Anda di halaman 1dari 2

Penatalaksanaan Pneumokoniosis Akibat Batubara

Pengobatan untuk pneumokoniosis baik simple atau complicated pneumoconiosis akibat


batubara adalah dengan memberikan terapi simptomatik. Oksigen dibutuhkan sebagai upaya
untuk menangani hipoksemia. Tidak ada bukti yang mendukung hipotesis bahwa mengeluarkan
penambang dari lingkungan pertambangan akan menyembuhkan penyakit, bila progesivitas
perkembangan fibrosis pada paru akibat menghirup debu batubara telah dimulai. Oleh karena itu,
dibutuhkan pemeriksaan radiografi dada penambang untuk memantau perkembangan
pneumoconiosis akibat batubara. Menyarankan pekerja yang telah terdiagnosis pneumokoniosis
akibat batubara sederhana (simple pneumoconiosis) untuk pindah kerja pada profesi dengan
paparan debu rendah. Berhenti merokok juga sangat dianjurkan bagi pasien yang terdiagnosis
pneumoconiosis akibat batubara.
Oksigen dan bronkodilator diberikan sesuai kebutuhan. Semua pasien harus menerima imunisasi
untuk influenzae dan pneumokokus. Dapat pula terjadi kemungkinan infeksi mikobakteri pada
pasien yang ditandai dengan turunnya berat badan, batuk kronis, demam, atau berkeringat di
malam hari. Sebuah studi retrospektif mencatat hasil klinis yang baik setelah transplantasi paru
dalam kelompok kecil pasien dengan pneumokoniosis akibat batu bara. Pengangkatan paru asli
tidak bermasalah, dan tidak ada komplikasi yang ditemukan selama periode perioperatif dan
pasca operasi. Selanjutnya, tidak ada komplikasi paru pada pasien yang menjalani transplantasi
paru tunggal.
Pneumokoniosis tidak dapat mengalami perbaikan ataupun berkurang progresivitasnya hanya
dengan menjauhi pajanan. Tata laksana simptomatik adalah upaya kuratif yang dapat diberikan.
Bila terjadi bronkoplasma yang reversible dapat diberikan terapi bronkodilator dengan
theophylline atau aminophylline. Pasien dapat diberi amine simfatomimetik oral atau inhalasi,
kortikosteroid atau aerosol natrium cromolyn. Fisioterapi dada yaitu dengan membuat batuk
yang terkontrol dan dilakukan drainase bronkial segmental. Tidak ada medikamentosa yang
efektif yang dapat menyembuhkan secara total kelainan ataupun menghentikan progesivitas
pneumoconiosis.

Sumber :
http://emedicine.medscape.com/article/297887-treatment#d8
1. Morgan WK, Seaton A. Occupational Lung Diseases. Philadelphia, Pa: WB Saunders;
1975. 149-210.
2. Wade WA, Petsonk EL, Young B, Mogri I. Severe occupational pneumoconiosis among
West Virginian coal miners: one hundred thirty-eight cases of progressive massive
fibrosis compensated between 2000 and 2009. Chest. 2011 Jun. 139(6):1458-62.

3. Kuempel ED, Wheeler MW, Smith RJ, Vallyathan V, Green FH. Contributions of dust
exposure and cigarette smoking to emphysema severity in coal miners in the United
States. Am J Respir Crit Care Med. 2009 Aug 1. 180(3):257-64. [Medline].
4. Nemery B. Coal worker's lung: not only black, but also full of holes. Am J Respir Crit
Care Med. 2009 Aug 1. 180(3):199-200.
5. Haselton PS. Spencer's Pathology of the Lung. 5th ed. New York, NY: McGraw-Hill;
1996. 475-83.
6. Boitelle A, Gosset P, Copin MC, et al. MCP-1 secretion in lung from nonsmoking
patients with coal worker's pneumoconiosis. Eur Respir J. 1997 Mar. 10(3):557-62.

Anda mungkin juga menyukai