Ameloblastoma
Ameloblastoma adalah tumor odontogen yang berasal dari epitel enamel
organ (ameloblast) yang merupakan sel pembentuk gigi, yang merupakan tumor
secara klinis paling umum dijumpai. Tumor ini tumbuh lambat, lokal invasif, dan
sebagian besar bersifat jinak. Secara klinikoradiografi ameloblastoma dibedakan atas
3 tipe yaitu Ameloblastoma solid/multikistik, unikistik, dan periferal.
Etiologi ameloblastoma pada dasarnya adalah karena terdapat stimulus yang
dapat berakibat pada rusaknya DNA sehingga proliferasi sel tidak dapat terkendali.
Stimulus ini dapat mengenai; sisa-sisa enamel organ/ sisa dental lamina, sisa epitel
malassez, dan basal sel yang terletak dibawah Oral Epithelium. Stimulus yang ada
dapat merusak kerja Gen P-53 untuk melakukan apoptosis gen-gen yang mengalami
kerusakan. DNA yang rusak dan gagal diapoptosis akan berproliferasi secara tidak
terkontrol dan menghasilkan tumor.
a.
Ameloblastoma Multikistik/solid
Ameloblastoma Solid atau Multikistik memiliki gambaran klinis; pembesaran
tumor yang mampu menyebabkan ekspansi rahang, tetapi tidak sakit dan tidak
disertai parastesia. 85% terjadi pada mandibula terutama pada ramus asendens, 15%
terjadi di maksila region posterior, ditemukan pada penderita usia lanjut,
perkembangan tumor lamban dan asimptomatik, dan dapat terjadi pada laki-laki
maupun perempuan.
Gambaran Radiografis ameloblastoma multikistik
Pada hasil pemeriksaan Radiografis didapatkan cirri khas pada lesi-lesi
Ameloblastoma Multikistik. Ada dua bentukan lesi pada kelainan ini yaitu bentukan
Radiolusen Bubble soup, dan Radiolusen Honey Combed. Pada lesi yang membentuk
Bubble soup merupakan lesi-lesi yang dalam perkembangannya membentuk lokus
yang besar mitip dengan Buih sabun (Bubble Soup). Berikut gambar radiografnya.
Honey Combed; Panah Kuning, Lokus masih berbentuk bulatan kecil dan Pada
panah Biru, Lesi tampak mengasorpsi apeks gigi
Gambaran Histopatologis Ameloblastoma Multikistik:
1. Tipe Follikuler
Pada tipe ini terdapat pulau-pulau epitel yang menyerupai epitel organ enamel di
dalam stroma jaringan inngakat fibrous yang matang. Pulau-pulau tersebut
menagndung inti yang tersusun longgar menyerupai reticulum stellate organ
enamel.
Panah kuning, bentukan pulai-pulang epithel yang dilapisi oleh Tumor epithelial
lining; Panah Biru, Bentukan bulatan bulatan purih yang merupakan Interstitial
Space dalam stroma sarang-sarang epithel; Panah Hijau, Inti yang longgar seperti
reticulum stellate organ enamel.
2. Tipe Plexiform
Pada tipe ini terdapat lapisan atau epitel odontogen yang sangat panjang. Lapisan
epitel tersusun atas sel-sel kolumnar dan kuboid yang tersusun sangat panjang.
Panah Kuning, Pada Stroma yang longgar terdapat pembuluh darah; Panah
Hitam, epitel odontogen yang sangat panjang
3. Tipe Akantotik
Pada tipe ini didapatkan metaplasia sel skuamos yang sangat luas. Dan ciri
khasnya adalah terdapat pembentukan keratin (horn pearl).
Pada tipe ini terdapat perubahan bentuk dari sekelompok sel epitel menjadi sel
granular. Sel-sel ini memiliki sitoplasma yang bersifat Eosinofilik.
5. Tipe Basaloid
Pada tipe ini mengandung sel-sel yang menyerupai sel basal. Dan pada panah
kuning, tampak sel-sel epitel yang berada dibagian tepi cenderung berbentuk
kuboid.
6. Tipe desmoplastik
Pada tipe ini terdapat pulau-pulau kecil dan mengandung stroma kolagenyang
padat.
7. Tipe Adenomatous
Ciri khas pada tipe ini adalah adanya bentukan duktus-duktus yang
berlapiskan selapis sel-sel kuboid dalam massa tumor
b.
