TENTANG
AMAL MAKRUF , NAHI MUNGKAR DAN JIHAD
Di susun oleh :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Kelas
Faisal tanjung
Alam faisal
Eka jaka purnama
Lingga
Muhid pratondo
Nurhidayat
: T.KIMIA B1 R2
Daftar Isi
Halaman
judul
i
Kata
pengantar
ii
Daftar
isi
..
.
iii
BAB
I
Pendahuluan
.
1
Latar
belakang
..
2
Rumusan
masalah
..
3
Bab II Pembahasan Tentang Amar
Maruf , Nahi
munkar
4
2.1
Pengertian Amar
ma`ruf
Nahi
mungkar
5
2.2
Perintah
Amar
Ma`ruf
Nahi
Mungkar
...
6
2.3 Karakter masyarakat dalam menyikapi amar maruf nahi
mungkar
7
2.4
Penurunan
azab
menimpa
masyarakat
.
8
2.5
Manfaat Melaksanakan Amar Maruf Nahi Munkar
....
9
2.6
Akibat MengabaikanPerintah Amar Ma'ruf Dan Nahi
Munkar...
10
BAB
III
Pembahasan
Tentang
Jihad
.
11
3.1
Pengertian
Jihad
.
12
3.2
Jihad
Menurut
pandangan
Islam
..
13
3.3
Tujuan
Jihad
. 14
3.4
Macam-macam
Jihad
....
15
3.5
SYARAT
DAN
RUKUN
JIHAD
..
16
3.6
Hukum
Jihad
. 17
3.7
Adab
dalam
Berjihad
..
18
BAB
IV
PENUTUP
.
19
4.1
Kesimpulan
.... 20
4.2 Saran
..
..
21
BAB I
PENDAHULUAN
1.2
RUMUSAN MASALAH
BAB II
PEMBAHASAN TENTANG AMAR
MUNGKAR
MARUF , NAHI
2.1
(104:) .
Dan hendaklah diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari yang munkar
dan merekalah termasuk orang-orang yang beruntung
:
, :
), ,
(
Dari Abu Said al Khudry ra berkata,Aku pernah mendengar Rasulullah saw
bersabda,Barang siapa dari kalian melihat kemunkaran, maka hendaklah
merubahnya dengan tangannya, apabila tidak bisa maka dengan lisannya,
apabila tidak bisa maka dengan hatinya, dan demikian itu adalah selemahlemahnya iman. (HR Muslim)
Maksudnya lemah dari segi perbuatan orang-orang beriman. Kata sebagian
ulama: maksud mencegah dengan tangan ialah khusus bagi para pemimpin
yng dengan lisan untuk para ulama, dan yang dengan hayi khusus untuk
para orang awam(umum). Katanya: dan orang yang mampu melakukannya
sama dengan kewajiban memberantas kemunkaran.
Telah dila'nati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan Isa
putera Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu
melampaui batas. Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan
munkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang
selalu mereka perbuat itu. (Q.S Almaidah: 78-79).
Dalam hadits Rasulullah SAW bersabda :
)
(
)
(
Dari Abu Bakar Ash-Shiddiq ra, ia berkata : Wahai manusia, hendaklah
kalian membaca ayat ini : Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu,
tiadalah orang yang sesat itu akan memberi mudharatkepadamu apabila
kamu telah mendapatkan petunjuk. Dan sesungguhnya saya mendengar
Rasululllah SAW bersabda : sesungguhnya apabila orang-orang melihat
orang yang bertindak aniaya kemudian mereka tidak mencegahnya, maka
kemungkinan besar Allah akan meratakan siksaan kepada mereka,
disebabkan perbuatan tersebut. (HR. Abu Daud, Tirmidzi dan An-Nasai).
2.5
Ada beberapa manfaat bila amar maruf dan nahi munkar ditegakkan.
1.
2.
Segala kebaikan akan diberikan siapa saja yang melakukan aksi amar
maruf nahi munkar, yaitu, orang-orang yang lahir dari umat terbaik (umat
muslim)
3.
4.
Kita akan mendapatkan keselamatan apabila kita mencegah perbuatan
buruk (munkar).
5.
6.
Allah akan memberikan rahmat dan karunianya kepada kaum tersebut,
sehingga tercipta kerukunan, kedamaian dan ketentraman.
7.
8.
Ilmu yang dibawa oleh para ulama (sebagai pewaris para nabi) akan
terjaga dengan baik, sehingga dijauhkan dari kesesatan dalam menuntut
ilmu, yaitu niat/motivasi yang salah dan belajar pada orang yang salah.
Dengan terjaganya para ulama yang sholeh, maka akan lahirlah umara
(penguasa) yang baik dan mampu memimpin umatnya dengan
adil. Keempat, bila seseorang sudah menjalankan amar maruf dan nahi
munkar, maka hatinya akan tenang dan termotivasi untuk menjalankan
kehidupannya lebih baik lagi dari hari ke hari.
Namun tidak bisa dipungkiri, saat ini kemarufan telah digerus oleh
derasnya arus kemunkaran. Hal ini terjadi karena kemunkaran telah
dibungkus dengan performa yang menarik, sehingga hampir seluruh lapisan
masyarakat mampu menikmatinya. Begitu mudahnya kemunkaran sudah
masuk dalam celah-celah sempit dalam rumah melalui media cetak dan
elektronik, yang setiap hari dikonsumsi oleh masyarakat. Tentu ini sangat
berbahaya, karena kemunkaran/kebathilan yang secara terus-menerus
disuguhkan dan diinformasikan, apalagi didesain dengan performa yang
menarik, maka sangat mungkin kemunkaran itu akan dianggap sebagai
kebaikan dan kemudian dijadikan sebagai kebiasaan.
Untuk menghadang arus kemunkaran ini diperlukan benteng yang kokoh,
yaitu dari diri kaum muslim sendiri yang harus sadar akan tugas dan
kewajibannya sebagai hamba Allah. Kesadaran inilah yang akan
mengantarkannya untuk menjadi seorang yang muttaqin, dan mampu
menjalankan amar maruf nahi munkar dengan baik.
Ketika kita ingin menyelamatkan umat secara keseluruhan dari bahaya
kemunkaran, maka hendaklah dimulai dari diri sendiri dan keluarga kita. Dan
jika Allah dan Rasul Nya telah memberikan rambu-rambu yang tegas dan
jelas, maka sebagai seorang muslim yang taat sudah sepatutnya untuk
berucap samina wa athona.
1.
2.
Apabila suatu masyarakat mengabaikan amar ma'ruf dan nahy munkar serta
tidak mencegah orang yang berbuat zalim dari kezalimannya, maka Allah
3.
Di antara hukuman orang yang mengabaikan amar ma'ruf dan nahy munkar
adalah berhak mendapatkan laknat, yakni terusir dari rahmat Allah
sebagaimana yang telah menimpa Bani Israil ketika mengabaikan amar
ma'ruf dan nahy munkar.
Abu Daud meriwayatkan dalam kitab Sunannya dengan sanadnya dari
Abdullah bin Mas'ud ia berkata :Rasulullah saw. bersabda : " Pertama
kerusakan yang terjadi pada Bani Israil, yaitu seseorang jika bertemu
kawannya sedang berbuat kejahatan ditegur : wahai fulan, berertqwalah
pada Allah dan tinggalkan perbuatan yang kamu lakukan, karena perbuatan
itu tidak halal bagimu, kemudian pada esok harinya bertemu lagi sedang
berbuat itu juga, tetapi ia tidak menegurnya, bahkan ia telah menjadi teman
makan minum dan duduk-duduknya. Maka ketika demikian keadaan mereka,
Allah menutup hati masing-masing, sebagaimana firman Allah :
"Telah dilaknati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan Isa
putra Maryam. sampai firman Allah ( tapi kebanyakan mereka adlah orangorang yang fasik) . Kemudian Nabi bersabda : " Tidak, sekali-kali jangan
seperti mereka. Demi Allah, kamu harus menyuruh kepada yang ma'ruf,
mencegah dari yang munkar dan mencegah orang yang berbuat zalim, kamu
harus mengembalikannya ke jalan hak, dan kamu batasi di dalam hak itu.
Atau kalau tidak, Allah akan menutup hatimu, kemudian melaknat kamu
sebagaimana melaknat mereka ".
4.
Timbulnya perpecahan
5.
Pemusnahan mental
BAB III
Pembahasan Tentang Jihad
3.2
Setiap muslim.
2.
Baligh.
3.
Berakal.
4.
Merdeka.
5.
Laki-laki.
6.
7.
Mempunyai harta yang cukup baginya dan keluarganya selama
kepergiannya dalam berjihad.
SYARAT JIHAD
Menurut Syaikh Abu Syujak syarat-syarat jihat ada tujuh antar lain:
1. Islam
2. Baligh
3. Berakal
4. Merdeka
5. Laki-laki
6. Sehat
7. Kuat berperrang
RUKUN JIHAD
Menurut Syaikh Abu Syujak rukun jihad antar lain:
1. Tegas dan siap mati ketika menghadapi serangan musuh, karena Allah
Taala mengharamkan Mujahid mundur dari serangan musuh.
2. Dzikir kepada Allah Taala dengan hati dan lisan dalam rangka meminta
kekuatan Allah Taala dengan ingat janji, ancaman, dukungan serta
pertolongan-Nya kepada wali-wali-Nya. Dengan dzikir seperti itu, hati
menjadi tegar dan semangat perang menjadi kuat.
3. Taat kepada Allah Taala dan Rasul-Nya dengan tidak melanggar
perintah keduanya dan meninggalkan larangan keduanya.
4. Tidak menimbulkan konflik ketika memasuki kancah perang, namun
dengan satu barisan yang tidak ada celah kosong didalamnya, hati
yang menyatu, dan badan-badan yang rapat seperti bangunan kokoh.
5. Sabar dan tetap dalam kesabaran, dan siap mati ketika memasuki
kancah perang hingga pertahanan musuh terbongkar dan barisan
mereka terkalahkan, sebagaimana firman Allah Taala.
3.6
Hukum Jihad
b.
c.
d.
Jika dirinya adalah orang yang sangat dibutuhkan dalam peperangan,
seperti dokter, pilot, dan yang semisalnya.
Jihad di jalan Allah SWT adakalanya wajib dengan jiwa dan harta
sekaligus, yaitu bagi setiap orang yang mampu dari segi harta dan jiwa,
terkadang jihad itu wajib dengan jiwa semata (hal ini berlaku) bagi orang
yang tidak mempunyai harta dan adakalanya wajib hanya dengan harta
tidak dengan jiwanya, yaitu bagi orang yang tidak mampu untuk berjihad
dengan badannya namun dia termasuk orang yang mempunyai harta.
Bagi kaum wanita tidak ada jihad, jihad mereka adalah haji dan
umrah. Hal ini berdasarkan hadits Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam
dari Aisyah Radhiyallahu anha, ketika beliau bertanya kepada Rasulullah
Shallallahu alaihi wa sallam:
Wahai Rasulullah, apakah kaum wanita wajib berjihad? Rasulullah
Shallallahu alaihi wa sallam menjawab: Ya, kaum wanita wajib berjihad
(meskipun) tidak ada peperangan di dalamnya, yaitu (ibadah) haji dan
umrah.
3.7
Diantara adab jihad adalah berlaku sabar dan ikhlas serta menjauhi
kemaksiatan, banyak berdo'a untuk memperoleh kemenangan dan
pertolongan Allah
Kewajiban Pasukan
Semua pasukan wajib menaati peminpinnya atau yang mewakilinya
selagi tidak memerintahkan untuk berbuat kemaksiatan kepada Allah, wajib
bersabar bersama mereka dan tidak menyerang musuh kecuali dengan
perintah pinpinan, tetapi jika musuh menyerang dengan tiba-tiba maka
mereka boleh membela diri. Jika salah seorang dari pasukan musuh
mengajak duel satu lawan satu, maka bagi orang yang merasa mampu dan
berani disunnahkan atau dianjurkan untuk menerima tantangannya setelah
meminta izin kepada pemimpin pasukan. Dan siapa saja yang keluar untuk
berjihad di jalan Allah dengan membawa senjata miliknya sendiri kemudian
meninggal maka dia mendapatkan dengannya dua pahala.
Penentangan teror melalui bunuh diri sudah tergambar dalam sebuah ayat
didalam Al-Qur'an dan hadist. Firman Allah dalam surah An-Nisaa, Dan
janganlah kalian membunuh diri kalian, sesungguhnya Allah Maha
menyayangi kalian. (QS. An-Nisaa: 29) dan hadits shahih yang diriwayatkan
oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim, Muhammad bersabda, Barangsiapa
yang bunuh diri dengan menggunakan suatu alat/cara di dunia, maka dia
akan disiksa dengan cara itu pada hari kiamat. (HR. Bukhari dan Muslim).
BAB IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Amar ma'ruf nahi munkar , (al`amru bil-ma'ruf
PERTAMA : bahwa amar maruf dan nahi munkar merupakan profesi dan
tugas agung para rasul alaihimus salam
KEDUA : bahwa ia termasuk sebagai ciri-ciri orang-orang beriman
KETIGA : sesungguhnya amar maruf dan nahi munkar termasuk
karakteristik orang-orang shalih
Langkah-Langkah Al-Inkar (tindakan mengingkari) dan alAmr (tsindakan menyuruh):
PERTAMA : pengenalan. Sesungguhnya seorang yang jahil (bodoh)
melakukuan sesuatu disebabkan ia tidak menduganya sebagai sebuah
kemungkaran. Maka harus diberikan penjelasan kepadanya, diperintahkan
untuk berbuat yang maruf, dan diterangkan kepadanya mengenai besarnya
ganjaran, berlimpah pahala untuk orang yang melakukannya. Demikian itu
dilakukan dengan cara yang santun, lembut dan kasih sayang.
KEDUA : nasehat. Demikian itu dengan membangun rasa takut akan siksa
AllahAzza wa Jalla dan sangsi-Nya, serta mengingatkan pengaruh-pengaruh
berbagai perbuatan dosa dan maksiat, hal itu dilakukan dengan bersahabat
dan penuh kasih sayang kepadanya.
KETIGA : menyerahkannya ke ahlul hisbah (yaitu, Unit Pemerintahan yang
bertugas melakukan pengawasan dan penegakkan amar maruf dan nahi
munkar, pent.) sekiranya telah tampak sikap kedurhakaannya dan tak
kunjung berhenti
Jihad berasal dari kata jhada, yujhidu, jihd. Artinya adalah saling
mencurahkan usaha. Makna jihad menurut bahasa (lughawi) adalah
kemampuan yang dicurahkan semaksimal mungkin; kadang-kadang berupa
aktivitas fisik, baik menggunakan senjata atau tidak; kadang-kadang dengan
menggunakan harta benda dan kata-kata; kadang-kadang berupa dorongan
sekuat tenaga untuk meraih target tertentu; dan sejenisnya. Makna jihad
secara bahasa ini bersifat umum, yaitu kerja keras.
Al-Quran telah mengarahkan makna jihad pada arti yang lebih spesifik, yaitu:
Mencurahkan segenap tenaga untuk berperang di jalan Allah, baik langsung
maupun dengan cara mengeluarkan harta benda, pendapat, memperbanyak
logistik, dan lain-lain. Dengan demikian, makna jihad yang lebih tepat
diambil oleh kaum Muslim adalah berperang di jalan Allah melawan orangorang kafir dalam rangka meninggikan kalimat Allah.
4.2
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Ghazali, Imam, Mukasyafatul Qulub, Terj. Fatihuddin Abul
Yasin, Surabaya: Terbit Terang, 1990