Anda di halaman 1dari 26

STEP 7

A . Tumor Jinak Odontogen yang melibatkan jaringan epitel odontogen dengan


jaringan ektomesenkim odontogen
I.

Ameloblastoma
Ameloblastoma adalah tumor odontogen yang berasal dari epitel enamel

organ (ameloblast) yang merupakan sel pembentuk gigi, yang merupakan tumor
secara klinis paling umum dijumpai. Tumor ini tumbuh lambat, lokal invasif, dan
sebagian besar bersifat jinak. Secara klinikoradiografi ameloblastoma dibedakan atas
3 tipe yaitu Ameloblastoma solid/multikistik, unikistik, dan periferal.
Etiologi ameloblastoma pada dasarnya adalah karena terdapat stimulus yang
dapat berakibat pada rusaknya DNA sehingga proliferasi sel tidak dapat terkendali.
Stimulus ini dapat mengenai; sisa-sisa enamel organ/ sisa dental lamina, sisa epitel
malassez, dan basal sel yang terletak dibawah Oral Epithelium. Stimulus yang ada
dapat merusak kerja Gen P-53 untuk melakukan apoptosis gen-gen yang mengalami
kerusakan. DNA yang rusak dan gagal diapoptosis akan berproliferasi secara tidak
terkontrol dan menghasilkan tumor.
a.

Ameloblastoma Multikistik/solid
Ameloblastoma Solid atau Multikistik memiliki gambaran klinis; pembesaran

tumor yang mampu menyebabkan ekspansi rahang, tetapi tidak sakit dan tidak
disertai parastesia. 85% terjadi pada mandibula terutama pada ramus asendens, 15%
terjadi di maksila region posterior, ditemukan pada penderita usia lanjut,
perkembangan tumor lamban dan asimptomatik, dan dapat terjadi pada laki-laki
maupun perempuan.
Gambaran Radiografis ameloblastoma multikistik
Pada hasil pemeriksaan Radiografis didapatkan cirri khas pada lesi-lesi
Ameloblastoma Multikistik. Ada dua bentukan lesi pada kelainan ini yaitu bentukan
Radiolusen Bubble soup, dan Radiolusen Honey Combed. Pada lesi yang membentuk
Bubble soup merupakan lesi-lesi yang dalam perkembangannya membentuk lokus
yang besar mitip dengan Buih sabun (Bubble Soup). Berikut gambar radiografnya.

Soup Bubble; Bentukan lokus yang besar


Pada lesi tipe Honey combed lokus-lokus masih berbentuk bulatan radiolusen yang
kecil, dan pada gambar radiografi diatas tampak lesi telah mengasorpsi apikeal gigi.
Berikut gambar radiografnya.

Honey Combed; Panah Kuning, Lokus masih berbentuk bulatan kecil dan Pada
panah Biru, Lesi tampak mengasorpsi apeks gigi
Gambaran Histopatologis Ameloblastoma Multikistik:
1. Tipe Follikuler
Pada tipe ini terdapat pulau-pulau epitel yang menyerupai epitel organ enamel di
dalam stroma jaringan inngakat fibrous yang matang. Pulau-pulau tersebut
menagndung inti yang tersusun longgar menyerupai reticulum stellate organ
enamel.

Panah kuning, bentukan pulai-pulang epithel yang dilapisi oleh Tumor epithelial
lining; Panah Biru, Bentukan bulatan bulatan purih yang merupakan Interstitial
Space dalam stroma sarang-sarang epithel; Panah Hijau, Inti yang longgar seperti
reticulum stellate organ enamel.
2. Tipe Plexiform
Pada tipe ini terdapat lapisan atau epitel odontogen yang sangat panjang. Lapisan
epitel tersusun atas sel-sel kolumnar dan kuboid yang tersusun sangat panjang.

Panah Kuning, Pada Stroma yang longgar terdapat pembuluh darah; Panah
Hitam, epitel odontogen yang sangat panjang
3. Tipe Akantotik
Pada tipe ini didapatkan metaplasia sel skuamos yang sangat luas. Dan ciri
khasnya adalah terdapat pembentukan keratin (horn pearl).

