BELAJAR
A. Pengertian Proses Belajar
Proses belajar adalah tahapan perubahan
perilaku kognitif afektif dan psikomotorik yang
terjadi dalam diri seseorang. Perubahan tersebut
bersifat positif dalam berorientasi kearah yang
maju dari pada keadaan sebelumnya.
B. Hasil belajar adalah tingkat penguasaan yang
dicapai oleh belajar dalam mengikuti program
belajar
mengajar
sesuai
dengan
tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan. Senada
dengan definisi tersebut, Munadir medefinisikan :
Belajar sebagai perubahan dalam disposisi atau
kapabilitas manusia selama periode waktu
tertentu yang disebabkan oleh proses perubahan,
dan perubahan itu dapat diamati dalam bentuk
perubahan tingkah laku yang dapat bertahan
selama beberapa periode waktu.
C. Hakikat Belajar secara psikologis adalah
Suatu proses perubahan yaitu perubahan
tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan
lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya atau belajar ialah suatu proses usaha
yang dilakukan sesorang untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru Dari
pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
belajar adalah perubahan tingkah laku yang
dialami oleh individu yang diperoleh melalui
latihan dan pengalaman. Jadi belajar itu
ditunjukan oleh adanya perubahan tingkah laku
atau
penampilan,
setelah
melaui
proses
membaca, mengamati, mendengarkan, meniru
dan mengalami langsung.
D. Hakikat Prestasi Belajar Pengertian belajar dari
Cronbach mengemukakan bahwa learning is
shown by change in behaviour as a result of
experience (belajar sebagai suatu aktivitas yang
ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai
hasil dari pengalaman). Sementara menurut
Wittig (dalam Syah, 2003 : 65-66), belajar
sebagai any relatively permanen change in an
organism behavioral repertoire that accurs as a
result of experience (belajar adalah perubahan
yang relatif menetap yang terjadi dalam segala
macam/
keseluruhan
tingkah
laku
suatu
organisme sebagai hasil pengalaman). Belajar
lebih ditekankan pada proses kegiatannya dan
proses belajar lebih ditekankan pada hasil belajar
yang dicapai oleh subjek belajar atau siswa. Hasil
belajar dari kegiatan belajar disebut juga dengan
prestasi belajar. