Bab Iv

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 10

39

BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN

IV. 1. Desain Penelitian


Penelitian ini merupakan studi kohort prospektif.

Faktor

yang

diteliti adalah kolonisasi bakteri nasofaring dan kejadian sepsis neonatal


onset dini.
IV. 2. Tempat dan waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo
Makassar dan jejaringnya. Penelitian dilaksanakan mulai Januari 2016
hingga Juni 2016. Pemeriksaan sampel dilakukan di Hasanuddin
University Medical Research Centre (HUM-RC).
IV. 3. Populasi penelitian
Populasi terjangkau adalah bayi baru lahir yang di rawat di RSUP
Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar dan jejaringnya.
IV. 4. Sampel dan cara pengambilan sampel
Sampel penelitian adalah seluruh populasi terjangkau yang
memenuhi kriteria inklusi. Cara pengambilan sampel adalah consecutive
sampling yaitu subjek penelitian diperoleh berdasarkan urutan masuknya
ke rumah sakit.
IV. 5. Perkiraan besar sampel
Perkiraan besar sampel pada penelitian ini menggunakan rumus
studi kohort. Proporsi efek pada kelompok dengan faktor risiko sebesar

40

0,018 (Gerdes,2004) dengan tingkat kepercayaan 95% dan ketepatan


relatif yang dinginkan sebesar 10%, maka:
n1=n2=

( Za 2 PQ +Z P 1 Q1+ P 2Q 2 )

( P 1P 2 )2

n=

( 1,64 2 ( 0,025 ) ( 0,975 ) +0,84 ( 0,032 ) ( 0,968 ) + ( 0,018 ) ( 0,982 ) )


( 0,360,16 )2
n1=n2=50

Hasil perhitungan di atas diperoleh jumlah sampel minimal adalah 50.


Keterangan :
Z = 1,64; Z = 0,842; RR = 1,75
P2 = 0,018; P1= RRxP2= 0,032; P = (P1+P2) = 0,025
Q = 1 P = 0,975
Q1 = 1 P1 = 0,968
Q2 = 1 P2 = 0,982

IV. 6. Kriteria inklusi dan ekslusi


IV. 6. 1. Kriteria inklusi
1. Bayi lahir secara spontan atau seksio sesaria
2. Mendapat ijin orang tua

41

IV. 6. 2. Kriteria eksklusi


1. BBL

dengan

kelainan

kongenital

yang

tampak

pada

pemeriksaan fisis
2. Asfiksia neonatorum
3. Bayi yang mendapat tindakan resusitasi
IV. 7. Izin penelitian dan ethical clearance
Dalam melaksanakan penelitian ini, setiap tindakan dilakukan
setelah pemberian informasi (lampiran 1) dan atas seizin orang tua
dengan bukti penandatanganan informed consent (lampiran 2). Penelitian
ini dinyatakan memenuhi persyaratan etik oleh Komisi Etik Penelitian
Biomedis pada Manusia, Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.
(lampiran 3).
IV. 8. Cara Kerja
IV. 8. 1. Alokasi subyek
1. Bayi baru lahir di RSUP DR. Wahidin Sudirohusodo dan jejaring
yang memenuhi kriteria inklusi penelitian.
2. Sampel penelitian yaitu BBL pada akhirnya akan terbagi menjadi
kelompok

yang mengalami kolonisasi nasofaring dan tidak ada

kolonisasi nasofaring.
IV. 8. 2 . Cara penelitian
IV. 8. 2. 1. Prosedur penelitian
1. BBL yang masuk dalam kriteria inklusi diambil apusan swab
nasofaring untuk pemeriksaan kultur (lampiran 4). Selain itu dicatat

42

pula usia gestasi, berat dan panjang badan lahir, jenis kelamin, tanda
vital (frekuensi jantung dan pernapasan, serta suhu badan).
2. Selama dalam perawatan, subjek penelitian diobservasi dalam 72 jam,
untuk melihat kejadian sepsis atau tidak, serta dikonfirmasi dengan
pemeriksaan kultur darah.
3. Hasil akhir yang diamati adalah outcome, yaitu mengalami SNOD atau
tidak SNOD.

IV. 8. 2. 2. Alur kerja


Bayi Baru Lahir
(n= 133)
Kriteria Inklusi

Swab nasofaring
(n=100)

Ada kolonisasi
(n=69)

Kriteria Ekslusi
(n=33)

Tidak ada kolonisasi


(n=31)
Observasi 72 jam

SNOD
(n=4)

Tidak SNOD
(n=65)

SNOD
(n=3)

Tidak SNOD
(n=28)

43

IV.8.2.3. Prosedur Pemeriksaan


1. Penaksiran usia gestasi menggunakan standar baku New Ballard
Score.
2. Pengukuran berat badan menggunakan timbangan bayi yang sudah
3.

ditera dengan ketelitian 10 gram (gm).


Pengukuran panjang badan

menggunakan

infantometer

dengan ketelitian 0,1 sentimeter (cm).


4.
Pengukuran frekuensi jantung dengan menghitung pulsasi
5.

iktus kordis dengan menggunakan stetoskop selama 1 menit.


Pengukuran frekuensi pernapasan dengan menghitung
gerakan pernapasan yang terasa pada tangan pemeriksa yang
diletakkan pada dinding perut atau dinding dada bayi selama 1 menit.

6. Pengukuran suhu tubuh dengan menggunakan termometer air raksa


yang diletakkan di lekukan ketiak bayi hingga air raksa tersebut tidak
menunjukkan kenaikan lagi.
7. Pemeriksaan kultur swab nasofaring BBL dengan pemeriksaan
standar (Bactec).
8. Pemeriksaan kultur darah dengan pemeriksaan standar (Bactec).
IV.8.2.4. Evaluasi Klinik dan Laboratorium
Parameter klinik dan laboratorium yang dievaluasi adalah :
1.

Outcome (SNOD dan tidak SNOD).

2.

Kolonisasi bakteri nasofaring BBL

3.

Kultur darah BBL yang mengalami SNOD


IV. 9. Identifikasi dan Klasifikasi Variabel

44

Dalam

penelitian

ini

beberapa

variabel

dapat

diidentifikasi

berdasarkan peran dan skalanya :


1.
2.
3.
4.

Variabel bebas adalah kolonisasi bakteri nasofaring bayi baru lahir


Variabel tergantung adalah sepsis neonatorum onset dini
Variabel antara adalah mekanisme terjadinya sepsis
Variabel moderator adalah berat badan, jenis kelamin, dan usia

gestasi.
5. Variabel kendali adalah kelainan kongenital, asfiksia, tindakan
resusitasi
IV. 10. Definisi Operasional dan Kriteria Obyektif
IV. 10. 1. Definisi operasional
1. Sepsis neonatorum onset dini adalah sindrom klinis yang timbul akibat
invasi mikroorganisme ke dalam aliran darah, timbul dalam waktu 72
jam setelah lahir (Aminullah, 2008). Kriteria sepsis neonatorum
ditegakkan, baik berdasarkan anamnesis (faktor risiko ibu dan BBL
terhadap sepsis), gambaran klinis, maupun pemeriksaan penunjang.
Faktor risiko sepsis dan gambaran klinis ringkasnya terangkum pada
daftar temuan yang terdiri dari kategori A dan B. Pemeriksaan
penunjang yang dimaksud adalah lekopeni atau lekositosis, rasio I/T
0,2, peningkatan kadar CRP, peningkatan kadar prokalsitonin atau
ditemukan kuman pada kultur darah (Tim Perinatologi RSWS, 2009).
2. Kolonisasi bakteri nasofaring adalah segala jenis bakteri yang
didapatkan pada medium kultur swab nasofaring BBL.
3. Berat badan adalah berat badan bayi yang ditimbang dengan
timbangan bayi, dilakukan sesaat setelah bayi lahir lengkap;
menggunakan satuan gram.

45

4. Panjang badan adalah panjang badan bayi yang diukur dengan


menggunakan infantometer, dilakukan sesaat setelah bayi lahir
lengkap; dengan satuan cm.
5. Jenis kelamin adalah laki-laki atau perempuan yang diperoleh melalui
pemeriksaan fisis.
6. Usia gestasi adalah taksiran usia bayi berdasarkan standar baku New
Ballard Score; menggunakan satuan minggu.
7. Suhu tubuh adalah suhu/temperatur tubuh bayi yang diukur dengan
menggunakan termometer air raksa yang diletakkan di lekukan ketiak
bayi hingga air raksa tersebut tidak menunjukkan kenaikan lagi;
dengan satuan 0C.
8. Frekuensi pernapasan adalah jumlah gerakan pernapasan bayi,
dihitung dengan meletakkan telapak tangan pada daerah dada atau
perut bayi selama 1 menit; dengan satuan kali/menit.
9. Frekuensi jantung adalah nilai diperoleh dengan

menghitung

denyut/pulsasi jantung pada iktus kordis, dengan menggunakan


stetoskop, selama 1 menit; dengan satuan kali/menit.
10. Jumlah lekosit adalah kadar lekosit yang diukur dengan blood
analyzer (Sysmex); dengan satuan per mm3.
11. Rasio I/T adalah hasil pembagian antara sel imatur/total lekosit.
12. Prokalsitonin adalah kadar prokalsitonin pada bayi, yang diukur
dengan ILMA.
13. CRP adalah kadar CRP pada bayi, yang diukur dengan ELISA.
14. Kultur swab nasofaring adalah pemeriksaan biakan swab
nasofaring BBL

untuk membuktikan adanya kolonisasi bakteri,

menggunakan pemeriksaan standar Bactec 9240.


15. Kultur darah adalah pemeriksaan biakan darah bayi untuk
membuktikan adanya infeksi, menggunakan pemeriksaan standar
Bactec 9240.

46

IV. 10. 2. Kriteria Obyektif


1. Sepsis neonatorum onset dini (SNOD) yaitu jika bayi memiliki 2
kategori A atau 3 kategori B dalam 72 jam setelah lahir; dan
dikonfirmasi dengan salah satu pemeriksaan penunjang berikut:
didapatkan lekopeni atau lekositosis, rasio I/T 0,2, peningkatan
kadar CRP, prokalsitonin ataupun ditemukan kuman pada kultur darah
(Tim Perinatologi RSWS, 2009)
2. Berat badan bayi setelah diplotkan pada grafik Lubchenco :
Sesuai masa kehamilan (SMK), jika berada antara persentil 10 - 90.
Kecil masa kehamilan (KMK), jika berada di bawah persentil 10.
Besar masa kehamilan (BMK), jika berada di atas persentil 90.
3. Usia gestasi, terbagi atas bayi:
Cukup bulan (BCB), jika usia gestasi dalam kisaran 37 - 42 minggu.
Kurang bulan (BKB), jika usia gestasi < 37 minggu.
Lebih bulan (BLB), jika usia gestasi > 42 minggu.
4. Suhu badan:
Normotermi, jika suhu tubuh bayi dalam kisaran 36,5 37,5 oC.
Hipertermi, jika suhu tubuh bayi >37,5 oC.
Hipotermi, jika suhu tubuh bayi <36,5 oC.
5. Frekuensi napas :
Apnu, yaitu jika bayi tidak bernapas spontan >20 detik, atau 20

6.

7.

8.
9.

detik tetapi disertai bradikardi dan penurunan saturasi (< 88%).


Takipnu, yaitu jika frekuensi pernapasan bayi >60x/menit.
Frekuensi jantung:
Takikardi, jika frekuensi jantung >160x/menit.
Bradikardi, jika frekuensi jantung <120x/menit.
Jumlah leukosit :
Leukositosis, jika jumlah lekosit >20.000/mm 3.
Lekositopeni, jika jumlah lekosit <5.000/mm 3.
Peningkatan CRP, jika didapatkan kadar CRP > 10 mg/L.
Peningkatan prokalsitonin, jika kadar prokalsitonin >0,05 ng/ml

47

IV. 11. Pengolahan dan Analisis data


Data yang diperoleh dikelompokkan berdasarkan tujuan dan jenis
data kemudian dianalisis dengan metode statistik yang sesuai.
IV. 11. 1. Analisis Univariat
Digunakan untuk deskripsi karakteristik data dasar berupa distribusi
frekuensi, nilai rata-rata, standar deviasi dan rentang nilai.
IV. 11. 2. Analisis Bivariat
a.

Uji student t tidak berpasangan.


Digunakan untuk membandingkan variabel yang berskala numerik
yang datanya terdistribusi normal dan mempunyai varian yang sama
antara dua kelompok yang tidak berpasangan.

b. Uji X2 (Chi square) atau Fisher Exact test .


Untuk membandingkan 2 variabel atau lebih yang berskala kategorikal
antara 2 kelompok atau lebih yang tidak berpasangan.
c. Uji Mann-Whitney
Digunakan untuk membandingkan variabel yang berskala ordinal atau
numerik yang datanya tidak berdistribusi normal dan mempunyai
varian berbeda antara dua kelompok yang tidak berpasangan.
d. Menghitung crude odds ratio dengan Interval Kepercayaan (IK) 95%
untuk menentukan besarnya peluang BBL jika mempunyai faktor
prediktor untuk mengalami SNOD atau tidak SNOD.

48

Hasil uji hipotesis ditetapkan sebagai berikut :


1. Tidak bermakna, bila p > 0,05
2. Bermakna, bila p 0,05
3. Sangat bermakna, bila p < 0,01
4. Odds ratio dengan IK 95 % > 1 menunjukkan bahwa faktor yang
diteliti memang merupakan faktor prediktor.
5. Odds ratio dengan IK 95 % antara <1 dan >1 menunjukkan bahwa
faktor yang diteliti bukan merupakan faktor prediktor ataupun
faktor protektif.
6. Odds ratio dengan IK 95 % <1 menunjukkan bahwa faktor yang
diteliti merupakan faktor protektif.

Anda mungkin juga menyukai