Terdapat pembentukan keratin-keratin


4. Tipe Granular sel

Pada tipe ini terdapat perubahan bentuk dari sekelompok sel epitel menjadi sel
granular. Sel-sel ini memiliki sitoplasma yang bersifat Eosinofilik.
5. Tipe Basaloid

Pada tipe ini mengandung sel-sel yang menyerupai sel basal. Dan pada panah
kuning, tampak sel-sel epitel yang berada dibagian tepi cenderung berbentuk
kuboid.
6. Tipe desmoplastik

Pada tipe ini terdapat pulau-pulau kecil dan mengandung stroma kolagenyang
padat.
7. Tipe Adenomatous
Ciri khas pada tipe ini adalah adanya bentukan duktus-duktus yang
berlapiskan selapis sel-sel kuboid dalam massa tumor
b.

Ameloblastoma Unikistik

Gambaran Klinis
Ameloblatoma unikistik ini sekitar 10-15 % lebih sering ditemukan pada
pasien dengan usia muda yaitu sekitar umur 20-39 tahun, namun sekitar 50% dari
tumor ini ditemukan pada pasien yang berumur dekade kedua dari kehidupan.Lebih
dari 90% ameloblastoma unikistik ini umumnya membentuk kista dentigerous.Tumor
ini menyebabkan terjadinya pembengkakan pada rahang akibat ekspansi tulang
kortikal sehingga wajah nampak asimetris dan dapat juga menyebabkan mobilitas
gigi.
Gambaran Radiografi

Nampak adanya gambaran radiolusen unilokuler pada daerah sekitar gigi


yang tidak erupsi dan memiliki batas lesi yang jelas.Biasanya paling sering
ditemukan di daerah gigi M3 mandibula yang tidak erupsi.Gambaran radiografi
amelobalstoma ini tidak dapat dibedakan dengan kista dentigerous.
Gambaran Histologi
Ada 3 variasi dari ameloblatoma unikistik ini yaitu :

1. Ameloblastoma Inta Luminal


Terdiri dari satu atau lebih nodul ameloblastoma yang terproyeksi dari batas
kista ke dalam lumen kista.
2. Ameloblastoma Luminal
Tumor ini dibatasi oleh permukaan luminal kista dan lesi ini terdiri dari
dinding kista fibrosa yang tersusun atas epitel ameloblastik total atau parsial.
3. Ameloblastoma Mural
Dinding fibrosa kista diinfiltrasi oleh ameloblastoma tipe folikuler dan
pleksiform.
c.

Ameloblastoma Periferal

Ameloblastoma periferal merupakan jenis ameloblastoma yang berasal dari sisa-sisa


epitel odontogen di bawah mukosa rongga mulut. Selain itu, ameloblastoma periferal
juga dapat terbentuk dari sisa dental lamina dan sel epitel basal.
Gambaran Klinis
Tumor ini banyak ditemukan pada pasien usia setengah baya, sekitar usia 40-50
tahun. Tumor ini terbentuk pada
permukaan

gingiva

posterior

atau

mukosa alveolar, baik pada maksila


maupun mandibula. Hanya saja, pada
sebagian besar kasus, tumor lebih
sering ditemukan pada mandibula
penderita.

Tumor

ini

memiliki

diameter kurang dari 1,5 cm dan tidak


menempel

pada

Ameloblastoma

periferal

tulang.
memiliki

bentukan bertangkai seperti epulis.


Gambaran Histopatologis

Ameloblastoma periferal memiliki gambaran histopatologis mirip dengan gambaran


histopatologis dari ameloblastoma multikistik tipe plexiform, dengan bentukan pulaupulau epitel yang memanjang dan terdapat vaskularisasi pada stromanya.
Gambaran Radiografis
Ameloblastoma periferal jarang dijumpai pada penampang radiografis. Hal ini
disebabkan karena tumor tersebut terletak pada jaringan lunak dimana pada
penampang radiografis akan tampak radiolusen. Namun, pada beberapa kasus, dapat
ditemukan adanya sedikit resorbsi tulang alveolar akibat lesi yang membesar.
II.

