Anda di halaman 1dari 27

DEPARTEMEN PROSTODONSIA

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS HASANUDDIN
Karya Tulis Ilmiah
24 November 2016

SPRING CANTILEVER : KAPAN DAN MENGAPA SEBUAH LAPORAN


KLINIS
(Spring Cantilever : When and Why A Clinical Report)

Nama
Stambuk
Pembimbing
Hari/ Tanggal
Tempat
Sumber

: Ikramullah Mahmuddin
: J111 12 269
: drg. Eri Hendra Jubhari, M.Kes., Sp.Pros
: Kamis/ 24 November 2016
: RSGMP Kandea
: International Journal Of Scientific Study Case
Reports & Reviews. 2014 ; 1(4) : 1-4

DIBACAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


DEPARTEMEN PROSTODONSIA
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2016

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Kehilangan gigi anterior rahang atas dapat menimbulkan masalah yang lebih
kompleks karena melibatkan masalah penampilan seseorang, sehingga diperlukan
penggantian gigi dengan gigi tiruan yang mengutamakan fungsi estetik. Berbagai
faktor yang mempengaruhi estetika dapat memotivasi pasien untuk mencari
perawatan prostodontik.1
Dengan kemajuan dalam ilmu bahan dan teknologi bonding, restorasi gigi
anterior yang hilang dapat ditangani dengan implan dan porcelain-fused-to-metal
konvensional serta gigi tiruan sebagian cekat resin-bonded. Pilihan perawatan
bergantung dari keinginan dan kondisi pasien.2
Pada beberapa kasus, gigi yang drifting ke daerah edentulous dapat
mengurangi ruang pontik yang tersedia; sedangkan sebuah diastema yang ada
sebelum ekstraksi dapat mengakibatkan lebar mesiodistal berlebihan untuk ruang
pontik. Dalam kasus yang terdapat ruang edentulous berlebihan, dan prosedur
pembedahan yang tidak dapat dilakukan, maka varian dari gigi tiruan sebagian
cekat dengan prinsip cantilever dapat dipertimbangkan. Cantilever pada gigi
tiruan cekat, beberapa kali juga dikenal sebagai pontik yang melayang, direct
extension bridge, akhiran bebas, swing-on atau throw-off bridge. Gigi tiruan ini
adalah jenis gigi tiruan sebagian cekat yang pontiknya adalah cantilever, yaitu
dipertahankan dan didukung hanya pada salah satu akhiran oleh satu atau lebih
abutment.2

Singkatnya, spring bridge mirip dengan cantilever bridge yaitu gigi tiruan
cekat yang hanya mempunyai satu akhiran; oleh karena itu dinamakan spring
cantilever bridge. Spring bridge pada dasarnya tissue-support tetapi retainernya
merupakan gigi penyangga. Selain itu, gaya mastikasi pada pontik diserap oleh
dukungan mukoperiosteum palatal dan seluruh gayanya akan menghilang sebelum
mencapai gigi penyangga yang hanya bertindak sebagai penahan bridge di daerah
tersebut.1
Tujuan penulisan

Tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini adalah untuk mengetahui alasan
penggunaan gigi tiruan sebagian cekat tipe spring cantilever.

TINJAUAN PUSTAKA

Gigi Tiruan Sebagian Cekat


Gigi tiruan sebagian cekat merupakan piranti prostetik permanen yang
melekat pada gigi yang masih tersisa, yang menggantikan satu atau lebih
kehilangan gigi. Jenis restorasi ini telah lama disebut dengan gigi tiruan
jembatan.3
Gigi tiruan cekat merupakan suatu restorasi gigi yang dilekatkan atau
dipasang secara permanen pada gigi alami atau akar gigi alami yang merupakan
pendukung utama dari restorasi tersebut.4
Gigi tiruan sebagian cekat merupakan sebuah prostesis gigi yang direkatkan,
disekrup, atau secara mekanis terpasang secara aman ditahan pada gigi alami, akar
gigi, dan/atau abutment implan gigi.5

Komponen Gigi Tiruan Sebagian Cekat


Gigi tiruan sebagian cekat terdiri dari beberapa komponen, yaitu retainer,
pontik, konektor, abutment, dengan uraian sebagai berikut:4
1. Retainer
Retainer dalam gigi tiruan sebagian cekat didefenisikan sebagai bagian dari
gigi tiruan sebagian cekat yang menyatukan abutment dengan restorasi.
Retainer merupakan mahkota atau restorasi lainnya yang disementasi pada
abutment (Gambar 1).4

