edu/5210024/Aspek_Teori_kontijensi_dalam_
akuntansi_keperilakuan_Pendekatan_Kontijensi_
dalam kelas terpisah, dan ada pekerjaan kecil untuk mengindetifikasi variabel kontijensi yang
relevan. Suatu variabel kontijensi terkait dengan level (dimana binis yang berbeda pada variabel
itu juga memperlihatkan perbedaan utama bagaimana atribut pengendalian atau tindakan
berhubungan dengan kinerja. Kategori yang pertama terdiri dari variabel yang berhubungan
dengan ketidakpastian. Sumber ketidakpastian yang utama meliputi tugas dan ketidakpastian
lingkungan eksternal. Ketidakpastian tugas adalah suatu fungsi dari tindakan seorang manajer
untuk mendapatkan hasil yang diharapkan (Hirst, 1981). Kategori yang kedua dari variabel
kontijensi, berhubungan dengan interdependensi dan tehnologi perusahaan. Hal ini meliputi
definisi tehnologi yang dikembangkan oleh Woodward (1965) dan Perrow (1967) yang membagi
teknologi ke dalam batch kecil, batch besar, memproses tehnologi dan kategori produksi massal.
Menurut Perrow (1967) definisi teknologi didasarkan pada banyaknya pengecualian dalam
memproses produk atau jasa memproses dan sifat alami dari proses ketika pengecualian
ditemukan.
Kategori yang ketiga terdiri dari industri, perusahaan dan variabel unit bisnis seperti
ukuran, diversifikasi dan struktur. Studi industri sudah menguji pengendalian pada pabrikasi, jasa
keuangan serta riset dan pengembangan perusahaan. Diversifikasi mengacu pada tingkat
keanekaragaman dalam suatu lini produk dan atau struktur perusahaan. Struktrur perusahaan
telah dichotomikan antara multi-divisional (M-Form) dan fungsional (U-Form) Perusahaan
(Hoskisson et Al, 1990). Kategori lain yang telah diuji literatur pengendalian adalah faktor
observability. Variabel ini mula-mula diusulkan oleh Thomson (1970) dan kemudian oleh Ouchi
(1977). Seperti dicatat oleh ahli teori organisasi dan agen, dalam evaluasi kinerja, suatu isyarat
dari seorang pekerja atau unit bisnis diukur, dievaluasi dan dikompensasi. Isyarat mengukur
dapat dari tindakan karyawan dan dari hasil tindakan.
Berdasarkan pada teori kontinjensi maka sistem pengendalian manajemen seperti standar
prosedur pengoperasian (standard operation procedures), partisipasi anggaran (budgetary
participation), ketergantungan pada pengukuran kinerja akuntansi (reliance on accounting
performance measure) perlu digeneralisasi dengan mempertimbangkan faktor organisasioris dan
situasional seperti perilaku manajer dalam melaksanakan aktivitas apakah melakukan perilaku
yang menyimpang (perilaku dysfunctional) dan dipengaruhi oleh budaya, dalam hal ini adalah
budaya nasional.
Pengertian
Kontijensi lebih dikenal dengan peristiwa atau transaksi yang mengandung syarat
merupakan transaksi yang paling banyak ditemukan dalam kegiatan bank sehari-hari. Kontijensi
yang memilki leh suatu bank dapat berakibat tagihan atau kewajiaban bagi bak yang
bersangkutan.
Kontijensi adalah suatu keadaan yang masih diliputi oleh ketidakpastian mengenai
kemungkinan diperolehnya laba tau rugi oleh suatu perusahaan, yang baru akan terselesaikan
dengan terjadi atau tidak terjadi satu atau lebih peristiwa dimasa yang akan datang.
Kerangka Pengendalian Kontijensi Suatu isu dipecahkan dalam mengembangkan suatu model
pengendalian kontinjensi tentang pemahaman bagaimana faktor kontinjensi ditentukan dan
ditingkatkan dari waktu ke waktu. Faktor kontinjensi tertentu mungkin ditentukan oleh
keputusan manajemen, yang lain mungkin ditentukan secara exogenous. Pada beberapa titik
waktu, organisasi memilih pasar dimana perusahaan tersebut bersaing dan strategi dalam pasar
itu, dan pada dasarnya mampu mengendalikan semua faktor kontinjensi. Bagaimanapun setelah
menentukan strategi produk tertentu, banyak faktor kontinjensi tidak lagi di bawah pengendalian
langsung organisasi. Oleh karena itu, determinasi faktor kontinjensi mungkin menjadi proses
interaktive, sebagian dari faktor dipilih oleh perusahaan, sedangkan yang lain adalah suatu hasil
keputusan yang lalu dan faktor eksternal.
Jenis Transaksi Kontijensi
Kontijensi bank terdiri dari kontijensi tagihan dan kontijensi kewajiban (tunggakan).
Kontijensi tagihan terdiri dari :
1. Bank garansi yang diterbitkan oleh bank lain adalah semua bentuk garansi yang diterima
oleh bank yang mengakibatkan tagihan kepada pihak bank penjaminan bila pihak yang
dijamin melakukan ingkar janji atau wanprestasi di kemudian hari.
2. Pembelian opsi valuta asing adalah perjanjian asing yang memberikan hak pilihan kepada
pembeli opsi untuk menggunakan atau tidak mengguanakan dalam kontrak jual beli
valuta asing.
ini berasumsi bahwa mungkin ada komplementer atau hubungan penggantian antara variabel
pengendalian yang mungkin termasuk dalam berbagai mekanisme pengendalian dalam analisa
tersebut.
Timbulnya Formula Kontinjensi Pendekatan kontinjensi untuk akuntansi manajemen
didasari oleh anggapan bahwa tidak ada sistem akuntansi yang tepat secara universal yang dapat
digunakan oleh semua organisasi dalam berbagai keadaan. Sistem akuntansi yang tepat
tergantung pada keadaan khusus dimana organisasi tersebut berada. Oleh karenanya teori
kontinjensi harus mengidentifikasikan aspek khusus dari sistem akuntansi perusahaan dimana
keadaan dapat didefinisikan dengan pasti dan sistem dapat dicobakan dengan tepat.