Clear Cell Odontogenic Tumor


Clear Cell Odontogenic Tumor merupakan jenis tumor jinak odontogen, yaitu

tumor yang berasal dari proliferasi berlebihan sisa sel-sel pembentuk gigi. Tumor
jenis ini memiliki prevalensi kejadian yang rendah, karena sejak pertama kali
dipaparkan pada tahun 1985, hanya sedikit kasus tumor ini yang dilaporkan.
Gambaran Klinis
Secara klinis pada beberapa penderita, terlihat adanya pembesaran rahang dan
muncul rasa sakit. Hal ini disebabkan karena adanya ekspansi jaringan yang terus
mendesak tulang rahang. Lesi clear cell ini dapat muncul baik pada maksila maupun
mandibula. Sebagian besar penderita tumor ini berada pada usia diatas 50 tahun. Hal
tersebut berkaitan dengan jenis tumor yang tergolong jinak, sehingga manifestasi
klinis dapat terlihat pada masa usia lanjut, karena tumor jinak membutuhkan waktu
bertahun-tahun sampai tampak adanya gambaran klinis berupa pembengkakan pada
rahang, karena proliferasi sel-selnya yang tidak terlalu cepat seperti pada tumor
ganas. Namun pada sebagian penderita lainnya, tidak ditemukan gejala apapun
mengenai adanya lesi clear cell (asimtomatik).
Gambaran Histopatologis
Clear cell odontogenic tumor berarti tumor odontogen sel bersih. Penamaan
demikian berkaitan dengan ditemukannya struktur sel-sel bersih yang mirip pada
amloblas yang kaya dengan glikogen pada pemeriksaan ultra strukturnya. Selain itu,
pada gambaran histopatologi anatomisnya terlihat adanya sarang-sarang sel epitel

dengan sitoplasma eosinofilik yang terlihat jelas. Sarang-sarang berbentuk kepulauan


tersebut dipisahkan oleh lapisan tipis jaringan ikat berhyalin. Pada sel-sel perifer juga
terlihat adanya susunan palisade. Pada beberapa kasus, ada juga yang menunjukkan
sarang-sarang sel epitel basaloid yang hiperkromatik di dalam stroma jaringan ikat.
Gambaran Radiografis
Secara radiologis lesi clear cell memiliki gambaran radiolusen unilokuler atau
multilokuler dengan batas yang tidak jelas dan irregular.
III.

Squamous odontogenic tumor


Tumor ini berasal dari transformasi neoplasi dari sisa-sisa epitel mallasez.

Tetapi ada juga yang menyebutkan dari epitel permukaan gingiva atau dari sisa-sisa
lamina dental. Squamous odontogenic tumor berasal dari ligamen periodontal dan
berhubungandengan permukaan lateral akar gigi dan gigi tidak erupsi. Melibatkan
prosessus alveolar mandibula bagian posterior dan maksila bagian anterior. Tidak ada
faktor predileksi sisi dan jenis kelamin. Symptomatis berupa sakit ringan dengan
pertumbuhan tumor yang lambat.
Gambaran klinis
Terjadi pembengkakan gingiva. Karena Squamous odontogenic tumor
berhubungan dengan prosessus alveolaris maka disertai adanya gigi goyang atau
adanya mobilitas dari gigi dimana kondisi gigi tetap vital.
Gambaran Radiologi
Gambaran rontgen radiolusen unilocular berbentuk segitiga yang terkait
dengan akar yang erupsi, Squamous odontogenic tumor menunjukkan kerusakan
tulang yang berbentuk triangular di sebelah lateral akar gigi. Kadang juga adanya
kerusakan tulang arah vertical, lesi menunjukkan gambaran sklerosis, diameter >
1,5cm .