2. Pontik
Pontik merupakan bagian dari gigi tiruan sebagian cekat yang menggantikan
gigi asli yang hilang, mengembalikan fungsi dan menempati ruang dari gigi
yang hilang. Pontik dapat didefinisikan sebagai sebuah gigi artifisial pada gigi
tiruan sebagian cekat yang menggantikan gigi yang hilang, mengembalikan
fungsinya, dan biasanya mengisi ruang yang sebelumnya diisi oleh gigi alami
(Gambar 1).4

Gambar 1. Pontik (P), Retainer (R)


(Sumber : Nallaswamy D. Textbook of prosthodontics. New Delhi : Jaypee Brothers Medical
Publishers; 2003. P. 503)

3. Konektor
Konektor pada gigi tiruan sebagian cekat dapat didefinisikan sebagai bagian
dari gigi tiruan sebagian cekat yang menyatukan retainer dan pontik.
Konektor ditunjukkan oleh tanda panah pada gambar 2.4

Gambar 2. Konektor rigid pada fixed-fixed bridge


(Sumber : Nallaswamy D. Textbook of prosthodontics. New Delhi : Jaypee Brothers Medical
Publishers; 2003. P. 505)

4. Abutment
Abutment merupakan sebagian dari gigi, atau sebagian dari implant gigi yang
berfungsi untuk mendukung dan/atau mempertahankan sebuah prostesis.

Jenis-Jenis Gigi tiruan Sebagian Cekat


Terdapat beberapa jenis gigi tiruan sebagian cekat, antara lain :4,6
a. Conventional fixed partial dentures
Merupakan jenis yang paling umum digunakan dari gigi tiruan sebagian
cekat. Desain melibatkan fabrikasi dari gigi tiruan sebagian cekat, yang
mengambil dukungan dari abutment di kedua sisi ruang edentulous (Gambar
3). Desain mungkin bervariasi sesuai dengan kondisi abutment tetapi abutment
di kedua sisi harus dapat mendukung gigi tiruan sebagian cekat.4

Gambar 3. Gigi tiruan sebagian cekat konvensional


(Sumber : Nallaswamy D. Textbook of prosthodontics. New Delhi : Jaypee Brothers Medical
Publishers; 2003. P. 603)

b. Cantilever fixed partial dentures


Sebuah gigi tiruan sebagian cekat cantilever digunakan ketika dukungan
hanya dapat diperoleh dari satu sisi ruang edentulous (Gambar 4). Gigi
abutment di sisi dukungan harus cukup kuat untuk menahan kekuatan torsi
tambahan.4 Pada cantilever bridge ini, gigi penyangga dapat mengatasi beban
oklusal dari gigi tiruan (Gambar 5).6 Dukungan dapat diperoleh dari lebih dari
satu gigi pada sisi yang sama dari ruang edentulous.4

Gambar 4. Gigi tiruan sebagian cekat cantilever


(Sumber : Nallaswamy D. Textbook of prosthodontics. New Delhi : Jaypee Brothers Medical
Publishers; 2003. P. 603)

Gambar 5. Cantilever bridge


(Sumber: Barclay CW, Walmsley AD. Fixed and removable prosthodontics. 2 nd ed. Tottenham:
Churchill livingstone; 2001.p. 120)

c. Spring cantilever fixed partial dentures


Ini adalah cantilever bridge khusus yang dirancang khusus untuk
menggantikan gigi insisivus rahang atas tetapi gigi tiruan ini hanya dapat
mendukung satu pontik (Gambar 6). Dukungan diperoleh dari abutment
posterior (biasanya molar satu atau sepasang premolar yang displint).4
Gigi tiruan ini didukung oleh sebuah bar yang dihubungkan ke gigi atau
penyangga gigi. Lengan dari bar yang berfungsi sebagai penghubung ini
dapat dari berbagai panjang, tergantung pada posisi dari lengkung gigi
penyangga dalam kaitannya dengan gigi yang hilang (Gambar 7).6 Bar ini
dirancang untuk beradaptasi erat dan memperpanjang atas jaringan lunak
langit-langit

mulut.

