Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
I.

LATAR BELAKANG
Upaya rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana saat ini sedang dilakukan oleh

pemerintah, berbagai lembaga donor dan lembaga swadaya masyarakat baik nasional
maupun internasional. Proses rehabilitasi dan rekonstruksi yang dilakukan bermuara pada
dua hal; pertama, pembangunan fisik prasarana dan sarana berupa pembangunan perumahan,
lingkungan, pendidikan, kesehatan dan lain-lain. Kedua, pembangunan masyarakat atau yang
biasa disebut dengan pemulihan komunitas (community recovery).Dengan tujuan untuk
melaksanakan community recovery, Pemerintah Republik Indonesiasaat ini memiliki proyek
berskala nasional yang sudah dilaksanakan di D.I. Yogyakarta, JawaTengah dan Jawa Barat
yaitu Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) ataudulunya disebut P2KP dan
PPK.
Proyek ini mengedepankan pendekatan pemberdayaanmasyarakat yang dijadikan
sebagai pintu masuk (entry point) untuk melakukan rehabilitasikomunitas.Pendekatan
pemberdayaan masyarakat ini dilakukan untuk mendorong peran aktif masyarakat agar dapat
menjadi pelakuutama dalam proses rehabilitasi dan rekonstruksirumah di wilayahnya sendiri.
Peran aktif masyarakat tersebut dapat diwujudkan apabilapelaksanaan rehabilitasi dan
rekonstruksi bertumpu serta berbasis pada komunitas ataupemberdayaan masyarakat.
Dalam rangka mewujudkan hal tersebut diatas, PemerintahRepublik Indonesia
melaksanakan proyek khusus di lokasi bencana di D.I. Yogyakarta, JawaTengah dan
Pangandaran (Jawa Barat), yaitu Rehabilitasi dan Rekonstruksi Masyarakat danPermukiman
Berbasis Komunitas (REKOMPAK) Pasca Bencana Gempa Bumi dan Tsunamisebagai sarana
untuk memampukan masyarakat dalam menata kembali permukimannya sertamemulihkan
kehidupan dan penghidupannya.

II.
TUJUAN
1. Sebagai upaya koreksi terhadap pelaksanaan program yang telah dikerjakan;
2. Sebagai peningkatan kinerja bagi pelaku program
3. Menumbuhkan kepedulian masyarakat untuk berperan sebagai sosial kontrol pada
pelaksanaan program
4. Melembagakan pengelolaan pengaduan masyarakat sebagai upaya keberlanjutan dan
transparansi program di lapangan

BAB II
ISI

1. PRINSIPPRINSIP PELAKSANAAN PENGELOLAAN PENGADUAN


MASYARAKAT
Berkaitan dengan efektifitas kegiatan, maka perlu diperhatikan prinsip-prinsip
penanganan
pengaduan sebagai berikut :

Kemudahan
Sistem pengaduan masyarakat harus mudah dipahami dan dilakukan oleh semua

pihak.

Penanganan pengaduan diselesaikan sesuai dengan tingkatannya


Dalam pengelolaan pengaduan, sedapat mungkin pengaduan dapat diperoleh

solusi di tingkatannya. Namun sesuai dengan kapasitasnya, apabila permasalahan


tidak dapat diselesaikan pada tingkatannya, maka harus secepat mungkin disampaikan
kepada tingkat yang lebih tinggi.

Sikap positif terhadap pengaduan


Setiap jenis pengaduan harus diterima dan disikapi secara positif dan harus

ditangani secara optimal. Demikian juga terhadap pihak pengadu, harus diposisikan
secara proporsional dan positif, karena pengaduan adalah salah satu bentuk
kepedulian yang bersangkutan untuk memperlancar kegiatan yang sedang
berlangsung.

Sukarela
Pada saat penyelesaian masalah, seluruh pihak yang terlibat dalam

penyelesaian masalah tersebut diusahakan untuk bersedia mengikuti proses


penyelesaian masalah secara sukarela dan menghindari adanya kondisi keterpaksaan.

Melibatkan berbagai pihak yang terkait


Penyelesaian pengaduan tidak hanya terhadap pihak-pihak yang terkait secara

langsung, akan tetapi perlu juga melibatkan pihak lain yang dapat memberikan
masukan dalam penyelesaian masalah terhadap pokok pengaduan. Dengan
keterlibatan pihak yang lebih luas, maka penyelesaiannya dapat lebih menyeluruh.