Gambaran Histopatologi
Squamous odontogenic tumor ditandai dengan terbentuknya sarang
dengan bervariasi ukuran . Terdapat epitel skuamosa dengan sesekali vakuolisasi dan
keratinisasi

IV.

Calcifying Epithelial Odontogenic Tumor (Pinborg Tumor)


Tumor odontogenik epithelial berkalsifikasi merupakan salah satu jenis tumor

odontogenik yang jarang terjadi dengan presentase sekitar 1% dari tumor


odontogenik secara keseluruhan. Tumor ini biasa berlokasi di dalam tulang dan
memproduksi zat mineralisasi seperti zat amiloid. Merupakan tumor jinak, tetapi
memiliki sifat agresif secara lokal. Tumor tersebut ditemukan oleh seorang ahli
patologi Denmark yaitu Jens Pindborg pada tahun 1955, sehingga dikenal juga
dengan nama tumor Pinborg.
Etiologi:
Baik etiologi maupun pathogenesis dari terbentuknya tumor Pinborg
ini belum diketahui secara pasti. Akan tetapi, pada umumnya para ilmuwan
memperkirakan bahwa tumor Pinborg ini berasal dari epitel eksternal, yakni
stratum intermedium dari organ enamel. Pernyataan ini didasari oleh adanya
pemeriksaan mikroskopis yang menunjukkan gambaran mikroskopis dan
morfologi yang mirip dari sel tumor dengan sel dari stratum intermedium dari
organ enamel. Selain itu juga dapat berasal dari stratum basal dari epitel
gingival.

Gambaran Klinis

Umumnya dijumpai pada penderita usia 30-50 tahun


Kebanyakan muncul pada regio posterior mandibula
Symptomatis, berupa sakit ringan
Terdapat pembengkakan dan terlokalisir
Tampak berupa lesi rahang yang berkembang meluas secara perlahan
Biasanya berhubungan dengan gigi impaksi
Terdapat 2 varian dari lesi ini:
Lesi perifer: timbul dari gingival sebagai lesi jaringan lunak yang
ditutupi oleh mukosa normal. Mungkin ini merupakan
hasil dari stratum basal yang terletak di dalam epitel
gingival.
Lesi sentral: timbul dari stratum intermedium dari organ enamel atau
dari epitel enamel pada gigi yang impaksi.

Gambaran HPA

Adanya penumpukan amiloid/massa kalsifikasi

Struktur berkalsifikasi berkembang di dalam massa tumor berbentuk


cincin konsentral (Liesegang ring calsification) yang dapat bergabung dan
membentuk massa yang besar dan kompleks

Mempunyai gambar pulau-pulau tersendiri, epitel beruntai, dan lapisan sel


epitel polyhedral di dalam stroma fibrous yang eosinofilik

Gambaran Radiografis
Dapat berupa lesi unilokuler ataupun multilokuler
Dapat terlihat adanya destruksi tulang dan kalsifikasi intratumoral yang

membentuk pola honeycomb


Campuran antara massa radiopak dan radiolusen. Untuk massa radiopak
menunjukkan suatu struktur yang terkalsifikasi. Biasanya gambaran
radiopak tersebut berada di sekitar atau di dekat mahkota gigi yang
impaksi.

B . Tumor Jinak Odontogen yang melibatkan jaringan epitel odontogen dengan


jaringan ektomesenkim odontogen
1. Ameloblastic Fibroma
Merupakan suatu campuran dari jaringan epitel dan jaringan mesenkim.
Bentukan tumor ini sebenarnya tidak umum dan data yang ada sulit untuk dievaluasi.
Hal ini dikarenakan lesi yang didiagnosis sebagai ameloblastik fibroma mungkin
merupakan tahap awal dari perkembangan odontoma.
Tumor jenis ini biasanya pada penderita usia muda dan kadang pada usia
setengah baya. Biasanya pada usia 12 tahun dan maksumal pada usia 49 tahun.
Prevalensi kejadiaanya lebih sering pada laki-laki. Seperti kebanyakan tumor jinak,
pada lesi yang masih kecil ameloblastik fibroma tumbuh tanpa gejala (asimptomatik).
Sedangkan pada lesi yang lebih besar biasanya disertai pembesaran rahang. Tumor
jenis ini lebih lebih sering ditemukan pada posterior mandibula.
Adapun gambaran HPA dari ameloblastik fibroma berupa masa jaringan lunak
yang keras dan permukaan luar yang halus. Diliputi oleh kapsul, tetapi pada beberapa
kasus tidak ditemukan adanya kapsul. Mengandung jaringan mesenkim yang sangat
banyak. mirip dental papilla primitive yang bercampur epitel odontogen. Susunan sel
epitelnya panjang dan kecil dengan susunan yang beranastomose satu dengan yang
lain.

Gambaran Ameloblastic fibroma (Courtesy of Charles Halstead, DDS, PhD,


Atlanta, Ga.)
Dari gambaran radiografis, biasanya terdapat gambaran radiolusen unilokuler
ataupun multilokuler dengan tepi jelas, dan menunjukkan adanya sklerotik. Dan
berhubungan dengan gigi yang tidak erupsi. Pada lesi yang lebih besar gambaran
radiografis mencapai, ramus ascenden mandibula.
2. Ameloblastik fibro-odontoma
Ameloblastik fibro-odontoma ini merupakan tumor yang gambaran umumnya
yakni suatu fibroma ameloblastik tetapi juga mengandung enamel dan dentin. Shafer
dkk (1974) menyatakan bahwa ameloblastik fibro-odontoma ini merupakan campuran
yang terdiri dari fibroma ameloblastik dan odontoma. Beberapa peneliti percaya
bahwa ameloblastik fibro-odontoma merupakan suatu tahap dalam perkembangan
suatu odontoma dan peneliti lainnya menyebutkan bahwa ameloblastik fibroodontoma berbeda dari odontoma, meskipun tidak ada bukti tentang hal ini. Dalam
beberapa kasus, tumor ini tumbuh secara progresif menyebabkan perubahan bentuk
dan kehancuran tulang.

Secara klinis, betukan ameloblastik fibro-odontoma biasa ditemukan pada


anak-anak dengan rata-rata usia 10 tahun, melibatkan kedua rahang, bisa menyerang
laki-laki dan perempuan, dan lesi umumnya asimtomatik. Tumor jinak ini sering
dihubungkan dengan kehilangan gigi yang sulit erupsi. Kadang-kadang tumor ini
berlokasi di tempat gigi yang hilang.
Pada gambaran HPA dari ameloblastik fibro-odontoma ini memiliki lapisan
jaringan yang sempit, serta pulau-pulau epitel kecil. Sel-sel epitel ini biasanya adalah
sel kuboidal atau sel kolumnar yang menyerupai epitel odontogenik primitive.

Gambar HPA Ameloblastik Fibro-odontoma


Apabila dilihat secara radiografis, ameloblastik odontoma ini terlihat jelas.
Lesi yang kecil terlihat seperti folikel yang meluas dengan satu/dua bintik-bintik
radiopak. Sedangkan untuk lesi yang besar memiliki struktur dalam dengan
pengerasan yang lebih meluas.

3. Odontoma
Odontoma merupakan tumor odontogenik campuran yang terdiri dari jaringan
epitel dan mesenkim. Umumnya asimptomatik ,tapi dapat juga yang simptomatik.

Tumor odontogen dapat ditemukan saat pemeriksaan radiografi yang rutin,ketika gigi
permanen telat erupsi. Sering terjadi pada usia dibawah 20 tahun. Terjadi di dekade
pertama atau kedua. Etiologi belum diketahui dengan jelas, namun bisa disebabkan
karena Hamartoma( suatu kelainan perkembangan yang ditandai oleh proliferasi
abnormal dari jaringan atau organ yang berasal dari bagian tersebut). Bisa disebabkan
karena faktor genetik, lingkungan ( trauma dan infeksi). Gejala klinis yang tampak
berupa bone expantion,nyeri, tooth displacement,erupsi tertunda, hilangnya gigi
molar tiga permanen. Diagnosa banding dari odontoma yaitu focal sklerosing
osteomyelitis, osteoma, periapikal cemental dysplasia , dan cementoblastoma.

Pada gambaran histology, berupa gambaran normal dari enamel, dentin,


sementum, dan pulpa yang dapat tampak pada lesi itu. Prominen matriks enamel dan
berhubungan dengan enamel organ, biasanya terlihat sebelum maturasi akhir jaringan
keras. Ghost sel keratinisasi terlihat di sel epitel beberapa enamel odontogen. Fitur
mikroskopis ini nampak tidak signifikan selain untuk menunjukkan potensi sel-sel
epitel berkeratin.

Gambaran radiologi : terlihat masa yang radiopak dikelilingi oleh radiolusen yang
tipis.

Gambaran radiografi : terlihat sekelompok jumlah miniature/ dentikel gigi ukuran da


bentuk bervariasi , dikelilingi oleh daerah radiolusen yang tipis.

C . Tumor Jinak Odontogen yang Berasal dari Jaringan Ektomesenkim dengan


atau tanpa Melibatkan Jaringan Epitel
1. FIBROMA ODONTOGEN
Fibroma odontogen merupakan tumor jinak yang jarang terjadi. Hanya kurang
dari 50 kasus yang dilaporkan. Tumor jinak ini merupakan tumor jinak jaringan ikat
yang berisi epitel odontogen yang inaktif. Sel odontogen ini berasal dari
pembentukannya di rahang dan sisa-sisa epitel. Fibroma odontogen dibagi menjadi
dua macam yaitu fibroma odontogen sentral dan fibroma odontogan peripheral.
a. Fibroma odontogen sentral ( Intraosseus fibroma odontogen)

Patogenesis
Fibroma odontogen sentral berasal dari bagian mesenkim pembentuk gigi
seperti dental folikel,dental papilla dan ligament periodontal

Gambaran klinis
Fibroma odontogen umumnya terjadi pada rentang usia 23-37 tahun dan
lebih sering terjadi pada wanita. Pada fibroma odontogen jenis ini, 60%
terjadi mada maksila dari anterior sampai M1 dan 50% terjadi di
mandibula pada gigi P sampai M1. Ada sedikit kasus di mandibula yang
berhubungan dengan M3 yang tidak erupsi. Umumnya lesi ini tidak
menimbulkan keluhan jika ukurannya masih kecil. Nmaun, jika ukuran
lesi membesar menyebabkan ekspansi tulan dan gigi goyang akibat
adanya resorpsi akar.

Gambaran Radiografi
Secara radiografi, lesi berukuran kecil, berbatas jelas, unilokuler,
radiolusen di apical gigi yang erupsi. Jika lesi besar maka nampak
radiolusen multilokuler. Ada beberapa lesi yang memiliki tepi sklerotik.
Namun paada kasus ini, juga dapat timbul lesi radiopak yang samar-samar
jika terjadi kalsifikasi pada lesi tersebut. Secara radiografis juga

ditemukan adanya resorpsi akar dan akar yang divergen jika lesi tersebut
berada di antara gigi.

Gambaran HPA
Secara HPA, lesi ini dibagi menjadi fibroma odontogen sederhana dan
kompleks
1. Fibroma odentogen sederhana
Lesi ini berasal dari dental folikel. Secara HPA akan menunjukkan
adanya fibrolas-fibroblas stellate yang bergelung, fibril-fibril kolagen
yang jelas sebagai bahan dasar dan adanya sisa epitel odontogen.Pada
lesi ini kadang ditemukan kalsifikasi distropik.
2. Fibroma odontogen kompleks
Lesi ini berasal dari ligament periodontal. Secara HPA, menunjukkan
adanya jaringan ikat fibrous selluler yang jelas, serabut-serabut
kolagen dalam jalinan bundle serta epitel odontogen berbentuk
untaian panjang.

b. Fibroma Odontogen Periferal (Extraosseus fibroma odontogen)


Fibroma odontogen jenis ini terdapat pada gingival dan disalahartikan sepagai
fibrous epulis. Namun dapat dibedakan secara HPA dengan ditemukannya
sisa-sisa epitel odontogen pada fibroma odontogen periferal ini. Lesi ini
berasal dari epitel gingival yang berlebih atau sisa-sisa dental lamina.