bar

harus

sedikit

tipis

dan

tahan

sehingga

mendistribusikan kekuatan pengunyahan pada jaringan lunak sepanjang


jalurnya. Konektor tidak harus sangat tipis karena mungkin mengalami
deformasi permanen di bawah beban pengunyahan.4

Jenis gigitiriruan ini digunakan pada pasien yang kehilangan gigi anterior
dengan satu gigi yang hilang atau terdapat diastema di sekitar anterior gigi
yang hilang.6
Kelebihan :4
1. Dapat digunakan untuk kasus-kasus diastema.
2. Retainer mahkota logam yang memerlukan persiapan gigi minimal,
dapat digunakan pada gigi posterior untuk menggantikan gigi seri yang
hilang.
Kekurangan :4
1. Konektor bar dapat mengganggu saat berbicara dan pengunyahan
2. Deformasi dari bar konektor dapat menghasilkan perpindahan koronal
pontik.
3. Mungkin terdapat retensi makanan di bawah konektor bar, yang dapat
menyebabkan hiperplasia jaringan.

Gambar 6. Gigi tiruan sebagian cekat cantilever spring


(Sumber : Nallaswamy D. Textbook of prosthodontics. New Delhi : Jaypee Brothers Medical
Publishers; 2003. P. 604)

Gambar 7. Spring cantilever bridge


(Sumber: Barclay CW, Walmsley AD. Fixed and removable prosthodontics. 2 nd ed.
Tottenham: Churchill livingstone; 2001.p. 122)

d. Fixed-fixed partial dentures


Suatu gigi tiruan yang pontiknya didukung secara kaku pada kedua sisi
oleh satu atau lebih gigi penyangga (Gambar 8). Pada bagian gigi yang hilang
yang terhubung dengan gigi penyangga, harus mampu mendukung fungsional
dari gigi yang hilang. Gigi tiruan sebagian cekat merupakan restorasi yang
kuat dan retentif untuk menggantikan gigi yang hilang dan dapat digunakan
untuk satu atau beberapa gigi yang hilang. Indikasi dari perawatan dengan
menggunakan fixed-fixed bridge yaitu jika gigi yang hilang dapat terhubung
dengan gigi penyangga yang mampu mendukung fungsional dari gigi yang
hilang (Gambar 9).

Gambar 8. Gigi tiruan sebagian cekat


(Sumber : Nallaswamy D. Textbook of prosthodontics. New Delhi : Jaypee Brothers Medical
Publishers; 2003. P. 604)

Gambar 9. Fixed-fixed bridge pada gigi insisivus sentralis


(Sumber: Barclay CW, Walmsley AD. Fixed and removable prosthodontics. 2 nd ed. Tottenham:
Churchill livingstone; 2001.p. 116)

e. Fixed movable partial dentures


Fixed movable partial dentures didefinisikan sebagai gigi tiruan sebagian
cekat yang mempunyai satu atau lebih konektor non-rigid (Gambar 10).4

Gambar 10. Fixed movable partial dentures menggunakan satu atau lebih
konektor non-rigid. Jika konektor nonrigid ditempatkan di sisi mesial pier
tengah abutment, gerakan mesial diarahkan akan menggeser kunci.
(Sumber : Nallaswamy D. Textbook of prosthodontics. New Delhi : Jaypee Brothers Medical
Publishers; 2003. P. 605)

f. Fixed removable partial dentures/removable bridge


Gigi tiruan cekat sebagian ini tidak dapat dilepaskan oleh pasien tetapi
dapat dengan mudah dilepaskan oleh dokter gigi (Gambar 11).4

10

Gambar 11. Fixed removable partial denture.


(Sumber : Nallaswamy D. Textbook of prosthodontics. New Delhi : Jaypee Brothers Medical
Publishers; 2003. P. 605)

g. Modified fixed removable partial dentures


Gigi tiruan ini dikembangkan oleh Andrew, maka mereka juga dikenal
sebagai sistem Andrews bridge (Gambar 12). Gigi tiruan ini diindikasikan
untuk punggung edentulous dengan defisit vertikal parah. Prostesis terdiri dari
komponen cekat dan komponen lepasan.

Gambar 12. Andrews bridge


(Sumber : Nallaswamy D. Textbook of prosthodontics. New Delhi : Jaypee Brothers Medical
Publishers; 2003. P. 606)

h. All metal fixed partial dentures


Gigi tiruan ini dibuat hanya menggunakan logam.
Karakteristik :
1. Gigi tiruan diindikasikan untuk menggantikan rahang atas dan bawah gigi
posterior.
2. Gigi tiruan tidak estetika.
3. Gigi tiruan memiliki kekuatan dan daya tahan maksimum.

11

i. Metal-Ceramic fixed partial dentures


Metal-ceramic fixed partial dentures terdiri dari dua jenis. Pada jenis pertama,
logam ini dikelilingi oleh porselen pada semua permukaan (Gambar. 13a).
Pada jenis yang kedua, permukaan lingual dan oklusal dibentuk oleh logam
dan hanya permukaan labial serta gingival saja yang dibentuk oleh porselen.
Restorasi ini juga disebut sebagai porcelain facings atau porcelain veneers
(Gambar. 13b).

(a)

(b)

Gambar 13. (a) Metal keramik retainer dengan metal copping. (b) Metal keramik
retainer dengan inti metal dan hanya pada bagian fasial diberikan veener porselen.
(Sumber : Nallaswamy D. Textbook of prosthodontics. New Delhi : Jaypee Brothers Medical
Publishers; 2003. P. 607)

j. All ceramic fixed partial dentures


Semua gigi tiruan parsial keramik yang dibuat hanya menggunakan
keramik. Semua keramik tidak tahan fraktur, maka, mereka tidak dibuat
sebagai retainer yang baik. Namun, porselen alumina-diperkuat (inceram)
memiliki kekuatan yang cukup untuk digunakan sebagai retainer yang baik.
k. All acrylic fixed partial dentures
Karakteristik
Hanya diindikasikan untuk prostesis sementara atau interim jangka panjang.
Dapat digunakan untuk membuat splints periodontal tetap.
Ketahanan aus yang buruk.

12

Mudah untuk membuat dan menyesuaikan


Secara estetika menyenangkan.
l. Veeners
Veneer adalah lapisan restorasi ditempatkan di atas permukaan labial gigi.
Mereka terutama digunakan sebagai tambahan estetika gigi berubah warna
atau retak.
m. Short span bridges
Short span bridges merupakan gigi tiruan cekat sebagian sederhana, yang
menggantikan satu atau dua gigi, dan gigi di kedua sisi merupakan abutment
yang ideal. Gigi tiruan ini dianggap ideal karena memiliki kekuatan torquing
minimal. Misalnya pada penggantian gigi molar pertama (Gambar 14).

Gambar 14. Sebuah short span 3 unit gigi tiruan sebagian cekat.
(Sumber : Nallaswamy D. Textbook of prosthodontics. New Delhi : Jaypee Brothers Medical
Publishers; 2003. P. 608)

n. Long span bridges


Long span bridges menunjukkan suatu kondisi dimana dua atau lebih gigi
harus diganti dan lebih dari satu abutment harus digunakan untuk dukungan di
kedua sisi (Gambar 15).4

13

Gambar 15. Long span gigi tiruan sebagian cekat menggantikan satu atau lebih
gigi (pada gambar menggantikan dua premolar).
(Sumber : Nallaswamy D. Textbook of prosthodontics. New Delhi : Jaypee Brothers Medical
Publishers; 2003. P. 608)

o. Permanent or definitive Prosthesis


Istilah ini menunjukkan semua gigi tiruan sebagian cekat konvensional
dimasukkan sebagai perawatan definitif atau perawatan akhir (Gambar 16).

Gambar 16. Abutment premolar ganda di kedua sisi diperlukan untuk mendukung
long span gigtiruan sebagian cekat mengganti semua gigi anterior.
(Sumber : Nallaswamy D. Textbook of prosthodontics. New Delhi : Jaypee Brothers Medical
Publishers; 2003. P. 607)

p. Long term temporary bridge


Gigi tiruan ini biasanya terbuat dari resin akrilik. Mereka dirancang untuk
digunakan selama beberapa minggu ke bulan.
q. Fixed partial dentures splints
Splinting baik pada sisi yang sama atau di kedua sisi merupakan tambahan
yang diperlukan untuk perawatan periodontal pada gigi yang terlibat.
Unilateral splint menunjukkan bergabungnya dua atau lebih gigi di salah satu
bidang segmen lengkung rahang (Gambar 17a). Bilateral splint mungkin

14

melibatkan dua atau lebih segmen lengkung rahang atau melibatkan seluruh
lengkung rahang (Gambar 17b).4

(a)

(b)

Gambar 17. (a) Unilateral splint. (b) Bilateral splint.


(Sumber : Nallaswamy D. Textbook of prosthodontics. New Delhi : Jaypee Brothers Medical
Publishers; 2003. P. 610)

r. Fibre-reinforced composite resin bridge


Fibre-reinforced composite resin bridge pada dasarnya merupakan bridge
yang diperkuat oleh sebuah bar dari glass fibre yang dibangun dengan
komposit indirect pada bagian posterior (Gambar 18).4

Gambar 18. Sementasi fibre reinforced bridges


(Sumber : Nallaswamy D. Textbook of prosthodontics. New Delhi : Jaypee Brothers Medical
Publishers; 2003. P. 612)

15

s. Resin-bonded fixed partial dentures


Seperti namanya, merupakan gigi tiruan sebagian cekat yang disemen ke
abutment menggunakan resin khusus (Gambar 19).4

Gambar 19. Maryland resin-bonded gigi tiruan sebagian cekat.


(Sumber : Nallaswamy D. Textbook of prosthodontics. New Delhi : Jaypee Brothers Medical
Publishers; 2003. P. 613)

16

LAPORAN KASUS

Kasus yang disajikan di sini adalah tentang seorang pasien wanita berusia
40 tahun dilaporkan ke Departemen Prostodonsia, dengan kehilangan gigi
insisivus lateral kanan rahang atas (Gambar 20). Pada pemeriksaan intraoral,
ruang edentulous anterior yang kehilangan gigi insisivus lateral mengalami
peningkatan lebar mesio-distal, karies yang melibatkan premolar kedua kanan dan
rasio mahkota-akar dari gigi yang berdekatan dikompromikan (Gambar 21).2

Gambar 20. Sebelum Perawatan


(Sumber : Kumar HSK, Bhat S, Patil SG, Madhavan S, Kulkarni R. Spring cantilever : when and
why- a clinical report. International Journal Of Scientific Study Case Report & Reviews 2014;
1(4) : 2)

17

Gambar 21. Sebelum Perawatan Tampak Dekat


(Sumber : Kumar HSK, Bhat S, Patil SG, Madhavan S, Kulkarni R. Spring cantilever : when and
why- a clinical report. International Journal Of Scientific Study Case Report & Reviews 2014;
1(4) : 2)

Implan gigi tunggal dan gigi tiruan sebagian lepasan menjadi perawatan
alternatif. Jika dibandingkan dengan perawatan yang lain, implan akan
memerlukan prosedur operasi dan perawatan yang lebih berkepanjangan. Pasien
tidak bersedia untuk perawatan prostesis lepasan atau operasi untuk penempatan
implan dan ingin perawatan alternatif lainnya yaitu menggunakan gigi tiruan
sebagian cekat pada gigi insisivus lateral kanan.2
Pasien tidak diberikan perawatan gigi tiruan sebagian cekat konvensional
untuk menghindari keterlibatan yang tidak perlu pada gigi yang berdekatan, dan
juga kebutuhan mahkota pada gigi posterior, jenis bar dari spring cantilever
bridge direncanakan untuk menutupi ruang edentulous. Dengan demikian,
premolar kedua diputuskan sebagai dukungan abutment karena keterlibatan
karies.2

18

PROSEDUR
Restorasi dan preparasi gigi dilakukan dalam kaitannya dengan premolar
kedua kanan, dengan akhiran sedikit subgingiva. Prosedur retraksi dilakukan,
pencetakan dengan polyvinyl siloxane dilakukan menggunakan teknik reline putty
dalam sendok cetak rim-lock dan cor dituangkan.2
Perlu diingat, bahwa palatal bar konektor harus panjang, tipis, dan tahan,
palatal bar konektor harus diperluas dari daerah posterior, erat beradaptasi dengan
permukaan palatal sehingga sebagian didukung oleh jaringan lunak. Pola malam
untuk konektor ini dibuat menggunakan 0,8 mm 4 mm casting strip wax,
memanjang dari premolar kedua menuju ruang edentulous (Gambar 22).2

Gambar 22. Model Malam


(Sumber : Kumar HSK, Bhat S, Patil SG, Madhavan S, Kulkarni R. Spring cantilever :
when and why- a clinical report. International Journal Of Scientific Study Case Report & Reviews
2014; 1(4) : 2)

Prosedur laboratorium yang umum menggunakan konstruksi gigi tiruan


sebagian cekat konvensional logam-keramik. Pencobaan logam dilakukan untuk

19

memeriksa perpanjangan, adaptasi, kecocokan dari casting (Gambar 23). Keramik


telah selesai dibangun, dan bridge disemen (Gambar 24).2

Gambar 23. Pencobaan Logam


(Sumber : Kumar HSK, Bhat S, Patil SG, Madhavan S, Kulkarni R. Spring cantilever : when and
why- a clinical report. International Journal Of Scientific Study Case Report & Reviews 2014;
1(4) : 2)

Gambar 24. Setelah Perawatan


(Sumber : Kumar HSK, Bhat S, Patil SG, Madhavan S, Kulkarni R. Spring cantilever : when and
why- a clinical report. International Journal Of Scientific Study Case Report & Reviews 2014;
1(4) : 3)

20

PEMBAHASAN
Sebuah bar cantilever menurut definisi Tylman yang dikutip oleh Kumar
dkk2, adalah bar yang didukung oleh hanya satu dukungan tetap di salah satu
ujungnya. Prinsip cantilever telah diterapkan di dua cara, yaitu pada
pengembangan spring cantilever bridge, pontik didukung oleh sebuah bar yang
melekat pada retainer jarak jauh terletak, dan pada direct cantilever bridge, pontik
melekat pada sebuah retainer yang berdekatan.2
Salah satu desain di spring cantilever bridge adalah pontik yang terhubung
ke retainer pada konektor bar palatal fleksibel yang cukup panjang. Jadi
menyerupai sebuah bridge yang cekat hanya pada salah satu ujungnya. Oleh
karena itu dinamakan "spring cantilever bridge". Pada dasarnya spring cantilever
merupakan sebuah dukungan-jaringan tetapi retainer tetap pada gigi. Kekuatan
pengunyahan yang bekerja pada pontik diserap oleh dukungan mucoperiosteum
palatal dan benar-benar hilang sebelum mencapai gigi abutment. Jarak antara gigi
dapat dipertahankan atau bahkan diubah berdasarkan keinginan pasien. Akan
tetapi dalam kedokteran gigi adesif, desain yang sama dapat digunakan hanya saja
permukaan yang cocok dari cast retainer harus dietsa, dan disemen resin. Menurut
literatur terbaru dua fixed-fixed dan dua cantilever resin-retained palatal bar
konektor bridge telah dilaporkan, namun palatal bar konektor pendek dan pontik
yang kaku terhubung ke retainer mereka.2
Konektor palatal pada spring cantilever gigi tiruan sebagian adalah jenis
konektor lingkaran. Namun konektor tersebut panjang, tipis, dan memiliki bar
yang kuat, bisa disesuaikan pada bagian palatal sehingga dapat terdukung oleh

21

jaringan lunak. Untuk menghubungkan pontik pada gigi posterior membutuhkan


mahkota penuh. Gigi dibagian posterior telah digunakan sebagai abutment untuk
mengganti gigi anterior rahang atas yang disertai diastema, dengan menggunakan
resin bonded spring cantilever fixed partial denture.7
Dalam artian ketika diastema dibutuhkan pada salah satu daerah pontik,
spring bridge adalah pilihan sebagai retainer yang ditempatkan pada gigi
penyangga posterior dan tidak dihubungkan pada gigi tetangganya. Spring bridge
juga dapat diindikasikan ketika gigi tetangga anterior pada daerah tidak bergigi
tidak mencukupi sebagai penyangga seperti a) kecilnya mahkota klinis yang
berbentuk pasak mengerucut yang akan mengurangi retensi, b) daerah permukaan
akar yang kecil dan atau rusaknya kondisi periodonsium yang membuat kurang
mampunya menahan beban berlebih, c) gigi tetangga anterior yang tampak baik
dimana tidak diperlukan pemotongan. Spring bridge tidak diindikasikan untuk
rahang bawah karena mukosanya lebih tipis, bentuk rahang yang akan ditempati
bar menutupi margin ginggiva, bar tidak akan didukung oleh jaringan mukosa
karena

kemungkinan

akan

menyebabkan

gigitan

terbalik

dan

adanya

kemungkinan besar untuk akumulasi kalkulus.1


Popularitas gigi tiruan sebagian cekat spring cantilever dimulai dari Essig
pada tahun 1897 dan berbagai modifikasi telah dilakukan sejak saat itu.
(Thompson pada tahun 1947, Kantorowicz pada tahun 1957, Heigeiway dan
Williams pada tahun 1962, Lemmer pada tahun 1963, Roussel pada tahun 1906
dan Johnstone pada tahun 1971). 2

22

Menurut Myers dan Nally yang dikutip oleh Kumar dkk2, Myers
membahas

bahaya

rotasi

abutment,

menunjukkan

bahwa

perlu

untuk

mempertimbangkan fakta-fakta seperti rasio mahkota-akar, besarnya dukungan


periodontal dan hubungan antara insisivus rahang atas dan rahang bawah selama
pengunyahan. Nally juga menarik perhatian pada cara ketika anterior bridge
dikenakan daya dorong palato-vestibular yang cenderung menghasilkan rotasi
sumbu utama mereka, tetapi membuat semuanya jelas bahwa fisiologi gerakan
penutupan rahang dan jenis oklusi harus dipertimbangkan. Beberapa keadaan
yang secara jelas kurang menguntungkan daripada yang lain. 2
Schweitzer dan Ewing telah menulis dalam cara yang terbatas pada prinsip
cantilever dan telah memberi penjelasan tentang restorasi cekat. Ewing
berpendapat bahwa, dalam banyak kasus pada pasien yang menggunakan prinsip
cantilever dalam menjaga keterbatasan biologisnya dapat memberikan restorasi
jangka panjang dan tidak menyebabkan kerusakan jaringan (Tabel 1). 2
Tabel 1 : Faktor Penting dari Cantilever Bridge
Perlekatan periodontal baik
Dukungan alveolar baik
Panjang akar, bentuk dan panjang mahkota menguntungkan
Hubungan arch-to-arch menguntungkan
Hubungan tooth-to-tooth menguntungkan
(Sumber : Kumar HSK, Bhat S, Patil SG, Madhavan S, Kulkarni R. Spring cantilever : when and
why- a clinical report. International Journal Of Scientific Study Case Report & Reviews 2014;
1(4) : 3)

Sebagai prinsip umum, pegangan untuk gigi tiruan cekat konvensional,


didukung oleh abutment di kedua ujungnya, adalah lebih disukai jika struktur gigi,
keselarasan dan dukungan periodontal memungkinkan hasil estetis dan
fungsional. Akan tetapi, terdapat keadaan tertentu ketika gigi tiruan jembatan
tidak akan memenuhi persyaratan ini dan protesa sebagian sebagai alternatif tidak

23

bisa ditoleransi, atau akan menghalangi karena potensi kerusakan jaringan


periodontal, atau hanya dengan alasan bahwa gigi tiruan akan terbukti tidak dapat
diterima secara sosial (Tabel 2 dan 3). 2
Tabel 2 : Indikasi
Gigi pada kedua sisi pontik yang diusulkan yang mungkin biasanya digunakan
sebagai penyangga untuk pegangan fixed tidak cocok dengan alasan morfologi,
patologi periodontal atau angulasi yang tidak menguntungkan.
Kebutuhan kosmetik tidak dapat dipenuhi oleh pegangan gigi tiruan cekat
konvensional
Kebutuhan untuk menghindari keterlibatan yang tidak perlu pada gigi merupakan
faktor utama atas dasar risiko pulpa, implikasi kosmetik atau perangai pasien
(Sumber : Kumar HSK, Bhat S, Patil SG, Madhavan S, Kulkarni R. Spring cantilever : when and
why- a clinical report. International Journal Of Scientific Study Case Report & Reviews 2014;
1(4) : 4)

Tabel 3 : Keuntungan
Estetika mudah dicapai
Waktu kunjungan klinis relatif singkat
Penyediaan diastema di kedua sisi pontik
Biasanya hanya satu abutment posterior diperlukan untuk mendukung bridge
Palatal bar yang fleksibel bertindak sebagai shock absorber mengurangi
kemungkinan fraktur pada keramik pontik
(Sumber : Kumar HSK, Bhat S, Patil SG, Madhavan S, Kulkarni R. Spring cantilever : when and
why- a clinical report. International Journal Of Scientific Study Case Report & Reviews 2014;
1(4) : 4)