Transparansi/Keterbukaan

Semua pihak yang ingin mendapatkan penyelesaian masalah harus diberikan


informasi selengkap-lengkapnya secara transparan. Demikian pula proses dan hasil
penyelesaian pengaduan, harus disampaikan kepada semua pihak secara transparan.

Obyektif
Penanganan

masalah

pengaduan

dilakukan

secara

obyektif

dengan

menghindari keberpihakan yang tidak berimbang terhadap pihak-pihak yang terlibat.

Kerahasiaan bagi Pengadu


Dalam upaya penanganan pengaduan, kerahasiaan identitas pengadu harus

dapat dijamin untuk rasa keamanan yang bersangkutan.

Satu Pintu
Setiap bentuk maupun cara pengaduan harus diusahakan untuk ditangani

melalui satu pintu yaitu melalui PPM.


2. SARANA DAN PRASARANA YANG DIPERLUKAN
Tingkat Masyarakat, BKM/TPK
a. Di sekretariat BKM/TPK disediakan media yang memungkinkan masyarakat dapat
mudah menyampaikan pengaduan seperti kotak pengaduan, selain itu kotak
pengaduan juga di tempatkan pada beberapa titik strategis
b. Buku penerimaan pengaduan di sekretariat BKM/TPK;
c. Media sosialisasi berupa poster, leaflet dan atau spanduk yang menjelaskan
keberadaan PPM;
d. Format PPM
Tim Fasilitator:
a. Masing-masing Tim Fasilitator menyediakan nomor SMS yang memungkinkan
masyarakat dapat mudah menyampaikan pengaduan jika Tim Fasilitator tidak berada
di tempat;
b. Menyediakan kotak pengaduan yang diletakkan pada tempat strategis termasuk posko
Tim Fasilitator;
c. Buku penerimaan pengaduan di posko Tim Fasilitator;
d. Format PPM;

Tingkat Korlap :
a. Alamat pengaduan di tingkat Korlap. Alamat pengaduan tersebut berupa alamat surat,
alamat E-mail Korlap dan nomor SMS;
b. Website Rekompak : www.rekompakjrf.org

c. Nomor telepon di Korlap;


d. Media sosialisasi untuk melaksanakan sosialisasi berupa poster, leaflet dan atau
spanduk PPM;
e. Buku penerimaan pengaduan di kantor Korlap;
f. Format PPM di setiap Korlap;
g. Aplikasi PPM berbasis website.
Untuk efektifitas penanganan pengaduan, diperlukan langkah-langkah sebagai berikut
:
Pencatatan Pengaduan
Pelaku di setiap tingkatan, mencatat pengaduan masyarakat yang diterima ke
dalam format PPM
Identifikasi awal :
Kegiatan identifikasi awal dilakukan setelah menerima pengaduan yang
diterima oleh PPM, tujuannya adalah untuk mendapatkan kejelasan masalah yang
diadukan. Dari kegiatan ini dapat diperoleh informasi yang lebih rinci berkaitan
dengan subjek yang dilaporkan dan klasifikasi sifat pengaduan. Apabila dari
identifikasi ini diketahui bahwa masalah yang diadukan disebabkan karena salah
informasi ataupun informasi yang tidak lengkap yang diterima oleh pengadu, maka
PPM harus menyampaikan informasi sebenarnya kepada pengadu, berdasarkan acuanacuan yang ada.
Melakukan pencarian fakta lapangan :
Pencarian fakta lapangan dimaksudkan untuk mendapatkan kejelasan pokok
permasalahan sesungguhnya, dengan melakukan konfirmasi, investigasi, dan
klarifikasi di lapangan, termasuk pengumpulan data/dokumen pendukung yang
dibutuhkan. Agar diperoleh data yang lebih akurat, kegiatan ini dapat dilakukan
beberapa kali dan atau dari beberapa sumber informasi yang berbeda.

Dari pengumpulan fakta lapangan diharapkan akan diperoleh kepastian apakah


memang terbukti atau tidak terbukti ada masalah, mengidentifikasikan pihakpihak yang berkepentingan (stakeholders), permasalahan-permasalahan kunci, sebagai
bahan untuk merancang rencana kerja yang akan dilaksanakan dan menganalisis
kelayakan proses penanganan yang akan dicapai.

