PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Secara umum, Good Governance adalah pemerintahan yang baik. Dalam versi World
Bank, Good Governance adalah suatu peyelegaraan manajemen pembangunan yang solid dan
bertanggung jawab yang sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar yang efisien, penghindaran
salah alokasi dana investasi dan pencegahan korupsi baik secara politik maupun secara
administratif menjalankan disiplin anggaran serta penciptaan legal dan politican framework bagi
tumbuhnya aktifitas usaha. Hal ini bagi pemerintah maupun swasta di Indonesia ialah
merupakan suatu terobosan mutakhir dalam menciptakan kredibilitas publik dan untuk
melahirkan bentuk manajerial yang handal.
Good Governance diIndonesia sendiri mulai benar benar dirintis dan diterapkan sejak
meletusnya era Reformasi yang dimana pada era tersebut telah terjadi perombakan sistem
pemerintahan yang menuntut proses demokrasi yang bersih sehingga Good Governance
merupakan salah satu alat Reformasi yang mutlak diterapkan dalam pemerintahan baru. Akan
tetapi, jika dilihat dari perkembangan Reformasi yang sudah berjalan selama 15 tahun ini,
penerapan Good Governance di Indonesia belum dapat dikatakan berhasil sepenuhnya sesuai
dengan cita cita Reformasi sebelumnya. Masih banyak ditemukan kecurangan dan kebocoran
dalam pengelolaan anggaran dan akuntansi yang merupakan dua produk utama Good
Governance.
Akan tetapi, Hal tersebut tidak berarti gagal untuk diterapkan, banyak upaya yang
dilakukan pemerintah dalam menciptakan iklim Good Governance yang baik, diantaranya ialah
mulai diupayakannya transparansi informasi terhadap publik mengenai APBN sehingga
memudahkan masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam menciptakan kebijakan dan dalam
proses pengawasan pengelolaan APBN dan BUMN. Oleh karena itu, hal tersebut dapat terus
menjadi acuan terhadap akuntabilitas manajerial dari sektor publik tersebut agar kelak lebih baik
dan kredibel kedepannya. Undang-undang, peraturan dan lembaga lembaga penunjang
pelaksanaan Good governance pun banyak yang dibentuk. Hal ini sangatlah berbeda jika
dibandingkan dengan sektor publik pada era Orde Lama yang banyak dipolitisir pengelolaannya
dan juga pada era Orde Baru dimana sektor publik di tempatkan sebagai agent of development
bukannya sebagai entitas bisnis sehingga masih kental dengan rezim yang sangat menghambat
terlahirnya pemerintahan berbasis Good Governance.
Rumusan Masalah
Bagaimana mewujudkan konsep good governance di Indonesia?
Apa saja prinsip-prinsip dari good governance?
Bagaimana kaitannya prinsip-prinsip good governance dalam pelayanan publik?
Tujuan
Untuk mengetahui bagaimana cara mewujudkan konsep good governance di indonesia.
Untuk mengetahui apa saja prinsip-prinsip good governance.
Untuk menjelaskan kaitan dari prinsip-prinsip good governance dalam pelayanan publik.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Mewujudkan Konsep Good Governance di Indonesia
Terjadinya krisis ekonomi di Indonesia antara lain disebabkan oleh tatacara
penyelenggaraan pemerintahan yang tidak dikelola dan diatur dengan baik. Akibatnya timbul
berbagai masalah seperti korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) yang sulit diberantas, masalah
penegakan hukum yang sulit berjalan, monopoli dalam kegiatan ekonomi, serta kualitas
pelayanan kepada masyarakat yang memburuk. Masalah-masalah tersebut juga telah
menghambat proses pemulihan ekonomi Indonesia, sehingga jumlah pengangguran semakin
meningkat, jumlah penduduk miskin bertambah, tingkat kesehatan menurun, dan bahkan telah
menyebabkan munculnya konflik-konflik di berbagai daerah yang dapat mengancam persatuan
dan kesatuan negara Republik Indonesia. Bahkan kondisi saat inipun menunjukkan masih
berlangsungnya praktek dan perilaku yang bertentangan dengan kaidah tata pemerintahan yang
baik, yang bisa menghambat terlaksananya agenda-agenda reformasi.