Ameloblastoma Unikistik
Gambaran Klinis
Ameloblatoma unikistik ini sekitar 10-15 % lebih sering ditemukan pada
pasien dengan usia muda yaitu sekitar umur 20-39 tahun, namun sekitar 50% dari
tumor ini ditemukan pada pasien yang berumur dekade kedua dari kehidupan.Lebih
dari 90% ameloblastoma unikistik ini umumnya membentuk kista dentigerous.Tumor
ini menyebabkan terjadinya pembengkakan pada rahang akibat ekspansi tulang
kortikal sehingga wajah nampak asimetris dan dapat juga menyebabkan mobilitas
gigi.
Gambaran Radiografi
Ameloblastoma Periferal
gingiva
posterior
atau
Tumor
ini
memiliki
pada
Ameloblastoma
periferal
tulang.
memiliki
tumor yang berasal dari proliferasi berlebihan sisa sel-sel pembentuk gigi. Tumor
jenis ini memiliki prevalensi kejadian yang rendah, karena sejak pertama kali
dipaparkan pada tahun 1985, hanya sedikit kasus tumor ini yang dilaporkan.
Gambaran Klinis
Secara klinis pada beberapa penderita, terlihat adanya pembesaran rahang dan
muncul rasa sakit. Hal ini disebabkan karena adanya ekspansi jaringan yang terus
mendesak tulang rahang. Lesi clear cell ini dapat muncul baik pada maksila maupun
mandibula. Sebagian besar penderita tumor ini berada pada usia diatas 50 tahun. Hal
tersebut berkaitan dengan jenis tumor yang tergolong jinak, sehingga manifestasi
klinis dapat terlihat pada masa usia lanjut, karena tumor jinak membutuhkan waktu
bertahun-tahun sampai tampak adanya gambaran klinis berupa pembengkakan pada
rahang, karena proliferasi sel-selnya yang tidak terlalu cepat seperti pada tumor
ganas. Namun pada sebagian penderita lainnya, tidak ditemukan gejala apapun
mengenai adanya lesi clear cell (asimtomatik).
Gambaran Histopatologis
Clear cell odontogenic tumor berarti tumor odontogen sel bersih. Penamaan
demikian berkaitan dengan ditemukannya struktur sel-sel bersih yang mirip pada
amloblas yang kaya dengan glikogen pada pemeriksaan ultra strukturnya. Selain itu,
pada gambaran histopatologi anatomisnya terlihat adanya sarang-sarang sel epitel
Tetapi ada juga yang menyebutkan dari epitel permukaan gingiva atau dari sisa-sisa
lamina dental. Squamous odontogenic tumor berasal dari ligamen periodontal dan
berhubungandengan permukaan lateral akar gigi dan gigi tidak erupsi. Melibatkan
prosessus alveolar mandibula bagian posterior dan maksila bagian anterior. Tidak ada
faktor predileksi sisi dan jenis kelamin. Symptomatis berupa sakit ringan dengan
pertumbuhan tumor yang lambat.
Gambaran klinis
Terjadi pembengkakan gingiva. Karena Squamous odontogenic tumor
berhubungan dengan prosessus alveolaris maka disertai adanya gigi goyang atau
adanya mobilitas dari gigi dimana kondisi gigi tetap vital.
Gambaran Radiologi
Gambaran rontgen radiolusen unilocular berbentuk segitiga yang terkait
dengan akar yang erupsi, Squamous odontogenic tumor menunjukkan kerusakan
tulang yang berbentuk triangular di sebelah lateral akar gigi. Kadang juga adanya
kerusakan tulang arah vertical, lesi menunjukkan gambaran sklerosis, diameter >
1,5cm .
Gambaran Histopatologi
Squamous odontogenic tumor ditandai dengan terbentuknya sarang
dengan bervariasi ukuran . Terdapat epitel skuamosa dengan sesekali vakuolisasi dan
keratinisasi
IV.
Gambaran Klinis
Gambaran HPA
Gambaran Radiografis
Dapat berupa lesi unilokuler ataupun multilokuler
Dapat terlihat adanya destruksi tulang dan kalsifikasi intratumoral yang
3. Odontoma
Odontoma merupakan tumor odontogenik campuran yang terdiri dari jaringan
epitel dan mesenkim. Umumnya asimptomatik ,tapi dapat juga yang simptomatik.
Tumor odontogen dapat ditemukan saat pemeriksaan radiografi yang rutin,ketika gigi
permanen telat erupsi. Sering terjadi pada usia dibawah 20 tahun. Terjadi di dekade
pertama atau kedua. Etiologi belum diketahui dengan jelas, namun bisa disebabkan
karena Hamartoma( suatu kelainan perkembangan yang ditandai oleh proliferasi
abnormal dari jaringan atau organ yang berasal dari bagian tersebut). Bisa disebabkan
karena faktor genetik, lingkungan ( trauma dan infeksi). Gejala klinis yang tampak
berupa bone expantion,nyeri, tooth displacement,erupsi tertunda, hilangnya gigi
molar tiga permanen. Diagnosa banding dari odontoma yaitu focal sklerosing
osteomyelitis, osteoma, periapikal cemental dysplasia , dan cementoblastoma.
Gambaran radiologi : terlihat masa yang radiopak dikelilingi oleh radiolusen yang
tipis.
Patogenesis
Fibroma odontogen sentral berasal dari bagian mesenkim pembentuk gigi
seperti dental folikel,dental papilla dan ligament periodontal
Gambaran klinis
Fibroma odontogen umumnya terjadi pada rentang usia 23-37 tahun dan
lebih sering terjadi pada wanita. Pada fibroma odontogen jenis ini, 60%
terjadi mada maksila dari anterior sampai M1 dan 50% terjadi di
mandibula pada gigi P sampai M1. Ada sedikit kasus di mandibula yang
berhubungan dengan M3 yang tidak erupsi. Umumnya lesi ini tidak
menimbulkan keluhan jika ukurannya masih kecil. Nmaun, jika ukuran
lesi membesar menyebabkan ekspansi tulan dan gigi goyang akibat
adanya resorpsi akar.
Gambaran Radiografi
Secara radiografi, lesi berukuran kecil, berbatas jelas, unilokuler,
radiolusen di apical gigi yang erupsi. Jika lesi besar maka nampak
radiolusen multilokuler. Ada beberapa lesi yang memiliki tepi sklerotik.
Namun paada kasus ini, juga dapat timbul lesi radiopak yang samar-samar
jika terjadi kalsifikasi pada lesi tersebut. Secara radiografis juga
ditemukan adanya resorpsi akar dan akar yang divergen jika lesi tersebut
berada di antara gigi.
Gambaran HPA
Secara HPA, lesi ini dibagi menjadi fibroma odontogen sederhana dan
kompleks
1. Fibroma odentogen sederhana
Lesi ini berasal dari dental folikel. Secara HPA akan menunjukkan
adanya fibrolas-fibroblas stellate yang bergelung, fibril-fibril kolagen
yang jelas sebagai bahan dasar dan adanya sisa epitel odontogen.Pada
lesi ini kadang ditemukan kalsifikasi distropik.
2. Fibroma odontogen kompleks
Lesi ini berasal dari ligament periodontal. Secara HPA, menunjukkan
adanya jaringan ikat fibrous selluler yang jelas, serabut-serabut
kolagen dalam jalinan bundle serta epitel odontogen berbentuk
untaian panjang.
Gambaran Klinis
Secara klinis, lesi ini berwarna merah muda, keras, tak bertangkai di
attached gingival gigi anterior. Lesi ini lebih sering terjadi di mandibula.
Ukuran lesi sekitar 1-3 cm pada gigi anterior sampai P 2. Juga dapat terjadi
eritema atau ulser di permukaan yang merupakan hasil dari trauma.
Gambaran Radiografi
Lesi nampak terjadi kalsifikasi daripada sentral fibroma odontogen
Gambaran HPA
Secara HPA, terdapat jaringan fibrous kolagen dan seluler, helaian sisa
epitel dan terjadi kalsifikasi
2. ODONTOGENIC MYXOMA
Merupakan suatu tumor jinak odontogen yang jarang terjadi dan berasal dari
dental mesenkim atau ligament periodontal.Tumor ini bersifat invasive local dan
aggresif.Yang dimaksud Agresif disini adalah bukan agresif dalam mempercepat
pertumbuhan tumor, tapi agresif dalam desakan antar sel yang berproliferasi tanpa
menimbulkan kerusakan pada sel-sel yang normal dan bersifat lambat. Etiologi dari
tumor ini sampai sekarang masih belum diketahui.
Gejala Klinis
Gejala klinis dari tumor ini adalah terdapat tooth displacement,root resorption
dan ekspansi rahang.Umumnya banyak terjadi pada perempuan daripada laki-laki.
Dan banyak terjadi pada daerah mandibula daripada maksila.
Gambaran Radiografis
Untuk gambaran radiografi dari tumor ini adalah berupa radiolusen dimana
bisa terjadi dalam bentuk unilokuler dan
multilokuler,yang paling banyak terjadi
pada tumor ini adalah gambaran radiografi
yang
multilokuler
berupa
honey
3. CEMENTOBLASTOMA
Cementoblastoma merupakan tumor jinak odontogen yang berasal dari
jaringan ektomesenkim tanpa melibatkan epitel odontogen. Dimana cementoblastoma
itu sendiri terjadi karena adanya deposit sementum berlebih di sekitar apeks gigi.
Patogenesis
Sementum mulai terbentuk ketika pembentukan mahkota gigi selesai. Sel
epitel dari inner enamel epitelium dan outer enamel epitelium pada daerah pertemuan
akan membentuk akar, setelah itu pada akar akan ditemukan sel-sel dari dental papilla
yang akan membentuk dentin pada akar dan akan menandakan adanya perpanjangan
pada akar. Dengan adanya akar yang memanjang, sel-sel mesenkim pada kantung gigi
yang berada dekat pada daerah perpanjangan akar akan berdifferensiasi menjadi
sementoblas yang akhirnya akan membentuk sementum. Sementum terus
berkembang membentuk lapisan sementum yang baru. Jika ada gangguan dari luar
berupa trauma pada daerah periodontal, pembentukan sementum tidak akan terkontrol
dan akhirnya terjadi deposit berlebih dari sementum di sekitar apeks gigi yang
dinamakan cementoblastoma.
Gambaran Klinis
Sementoblastoma sering terjadi pada dekade kedua atau ketiga kehidupan,
dimana sering terjadi pada usia kurang dari dua puluh lima tahun. Prevalensi
menunjukan bahwa tumor jinak ini lebih sering ditemukan pada mandibula
dibandingkan pada maksila, dan sering terjadi pada regio posterior dibandingkan
anterior. Dimana gigi yang sering terkena adalah gigi molar dan premolar. Dari
gambaran klinis terlihat resorpsi akar dan tumor yang benar-benar melekat pada
apeks akar gigi yang terkena. Umumnya asimptomatik karena memang tidak ada
infeksi, tetapi apabila lesi cukup besar maka akan menunjukan suatu ekspansi tulang
sehingga terjadi pembengkakkan pada regio yang terlibat.
Gambaran Radiografis
Pada gambaran radiografis, telihat suatu gambaran radiopak yang melekat
pada apeks gigi karena memang terdiri dari massa yang padat, tetapi memiliki batas
lesi dengan jaringan sekitarnya yang dipisahkan oleh suatu gambaran radiolusen tipis
yang merupakan kapsul jaringan fibrous yang mengalami atropi.
Sementoblastoma pada apeks akar gigi molar dua kanan yang sudah mengalami resorpsi akar.
Gambaran Mikroskopik
DAFTAR PUSTAKA
Balasi,SM. 2009. Textbook of Oral & Maxillofacial Surgery. New Delhi: Elsevier
Ghom, Anil G., dkk. 2010. A Benign Cementoblastoma. Journal of Indian Academy
of Oral Medicine and Radiology; 22(1)
Purkait, Swapan. 2003. Essentials of Oral Pathology. New Delhi: Ditendar.
Syafriadi, Mei. 2008. Patologi Mulut : Tumor Neoplastik dan Non Neoplastik
Rongga Mulut. Yogyakarta: Andi Offset
Woo, Sook Bin. 2012. Oral Pathology: A Comprehensive Atlas and Text.
Philadelphia: Elsevier
Regezi, Joseph A. 1999. Oral Pathology Clinical Pathologic Correlations Ed. 3th.
Philadelphia: W. B. Saunders Company
Burkets. 1994. Oral Medicine.Philadelphia :J.B Lippincott
White, Stuart C & Pharoah, Michael J.. 2009. Oral Radiology : Principles and
Interpretation. Mosby : ELSEVIER.
Aliah, Syarifah. 2012. Gambaran Radiografis Calcifying Epithelial Odontogenic
Tumor (Pindborg Tumor) pada Mandibula. Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara.