
Tinja : air / cair, cair / lemak, berlemak / campur darah.
Harus segera diperiksa :
Untuk melihat adanya leukosit, eritrosit, parasit ( ameba, giardia, cacing / telur cacing )
Interpretasi :
-
Syok hipovolemik
Definisi:
Syok hipovolemik adalah terganggunya sistem sirkulasi akibat dari volume darah
dalam pembuluh darah yang berkurang, hal ini bisa terjadi akibat perdarahana yang masif
atau atau kehilangan plasma darah
Suatu keadaan yang disebabkan oelh kehilangan volume, yang dapat berupa darah
(trauma), cairan tinggi protein (luka bakar) cairan rendah protein (muntah dan diare)
Etiologi :
45
Perdarahan :
-
kehilangan plasama :
Kehilangan cairan :
-
Muntah
Dehidrasai
Diare
Patofisiologi :
46
Patomekanisme
47
Dira 18 bulan
Batuk
ditelan
Masuk kelambung
Ke usus halus
Diare berair
Dehidrasi
Kompensasi tubuh BP
tekanan osmotik
perpusi jaringan
terganggu
HR , RR
Terganggu
CRT
48
met.
sunken eyes
IV-LR
Sadar
Diberikan LR agonis
49
uncousiosness