Studi Kasus - Tim Dumas KPK

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 2

STUDI KASUS

PERMASALAHAN:
Indonesian Corruption Watch (ICW) menemukan dugaan mark up pengadaan peralatan
penyiaran senilai Rp20,6 miliar di Radio Republik Indonesia (RRI) untuk keperluan
sosialisasi Pemilu Legislatif 5 April 2004. Dirut RRI, Drs. Suryanta Saleh, MM, mengajukan
penambahan alokasi anggaran sebesar Rp27,7 miliar. Dana tersebut diambil dari sumber
dana cadangan umum atau anggaran belanja tambahan (ABT) 2003. Menurut ICW,
peralatan yang dibeli dengan anggaran sebesar Rp27,7 miliar tersebut, setelah dilakukan
pengecekan di pasaran, ternyata hanya bernilai Rp7,1 miliar. Dengan demikian terdapat
indikasi mark up sebesar Rp20,6 miliar atau 74,5%. Indikasi mark up itu antara lain dalam
pembelian satu unit up link dan word space seharga Rp5,8 miliar padahal harga di pasaran
hanya Rp4,8 miliar; pembelian Pemancar TX 5 kw satu unit senilai Rp800 juta dan di
pasaran harganya hanya Rp375 juta; serta pembelian sejumlah unit AC senilai Rp188,7 juta
yang ternyata setelah dicek di pasaran harganya Rp49,5 juta.
Dirut RRI membantah informasi ICW tersebut, misalnya bahwa Dana ABT bukan Rp27,7
milyar melainkan lebih dari Rp54 miliar. Bahkan RRI sudah meminta Satuan Pengawasan
Internal (SPI) dan Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) untuk melakukan audit dan
hasilnya tidak ditemukan penyimpangan ataupun mark up sebagaimana informasi ICW
tersebut.
Informasi penting terkait kasus di atas adalah sbb:
1. Pada tgl 30 September 2003, Direktur Keuangan dan Administrasi Perjan RRI, Drs.
Suratno, MM mengadakan rapat dengan panitia Pengadaan Barang/Jasa Perjan RRI
tahun 2003 yang terdiri dari Satimo, Sm.Hk selaku Ketua Panitia, Sujanto (waket), dan
Drs. Eddy Supakat, MM (anggota), dan Sakimin (anggota) yang juga dihadiri Dirut Drs.
H. Suryantha Saleh, MM dan Dirtek H. Sunendra. Sedangkan direksi yang lain, yaitu
Gun Sukmagunadi (Direktur PPU) dan Beni Koesbani (Direktur Penyiaran) tidak ikut
hadir. Dalam rapat Drs. Suratno, MM menjelaskan bahwa sudah turun SKOR (Surat
Keputusan Otorisasi Anggaran Rutin) tentang ABT untuk pengadaan barang2 keperluan
RRI untuk kepentingan menunjang siaran Pemilu Tahun 2004.

Studi Kasus WORKSHOP KPK - SUMBAR 25-26 Maret 2014

2. Berikut adalah pemenang pengadaan barang di RRI:


a. PT Duma Jaya Abadi pemenang untuk pengadaan Down Link, Telepon satelit,
digital recorder senilai Rp2.947.041.000,00 (Direktur: Berta Sihombing);
b. PT Bunga Citra Lestari pemenang untuk pengadaan 2 pemancar MW 10 KW dan 2
pemancar FM 5 KW senilai Rp20.913.216.000,00 (Direktur: Yelmi)
c. d PT Charmarista Gita Jaya pengadaan server jaringan audio dan teks, spare part
pemancar senilai Rp21.750.454.000,00
d. Perusahaan-perusahaan lain yang menjadi peserta lelang antara lain PT. Fenti Indah
(Direktur: Nella), PT. Sumber Artha (Direktur: Syaiful), PT. Pelangi Nusantara
(Direktur: Agus), PT. Prima Teknik (Direktur: Subagyo), PT Multi Kencana (Direktur:
Arifa), dan PT Dua Dunia (Direktur: Hamdan)
e. Di samping perusahaan-perusahaan di atas, berdasar informasi dari narasumber di
RRI (termasuk di dalamnya adalah Satpam, cleaning service atau Office Boy yang
bekerja di kantor RRI) dan kalangan pengusaha peralatan penyiaran, terdapat nama
Fahrani Suhaimi yang merupakan pemilik CV. Budi Karya dan dikenal dekat dengan
direksi RRI. Fahrani mempunyai beberapa karyawan seperti Sutopo, Neneng,
Riawati, Frihard, dll.
3. Di samping Panitia Pengadaan Barang dan Jasa, RRI juga membentuk Panitia Uji
Coba/Uji Terima untuk mengecek kuantitas dan kualitas harga. Panitia Uji Coba/Uji
Terima tersebut antara lain yaitu Ir. Ruslan, Toni Rinaldi, dan Dra. Chrismarini, MM.
4. Informasi lain bisa ditanyakan kepada fasilitator

DISKUSI :
Tujuan:
Sharing knowledge and experience dalam melakukan wawancara (interview) dalam
melakukan pemeriksaan atas Informasi yang didapatkan di atas.
Panduan Diskusi:
Berdasarkan informasi singkat di atas:
1. Identifikasi 15 orang yang layak menjadi prioritas pertama untuk dilakukan interview;
urutkan skala prioritasnya dan sebutkan alasannya;
2. Berdasarkan skala prioritas urutan wawancara di atas, Informasi apa saja yang ingin
didapatkan dan bagaimana metode interviewnya;
3. Skenariokan tata letak kursi dan meja untuk melakukan wawancara dan berikan
argumentasinya

Studi Kasus WORKSHOP KPK - SUMBAR 25-26 Maret 2014

Anda mungkin juga menyukai