Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH AGAMA KELOMPOK 3

TENTANG
AMAL MAKRUF , NAHI MUNGKAR DAN JIHAD

Di susun oleh :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Kelas

Faisal tanjung
Alam faisal
Eka jaka purnama
Lingga
Muhid pratondo
Nurhidayat
: T.KIMIA B1 R2

Jurusan Teknik kimia


Fakultas teknik
Universitas serang raya
2014/2015
Kata pengantar

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat allah


subhanahu wata ala , karena berkat rahmat-Nya
kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul
amar maruf nahi munkar dan jihad . makalah ini di
ajukan guna menyelesaikan mata kuliah agam
islam .
Kami mengucapkan terimakasih kepada semua
pihak yang telah membantu sehingga makalah ini
bisa selesai tepat pada waktunya . makalah ini
masih jauh dari sempurna , oleh karena itu kritik
dan saran yang bersifat membangun sangat kami
harapkan demi sempurnanya makalah ini .
Semoga makalah ini memberikan informasi
yang bermanfaat bagi rekan rekan untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu
pengetahuan bagi kita semua .

Daftar Isi

Halaman
judul

i
Kata
pengantar

ii
Daftar
isi
..
.
iii
BAB
I
Pendahuluan
.
1
Latar
belakang
..
2
Rumusan
masalah
..
3
Bab II Pembahasan Tentang Amar
Maruf , Nahi
munkar
4
2.1
Pengertian Amar
ma`ruf
Nahi
mungkar

5
2.2
Perintah
Amar
Ma`ruf
Nahi
Mungkar
...
6
2.3 Karakter masyarakat dalam menyikapi amar maruf nahi
mungkar
7
2.4
Penurunan
azab
menimpa
masyarakat
.
8
2.5
Manfaat Melaksanakan Amar Maruf Nahi Munkar
....
9
2.6
Akibat MengabaikanPerintah Amar Ma'ruf Dan Nahi
Munkar...
10

BAB
III
Pembahasan
Tentang
Jihad
.
11
3.1
Pengertian
Jihad
.
12
3.2
Jihad
Menurut
pandangan
Islam
..
13
3.3
Tujuan
Jihad
. 14
3.4
Macam-macam
Jihad
....
15
3.5
SYARAT
DAN
RUKUN
JIHAD
..
16
3.6
Hukum
Jihad
. 17
3.7
Adab
dalam
Berjihad
..
18
BAB
IV
PENUTUP
.
19
4.1
Kesimpulan
.... 20
4.2 Saran
..
..
21

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Agama Islam adalah agama yang sangat memperhatikan penegakan Amar


Maruf dan Nahi Munkar. Amar Maruf Nahi Munkar merupakan pilar dasar
dari pilar-pilar akhlak yang mulia lagi agung. Kewajiban menegakkan kedua
hal itu adalah merupakan hal yang sangat penting dan tidak bisa ditawar
bagi siapa saja yang mempunyai kekuatan dan kemampuan
melakukannya.Sesungguhnya diantara peran-peran terpenting dan sebaikbaiknya amalan yang mendekatkan diri kepada Allah Taala, adalah saling
menasehati, mengarahkan kepada kebaikan, nasehat-menasehati dalam
kebenaran dan kesabaran. At-Tahdzir (memberikan peringatan) terhadap
yang bertentangan dengan hal tersebut, dan segala yang dapat
menimbulkan kemurkaan Allah Azza wa Jalla, serta yang menjauhkan dari
rahmat-Nya.Perkara al-amru bil maruf wan nahyu anil munkar (menyuruh
berbuat yang maruf dan melarang kemungkaran) menempati kedudukan
yang agung. Dimana para ulama menganggapnya sebagai rukun keenam
dari rukun Islam.
Selain itu karena kurangnya pengetahuan atau pemahaman tentang Islam di
antara kaum muslimin dan adanya propaganda-propaganda Barat untuk
menyerang Islam, kedua hal tersebut menjadikan kaum muslimin dan orangorang non muslim saat ini salah memahami konsep Jihad. Jihad yang
ditampilkan saat ini diidentikkan dengan orang yang haus darah (blood
thirsty people) untuk menyebarkan Islam dengan pedang atau berarti usaha
untuk penegakan agama Islam atau sebaliknya jihad adalah suatu konsep
untuk membuat suatu bentuk masyarakat yang di dalamnya terdapat
bermacam masyarakat. Sayangnya tidak seorang pun dan dari sekian ide-ide
tersebut yang benar dalam realitas jihad secara Islam.
Jihad adalah salah satu syiar Islam yang terpenting dan merupakan puncak
keagungannya. Kedudukan jihad dalam agama sangat penting dan
senantiasa tetap terjaga. Jihad fii sabiilillaah tetap ada sampai hari Kiamat.
Islam tidak hanya memerintahkan umat Islam untuk menyembah Allah
dengan mendirikan shalat, puasa, membaca doa, meyisihkan sebagian
hartanya melaliu zakat, dan menyantuni kaum dhuafa.Itu semua belum
cukup unutk umat Islam jika banyak kebenaran ditutupi oleh kebatilan.
Orang islam diwajibkan beribadah yang dengan ibadah itu dia ikut andil
dalam menanggulangi kejahatan sebagaimana andilnya ibadah zakat dalam
berbuat kebaikan. Demikian itulah yang dinamakan ibadah jihad fi sabilillah.

1.2

RUMUSAN MASALAH

A. Pengertian Amar Maruf , Nahi Munkar


B. Perintah amar ma`ruf nahi mungkar .
C. Karakter masyarakat dalam menyikapi amar maruf nahi
munkar.
D. Penurunan azab menimpa masyarakat.
E. Manfaat melaksanakan amar maruf nahi munkar.
F. Akibat mengabaikan perintah amar ma'ruf dan nahimunkar.
G. Untuk mengetahui pengertian tentang Jihad terutama dalam
pandangan Islam.
H. Untuk mengetahui Cara & Hukum Jihad.
I. Untuk mengetahui Macam-macam Jihad

BAB II
PEMBAHASAN TENTANG AMAR
MUNGKAR

MARUF , NAHI

2.1

Pengertian Amar ma`ruf Nahimungkar.

Yang dimaksud amar maruf adalah ketika engkau memerintahkan orang


lain untuk bertahuid kepada Allah, menaati-Nya, bertaqarrub kepada-Nya,
berbuat baik kepada sesama manusia, sesuai dengan jalan fitrah dan
kemaslahatan . Makruf adalah setiap pekerjaan (urusan yang diketahui
dan dimaklumi berasal dari agama Allah dan syara-Nya. Termasuk segala
yang wajib yang mandub. Makruf juga diartikan kesadaran, keakraban,
persahabatan, lemah lembut terhadap keluarga dan lain-lainnya.
Sedang munkar adalah setiap pekerjaan yang tidak bersumber dari agama
Allah dan syara-Nya. Setiap pekerjaan yang dipandang buruk oleh syara,
termasuk segala yang haram, segala yang makruh, dan segala yang dibenci
oleh Allah SWT.
Allah berfirman:

Tolong menolonglah kamu dalam berbuat kebajikan dan bertaqwalah, serta
jangan tolong menolong dalam hal dosa dan kejahatan. (QS. 5 Al Maidah:
2)
Termasuk tolong menolong ialah menyerukan kebajikan dan memudahkan
jalan untuk kesana , menutup jalan kejahatan dan permusuhan dengan tetap
mempertimbangkan kemumgkinan-kemungkinan yang akan terjadi.
Kalau kita tidak sanggup mencegahnya atau takut akan membahayakan diri
sendiri, kita berusaha memberikan nasihat, kita pergunakan akal kita agar
dia membatalkan niatnya.

2.2 Perintah Amar Ma`ruf Nahi Mungkar.


Agama Islam adalah agama yang sangat memperhatikan penegakan Amar
Maruf dan Nahi Munkar. Amar Maruf merupakan pilar dasar dari pilar-pilar
akhlak yang mulia lagi agung. Kewajiban menegakkan kedua hal itu adalah
merupakan hal yang sangat penting dan tidak bisa ditawar bagi siapa saja
yang mempunyai kekuatan dan kemampuan melakukannya. Bahkan Allah
swt beserta RasulNya mengancam dengan sangat keras bagi siapa yang

tidak melaksanakannya sementara ia mempunyai kemampuan dan


kewenangan dalam hal tersebut.
Ketahuilah bahwa amar maruf nahi munkar termasuk Ushul Ad-Din, dengan
dicapai tujuan perutusan (bi;tsah) para nabi. Hal itu berdasarkan firman Allah
SWT dalam surah Ali-Imran :104.

(104:) .









Dan hendaklah diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari yang munkar
dan merekalah termasuk orang-orang yang beruntung

Dan sesungguhnya saya mendengar rasulullah saw bersabda: sesungguhnya


apabila orang-orang melihat orang yang bertindak aniyaya kemudian mereka
tidak mencegahnya, maka kemungkina besar Allah akan meratakan siksaan
kepada mereka, yang disebabkan oleh perbuatan mereka itu sendiri.

:
, :
), ,
(
Dari Abu Said al Khudry ra berkata,Aku pernah mendengar Rasulullah saw
bersabda,Barang siapa dari kalian melihat kemunkaran, maka hendaklah
merubahnya dengan tangannya, apabila tidak bisa maka dengan lisannya,
apabila tidak bisa maka dengan hatinya, dan demikian itu adalah selemahlemahnya iman. (HR Muslim)
Maksudnya lemah dari segi perbuatan orang-orang beriman. Kata sebagian
ulama: maksud mencegah dengan tangan ialah khusus bagi para pemimpin
yng dengan lisan untuk para ulama, dan yang dengan hayi khusus untuk
para orang awam(umum). Katanya: dan orang yang mampu melakukannya
sama dengan kewajiban memberantas kemunkaran.

2.3 Karakter masyarakat dalam menyikapi amar maruf


nahi mungkar
Ada 3 karakter masyarakat dalam menyikapi amar maruf nahi munkar:
1.
Memerintahkan yang maruf dan melarang yang munkar, atau
dinamakan karakter orang mukmin.
2.
Memerintahkan yang munkar dan melarang yang maruf,
atau dinamakan karakter orang munafik.
3.
Memerintahkan sebagian yang maruf dan munkar, dan melarang
sebagian yang maruf dan
munkar. Ini adalah karakter orang yang suka
berbuat dosa dan maksiat.
Dengan melihat ketiga karakter tersebut, maka sudah jelas bahwa tugas
beramar maruf nahi munkar bukanlah hanya tugas seorang dai, mubaligh,
ataupun ustadz saja, namun merupakan kewajiban setiap muslim. Dan ini
merupakan salah satu kewajiban penting yang diamanahkan Rasulullah SAW
kepada seluruh kaum muslim sesuai dengan kapasitasnya masing-masing.
Rasulullah mengingatkan, agar siapa pun jika melihat kemunkaran, maka ia
harus mengubah dengan tangan, dengan lisan, atau dengan hati, sesuai
dengan kapasitas dan kemampuannya. Begitu juga Imam al-Ghazali, dalam
kitabnya Ihya' Ulumuddin, beliau menekankan, bahwa aktivitas "amar ma'ruf
dan nahi munkar" adalah kutub terbesar dalam urusan agama. Ia adalah
sesuatu yang penting, dan karena misi itulah, maka Allah mengutus para
nabi. Jika aktivitas 'amar ma'ruf nahi munkar' hilang, maka syiar kenabian
hilang, agama menjadi rusak, kesesatan tersebar, kebodohan akan
merajalela, satu negeri akan binasa. Begitu juga umat secara keseluruhan.

2.4 Penurunan azab menimpa masyarakat


Apabila manusia melihat kemunkaran dan tidak bisa merubahnya,
Dikawatirkan Allah akan melimpahkan azab siksa-Nya secara merata.
Seperti kisah bani israil yang ada dalam Al-quran:


Telah dila'nati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan Isa
putera Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu
melampaui batas. Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan
munkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang
selalu mereka perbuat itu. (Q.S Almaidah: 78-79).
Dalam hadits Rasulullah SAW bersabda :

)
(

)
(
Dari Abu Bakar Ash-Shiddiq ra, ia berkata : Wahai manusia, hendaklah
kalian membaca ayat ini : Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu,
tiadalah orang yang sesat itu akan memberi mudharatkepadamu apabila
kamu telah mendapatkan petunjuk. Dan sesungguhnya saya mendengar
Rasululllah SAW bersabda : sesungguhnya apabila orang-orang melihat
orang yang bertindak aniaya kemudian mereka tidak mencegahnya, maka
kemungkinan besar Allah akan meratakan siksaan kepada mereka,
disebabkan perbuatan tersebut. (HR. Abu Daud, Tirmidzi dan An-Nasai).

2.5

Manfaat Melaksanakan Amar Maruf Nahi Munkar.

Ada beberapa manfaat bila amar maruf dan nahi munkar ditegakkan.
1.

Kita akan menjadi bagian dari orang-orang mukmin

2.
Segala kebaikan akan diberikan siapa saja yang melakukan aksi amar
maruf nahi munkar, yaitu, orang-orang yang lahir dari umat terbaik (umat
muslim)
3.

Kita akan menjadi orang-orang yang shaleh

4.
Kita akan mendapatkan keselamatan apabila kita mencegah perbuatan
buruk (munkar).
5.

Kita akan menjadi orang-orang yang meraih kemenangan.

6.
Allah akan memberikan rahmat dan karunianya kepada kaum tersebut,
sehingga tercipta kerukunan, kedamaian dan ketentraman.
7.

Akan dijauhkan dari Azab Allah.

8.
Ilmu yang dibawa oleh para ulama (sebagai pewaris para nabi) akan
terjaga dengan baik, sehingga dijauhkan dari kesesatan dalam menuntut
ilmu, yaitu niat/motivasi yang salah dan belajar pada orang yang salah.
Dengan terjaganya para ulama yang sholeh, maka akan lahirlah umara
(penguasa) yang baik dan mampu memimpin umatnya dengan
adil. Keempat, bila seseorang sudah menjalankan amar maruf dan nahi
munkar, maka hatinya akan tenang dan termotivasi untuk menjalankan
kehidupannya lebih baik lagi dari hari ke hari.
Namun tidak bisa dipungkiri, saat ini kemarufan telah digerus oleh
derasnya arus kemunkaran. Hal ini terjadi karena kemunkaran telah
dibungkus dengan performa yang menarik, sehingga hampir seluruh lapisan
masyarakat mampu menikmatinya. Begitu mudahnya kemunkaran sudah
masuk dalam celah-celah sempit dalam rumah melalui media cetak dan
elektronik, yang setiap hari dikonsumsi oleh masyarakat. Tentu ini sangat
berbahaya, karena kemunkaran/kebathilan yang secara terus-menerus
disuguhkan dan diinformasikan, apalagi didesain dengan performa yang
menarik, maka sangat mungkin kemunkaran itu akan dianggap sebagai
kebaikan dan kemudian dijadikan sebagai kebiasaan.
Untuk menghadang arus kemunkaran ini diperlukan benteng yang kokoh,
yaitu dari diri kaum muslim sendiri yang harus sadar akan tugas dan
kewajibannya sebagai hamba Allah. Kesadaran inilah yang akan
mengantarkannya untuk menjadi seorang yang muttaqin, dan mampu
menjalankan amar maruf nahi munkar dengan baik.
Ketika kita ingin menyelamatkan umat secara keseluruhan dari bahaya
kemunkaran, maka hendaklah dimulai dari diri sendiri dan keluarga kita. Dan
jika Allah dan Rasul Nya telah memberikan rambu-rambu yang tegas dan
jelas, maka sebagai seorang muslim yang taat sudah sepatutnya untuk
berucap samina wa athona.

2.6 Akibat Mengabaikan Perintah Amar Ma'ruf Dan Nahi


Munkar

Sebagaimana diungkapkan dalam pendahuluan karena pentingnya amar


ma'ruf dan nahy munkar, Allah memerintahkan umat Islam untuk melakukan
amar ma'ruf dan nahy munkar. Ketika kewajiban itu diabaikan dan tidak
dilaksanakan, maka pasti orang-orang yang mengabaikan dan tidak
melaksanakannya akan mendapat dosa. Tidak ada satu umatpun yang
mengabaikan perintah amar ma'ruf dan nahy munkar kecuali Allah
menimpakan berbagai hukuman kepada umat itu. Berikut ini akan
disebutkan sebagiannya sebagaimana disebutkan oleh Dr.Muhammad Abdul
Qadir Abu Faris dalam bukunya Al-Amru Bil-Ma'ruf Wan-Nahyu 'Anil-Munkar
dan Dr. Sayyid Muhammad Nuh dalam bukunya Taujihat Nabawiyyah .

1.

Azab yang menyeluruh

Apabila kemaksiatan telah merajalela di tengah-tengah masyarakat ,


sedangkan orang-orang yang shalih tidak berusaha mengingkari dan
membendung kerusakan tersebut, maka Allah SWT akan menimpakan azab
kepada mereka secara menyeluruh baik orang-orang yang jahat maupun
orang-orang yang shalih. Firman Allah yang artinya:
Dan peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang
yang zalim saja di antara kamu.Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras
siksaan-Nya (QS.Al-Anfal : 25 ).
Imam Muslim meriwayatkan dalam kitab shahihnya dengan sanadnya dari
Zainab binti Jahsy bahwa ia bertanya : Wahai Rasulullah, apakah kita akan
binasa padahal di tengah-tengah kita ada orang-orang yang shalih?
Rasulullah saw. menjawab : " Ya, apabila kemaksitan telah merajalela".
Abu Bakar r.a. berkata : Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda :
Sesungguhnya jika orang-orang melihat orang yang berbuat zalim lalu tidak
mencegahnya , maka hampir saja menimpakan siksa secara menyeluruh
kepada mereka.(HR. Tirmidzi).

2.

Tidak di kabulkannya do'a orang-orang yang shalih

Apabila suatu masyarakat mengabaikan amar ma'ruf dan nahy munkar serta
tidak mencegah orang yang berbuat zalim dari kezalimannya, maka Allah

akan menimpakan siksa kepada mereka dengan tidak mengabulkan do'a


mereka.
Sabda Rasulullah saw: Demi dzat yang diriku ada di tangan-Nya hendaknya
kamu menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar, atau
Allah akan menimpakan siksa kepadamu kemudian kamu berdo'a kepadaNya lalu tidak dikabulkan. ( HR. Tirmidzi).

3.

Berhak mendapatkan laknat

Di antara hukuman orang yang mengabaikan amar ma'ruf dan nahy munkar
adalah berhak mendapatkan laknat, yakni terusir dari rahmat Allah
sebagaimana yang telah menimpa Bani Israil ketika mengabaikan amar
ma'ruf dan nahy munkar.
Abu Daud meriwayatkan dalam kitab Sunannya dengan sanadnya dari
Abdullah bin Mas'ud ia berkata :Rasulullah saw. bersabda : " Pertama
kerusakan yang terjadi pada Bani Israil, yaitu seseorang jika bertemu
kawannya sedang berbuat kejahatan ditegur : wahai fulan, berertqwalah
pada Allah dan tinggalkan perbuatan yang kamu lakukan, karena perbuatan
itu tidak halal bagimu, kemudian pada esok harinya bertemu lagi sedang
berbuat itu juga, tetapi ia tidak menegurnya, bahkan ia telah menjadi teman
makan minum dan duduk-duduknya. Maka ketika demikian keadaan mereka,
Allah menutup hati masing-masing, sebagaimana firman Allah :
"Telah dilaknati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan Isa
putra Maryam. sampai firman Allah ( tapi kebanyakan mereka adlah orangorang yang fasik) . Kemudian Nabi bersabda : " Tidak, sekali-kali jangan
seperti mereka. Demi Allah, kamu harus menyuruh kepada yang ma'ruf,
mencegah dari yang munkar dan mencegah orang yang berbuat zalim, kamu
harus mengembalikannya ke jalan hak, dan kamu batasi di dalam hak itu.
Atau kalau tidak, Allah akan menutup hatimu, kemudian melaknat kamu
sebagaimana melaknat mereka ".

4.

Timbulnya perpecahan

Sudah merupakan aksiomatis bahwa kemungkaran yang paling berat dan


dan paling keji dapat menjauhkan syari'at Allah dari realitas kehidupan dan
ditinggalkannya hukum-hukumNya dalam kehidupan manusia. Apabila hal ini

terjadi dan orang-orang diam, tidak mengingkari dan tidak mencegahnya,


maka Allah akan menanamkan perpecahan dan permusuhan di kalangan
mereka sehingga mereka saling melakukan pembunuhan dan menumpahkan
darah.

5.

Pemusnahan mental

Sebagai kehormatan kepada Nabi Muhammad saw, Allah tidak


memusnahkan umat beliau secara fisik sebagaimana yang telah menimpa
umat-umat terdahulu seperti kaum Nabi Hud, Shalih, Nuh, Luth dan Syu'aib
yang telah mendustakan para Nabi dan mendurhakai perintah Allah. Tetapi
bisa saja Allah membinasakan umat Muhammad secara mental. Maksudnya
umat ini tidak dimusnahkan fisiknya, tetap dalam keadaan hidup, sekalipun
melakukan dosa dan maksiat yang menyebabkan. kehancuran dan
kebinasaan, namun walaupun jumlahnya banyak, kekayaannya melimpah
ruah, di sisi Allah tidak ada nilainya sama sekali, musuh-musuhnya tidak
merasa takut, serta kawan-kawannya tidak merasa hormat . Inilah yang
diberitakan Rasulullah saw. ketika umat ini takut mengatakan yang hak dan
tidak mencegah orang yang berbuat zalim.

BAB III
Pembahasan Tentang Jihad

3.1 Pengertian Jihad

Jihad ( ) adalah berjuang dengan sungguh-sungguh menurut syariat


Islam. Jihad dilaksanakan untuk menjalankan misi utama manusia yaitu
menegakkan agama Allah atau menjaga agama tetap tegak, dengan caracara yang sesuai dengan garis perjuangan para Rasul dan Al-Quran. Jihad
yang dilaksanakan Rasul adalah berdakwah agar manusia meninggalkan
kemusyrikan dan kembali kepada aturan Allah, menyucikan qalbu,
memberikan pengajaran kepada ummat dan mendidik manusia agar sesuai
dengan tujuan penciptaan mereka yaitu menjadi khalifah Allah di bumi.
Arti kata Jihad sering di salahpahami oleh orang yang tidak mengenal
prinsip-prinsip agama Islam sebagai 'perang suci' (holy war); istilah untuk
perang adalah Qital, bukan Jihad. Jihad dalam bentuk perang dilaksanakan
jika terjadi fitnah yang membahayakan eksistensi ummat (antara lain berupa
serangan-serangan dari luar).
Pada dasar kata arti jihad adalah "berjuang" atau "ber-usaha dengan keras" ,
namun bukan harus berarti "perang dalam makna "fisik". Jika sekarang jihad
lebih sering diartikan sebagai "perjuangan untuk agama", itu tidak harus
berarti perjuangan fisik. Jika mengartikan jihad hanya sebagai peperangan
fisik dan extern, untuk membela agama, akan sangat ber-bahaya, sebab
akan mudah di-manfaat-kan dan rentan terhadap fitnah.
Jihad di jalan Allah SWTadalah mengerahkan segala kemampuan dan tenaga
untuk memerangi orang-orang kafir dengan tujuan mengharap ridha Allah
SWT dan meninggikan kalimat-Nya.
Yang terpenting jihad adalah amal kebaikan yang Allah syariatkan dan
menjadi sebab kokoh dan kemuliaan umat islam. Sebaliknya (mendapatkan
kehinaan) bila umat Islam meninggalkan jihad di jalan Allah.

3.2

Jihad Menurut pandangan Islam

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, jihad diartikan sebagai


1. Usaha dengan segala upaya untuk mencapai kebaikan
2. Usaha sungguh- sungguh membela agama Islam dengan mengorbankan
harta benda, jiwa, dan raga
3. Perang suci melawan orang kafir untuk mempertahankan agama Islam.
Berjihad berarti berperang di jalan Allah.
Kata jihad di dalam bahasa Arab, adalah mashdar dari kata: jhada,
yujhidu, jihd . Artinya adalah saling mencurahkan usaha. Yang merupakan

turunan dari kata jihadyang berarti kesulitan atau kelelahan karena


melakukan perlawanan yang optimal terhadap musuh . Jadi makna jihad
menurut bahasa (lughawi) adalah kemampuan yang dicurahkan semaksimal
mungkin; kadang-kadang berupa aktivitas fisik, baik menggunakan senjata
atau tidak; kadang-kadang dengan menggunakan harta benda dan katakata; kadang-kadang berupa dorongan sekuat tenaga untuk meraih target
tertentu; dan sejenisnya. Makna jihad secara bahasa ini bersifat umum, yaitu
kerja keras.

3.3 Tujuan Jihad


Tujuan utama dari Jihad di dalam Islam adalah menghilangkan kekafiran
dan kesyirikan, mengeluarkan manusia dari gelapnya kebodohan, membawa
mereka kepada cahaya iman dan ilmu, menumpas orang-orang yang
memusuhi Islam, menghilangkan fitnah, meninggikan kalimat Allah SWT,
menyebarkan agamaNya, serta menyingkirkan setiap orang yang
menghalangi tersebarnya dakwah Islam. Jika tujuan ini dapat dicapai dengan
tanpa peperangan, maka tidak diperlukan peperangan. Tidak boleh
memerangi orang yang belum pernah mendengar dakwah kecuali setelah
mendakwah mereka kepada Islam. (Namun jika dakwah telah disampaikan)
dan mereka menolak maka pemimpin Islam harus memerintahkan mereka
untuk membayar jizyah, dan jika mereka tetap menolak, maka barulah
memerangi mereka dengan memohon pertolongan Allah SWT.
Jika sebelumnya dakwah Islam telah sampai kaum tersebut (dan mereka
tetap menolaknya) maka boleh memerangi mereka dari sejak semula,
karena Allah SWT menciptakan manusia untuk beribadah kepadaNya. Tidak
diizinkan memerangi mereka kecuali bagi mereka yang bersikeras
mempertahankan kekafiran, atau berbuat zalim, memusuhi Islam, serta
menghalangi manusia untuk memeluk agama ini atau bagi mereka yang
menyakiti kaum muslimin. Rasulullah SAW tidak pernah memerangi satu
kaumpun kecuali setelah mengajak mereka kepada agama Islam.

3.4 Macam-macam Jihad

1. Fardlu 'Ain : yaitu berjuang melawan musuh yang menyerbu ke


sebagian negara kaum muslim seperti jihad melawan kaum Yahudi yang
menduduki negara Palestina. Semua orang muslim yang mampu berdosa
sampai mereka dapat mengeluarkan orang-orang Yahudi dari negeri
tersebut.
2. Fardlu Kifayah : yaitu jika sebagian telah memperjuangkannya, maka
yang lain sudah tidak berkewajiban untuk melakukan perjuangan tersebut,
yaitu berjuang menyebarkan dakwah Islam ke seluruh negara sehingga
melaksanakan hukum Islam, dan barangsiapa yang masuk Islam serta
berjalan di jalan Islam kemudian terbunuh sehingga tegak kalimat Allah,
maka jihad ini berjalan terus sampai hari kiamat. Jika orang-orang
meninggalkan jihad dan tertarik oleh kehidupan dunia, pertanian dan
perdagangan maka ia akan tertimpa kehinaan.
3. Jihad terhadap pemimpin Islam : yaitu dengan memberikan nasihat
kepada mereka dan pembantu mereka, sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
"Agama adalah nasihat, kami bertanya , untuk siapa wahai Rasulullah?
Beliau menjawab: untuk Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya, pemimpin-pemimpin
Islam dan orang-orang muslim awam" (HR. Muslim). Dan beliau bersabda:
"Jihad yang paling mulia adalah menyampaikan kebenaran kepada
pemimpin yang zalim" (HR. Abu Daud dan Tarmizi). Adapu cara untuk
menghindarkan diri dari penganiayaan pemimpin kita sendiri, yaitu agar
orang-orang Isilam bertaubat kepada Tuhan, meluruskan akidah mereka atas
dasar ajaran-ajaran Islam yang benar sebagai pelaksanaan dari firman Allah:
"Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga
mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri" (QS Ar-'Ad :
11).
4. Berjihad melawan orang kafir, komunis dan penyerang dari kaum ahli
kitab, baik dengan harta benda, jiwa dan lisan sebagaimana sabda
Rasulullah SAW: "Dan berjihadlah menghadapi orang-orang musyrik dengan
harta bendamu, jiwamu dan lisanmu" (HR. Ahmad).
5. Berjihad melawan orang-orang fasik dan pelaku maksiat dengan
tangan dan hati, sebagaimana sabda Rasulullah SAW: "Barangsiapa
diantara kamu melihat kemungkaran maka rubahlah dengan tangannya, jika
tidak mampu maka dengan lisannya, dan jika tidak mampu maka dengan
hatinya, dan itulah selemah-lemah iman" (HR. Muslim).
6. Berjihad melawan setan; dengan selalu menentang segala
kemauannya dan tidak mengikuti godaannya. Allah berfirman:

"Sesungguhnya setan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah sebagai


musuhmu, karena sesungguhnya setan itu hanya mengajak golongannya
supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala" (QS Faatir :
6).
7. Berjihad melawan hawa nafsu; dengan menghindari hawa nafsu,
membawanya kepada ketaatan kepada Allah dengan menghindari
kemaksiatan-kemaksiatannya. Allah berfirman melalui mulut Zulaihah yang
mengakui telah membujuk Yusuf untuk berbuat dosa: "Dan aku tidak
membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu
menyuruh kepada kejahatan, Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang" (QS Yusuf : 53).
Jihad diwajibkan atas :
1.

Setiap muslim.

2.

Baligh.

3.

Berakal.

4.

Merdeka.

5.

Laki-laki.

6.

Mempunyai kemampuan untuk berperang.

7.
Mempunyai harta yang cukup baginya dan keluarganya selama
kepergiannya dalam berjihad.

3.5 SYARAT DAN RUKUN JIHAD

SYARAT JIHAD
Menurut Syaikh Abu Syujak syarat-syarat jihat ada tujuh antar lain:
1. Islam
2. Baligh
3. Berakal

4. Merdeka
5. Laki-laki
6. Sehat
7. Kuat berperrang
RUKUN JIHAD
Menurut Syaikh Abu Syujak rukun jihad antar lain:
1. Tegas dan siap mati ketika menghadapi serangan musuh, karena Allah
Taala mengharamkan Mujahid mundur dari serangan musuh.
2. Dzikir kepada Allah Taala dengan hati dan lisan dalam rangka meminta
kekuatan Allah Taala dengan ingat janji, ancaman, dukungan serta
pertolongan-Nya kepada wali-wali-Nya. Dengan dzikir seperti itu, hati
menjadi tegar dan semangat perang menjadi kuat.
3. Taat kepada Allah Taala dan Rasul-Nya dengan tidak melanggar
perintah keduanya dan meninggalkan larangan keduanya.
4. Tidak menimbulkan konflik ketika memasuki kancah perang, namun
dengan satu barisan yang tidak ada celah kosong didalamnya, hati
yang menyatu, dan badan-badan yang rapat seperti bangunan kokoh.
5. Sabar dan tetap dalam kesabaran, dan siap mati ketika memasuki
kancah perang hingga pertahanan musuh terbongkar dan barisan
mereka terkalahkan, sebagaimana firman Allah Taala.

3.6

Hukum Jihad

Berjihad di jalan Allah hukumnya fardu kifayah. Jika sebagian kaum


muslimin telah melakukannya maka gugurlah kewajiban itu bagi sebagian
yang lain.
Jihad diwajibkan kepada setiap orang yang mampu berperang
dalam beberapa keadaan seperti:
a.

Apabila dirinya telah masuk dalam barisan peperangan.

b.

Jika pemimpin memobilisasi masyarakat secara umum.

c.

Jika suatu negeri/ daerah telah dikepung oleh musuh.

d.
Jika dirinya adalah orang yang sangat dibutuhkan dalam peperangan,
seperti dokter, pilot, dan yang semisalnya.

Jihad di jalan Allah SWT adakalanya wajib dengan jiwa dan harta
sekaligus, yaitu bagi setiap orang yang mampu dari segi harta dan jiwa,
terkadang jihad itu wajib dengan jiwa semata (hal ini berlaku) bagi orang
yang tidak mempunyai harta dan adakalanya wajib hanya dengan harta
tidak dengan jiwanya, yaitu bagi orang yang tidak mampu untuk berjihad
dengan badannya namun dia termasuk orang yang mempunyai harta.

Bagi kaum wanita tidak ada jihad, jihad mereka adalah haji dan
umrah. Hal ini berdasarkan hadits Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam
dari Aisyah Radhiyallahu anha, ketika beliau bertanya kepada Rasulullah
Shallallahu alaihi wa sallam:
Wahai Rasulullah, apakah kaum wanita wajib berjihad? Rasulullah
Shallallahu alaihi wa sallam menjawab: Ya, kaum wanita wajib berjihad
(meskipun) tidak ada peperangan di dalamnya, yaitu (ibadah) haji dan
umrah.

3.7

Adab dalam Berjihad

Termasuk adab dalam berjihad adalah : tidak berbuat khianat, tidak


membunuh wanita dan anak kecil, orang tua, para pendeta dan rahib (ahli
ibadah ) yang tidak ikut berperang, akan tetapi jika mereka ikut berperang
atau mereka ikut menyusun siasat perang maka mereka boleh dibunuh.
Termasuk di antara adab berjihad adalah bersih dari sifat ujub atau
takabur, sombong dan riya' serta tidak mengharapkan bertemu dengan
musuh dan tidak boleh (menyiksa dengan) membakar manusia atau hewan.
Diantaranya juga, mendakwahkan Islam kepada musuh sebelum
berperang, jika mereka tidak bersedia, maka mereka disuruh membayar
jizyah atau upeti, namun jika menolak maka mereka boleh diperangi.

Diantara adab jihad adalah berlaku sabar dan ikhlas serta menjauhi
kemaksiatan, banyak berdo'a untuk memperoleh kemenangan dan
pertolongan Allah

Kewajiban Seorang Pemimpin Dalam Berjihad


Seorang Imam atau yang mewakilinya berkewajiban meneliti
pasukan dan perlengkapan senjata mereka saat akan menuju medan perang,
menolak orang yang hendak mengacau atau mereka yang tidak layak untuk
ikut berjihad, dan tidak boleh meminta bantuan kepada orang kafir dalam
berjihad kecuali dalam keadaan darurat. Dia juga berkewajiban menyediakan
bekal dan berjalan dengan tenang, mencari tempat bersinggah yang bagus
untuk pasukannya dan melarang mereka dari perbuatan kerusakan dan
maksiat sebagaimana dianjurkan baginya untuk selalu memberikan nasehat
guna menguatkan jiwa para pasukan dan mengingatkan mereka akan
keutamaan mati syahid.
Menyuruh mereka untuk bersabar dan mengharapkan pahala dalam
berjihad, membagi tugas antara pasukan, menugaskan orang untuk berjaga,
menyebarkan mata-mata guna mengintai musuh, dan memberikan
tambahan dari rampasan perang kepada sebagian pasukan (yang dianggap
lebih berjasa) seperti menambah seperempat bagian ketika berangkat dan
sepertiga ketika pulang selain seperlima gonimah (yang merupakan bagian
Allah dan RasulNya), serta bermusyawarah dengan para ulama dan
cendekiawan dalam masalah ini.

Kewajiban Pasukan
Semua pasukan wajib menaati peminpinnya atau yang mewakilinya
selagi tidak memerintahkan untuk berbuat kemaksiatan kepada Allah, wajib
bersabar bersama mereka dan tidak menyerang musuh kecuali dengan
perintah pinpinan, tetapi jika musuh menyerang dengan tiba-tiba maka
mereka boleh membela diri. Jika salah seorang dari pasukan musuh
mengajak duel satu lawan satu, maka bagi orang yang merasa mampu dan
berani disunnahkan atau dianjurkan untuk menerima tantangannya setelah
meminta izin kepada pemimpin pasukan. Dan siapa saja yang keluar untuk
berjihad di jalan Allah dengan membawa senjata miliknya sendiri kemudian
meninggal maka dia mendapatkan dengannya dua pahala.

Keutamaan mati syahid di jalan Allah:


"Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan
Allah itu mati ; bahkan mereka itu hidupdi sisi Tuhannya dengan mendapat
rezki." (QS. Ali Imran: 169)
Dari Anas r.a dari Nabi SAW : beliau bersabda, "Tiada seorangpun yang
telah masuk surga lalu ingin kembali ke dunia untuk memperoleh
sesuatu yang ada di dalamnya kecuali orang yang mati syahid
(syuhada). Dia berharap untuk kembali ke dunia sehingga terbunuh
kembali (sebagai syahid) sebanyak sepuluh kali, karena apa yang
didapakannya dari kemuliaan (bagi para syuhada)." (Muttafaq
'alaihi)
Arwahnya para syuhada berada di dalam tembolok-tembolok burung
berwarna hijau di dalam sangkar-sangkar yang tergantung di atas Arsy,
mereka berterbangan di dalam surga kea rah mana saja mereka inginkan,
dan para syuhada diberikan enam kemuliaan sebagaimana yang telah
dijelaskan oleh Rasulullah , "Sesungguhnya para syuhada mendapatkan
enam kemuliaan di sisi Allah: Allah akan mengampuninya pada waktu
darahnya keluar pertama kali dari tubuhnya, diperlihatkan untuknya tempat
duduknya di surga, diberi hiasan dengan perhiasan iman, dinikahkan dengan
tujupuluh dua orang bidadari dari surga, diselamatkan dari siksa kubur,
mendapatkan keamanan dari ketakutan yang sangat besar (kegoncangan di
padang mahsyar), dipakaikan baginya mahkota kerendahan hati yang sebutir
mutiaranya lebih baik dari dunia seisinya, dan diperbolehkan baginya untuk
memberikan syafaat bagi tujuhpuluh orang kerabatnya." (HR. Sa'id bin
Mansur dan Baihaqi dalam Su'ab al Imanlihat pula Silsilah Hadits Shohihah
No.3213-).
Orang yang terluka dalam berjihad di jalan Allah akan datang pada hari
kiamat dengan lukanya yang mengeluarkan darah, namun baunya seharum
misk, dan mati syahid di jalan Allah bisa menghapuskan semua dosa-dosa
kecuali hutang.
Barang siapa yang khawatir ditawan oleh musuh karena tidak mampu
menghadapi mereka, maka dia boleh menyerahkan diri atau melawan hingga
mati atau menang.

Barangsiapa yang memasuki negeri musuh atau menyerang pasukan kafir


dengan tujuan menghancurkan mereka dan menimbulkan ketakutan pada
hati-hati musuh, terutama orang-orang Yahudi yang melampaui batas,
kemudian terbunuh maka ia telah memperoleh pahala para syuhada dan
orang-orang yang bersabar dalam berjihad di jalan Allah.

Jihad dan Terorisme


Terorisme tidak bisa di kategorikan sebagai Jihad. Jihad dalam bentuk
perang harus jelas pihak-pihak mana saja yang terlibat dalam peperangan,
seperti halnya perang yang dilakukan Nabi Muhammad SAW yang mewakili
Madinah melawan Makkah dan sekutu-sekutunya. Alasan perang tersebut
terutama dipicu oleh kezaliman kaum Quraisy yang melanggar hak hidup
kaum Muslimin yang berada di Makkah (termasuk perampasan harta
kekayaan kaum Muslimin serta pengusiran).
Mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan (membela) orangorang yang lemah baik laki-laki, wanita-wanita maupun anak-anak yang
semuanya berdoa: "Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri ini
(Mekah) yang zalim penduduknya dan berilah kami pelindung dari sisi
Engkau, dan berilah kami penolong dari sisi Engkau !".(QS 4:75)
Perang yang mengatasnamakan penegakan Islam namun tidak mengikuti
Sunnah Rasul tidak bisa disebut Jihad. Sunnah Rasul untuk penegakkan Islam
bermula dari dakwah tanpa

kekerasan, hijrah ke wilayah yang aman dan menerima dakwah Rasul,


kemudian mengaktualisasikan suatu masyarakat Islami (Ummah) yang
bertujuan menegakkan Kekuasaan Allah di muka bumi.

Penentangan teror melalui bunuh diri sudah tergambar dalam sebuah ayat
didalam Al-Qur'an dan hadist. Firman Allah dalam surah An-Nisaa, Dan
janganlah kalian membunuh diri kalian, sesungguhnya Allah Maha
menyayangi kalian. (QS. An-Nisaa: 29) dan hadits shahih yang diriwayatkan
oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim, Muhammad bersabda, Barangsiapa
yang bunuh diri dengan menggunakan suatu alat/cara di dunia, maka dia
akan disiksa dengan cara itu pada hari kiamat. (HR. Bukhari dan Muslim).

BAB IV
PENUTUP
4.1

Kesimpulan
Amar ma'ruf nahi munkar , (al`amru bil-ma'ruf

wannahyu'anil-mun'kar) adalah sebuah frase dalam bahasa Arab yang


maksudnya sebuah perintah untuk mengajak atau menganjurkan hal-hal
yang baik dan mencegah hal-hal yang buruk bagi masyarakat.
Diantara Keutamaan Amar Maruf Dan Nahi Munkar, Yaitu:

PERTAMA : bahwa amar maruf dan nahi munkar merupakan profesi dan
tugas agung para rasul alaihimus salam
KEDUA : bahwa ia termasuk sebagai ciri-ciri orang-orang beriman
KETIGA : sesungguhnya amar maruf dan nahi munkar termasuk
karakteristik orang-orang shalih
Langkah-Langkah Al-Inkar (tindakan mengingkari) dan alAmr (tsindakan menyuruh):
PERTAMA : pengenalan. Sesungguhnya seorang yang jahil (bodoh)
melakukuan sesuatu disebabkan ia tidak menduganya sebagai sebuah
kemungkaran. Maka harus diberikan penjelasan kepadanya, diperintahkan
untuk berbuat yang maruf, dan diterangkan kepadanya mengenai besarnya
ganjaran, berlimpah pahala untuk orang yang melakukannya. Demikian itu
dilakukan dengan cara yang santun, lembut dan kasih sayang.
KEDUA : nasehat. Demikian itu dengan membangun rasa takut akan siksa
AllahAzza wa Jalla dan sangsi-Nya, serta mengingatkan pengaruh-pengaruh
berbagai perbuatan dosa dan maksiat, hal itu dilakukan dengan bersahabat
dan penuh kasih sayang kepadanya.
KETIGA : menyerahkannya ke ahlul hisbah (yaitu, Unit Pemerintahan yang
bertugas melakukan pengawasan dan penegakkan amar maruf dan nahi
munkar, pent.) sekiranya telah tampak sikap kedurhakaannya dan tak
kunjung berhenti

Jihad berasal dari kata jhada, yujhidu, jihd. Artinya adalah saling
mencurahkan usaha. Makna jihad menurut bahasa (lughawi) adalah
kemampuan yang dicurahkan semaksimal mungkin; kadang-kadang berupa
aktivitas fisik, baik menggunakan senjata atau tidak; kadang-kadang dengan
menggunakan harta benda dan kata-kata; kadang-kadang berupa dorongan
sekuat tenaga untuk meraih target tertentu; dan sejenisnya. Makna jihad
secara bahasa ini bersifat umum, yaitu kerja keras.
Al-Quran telah mengarahkan makna jihad pada arti yang lebih spesifik, yaitu:
Mencurahkan segenap tenaga untuk berperang di jalan Allah, baik langsung
maupun dengan cara mengeluarkan harta benda, pendapat, memperbanyak
logistik, dan lain-lain. Dengan demikian, makna jihad yang lebih tepat
diambil oleh kaum Muslim adalah berperang di jalan Allah melawan orangorang kafir dalam rangka meninggikan kalimat Allah.

4.2

Saran

Saran yang ingin kami kemukakan dalam materi presentasi Amar


maruf nahi munkar adalah agar segenap kaum muslim menyadari akan
kewajiban mereka ber-amar maruf nahi munkar.
Dan Kaum Muslim harus lebih berhati-hati dalam menyikapi provokasi,
ajakan, maupun seruan-seruan jihad yang disalah gunakan oleh banyak
pihak yang didasarkan pada kepentingan politik tertentu. Alih-alih
mengharapkan mati syahid, yang diperoleh ternyata mati konyol. Sebagai
Kaum Muslim kita wajib mengamalkan jihad dengan sebaik mungkin, dan
tetap berdasarkan rambu-rambu Islam yang benar.

DAFTAR PUSTAKA
Ghazali, Imam, Mukasyafatul Qulub, Terj. Fatihuddin Abul
Yasin, Surabaya: Terbit Terang, 1990

Iwudh, Ahmad Abduh, Mutiara Hadis Qudsi, Bandung: PT.


Mizan Pustaka, 2006
Qasyimi, Muhammad Jalaludin, Roudhlotul Muminin. Terj.
Abu Ridho. Semarang: Assyifa.
Ash Shiddiqey, Muhammad Teungku Hasbi , AlIslam. Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 2001
Nawawi, Imam, Riyadhus Sholihin, Terj. Ahmad Sunarto,
Jakarta: Pustaka Amani, 1990
Dahlan, Ali Usman, Hadits Qudsy Pola Pembinaan Akhlak
Muslim, Bandung : CV. Diponegoro
Tirmidhi, Imam, Sunan At Tirmidhi, Bairut: Darul Kutub
Al- Ilmiyah

Anda mungkin juga menyukai