Gambaran Klinis
Secara klinis, lesi ini berwarna merah muda, keras, tak bertangkai di
attached gingival gigi anterior. Lesi ini lebih sering terjadi di mandibula.
Ukuran lesi sekitar 1-3 cm pada gigi anterior sampai P 2. Juga dapat terjadi
eritema atau ulser di permukaan yang merupakan hasil dari trauma.

Gambaran Radiografi
Lesi nampak terjadi kalsifikasi daripada sentral fibroma odontogen

Gambaran HPA

Secara HPA, terdapat jaringan fibrous kolagen dan seluler, helaian sisa
epitel dan terjadi kalsifikasi
2. ODONTOGENIC MYXOMA
Merupakan suatu tumor jinak odontogen yang jarang terjadi dan berasal dari
dental mesenkim atau ligament periodontal.Tumor ini bersifat invasive local dan
aggresif.Yang dimaksud Agresif disini adalah bukan agresif dalam mempercepat
pertumbuhan tumor, tapi agresif dalam desakan antar sel yang berproliferasi tanpa
menimbulkan kerusakan pada sel-sel yang normal dan bersifat lambat. Etiologi dari
tumor ini sampai sekarang masih belum diketahui.
Gejala Klinis
Gejala klinis dari tumor ini adalah terdapat tooth displacement,root resorption
dan ekspansi rahang.Umumnya banyak terjadi pada perempuan daripada laki-laki.
Dan banyak terjadi pada daerah mandibula daripada maksila.
Gambaran Radiografis
Untuk gambaran radiografi dari tumor ini adalah berupa radiolusen dimana
bisa terjadi dalam bentuk unilokuler dan
multilokuler,yang paling banyak terjadi
pada tumor ini adalah gambaran radiografi
yang

multilokuler

berupa

honey

comb.Selain itu pada gambaran radiografi


juga sering terlihat adanya gambaran root
resorption dan ekspansi tulang kortikal.
Gambaran Mikroskopik
Gambaran HPA dari odontogenic mixoma ini adalah berupa degenerasi
myxoid yaitu degenerasi dimana pada stroma jaringan ikat terdapat lendir dan juga
vaskularisasi yang hampir tidak ada.Di dalam stroma jaringan ikat juga terdapat
fibroblast-fibroblast dan terdapat star cell .Star cell sendiri terbentuk karena sel pada
jaringan epitel terdesak satu dengan lainya,sehingga membuat sel epitel tersebut pipih
dan akhirnya membuat bentukan seperti bintang,yang biasa disebut star cell.

(1) Menunjukan proliferasi sel-sel myxoid/star cell (2) Kapsul fibrous

3. CEMENTOBLASTOMA
Cementoblastoma merupakan tumor jinak odontogen yang berasal dari
jaringan ektomesenkim tanpa melibatkan epitel odontogen. Dimana cementoblastoma
itu sendiri terjadi karena adanya deposit sementum berlebih di sekitar apeks gigi.

