GIZI KURANG
1. Definisi
Gizi adalah zat yang diperlukan untuk metabolisme dan fungsi biologis tubuh.
Gizi diperoleh melalui serangkaian proses pengolahan makanan yang dikonsumsi,
meliputi proses digesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, dan metabolisme untuk
menghasilkan energi, mempertahankan kehidupan, untuk fungsi pertumbuhan dan
pemeliharaan fungsi normal dari organ-organ. Status gizi seseorang adalah suatu
keadaan yang menggambarkan keseimbangan antara asupan zat gizi yang diperoleh dan
yang dibutuhkan atau digunakan oleh tubuh. Jadi, status gizi merupakan refleksi
kecukupan zat gizi seseorang. Agar seseorang dapat hidup sehat, tumbuh kembang
optimal dan beraktivitas secara produktif, dibutuhkan aneka ragam makanan untuk dapat
memenuhi kebutuhan gizinya. Hal ini dikarenakan tidak ada satu jenis makanan yang
dapat memenuhi semua zat gizi yang dibutuhkan tubuh. Kecuali bayi umur 0-6 bulan,
dimana mereka cukup mengkonsumsi Air Susu Ibu (ASI) saja untuk memenuhi
kebutuhan gizinya.6
2. Penilaian Status Gizi
Penilaian status gizi dapat dilakukan dengan data-data yang diperoleh dari
anamnesis, pemeriksaan fisik, maupun pemeriksaan penunjang. Dari anamnesis bisa
didapatkan informasi tentang riwayat nutrisi selama dalam kandungan, riwayat saat
kelahiran dan keadaan waktu lahir ( termasuk berat dan panjang badan lahir). Selain itu,
dapat pula didpatkan informasi mengenai penyakit dan kelainan yang pernah/sedang
diderita, riwayat makanan yang dikonsumsi hingga data keadaan fisik ayah dan ibu.
Kemudian pada pemeriksaan fisik perlu diperhatikan bentuk tubuh dan perbandingan
proporsi tubuh. Penilaian status gizi dapat dibagi menjadi 2 yaitu: 7
Secara langsung: antropometri, klinis, biokimia, dan biofisik
Secara tidak langsung: survei konsumsi makanan, statistik vital, dan faktor ekologi
1. Penilaian Secara Langsung
a. Antropometri
Antropometri merupakan salah satu indikator terukur yang dapat digunakan untuk
menilai status gizi seseorang. Antropometri berasal dari kata antropos (tubuh) dan
metros (ukuran). Dari sudut pandang gizi, antropometri oleh Jellife diartikan sebagai
berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat
umur dan tingkat gizi.
Pengukuran tidak selalu harus oleh tenaga khusus profesional, dapat oleh tenaga
lain setelah mendapat pelatihan
Hasilnya mudah disimpulkan, memiliki cut of point dan baku rujukan yang sudah
pasti
a. Baku antropometri
Jenisjenis ukuran antropometri gizi yang diperlukan untuk penilaian pertumbuhan
dan status gizi adalah ukuran berat badan, panjang (tinggi) badan, lingkar kepala,
lingkar lengan atas dan lipatan kulit. Baku antropometri yang memenuhi syarat
untuk digunakan saat ini adalah Baku WHO NCHS Berdasarkan Lokakarya
Antropometri di Ciloto tahun 1992.
b. Indeks antropometri yang meliputi:
Dihubungkan dengan umur, yaitu B / U (berat terhadap umur), T / U(Tinggi
terhadap umur), dan LLA (lingkar lengan atas terhadap umur)
Tidak dihubungkan dengan umur, yaitu B / T, LLA / T
c. Klasifikasi status gizi dan garis pembatas
Klasifikasi status gizi digunakan untuk menentukan nilai status gizi,
sedangkan garis pembatas (cut of points) digunakan untuk membedakan nilai status
gizi (indikator). WHO menyarankan menggunakan klasifikasi status gizi
berdasarkan indeks antropometri Standar Deviasi Unit (SD) atau Z-Skor untuk
meneliti dan untuk memantau pertumbuhan.
-
Status
Ambang Batas
BB/U
Gizi lebih
> +2SD
Gizi baik
Gizi kurang
TB/U
BB/TB
Gizi buruk
< -3SD
Normal
2SD
Pendek (stunted)
< -2SD
Gemuk
> +2SD
Normal
Kurus (wasted)
Kurus sekali
< -3SD
b. Klinis
Penilaian secara klinis merupakan metode yang sangat penting untuk menilai status
gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang
dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi seperti adanya perubahan pada jaringan
epitel (supervicial epithelial tissues) seperti kulit, mata, rambut dan mukosa oral atau
pada organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid. Pada
umumnya metode ini digunakan untuk rapid clinical surveis. Survei ini dirancang untuk
mendeteksi secara cepat tanda-tanda klinis umum dari kekurangan zat gizi.
c. Biokimia dan Biofisik
Secara kimiawi, status gizi dapat dinilai dengan serangkaian pemeriksaan spesimen
yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh.
Jaringan tubuh yang digunakan antara lain : darah, urine, tinja dan juga beberapa
jaringan tubuh seperti hati dan otot. Hasil pemeriksaannya dapat dijadikan sebagai
peringatan akan adanya kemungkinan terjadi keadaan malnutrisi yang lebih parah.
Banyak gejala klinis yang kurang spesifik, maka penentuan kimia faali dapat lebih
banyak menolong untuk menentukan kekurangan gizi yang spesifik.
Penentuan status gizi secara biofisik dapat dilakukan dengan melihat kemampuan
fungsi jaringan dan melihat perubahan struktur dari jaringan. Sebagai contohnya adalah
pemeriksaan kejadian buta senja epidemik (epidemic of night blindnes) dengan tes
adaptasi gelap.
1)
o Statistik vital
Pengukuran status gizi dengan statistik vital adalah dengan menganalisis dan
beberapa statistik kesehatan seperti angka kematian berdasarkan umur, angka
kesakitan dan kematian akibat penyebab tertentu dan data lainnya yang
berhubungan. Penggunaannya dipertimbangkan sebagai bagian dari indikator tidak
langsung pengukuran status gizi masyarakat.
o Faktor Ekologi
Menurut Bengoa, malnutrisi merupakan masalah ekologi sebagai hasil interaksi
beberapa faktor fisik, biologis dan lingkungan budaya. Jumlah makanan yang
tersedia sangat tergantung dari keadaan ekologi seperti iklim, tanah, irigasi, dan
lain-lain. Pengukuran faktor ekologi dipandang sangat penting untuk mengetahui
penyebab malnutrisi di suatu masyarakat sebagai dasar untuk melakukan program
intervensi gizi.
3. Klasifikasi
Berdasarkan Kepmenkes Nomor: 920/Menkes/SK/VIII/2002, penilaian status
gizi secara nasional di Indonesia didasarkan pada standar baku antropometri WHONCHS 1983. Status gizi dibagi menjadi 4 golongan, yaitu gizi lebih, gizi baik, gizi
kurang, dan gizi buruk. Dalam makalah ini akan lebih ditekankan pada pembahasan
tentang gizi kurang.7
Gizi kurang adalah suatu keadaan kekurangan satu atau lebih zat gizi esensial
yang dibutuhkan tubuh. Secara umum, istilah gizi kurang dalam masyarakat
mewakili penyakit malnutrisi energi-protein (MEP), yaitu penyakit yang diakibatkan
kekurangan energi dan protein. Gejala gizi kurang ringan relatif tidak jelas, hanya
terlihat bahwa berat badan anak tersebut lebih rendah dibanding anak seusianya.
Rata-rata berat badannya hanya sekitar 60-80% dari berat ideal. Adapun ciri-ciri
klinis lain yang dapat menyertainya antara lain:8
a.
b.
c.
e.
Rasio berat badan terhadap tinggi badan normal atau cenderung menurun
laju
pertambahan
penduduk
yang
tidak
diimbangi
dengan
Pertumbuhan
Pertumbuhan anak menjadi terganggu karena protein yang ada digunakan sebagai
zat pembakar sehingga otot-otot menjadi lunak dan rambut menjadi rontok
Produksi tenaga
Kekurangan energi yang berasal dari makanan mengakibatkan anak kekurangan
tenaga untuk bergerak dan melakukan aktivitas. Anak menjadi malas, dan merasa
lemas
Pertahanan tubuh
Sistem imunitas dan antibodi menurun sehingga anak mudah terserang infeksi
sepertibatuk, pilek dan diare
Perilaku
Anak yang mengalami gizi kurang menunjukkan perilaku yang tidak tenang,
cengeng dan apatis.
Gizi kurang juga dapat menjadi salah satu latar belakang dari besarnya angka
kesakitan dan kematian bayi dan balita. Hal ini disebabkan karena gizi kurang dapat
meningkatkan risiko terkena infeksi dan menurunkan daya tahan tubuh anak. Selain
itu gizi kurang dapat mempengaruhi perkembangan otak dan psikologi anak serta
menghambat pertumbuhan. Wanita hamil yang kurang gizi juga punya kecenderungan
untuk melahirkan anak dengan berat badan rendah, sehingga memiliki risiko lebih
besar terkena infeksi.