Merumuskan Target dan Rekomendasi Penanganan (Analisis)


Dari hasil klarifikasi lapangan akan diperoleh informasi benar tidaknya
masalah yang dilaporkan. Demikian pula sangat dimungkinkan adanya perubahan
hasil identifikasi awal. Jika memang terbukti ditemukan ada masalah, maka langkah
berikutnya adalah melakukan analisa berdasarkan fakta lapangan untuk menentukan
tindak lanjut penanganan dalam upaya penyelesaian permasalahan yang diadukan.
Memfasilitasi Penanganan
Apabila tingkat kewenangan penanganan dapat diperoleh di tingkat asal
pengaduan (PPM bersangkutan), maka lakukan fasilitasi dengan mendistribusikan
penanganan masalah kepada pihak-pihak yang mempunyai otoritas kewenangan dan
pihak lain yang berkepentingan. Namun, apabila penanganan masalah memerlukan
otoritas yang lebih tinggi, maka segera sampaikan permasalahan kepada tingkat PPM
yang lebih tinggi.
Memberikan Umpan Balik Kepada Pengadu
Menyampaikan proses dan hasil akhir penanganannya kepada pelapor untuk
mendapatkan umpan balik, apabila pelapor merasa apa yang dipermasalahkan sudah
selesai maka penanganan pengaduan selesai, akan tetapi apabila belum, maka lakukan
penanganan lebih lanjut.
Menyebarluasan Informasi Hasil Penanganan
PPM menyampaikan proses dan hasil akhir penanganannya kepada khalayak
dengan menggunakan media yang ada. Penyampaian informasi ini harus menjaga
prinsip dan nilai dari ketentraman warga masyarakat, misalnya dengan penyampaian
informasi singkat mengenai pokok-pokok permasalahan dan hasil penanganannya
tanpa menyebutkan pihak-pihak yang terkait.

Membuat dokumentasi dan pelaporan


Setiap PPM wajib untuk mengarsipkan berbagai dokumen yang berkaitan
dengan pengaduan yang ditangani baik itu pengaduan informatif atau pengaduan
masalah, hal ini diperlukan untuk pelaporan dan bahan evaluasi dan pembelajaran

apabila di kemudian hari menemukan permasalahan serupa. Konsultan membuat


laporan dengan basis aplikasi PPM di setiap tingkatan. Laporan\ terdiri dari laporan
rutin bulanan berdasarkan status data hari terakhir bulan bersangkutan dan laporan
khusus untuk masalah yang dianggap krusial
KLASIFIKASI MASALAH PENGADUAN
Agar penanganan pengaduan dapat berjalan secara efektif, maka salah satu langkah awal
adalah melakukan analisis masalah. Salah satu bagian dari analisis adalah menentukan
klasifikasi masalah. Dengan klasifikasi akan diperoleh informasi lingkup masalah, katagori
dan tingkat penanganan masalah, yang dapat digunakan sebagai bahan untuk menentukan
strategi dan langkah penanganan pengaduan, adapun klasifikasinya terdiri dari :
A. Lingkup
Berdasarkan sumber masalah yang diadukan, maka lingkup PPM REKOMPAK adalah :
Administratif-teknis,
Lingkup ini berkaitan dengan seluruh permasalahan teknis pelaksanaan kegiatan siklus
dan pelaku/pelaksananya, yang terdiri dari bidang-bidang :
1. Pelaksanaan Sosialisasi;
2. Pelaksanaan Rembug Kesiapan Warga;
3. Pembentukan BKM;
4. Pembentukan TIP;
5. Pelaksanaan Pelatihan;
6. Pelaksanaan FGD;
7. Pelaksanaan Pemetaan Swadaya;
8. Pembentukan Panitia;
9. Penyusunan DED
10. Pencairan Dana BDL ke KSMP dan BDL;
11. Pelaksana Rekonstruksi;
12. Lain-lain.
Keuangan,
Lingkup ini berkaitan dengan pendanaan untuk menunjang pelaksanaan kegiatan
rehabilitasi dan rekonstruksi rumah, baik berasal dari Pemerintah Pusat (kantor proyek),
Pemda maupun sumber dana lain. Lingkup ini terdiri dari bidang- bidang :
1. Pembiayaan proyek kepada Konsultan; yaitu berkaitan dengan hak dan kewajiban
antara Proyek dengan Konsultan dalam bidang keuangan. (Contoh : Keterlambatan

Invoice, permasalahan distribusi dan lingkupnya)