Patogenesis
Sementum mulai terbentuk ketika pembentukan mahkota gigi selesai. Sel

epitel dari inner enamel epitelium dan outer enamel epitelium pada daerah pertemuan
akan membentuk akar, setelah itu pada akar akan ditemukan sel-sel dari dental papilla
yang akan membentuk dentin pada akar dan akan menandakan adanya perpanjangan
pada akar. Dengan adanya akar yang memanjang, sel-sel mesenkim pada kantung gigi
yang berada dekat pada daerah perpanjangan akar akan berdifferensiasi menjadi
sementoblas yang akhirnya akan membentuk sementum. Sementum terus
berkembang membentuk lapisan sementum yang baru. Jika ada gangguan dari luar
berupa trauma pada daerah periodontal, pembentukan sementum tidak akan terkontrol
dan akhirnya terjadi deposit berlebih dari sementum di sekitar apeks gigi yang
dinamakan cementoblastoma.

Gambaran Klinis
Sementoblastoma sering terjadi pada dekade kedua atau ketiga kehidupan,

dimana sering terjadi pada usia kurang dari dua puluh lima tahun. Prevalensi
menunjukan bahwa tumor jinak ini lebih sering ditemukan pada mandibula
dibandingkan pada maksila, dan sering terjadi pada regio posterior dibandingkan
anterior. Dimana gigi yang sering terkena adalah gigi molar dan premolar. Dari

gambaran klinis terlihat resorpsi akar dan tumor yang benar-benar melekat pada
apeks akar gigi yang terkena. Umumnya asimptomatik karena memang tidak ada
infeksi, tetapi apabila lesi cukup besar maka akan menunjukan suatu ekspansi tulang
sehingga terjadi pembengkakkan pada regio yang terlibat.

Buccal view. Terlihat sementoblastoma yang melekat pada


apeks akar gigi premolar dan telah meresorpsi akar gigi
tersebut

Gambaran Radiografis
Pada gambaran radiografis, telihat suatu gambaran radiopak yang melekat

pada apeks gigi karena memang terdiri dari massa yang padat, tetapi memiliki batas
lesi dengan jaringan sekitarnya yang dipisahkan oleh suatu gambaran radiolusen tipis
yang merupakan kapsul jaringan fibrous yang mengalami atropi.

Sementoblastoma pada apeks akar gigi molar dua kanan yang sudah mengalami resorpsi akar.

Gambaran Mikroskopik

Lesi merupakan jaringan kalsifikasi mirip tulang, seluler, banyak terdapat


pembuluh darah dan terlihat melekat pada apeks gigi penyebab. Selain itu batas lesi
dipisahkan oleh suatu kapsul jaringa ikat dari tepi tulang normal.

Terjadi resorpsi akar gigi oleh


sementoblastoma dengan pulpa yang
masih vital dan dentin yang sebagian
diserap dan menyatu dengan
sementoblastoma

Stroma jaringan ikat berisi


pembuluh darah dan sel-sel dengan
bentukan pulau-pulau dan
trabekula sementum. Sementoblas
terlihat berada ditepi pulau
sedangkan sementoklas menyebar.

DAFTAR PUSTAKA
Balasi,SM. 2009. Textbook of Oral & Maxillofacial Surgery. New Delhi: Elsevier
Ghom, Anil G., dkk. 2010. A Benign Cementoblastoma. Journal of Indian Academy
of Oral Medicine and Radiology; 22(1)
Purkait, Swapan. 2003. Essentials of Oral Pathology. New Delhi: Ditendar.
Syafriadi, Mei. 2008. Patologi Mulut : Tumor Neoplastik dan Non Neoplastik
Rongga Mulut. Yogyakarta: Andi Offset
Woo, Sook Bin. 2012. Oral Pathology: A Comprehensive Atlas and Text.
Philadelphia: Elsevier
Regezi, Joseph A. 1999. Oral Pathology Clinical Pathologic Correlations Ed. 3th.
Philadelphia: W. B. Saunders Company
Burkets. 1994. Oral Medicine.Philadelphia :J.B Lippincott
White, Stuart C & Pharoah, Michael J.. 2009. Oral Radiology : Principles and
Interpretation. Mosby : ELSEVIER.
Aliah, Syarifah. 2012. Gambaran Radiografis Calcifying Epithelial Odontogenic
Tumor (Pindborg Tumor) pada Mandibula. Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara.

Anda mungkin juga menyukai