Pemeliharaan kesehatan dan kenyamanan, kemudahan pelayanan dan


umur panjang dari protesa, pemulihan estetika dan fungsi telah menjadi perhatian
utama dalam prostesis cekat. Schwartz pada tahun 1970 telah melakukan survei
pada rentang hidup dan kemudahan pelayanan dari gigi tiruan sebagian cekat dan
melaporkan bahwa cantilever spring bridge mempunyai rentang hidup yang lebih
panjang 3-4 kali dari gigi tiruan sebagian cekat lainnya. Walton pada tahun 1986
melaporkan rerata rentang hidup bahkan lebih rendah pada gigi tiruan sebagian
cekat konvensional. Karies pada gigi abutment menyumbang sebagian besar
kegagalan, penyebab lainnya adalah fraktur porselen, restorasi yang tidak
tersementasi, estetika yang buruk, margin yang rusak, fraktur akar/gigi, penyakit

24

periodontal/mobilitas, keterlibatan periapikal dan konektor patah. Lui pada tahun


2008 melaporkan bahwa ketika sebuah spring bridge didesain secara bijaksana
maka dapat memuaskan permintaan pasien untuk mempertahankan ciri pribadi
mereka tentang jarak antara gigi. 2
Meskipun spring cantilever bridge memiliki palatal bar fleksibel
permanen yang panjang dan sulit dibuat oleh prostodontist dan dikenakan oleh
pasien, tetapi ketika dibuat dengan akurat dan tepat dipelihara oleh pasien, dapat
memberikan pelayanan bertahun-tahun secara terus menerus dalam fungsi dan
estetika. 1

25

PENUTUP

Kesimpulan
Artikel ini menjelaskan metode untuk menggantikan ruang edentulous
anterior yang luas dengan memodifikasi gigi tiruan cekat menggunakan spring
cantilever. Pemilihan kasus dan perencanaan yang matang dapat menghasilkan
gigi tiruan sebagian cekat spring cantilever menjadi jawaban yang paling estetik
dan ekonomis dalam kasus dengan peningkatan lebar mesiodistal anterior pada
ruang edentulous yaitu diastema harus dipertahankan. Kebersihan mulut yang
baik, motivasi pasien dan follow-up rutin berkontribusi pada rentang hidup yang
mengesankan.
Saran
Meskipun jarang digunakan, spring cantilever sering digunakan ketika
adanya diastema yang dibutuhkan pada perencanaan prostesis cekat seperti kasus
di atas. Oleh karena itu, perlu dilaporkan lagi kasus-kasus serupa lainnya
mengenai perawatan gigi tiruan sebagian cekat tipe spring cantilever untuk
menangani ruang edentulous lebar di anterior. Banyaknya contoh kasus yang
dirawat dengan gigi tiruan ini memungkinkan untuk dilakukan penelitian terhadap
daya tahan protesa dalam rongga mulut.

26

DAFTAR PUSTAKA

1.

Jain R, Shigli K, Sharma N, Palekar U. Anterior spring cantilever fixed


partial denture : a simple soulution to a complex prosthodontic dilemma.
National Journal of Dental Sciences & Research 2014; 1(2) : 38-41

2.

Kumar HSK, Bhat S, Patil SG, Madhavan S, Kulkarni R. Spring cantilever :


when and why- a clinical report. International Journal Of Scientific Study
Case Report & Reviews 2014; 1(4) : 1-4

3.

Shilingburg H, Hobo S, Whitsett L, Richard J, Brackett S. Fundamentals of


fixed prosthodontics. 3rd Ed. North Kimberly Drive: Quintessence Publishing
Co, Inc; 1997.p.1

4.

Nallaswamy D. Textbook of prosthodontics. New Delhi : Jaypee Brothers


Medical Publishers; 2003. P. 503-18, 603-20.

5.

Bruce W. Fixed partial dentures L options for the dentist and the patient.
Inside Dentistry [serial online] April 2011; 7(4). Available from URL :
https://www.dentalaegis.com/id/2011/04/fixed-partial-dentures.

Accessed

November, 2016.
6.

Barclay CW, Walmsley AD. Fixed and removable prosthodontics. 2nd ed.
Tottenham: Churchill livingstone; 2001.p. 115-22

7.

Mel A, Dhaded S, Sajjan C. Spring cantilever : simple solution to a complex


prosthodontics

dilemma;

case

report.

Available

from

URL

http://www.guident.net/prosthodontics/spring-cantilever-simple-solution-to-acomplex-prosthodontic-dilemma-a-case-report.html.

Accessed

November,

2016.

27

Anda mungkin juga menyukai