Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalh
ini tepat pada waktunya yang berjudul
JIHAD
Dengan selesainya makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak
yang telah memberikan masukan-masukan kepada penulis. Untuk itu penulis
mengucapkan banyak terimakasih.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini, baik
dari materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan
pengalaman penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat
penulis harapkan demi tercapainya kesempurnaan dari makalah ini.
Binjai , September 2013

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Jihad
B. Tutuan Jihad
C Jihad dan terorisme
BAB III PENUTUP
A.
B.

KESIMPULAN
SARAN

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Disebabkan karena kurangnya pengetahuan atau pemahaman tentang Islam di


antara kaum muslimin dan adanya propaganda-propaganda Barat untuk menyerang
Islam, kedua hal tersebut menjadikan kaum muslimin dan orang-orang non muslim
saat ini salah memahami konsep Jihad. Jihad yang ditampilkan saat ini diidentikkan
dengan orang yang haus darah (blood thirsty people) untuk menyebarkan Islam
dengan pedang atau berarti usaha untuk penegakan agama Islam atau sebaliknya
jihad adalah suatu konsep untuk membuat suatu bentuk masyarakat yang di
dalamnya terdapat bermacam masyarakat. Sayangnya tidak seorang pun dan dari
sekian ide-ide tersebut yang benar dalam realitas jihad secara Islam.
Jihad adalah salah satu syiar Islam yang terpenting dan merupakan puncak
keagungannya. Kedudukan jihad dalam agama sangat penting dan senantiasa tetap
terjaga. Jihad fii sabiilillaah tetap ada sampai hari Kiamat.
Islam tidak hanya memerintahkan umat Islam untuk menyembah Allah dengan
mendirikan shalat, puasa, membaca doa, meyisihkan sebagian hartanya melaliu
zakat, dan menyantuni kaum dhuafa.Itu semua belum cukup unutk umat Islam jika
banyak kebenaran ditutupi oleh kebatilan. Orang islam diwajibkan beribadah yang
dengan ibadah itu dia ikut andil dalam menanggulangi kejahatan sebagaimana
andilnya ibadah zakat dalam berbuat kebaikan. Demikian itulah yang dinamakan
ibadah jihad fi sabilillah.

B.

Rumusan Masalah

Tujuan penulisan makalah ini yaitu :


a. Untuk mengetahui pengertian tentang Jihad terutama dalam pandangan Islam.
b. Untuk mengetahui Cara & Hukum Jihad.

c. Untuk mengetahui Macam-macam Jihad

BAB II
PEMBAHASAN

A.

Pengertian Jihad

Jihad ( ) adalah berjuang dengan sungguh-sungguh menurut syariat Islam.


Jihad dilaksanakan untuk menjalankan misi utama manusia yaitu menegakkan
agama Allah atau menjaga agama tetap tegak, dengan cara-cara yang sesuai
dengan garis perjuangan para Rasul dan Al-Quran. Jihad yang dilaksanakan Rasul
adalah berdakwah agar manusia meninggalkan kemusyrikan dan kembali kepada
aturan Allah, menyucikan qalbu, memberikan pengajaran kepada ummat dan
mendidik manusia agar sesuai dengan tujuan penciptaan mereka yaitu menjadi
khalifah Allah di bumi.
Arti kata Jihad sering di salahpahami oleh orang yang tidak mengenal prinsipprinsip agama Islam sebagai 'perang suci' (holy war); istilah untuk perang adalah
Qital, bukan Jihad. Jihad dalam bentuk perang dilaksanakan jika terjadi fitnah yang
membahayakan eksistensi ummat (antara lain berupa serangan-serangan dari luar).
Pada dasar kata arti jihad adalah "berjuang" atau "ber-usaha dengan keras" , namun
bukan harus berarti "perang dalam makna "fisik". Jika sekarang jihad lebih sering
diartikan sebagai "perjuangan untuk agama", itu tidak harus berarti perjuangan
fisik. Jika mengartikan jihad hanya sebagai peperangan fisik dan extern, untuk
membela agama, akan sangat ber-bahaya, sebab akan mudah di-manfaat-kan dan
rentan terhadap fitnah.

Jihad di jalan Allah SWTadalah mengerahkan segala kemampuan dan tenaga untuk
memerangi orang-orang kafir dengan tujuan mengharap ridha Allah SWT dan
meninggikan kalimat-Nya.
Yang terpenting jihad adalah amal kebaikan yang Allah syariatkan dan menjadi
sebab kokoh dan kemuliaan umat islam. Sebaliknya (mendapatkan kehinaan) bila
umat Islam meninggalkan jihad di jalan Allah.

v Jihad Menurut pandangan Islam


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, jihad diartikan sebagai
1. Usaha dengan segala upaya untuk mencapai kebaikan

2. Usaha sungguh- sungguh membela agama Islam dengan mengorbankan harta


benda, jiwa, dan raga
3. Perang suci melawan orang kafir untuk mempertahankan agama Islam. Berjihad
berarti berperang di jalan Allah.
Kata jihad di dalam bahasa Arab, adalah mashdar dari kata: jhada, yujhidu,
jihd . Artinya adalah saling mencurahkan usaha. Yang merupakan turunan dari kata
jihadyang berarti kesulitan atau kelelahan karena melakukan perlawanan yang
optimal terhadap musuh . Jadi makna jihad menurut bahasa (lughawi) adalah
kemampuan yang dicurahkan semaksimal mungkin; kadang-kadang berupa
aktivitas fisik, baik menggunakan senjata atau tidak; kadang-kadang dengan
menggunakan harta benda dan kata-kata; kadang-kadang berupa dorongan sekuat
tenaga untuk meraih target tertentu; dan sejenisnya. Makna jihad secara bahasa ini
bersifat umum, yaitu kerja keras.

B.

Tujuan Jihad

Tujuan utama dari Jihad di dalam Islam adalah menghilangkan kekafiran dan
kesyirikan, mengeluarkan manusia dari gelapnya kebodohan, membawa mereka
kepada cahaya iman dan ilmu, menumpas orang-orang yang memusuhi Islam,
menghilangkan fitnah, meninggikan kalimat Allah SWT, menyebarkan agamaNya,
serta menyingkirkan setiap orang yang menghalangi tersebarnya dakwah Islam. Jika
tujuan ini dapat dicapai dengan tanpa peperangan, maka tidak diperlukan
peperangan. Tidak boleh memerangi orang yang belum pernah mendengar dakwah
kecuali setelah mendakwah mereka kepada Islam. (Namun jika dakwah telah
disampaikan) dan mereka menolak maka pemimpin Islam harus memerintahkan
mereka untuk membayar jizyah, dan jika mereka tetap menolak, maka barulah
memerangi mereka dengan memohon pertolongan Allah SWT.
Jika sebelumnya dakwah Islam telah sampai kaum tersebut (dan mereka tetap
menolaknya) maka boleh memerangi mereka dari sejak semula, karena Allah SWT
menciptakan manusia untuk beribadah kepadaNya. Tidak diizinkan memerangi
mereka kecuali bagi mereka yang bersikeras mempertahankan kekafiran, atau
berbuat zalim, memusuhi Islam, serta menghalangi manusia untuk memeluk agama
ini atau bagi mereka yang menyakiti kaum muslimin. Rasulullah SAW tidak pernah
memerangi satu kaumpun kecuali setelah mengajak mereka kepada agama Islam.
v Macam-macam Jihad

1. Fardlu 'Ain; yaitu berjuang melawan musuh yang menyerbu ke sebagian negara
kaum muslim seperti jihad melawan kaum Yahudi yang menduduki negara
Palestina. Semua orang muslim yang mampu berdosa sampai mereka dapat
mengeluarkan orang-orang Yahudi dari negeri tersebut.

2. Fardlu Kifayah; yaitu jika sebagian telah memperjuangkannya, maka yang lain
sudah tidak berkewajiban untuk melakukan perjuangan tersebut, yaitu berjuang
menyebarkan dakwah Islam ke seluruh negara sehingga melaksanakan hukum
Islam, dan barangsiapa yang masuk Islam serta berjalan di jalan Islam kemudian
terbunuh sehingga tegak kalimat Allah, maka jihad ini berjalan terus sampai hari
kiamat. Jika orang-orang meninggalkan jihad dan tertarik oleh kehidupan dunia,
pertanian dan perdagangan maka ia akan tertimpa kehinaan.

3. Jihad terhadap pemimpin Islam; yaitu dengan memberikan nasihat kepada


mereka dan pembantu mereka, sebagaimana sabda Rasulullah SAW: "Agama
adalah nasihat, kami bertanya , untuk siapa wahai Rasulullah? Beliau menjawab:
untuk Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya, pemimpin-pemimpin Islam dan orang-orang
muslim awam" (HR. Muslim). Dan beliau bersabda: "Jihad yang paling mulia adalah
menyampaikan kebenaran kepada pemimpin yang zalim" (HR. Abu Daud dan
Tarmizi). Adapu cara untuk menghindarkan diri dari penganiayaan pemimpin kita
sendiri, yaitu agar orang-orang Isilam bertaubat kepada Tuhan, meluruskan akidah
mereka atas dasar ajaran-ajaran Islam yang benar sebagai pelaksanaan dari firman
Allah: "Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka
merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri" (QS Ar-'Ad : 11).

4. Berjihad melawan orang kafir, komunis dan penyerang dari kaum ahli kitab, baik
dengan harta benda, jiwa dan lisan sebagaimana sabda Rasulullah SAW: "Dan
berjihadlah menghadapi orang-orang musyrik dengan harta bendamu, jiwamu dan
lisanmu" (HR. Ahmad).

5. Berjihad melawan orang-orang fasik dan pelaku maksiat dengan tangan dan
hati, sebagaimana sabda Rasulullah SAW: "Barangsiapa diantara kamu melihat
kemungkaran maka rubahlah dengan tangannya, jika tidak mampu maka dengan
lisannya, dan jika tidak mampu maka dengan hatinya, dan itulah selemah-lemah
iman" (HR. Muslim).

6. Berjihad melawan setan; dengan selalu menentang segala kemauannya dan


tidak mengikuti godaannya. Allah berfirman: "Sesungguhnya setan itu adalah
musuh bagimu, maka anggaplah sebagai musuhmu, karena sesungguhnya setan
itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang
menyala-nyala" (QS Faatir : 6).

7. Berjihad melawan hawa nafsu; dengan menghindari hawa nafsu, membawanya


kepada ketaatan kepada Allah dengan menghindari kemaksiatan-kemaksiatannya.
Allah berfirman melalui mulut Zulaihah yang mengakui telah membujuk Yusuf untuk
berbuat dosa: "Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena
sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, Sesungguhnya
Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang" (QS Yusuf : 53).
Jihad diwajibkan atas :
1.

Setiap muslim.

2.

Baligh.

3.

Berakal.

4.

Merdeka.

5.

Laki-laki.

6.

Mempunyai kemampuan untuk berperang.

7.
Mempunyai harta yang cukup baginya dan keluarganya selama
kepergiannya dalam berjihad.

v SYARAT JIHAD
Menurut Syaikh Abu Syujak syarat-syarat jihat ada tujuh antar lain:
1. Islam
2. Baligh
3. Berakal
4. Merdeka
5. Laki-laki
6. Sehat

7. Kuat berperrang
v RUKUN JIHAD
Menurut Syaikh Abu Syujak rukun jihad antar lain:
1. Tegas dan siap mati ketika menghadapi serangan musuh, karena Allah Taala
mengharamkan Mujahid mundur dari serangan musuh.
2. Dzikir kepada Allah Taala dengan hati dan lisan dalam rangka meminta
kekuatan Allah Taala dengan ingat janji, ancaman, dukungan serta
pertolongan-Nya kepada wali-wali-Nya. Dengan dzikir seperti itu, hati menjadi
tegar dan semangat perang menjadi kuat.
3. Taat kepada Allah Taala dan Rasul-Nya dengan tidak melanggar perintah
keduanya dan meninggalkan larangan keduanya.
4. Tidak menimbulkan konflik ketika memasuki kancah perang, namun dengan
satu barisan yang tidak ada celah kosong didalamnya, hati yang menyatu,
dan badan-badan yang rapat seperti bangunan kokoh.
5. Sabar dan tetap dalam kesabaran, dan siap mati ketika memasuki kancah
perang hingga pertahanan musuh terbongkar dan barisan mereka
terkalahkan, sebagaimana firman Allah Taala.

v Hukum Jihad

Berjihad di jalan Allah hukumnya fardu kifayah. Jika sebagian kaum muslimin telah
melakukannya maka gugurlah kewajiban itu bagi sebagian yang lain.
Jihad diwajibkan kepada setiap orang yang mampu berperang dalam
beberapa keadaan seperti:
a.

Apabila dirinya telah masuk dalam barisan peperangan.

b.

Jika pemimpin memobilisasi masyarakat secara umum.

c.

Jika suatu negeri/ daerah telah dikepung oleh musuh.

d.
Jika dirinya adalah orang yang sangat dibutuhkan dalam peperangan, seperti
dokter, pilot, dan yang semisalnya.

Jihad di jalan Allah SWT adakalanya wajib dengan jiwa dan harta sekaligus,
yaitu bagi setiap orang yang mampu dari segi harta dan jiwa, terkadang jihad itu
wajib dengan jiwa semata (hal ini berlaku) bagi orang yang tidak mempunyai harta
dan adakalanya wajib hanya dengan harta tidak dengan jiwanya, yaitu bagi orang
yang tidak mampu untuk berjihad dengan badannya namun dia termasuk orang
yang mempunyai harta.

Bagi kaum wanita tidak ada jihad, jihad mereka adalah haji dan umrah.
Hal ini berdasarkan hadits Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam dari Aisyah
Radhiyallahu anha, ketika beliau bertanya kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wa
sallam:
Wahai Rasulullah, apakah kaum wanita wajib berjihad? Rasulullah Shallallahu
alaihi wa sallam menjawab: Ya, kaum wanita wajib berjihad (meskipun) tidak ada
peperangan di dalamnya, yaitu (ibadah) haji dan umrah.

v Adab dalam Berjihad


1. Termasuk adab dalam berjihad adalah : tidak berbuat khianat, tidak
membunuh wanita dan anak kecil, orang tua, para pendeta dan rahib (ahli ibadah )
yang tidak ikut berperang, akan tetapi jika mereka ikut berperang atau mereka ikut
menyusun siasat perang maka mereka boleh dibunuh.
Termasuk di antara adab berjihad adalah bersih dari sifat ujub atau takabur,
sombong dan riya' serta tidak mengharapkan bertemu dengan musuh dan tidak
boleh (menyiksa dengan) membakar manusia atau hewan.
Diantaranya juga, mendakwahkan Islam kepada musuh sebelum berperang,
jika mereka tidak bersedia, maka mereka disuruh membayar jizyah atau upeti,
namun jika menolak maka mereka boleh diperangi.
Diantara adab jihad adalah berlaku sabar dan ikhlas serta menjauhi
kemaksiatan, banyak berdo'a untuk memperoleh kemenangan dan pertolongan
Allah

v Kewajiban Seorang Pemimpin Dalam Berjihad


Seorang Imam atau yang mewakilinya berkewajiban meneliti pasukan
dan perlengkapan senjata mereka saat akan menuju medan perang, menolak orang
yang hendak mengacau atau mereka yang tidak layak untuk ikut berjihad, dan tidak
boleh meminta bantuan kepada orang kafir dalam berjihad kecuali dalam keadaan
darurat. Dia juga berkewajiban menyediakan bekal dan berjalan dengan tenang,

mencari tempat bersinggah yang bagus untuk pasukannya dan melarang mereka
dari perbuatan kerusakan dan maksiat sebagaimana dianjurkan baginya untuk
selalu memberikan nasehat guna menguatkan jiwa para pasukan dan mengingatkan
mereka akan keutamaan mati syahid.
Menyuruh mereka untuk bersabar dan mengharapkan pahala dalam berjihad,
membagi tugas antara pasukan, menugaskan orang untuk berjaga, menyebarkan
mata-mata guna mengintai musuh, dan memberikan tambahan dari rampasan
perang kepada sebagian pasukan (yang dianggap lebih berjasa) seperti menambah
seperempat bagian ketika berangkat dan sepertiga ketika pulang selain seperlima
gonimah (yang merupakan bagian Allah dan RasulNya), serta bermusyawarah
dengan para ulama dan cendekiawan dalam masalah ini.

v Kewajiban Pasukan
Semua pasukan wajib menaati peminpinnya atau yang mewakilinya selagi
tidak memerintahkan untuk berbuat kemaksiatan kepada Allah, wajib bersabar
bersama mereka dan tidak menyerang musuh kecuali dengan perintah pinpinan,
tetapi jika musuh menyerang dengan tiba-tiba maka mereka boleh membela diri.
Jika salah seorang dari pasukan musuh mengajak duel satu lawan satu, maka bagi
orang yang merasa mampu dan berani disunnahkan atau dianjurkan untuk
menerima tantangannya setelah meminta izin kepada pemimpin pasukan. Dan
siapa saja yang keluar untuk berjihad di jalan Allah dengan membawa senjata
miliknya sendiri kemudian meninggal maka dia mendapatkan dengannya dua
pahala.

v Keutamaan mati syahid di jalan Allah:


"Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati ;
bahkan mereka itu hidupdi sisi Tuhannya dengan mendapat rezki." (QS. Ali Imran:
169)
Dari Anas r.a dari Nabi SAW : beliau bersabda, "Tiada seorangpun yang telah
masuk surga lalu ingin kembali ke dunia untuk memperoleh sesuatu yang
ada di dalamnya kecuali orang yang mati syahid (syuhada). Dia berharap
untuk kembali ke dunia sehingga terbunuh kembali (sebagai syahid)
sebanyak sepuluh kali, karena apa yang didapakannya dari kemuliaan
(bagi para syuhada)." (Muttafaq 'alaihi)
Arwahnya para syuhada berada di dalam tembolok-tembolok burung berwarna hijau
di dalam sangkar-sangkar yang tergantung di atas Arsy, mereka berterbangan di

dalam surga kea rah mana saja mereka inginkan, dan para syuhada diberikan enam
kemuliaan sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Rasulullah , "Sesungguhnya
para syuhada mendapatkan enam kemuliaan di sisi Allah: Allah akan
mengampuninya pada waktu darahnya keluar pertama kali dari tubuhnya,
diperlihatkan untuknya tempat duduknya di surga, diberi hiasan dengan perhiasan
iman, dinikahkan dengan tujupuluh dua orang bidadari dari surga, diselamatkan
dari siksa kubur, mendapatkan keamanan dari ketakutan yang sangat besar
(kegoncangan di padang mahsyar), dipakaikan baginya mahkota kerendahan hati
yang sebutir mutiaranya lebih baik dari dunia seisinya, dan diperbolehkan baginya
untuk memberikan syafaat bagi tujuhpuluh orang kerabatnya." (HR. Sa'id bin
Mansur dan Baihaqi dalam Su'ab al Imanlihat pula Silsilah Hadits Shohihah
No.3213-).
Orang yang terluka dalam berjihad di jalan Allah akan datang pada hari kiamat
dengan lukanya yang mengeluarkan darah, namun baunya seharum misk, dan mati
syahid di jalan Allah bisa menghapuskan semua dosa-dosa kecuali hutang.
Barangsiapa yang khawatir ditawan oleh musuh karena tidak mampu menghadapi
mereka, maka dia boleh menyerahkan diri atau melawan hingga mati atau menang.
Barangsiapa yang memasuki negeri musuh atau menyerang pasukan kafir dengan
tujuan menghancurkan mereka dan menimbulkan ketakutan pada hati-hati musuh,
terutama orang-orang Yahudi yang melampaui batas, kemudian terbunuh maka ia
telah memperoleh pahala para syuhada dan orang-orang yang bersabar dalam
berjihad di jalan Allah.
C.

Jihad dan Terorisme

Terorisme tidak bisa dikategorikan sebagai Jihad. Jihad dalam bentuk perang harus
jelas pihak-pihak mana saja yang terlibat dalam peperangan, seperti halnya perang
yang dilakukan Nabi Muhammad SAW yang mewakili Madinah melawan Makkah dan
sekutu-sekutunya. Alasan perang tersebut terutama dipicu oleh kezaliman kaum
Quraisy yang melanggar hak hidup kaum Muslimin yang berada di Makkah
(termasuk perampasan harta kekayaan kaum Muslimin serta pengusiran).
Mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orang
yang lemah baik laki-laki, wanita-wanita maupun anak-anak yang semuanya
berdoa: "Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri ini (Mekah) yang zalim
penduduknya dan berilah kami pelindung dari sisi Engkau, dan berilah kami
penolong dari sisi Engkau !".(QS 4:75)
Perang yang mengatasnamakan penegakan Islam namun tidak mengikuti Sunnah
Rasul tidak bisa disebut Jihad. Sunnah Rasul untuk penegakkan Islam bermula dari
dakwah tanpa kekerasan, hijrah ke wilayah yang aman dan menerima dakwah
Rasul, kemudian mengaktualisasikan suatu masyarakat Islami (Ummah) yang
bertujuan menegakkan Kekuasaan Allah di muka bumi.

Penentangan teror melalui bunuh diri sudah tergambar dalam sebuah ayat didalam
Al-Qur'an dan hadist. Firman Allah dalam surah An-Nisaa, Dan janganlah kalian
membunuh diri kalian, sesungguhnya Allah Maha menyayangi kalian. (QS. AnNisaa: 29) dan hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam
Muslim, Muhammad bersabda, Barangsiapa yang bunuh diri dengan menggunakan
suatu alat/cara di dunia, maka dia akan disiksa dengan cara itu pada hari kiamat.
(HR. Bukhari dan Muslim).

BAB III
PENUTUP

A.

Kesimpulan

Jihad berasal dari kata jhada, yujhidu, jihd. Artinya adalah saling mencurahkan
usaha. Makna jihad menurut bahasa (lughawi) adalah kemampuan yang dicurahkan
semaksimal mungkin; kadang-kadang berupa aktivitas fisik, baik menggunakan
senjata atau tidak; kadang-kadang dengan menggunakan harta benda dan katakata; kadang-kadang berupa dorongan sekuat tenaga untuk meraih target tertentu;
dan sejenisnya. Makna jihad secara bahasa ini bersifat umum, yaitu kerja keras.
Al-Quran telah mengarahkan makna jihad pada arti yang lebih spesifik, yaitu:
Mencurahkan segenap tenaga untuk berperang di jalan Allah, baik langsung
maupun dengan cara mengeluarkan harta benda, pendapat, memperbanyak
logistik, dan lain-lain. Dengan demikian, makna jihad yang lebih tepat diambil oleh
kaum Muslim adalah berperang di jalan Allah melawan orang-orang kafir dalam
rangka meninggikan kalimat Allah.

B.

Saran

Kaum Muslim harus lebih berhati-hati dalam menyikapi provokasi, ajakan,


maupun seruan-seruan jihad yang disalahgunakan oleh banyak pihak yang
didasarkan pada kepentingan politik tertentu. Alih-alih mengharapkan mati syahid,
yang diperoleh ternyata mati konyol.Sebagai Kaum Muslim kita wajib mengamalkan
jihad dengan sebaik mungkin, dan tetap berdasarkan rambu-rambu Islam yang
benar.

DAFTAR PUSTAKA

http://artesiana.wordpress.com/2010/01/03/bom-bunuh-diri-jihad-kah/
http://era-ambonia.blogspot.com/2009/03/jihad-dan-hukum-perang-dalamislam.html
http://muslimstory.wordpress.com/2009/03/23/konsep-jihad-dalam-islam/
Diposkan oleh Arjuna Supriyadi di 10.07.00
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
Label: agama, jihad, makalah jihad, pendidikan, penyebaran, tugas
Lokasi: Jalan Salemba Raya, Jakarta Capital Region, 10320

Anda mungkin juga menyukai