2. Pembiayaan oleh Konsultan : berkaitan dengan segala hal pengeloaan keuangan
proyek rehabilitasi dan rekonstruksi rumah oleh Konsultan di seluruh tingkatan (KMP
dan DMC), (Contoh : Masalah gaji personal Konsultan, pajak, BOP kegiatan dan
lingkupnya)
Tata Cara Penanganan Pengaduan Masala23 h
3. Pemanfaatan Dana BDR : Berkaitan dengan seluruh pemanfaatan BDR di tingkat
masyarakat (Contoh : Masalah pemanfaatan/pengelolaan oleh KSMP atau
anggotanya, panitia dan lingkupnya)
4. Lain-lain
B. Jenis/sifat pengaduan
Pada dasarnya setiap pengaduan yang diterima oleh PPM dipastikan mengandung masalah,
paling tidak bagi si pengadu. Ada pengaduan yang dapat diselesaikan dengan memberikan
informasi yang sebenarnya kepada pengadu dan ada pula pengaduan yang dalam
penyelesaiannya memerlukan serangkaian langkah tindakan penanganan.
Berdasarkan langkah penanganan, maka pengaduan dapat diklasifikasikan ke dalam 2 (dua)
sifat, yaitu :
1. Pengaduan Informatif
Yang termasuk dalam sifat ini, adalah setiap pengaduan yang dapat diselesaikan
dengan memberikan keterangan selengkapnya kepada pengadu.
2. Pengaduan Penyimpangan
Yang termasuk dalam sifat ini adalah setiap pengaduan yang dapat dalam
penyelesaiannya perlu langkah-langkah penanganan lebih lanjut (lihat langkah
penanganan pengaduan)
C. Katagori Masalah
Indikasi penyimpangan dapat diketahui dari hasil analisis dan klarifikasi terhadap akar
masalah yang diadukan. Berdasarkan akar masalah penyebab terjadinya indikasi
penyimpangan, maka pengaduan dapat dibedakan ke dalam 7 (tujuh) katagori, yaitu :
Katagori 1 = Pelangaran mekanisme dan prosedur;
Berkaitan dengan pengaduan masalah yang disebabkan adanya penyimpangan
mekanisme dan prosedur dari yang telah ditetapkan.
Katagori 2 = penyimpangan dana;
Berkaitan dengan pengaduan masalah yang disebabkan adanya penyimpangan,
penyelewengan ataupun penyalahgunaan dana

Katagori 3= adanya intervensi negatif;


Berkaitan dengan pengaduan masalah yang disebabkan karena adanya intervensi
negatif yang dapat menyebabkan kerugian masyarakat maupun kepentingan
proyek/program.
Tata Cara Penanganan Pengaduan Masala24 h
Katagori 4 = Masalah Kebijakan;
Berkaitan dengan pengaduan terhadap masalah yang diakibatkan adanya
perubahan/pelanggaran terhadap suatu kebijakan/ketetapan sesuai dengan
tingkatannya.
Katagori 5 = Kejadian Force majeur;
Berkaitan dengan pengaduan masalah yang diakibatkan kejadian yang mengarah
diluar kemampuan manusia, misalkan bencana alam, kerusuhan masal dan sejenisnya.
Katagori 6 = Pelanggaran kode etik/kinerja pelaku;
Berkaitan dengan pengaduan masalah yang disebabkan adanya pelangaran kode etik
atau kinerja pelaku
Katagori 7 = Permintaan Bantuan Rumah/Bantuan Lainnya
Berkaitan dengan pengaduan masalah yang diakibatkan karena adanya permintaan
bantuan rumah atau bantuan yang lainnya
Katagori 8 = Indikasi Korupsi
Berkaitan dengan pengaduan masalah yang diakibatkan karena adanya dana yang
dikorupsi oleh perseorangan maupun sekelompok untuk kepentingannya sendiri
Katagori 9 = Kritik
Berkaitan dengan pengaduan yang disampaikan untuk peningkatan kinerja proyek
yang sifatnya mengarah kepada kritik
Katagori 10 = Pertanyaan
Berkaitan dengan pengaduan yang disampaikan karena ketidaktahuan atau kurang
lengkapnya informasi yang diterima
Katagori 11 = Saran/Pemberitahuan
Berkaitan dengan pengaduan yang disampaikan mengenai pelaksanaan proyejk yang
sifatnya berupa saran atau pemberitahuan
D. Derajat Masalah
Sebaiknya setiap pengaduan masalah dapat diselesaikan di tingkat PPM bersangkutan,
namun begitu pada kondisi tertentu, untuk mengelola dan menyelesaiakan suatu masalah
diperlukan dukungan dan fasilitasi oleh PPM pada level yang lebih tinggi. Berdasarkan

tingkat penanganan masalah yang seharusnya dilakukan, maka masalah yang dikelola oleh
PPM dapat di diklasifikasikan kedalam 4 (empat) derajat masalah, yaitu :
Derajat 1 (Tim Fasilitator)
Apabila sumber dan pokok masalah yang diadukan dapat dikelola dan
diselesaikan di tingkat kelurahan/desa. Dukungan atau fasilitasi dapat diberikan oleh
atau bersama-sama BKM, aparat kelurahan, Fasilitator, institusi tingkat kelurahan/desa,
tokoh masyarakat, kelompok peduli, dan lainnya.
Tata Cara Penanganan Pengaduan Masala25 h
Contoh : Apabila Panitia kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi rumah tidak transparan
dalam mengelola dana, permasalahan KSMP, dan sebagainya
Derajat 2 (Korlap)
Apabila sumber dan pokok masalah yang diadukan dalam pengelolaan ataupun
penyelesaian masalah perlu dukungan dan fasilitasi oleh PPM tingkat (Korlap).
Dukungan dan fasilitasi dapat diberikan oleh atau bersama-sama TKPP, Korlap, instansi
tingkat kota/kabupaten, PJOK, kelompok peduli, aparat hukum ataupun pihak lainnya.
Contoh : Apabila didiindikasikan adanya intervensi aparat untuk memaksakan
kegiatan di tingkat kelurahan/desa, apabila suatu permasalahan berlarut-larut tidak
dapat diselesaikan oleh PPM BKM, kinerja Fasilitator dipertanyakan, BKM dan atau
Panitia Pembangunan tidak transparan dalam mengelola kegiatan atau dana BDR dan
sebagainya.
Derajat 3 (DMC)
Apabila sumber dan pokok masalah yang diadukan dalam pengelolaan ataupun
penyelesaian masalah perlu dukungan dan fasilitasi oleh PPM tingkat
Provinsi/DMC. Dukungan dan fasilitasi dapat diberikan oleh atau bersama-sama
Pemerintah Daerah, DMC, Instansi tingkat Provinsi, kelompok peduli, aparat hukum
ataupun pihak lainnya.
Contoh : Permasalahan yang berlarut-larut tidak dapat diselesaikan oleh PPM
kota/kabupaten, Korlap tidak melaksanakan tugas sebagaimana mestinya, dan
sebagainya.
Derajat 4 (NMC/Pusat)
Apabila sumber dan pokok masalah yang diadukan dalam pengelolaan ataupun
penyelesaian masalah perlu dukungan dan fasilitasi oleh PPM tingkat Pusat.
Dukungan atau fasilitasi dapat diberikan oleh atau bersama-sama Kepala Satker Pusat,
Proyek, Bank Dunia, Departemen/ Lembaga/Badan tingkat pusat, NMC.

Contoh : Permasalahan yang berlarut-larut tidak dapat diselesaiakan oleh PPM tingkat
kota/kabupaten atau provinsi/DMC, permasalahan krusial yang dapat berdampak
secara luas di seluruh wilayah sasaran, adanya indikasi penyimpangan mekanisme dan
prosedur suatu kegiatan siklus karena kebijakan konsultan atau proyek, seluruh
pengaduan yang diterima oleh PPM Pusat.
Masing-maising pengaduan yang masuk dikelompokkan berdasarkan derajatnya,
kewenangan untuk menentukan derajat ini adalah NMC yang akan mengklasifikasikan
permasalahan/pengaduan tersebut dapat diselesaikan pada tingkatan mana. Semua
pengaduan yang masuk, terutama pada Tim Fasilitator, Korlap dan DMC segera dikirimkan
kepada NMC untuk digolongkan pada derajat mana pengaduan itu hendak diselesaikan.
Tata Cara Penanganan Pengaduan Masala26 h
Selanjutnya setelah pengaduan sudah digolongkan derajat penyelesaiannya, NMC akan
mengirimkan pada masing2 DMC untuk segera difasilitasi penyelesaiannya.
Catatan :
Pengaduan yang disampaikan dimungkinkan tidak hanya mencakup satu lingkup/
bidang/ katagori/ tingkat penanganan masalah, akan tetapi dapat juga mencakup
lingkup/ bidang/ katagori/ tingkat penanganan masalah lainnya. Untuk itu, dalam
menyusun klasifikasi masalah, perlu diperhatikan aspek yang paling menonjol yang
menjadi akar masalah.
Aspek inilah yang menjadi dasar ataupun diutamakan dalam menyusun klasifikasi masalah,
baru dimasukkan dalam klasifikasi berikutnya.
IX. MONITORING PENYELESAIAN MASALAH
Mekanisme PPM di lapangan dalam pelaksanaannya nanti akan dilakukan serangkaian
monitoring oleh NMC bersama DMC dan untuk jenis pengaduan yang sifatnya ke arah
indikasi korupsi akan dilakukan monitoring dan pemantauan khusus langsung oleh NMC
sejak diterimanya pengaduan sampai dengan terselesaikannya pengaduan tersebut.
Selanjutnya pada tabel di bawah ini dijelaskan tentang batas waktu untuk pelaporan,
fasilitasi penyelesaian dan kegiatan monitoring
No Kegiatan Waktu Keterangan
1. Pelaporan pencatatan dan fasilitasi
penyelesaian PPM Tim Fasilitator kepada
Korlap
Setiap minggu Menggunakan format
yang tersedia

2. Fasilitasi penyelesaian masalah oleh Tim


Fasilitator
Tidak lebih dari
seminggu
Laporan mingguan
3. Pelaporan pencatatan dan fasilitasi
penyelesaian PPM Korlap kepada DMC
Setiap 2 minggu Database dan laporan
tertulis
4. Fasilitasi penyelesaian masalah oleh
Korlap
Tidak lebih dari 2
minggu
Laporan Khusus
5. Pelaporan pencatatan dan fasilitasi
penyelesaian PPM DMC kepada NMC
Setiap 2 minggu Database dan laporan
tertulis
6. Fasilitasi penyelesaian masalah oleh DMC Tidak lebih dari 1
bulan
Laporan Khusus
7. Monitoring dan pemantauan rutin
independen oleh Korlap untuk pengaduan
derajat 1, sekurang-kurangnya sebanyak
30% dari semua pengaduan
Setiap minggu Laporan Khusus
Tata Cara Penanganan Pengaduan Masala27 h
8. Monitoring dan pemantauan rutin
independen oleh DMC untuk pengaduan
derajat 1 dan 2, sekurang-kurangnya
sebanyak 20% dari semua pengaduan
Setiap minggu Laporan Khusus
9. Monitoring dan pemantauan rutin
independen oleh NMC untuk pengaduan

derajat 1, 2 dan 3 sekurang-kurangnya 10


% dari semua pengaduan.
Setiap minggu Laporan Khusus
10. Monitoring dan pemantauan khusus
independen oleh NMC untuk jenis
masalah yang mengarah pada Indikasi
Korupsi dilakukan 100 %
Setiap waktu jika
diperlukan
Laporan Khusus
11. Updating data PPM ke dalam website oleh
NMC
Setiap 2 minggu
X.

PENUTUP
Berkaitan dengan pelaksanaan pengelolaan pengaduan, banyaknya pengaduan yang masuk
bukan berarti bahwa tugas fasilitasi konsultan buruk atau sebaliknya dengan sedikitnya
jumlah pengaduan bukan berarti konsultan telah berhasil dalam tugas fasilitasinya, akan
tetapi yang diperhatikan adalah seberapa jauh upaya-upaya Konsultan untuk penanganan
pengaduan masalah yang muncul dalam pelaksanaan REKOMPAK yang menganut
prinsipprinsip
transparansi, akuntabilitas, partisipasi dan demokrasi sehingga dapat menjadi media
pembelajaran masyarakat untuk mendukung tercapainya tujuan pelaksanaan REKOMPAK
secara menyeluruh.
Berdasarkan hal tersebut, maka konsultan pendamping tidak perlu kuatir dan takut bersalah
dalam membuka pengaduan yang ada di wilayahnya. Banyaknya pengaduan yang diterima
bukan berarti kinerja Fasilitator maupun konsultan tidak baik, akan tetapi yang terpenting
adalah bahwa setiap pengaduan yang diterima telah ditangani untuk mendapatkan solusi
terbaik bagi semua pihak. Tata cara pengelolaan pengaduan ini menjadi tolok ukur dalam
mengelola pengaduan, sedangkan dalam proses penanganan pengaduan dapat
dikembangkan sesuai dengan permasalahan, situasi dan kondisi dimana pengaduan
permasalahan terjadi.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.rekompakjrf.org/download/Tata%20Cara%20Penanganan%20Pengaduan
%20Masalah%20%28PPM%29.pdf

Anda mungkin juga menyukai