Konsep Good Governance sebenarnya telah lama dilaksanakan oleh semua pihak yaitu
Pemerintah, Swasta dan Masyarakat, namun demikian masih banyak yang rancu memahami
konsep Governance. Secara sederhana, banyak pihak menerjemahkan governance sebagai Tata
Pemerintahan. Tata pemerintahan disini bukan hanya dalam pengertian struktur dan manajemen
lembaga yang disebut eksekutif, karena pemerintah (government) hanyalah salah satu dari tiga
aktor besar yang membentuk lembaga yang disebut governance. Dua aktor lain adalah private
sektor (sektor swasta) dan civil society (masyarakat madani). Karenanya memahami governance
adalah memahami bagaimana integrasi peran antara pemerintah (birokrasi), sektor swasta dan
civil society dalam suatu aturan main yang disepakati bersama. Lembaga pemerintah harus
mampu menciptakan lingkungan ekonomi, politik, sosial budaya, hukum dan keamanan yang
kondusif. Sektor swasta berperan aktif dalam menumbuhkan kegiatan perekonomian yang akan
memperluas lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan, sedangkan civil society harus mampu
berinteraksi secara aktif dengan berbagai macam aktifitas perekonomian, sosial dan politik
termasuk bagaimana melakukan kontrol terhadap jalannya aktifitas-aktifitas tersebut.
Mewujudkan konsep good governance dapat dilakukan dengan mencapai keadaan yang
baik dan sinergi antara pemerintah, sektor swasta dan masyarakat sipil dalam pengelolaan
sumber-sumber alam, sosial, lingkungan dan ekonomi. Prasyarat minimal untuk mencapai good
good
governance,
diantaranya
(Efendi,
2005):
Peran pemerintah yang sangat berpengaruh, maka integritas dari para pelaku
pemerintahan cukup tinggi tidak akan terpengaruh walaupun ada kesempatan untuk melakukan
penyimpangan misalnya korupsi.
2.
politik. Bagi terwujudnya good governance konsep politik yang tidak/kurang demokratis yang
berimplikasi pada berbagai persoalan di lapangan. Maka tentu harus segera dilakukan perbaikan.
3.
Sistem Hukum
Menjadi bagian yang tidak terpisahkan disetiap penyelenggaraan negara. Hukum
merupakan faktor penting dalam penegakan good governance. Kelemahan sistem hukum akan
berpengaruh besar terhadap kinerja pemerintahan secara keseluruhan. Good governanance tidak
akan berjalan dengan baik di atas sistem hukum yang lemah. Oleh karena itu penguatan sistim
hukum atau reformasi hukum merupakan kebutuhan mutlak bagi terwujudnya good governance.
2.2 Prinsip- Prinsip Good Governance
Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang sedang berjuang dan mendambakan
terciptanya good governance. Namun, keadaan saat ini menunjukkan bahwa hal tersebut masih
sangat jauh dari harapan. Kepentingan politik, KKN, peradilan yang tidak adil, bekerja di luar
kewenangan, dan kurangnya integritas dan transparansi adalah beberapa masalah yang membuat
pemerintahan yang baik masih belum bisa tercapai. Untuk mencapai good governance dalam tata
pemerintahan di Indonesia, maka prinsip-prinsip good governance hendaknya ditegakkan dalam
menyeluruh
tersebut
dibangun
berdasarkan
kebebasan
berkumpul
dan
menyebabkan pelayanan menjadi sulit dijangkau secara wajar oleh masyarakat. Hal ini
menyebabkan terjadi ketidakpercayaan kepada pemberi pelayanan dalam hal ini birokrasi
sehingga masyarakat mencari jalan alternatif untuk mendapatkan pelayanan melalui cara tertentu
yaitu dengan memberikan biaya tambahan. Dalam pemberian pelayanan publik, disamping
permasalahan diatas, juga tentang cara pelayanan yang diterima oleh masyarakat yang sering
melecehkan martabatnya sebagai warga Negara. Masyarakat ditempatkan sebagai klien yang
membutuhkan bantuan pejabat birokrasi, sehingga harus tunduk pada ketentuan birokrasi dan
kemauan dari para pejabatnya. Hal ini terjadi karna budaya yang berkembang dalam birokrasi
selama ini bukan budaya pelayanan, tetapi lebih mengarah kepada budaya kekuasaan.
Upaya untuk menghubungkan tata-pemerintahan yang baik dengan pelayanan publik
barangkali bukan merupakan hal yang baru. Namun keterkaitan antara konsep good-governance
(tata-pemerintahan yang baik) dengan konsep public service (pelayanan publik) tentu sudah
cukup jelas logikanya publik dengan sebaik-baiknya. Argumentasi lain yang membuktikan
betapa pentingnya pelayanan publik ialah keterkaitannya dengan tingkat kesejahteraan rakyat.
Inilah yang tampaknya harus dilihat secara jernih karena di negara-negara berkembang
kesadaran para birokrat untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat masih
sangat rendah.
Secara garis besar, permasalahan penerapan Good Governance meliputi :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Kesetaraan
Keadilan
Keterbukaan
Kontinyuitas dan regualitas
Partisipasi
Inovasi dan perbaikan
Efesiensi
Efektifitas
Dengan metode tersebut penerapan prinsip good governance dalam pelayanan publik
akan berjalan sesuai dengan prinsip-prinsip good governance yang telah diatur dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000. Penyelenggaraan pemerintahan yang baik, pada dasarnya
menuntut keterlibatan seluruh komponen pemangku kepentingan, baik di lingkungan birokrasi
maupun di lingkungan masyarakat. Penyelenggaraan pemerintahan yang baik, adalah pemerintah
yang dekat dengan masyarakat dan dalam memberikan pelayanan harus sesuai dengan kebutuhan
masyarakat. Esensi kepemerintahan yang baik (good governance) dicirikan dengan
terselenggaranya pelayanan publik yang baik, hal ini sejalan dengan esensi kebijakan
desentralisasi dan otonomi daerah yang ditujukan untuk memberikan keleluasaan kepada daerah
mengatur dan mengurus masyarakat setempat, dan meningkatkan pelayanan publik.
Beberapa pertimbangan mengapa pelayanan publik (khususnya dibidang perizinan dan
non perizinan) menjadi strategis, dan menjadi prioritas sebagai kunci masuk untuk melaksanakan
kepemerintahan yang baik di Indonesia. Salah satu pertimbangan mengapa pelayanan publik
menjadi strategis dan prioritas untuk ditangani adalah, karena dewasa ini penyelenggaraan
pelayanan publik sangat buruk dan signifikan dengan buruknya penyelenggaraan good
governance. Dampak pelayanan publik yang buruk sangat dirasakan oleh warga dan masyarakat
luas, sehingga menimbulkan ketidakpuasan dan ketidakpercayaan terhadap kinerja pelayanan
pemerintah. Buruknya pelayanan publik, mengindikasikan kinerja manajemen pemerintahan
yang kurang baik.
Penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan publik yang dilakukan oleh
pemerintah atau pemerintah daerah, selama ini didasarkan pada paradigma rule government
(pendekatan legalitas). Dalam merumuskan, menyusun dan menetapkan kebijakan senantiasa
didasarkan pada pendekatan prosedur dan keluaran (out put), serta dalam prosesnya
menyandarkan atau berlindung pada peraturan perundang-undangan atau mendasarkan pada
pendekatan legalitas. Penggunan paradigma rule government atau pendekatan legalitas, dewasa
ini cenderung mengedepankan prosedur, hak dan kewenangan atas urusan yang dimiliki
Unsur pertama menunjukkan bahwa pemerintah daerah memiliki posisi kuat sebagai
(regulator) dan sebagai pemegang monopoli layanan, dan menjadikan Pemda bersikap statis
2.
3.
dalam memberikan layanan, karena layanannya memang dibutuhkan atau diperlukan oleh orang
atau masyarakat atau organisasi yang berkepentingan. Posisi ganda inilah yang menjadi salah
satu faktor penyebab buruknya pelayanan publik yang dilakukan pemerintah daerah, karena akan
sulit untuk memilah antara kepentingan menjalankan fungsi regulator dan melaksanakan fungsi
meningkatkan pelayanan.
Unsur kedua, adalah orang, masyarakat atau organisasi yang berkepentingan atau memerlukan
layanan (penerima layanan), pada dasarnya tidak memiliki daya tawar atau tidak dalam posisi
yang setara untuk menerima layanan, sehingga tidak memiliki akses untuk mendapatkan
pelayanan yang baik. Posisi inilah yang mendorong terjadinya komunikasi dua arah untuk
melakukan KKN dan memperburuk citra pelayanan dengan mewabahnya Pungli, dan ironisnya
dianggap saling menguntungkan.
Unsur ketiga, adalah kepuasan pelanggan menerima pelayanan, unsur kepuasan pelanggan
menjadi perhatian penyelenggara pelayanan (Pemerintah), untuk menetapkan arah kebijakan
pelayanan publik yang berorienntasi untuk memuaskan pelanggan, dan dilakukan melalui upaya
memperbaiki dan meningkatkan kinerja manajemen pemerintahan daerah.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Indonesia adalah salah satu negara di dunia yang sedang berjuang dan mendambakan
clean and good governance. Untuk mencapai good governance dalam tata pemerintahan di
Indonesia, maka prinsip-prinsip good governance hendaknya ditegakkan dalam berbagai institusi
penting pemerintahan, prinsp-prinsip tersebut meliputi: Partisipasi masyarakat, tegaknya
supremasi hukum, transparasi, peduli dan stakeholder, berorientas pada consensus, kesetaraan,
efektifitas dan efisiensi, akuntabilitas, dan visi strategis. Sehingga apa yang didambakan
Indonesia menjadi negara yang Clean and good governance dapat terwujud dan hilangnya
faktor-faktor Kepentingan politik, KKN, peradilan yang tidak adil, bekerja di luar kewenangan,
dan kurangnya integritas dan transparansi adalah beberapa masalah yang membuat pemerintahan
yang baik masih belum bisa tercapai. Masyarakat dan pemerintah yang masih bertolak berlakang
untuk mengatasi masalah tersebut seharusnya menjalin harmonisasi dan kerjasama mengatasi
masalah-masalah yang ada.
Good governance sebagai upaya untuk mencapai pemerintahan yang baik tercermin
dalam berbagai bidang yang memiliki peran yang peting dalam gerak roda pemerintahan di
Indonesia yang meliputi: bidang politik, ekonomi, sosial, dan hukum.
3.2 Saran
Berbagai permasalahan nasional menjadi alasan belum maksimalnya good
governance. Dengan melaksanakan prinsip-prinsip good governance maka tiga pilarnya yaitu
pemerintah, korporasi, dan masyarakat sipil saling menjaga, support dan berpatisipasi aktif
dalam penyelnggaraan pemerintahan yang sedang dilakukan. Terutama antara pemerintah dan
masyarakat menjadi bagian penting tercapainya good governance. Tanpa good governance sulit
bagi masing-masing pihak untuk dapat saling berkontribusi dan saling mengawasi. Good
governance tidak akan bisa tercapai apabila integritas pemerintah dalam menjalankan pemerintah
tidak dapat dijamin. Hukum hanya akan menjadi bumerang yang bisa balik menyerang negara
dan pemerintah menjadi lebih buruk apabila tidak dipakai sebagaimana mestinya. Konsistensi
pemerintah dan masyarakat harus terjamin sebagai wujud peran masing-masing dalam
pemerintah. Setiap pihak harus bergerak dan menjalankan tugasnya sesuai dengan kewenangan
masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.banyumaskab.go.id/berita-378-pelaksanaan-good-governance--di-indonesia.html
http://khafidsociality.blogspot.com/2011/07/penerepan-prinsip-prinsip-good.html
http://www.inkindo-jateng.web.id/?feed=rss2&p=779
http://www.transparansi.or.id/tentang/good-governance/
http://hardiyansyah-ahmad.blogspot.com/2009/01/pelaksanaan-prinsip-prinsip-good.html
http://blog.umy.ac.id/stratasatu/2012/06/30/penerapan-konsep-good-governance-dalam-prosesmanajemen-perkotaan/
http://lismaaja.blogspot.com/2011/12/jurnal-penerapan-prinsip-prinsip-good.html
http://beritagratis.blogspot.com/2009/10/penerapan-good-governance-di-indonesia.html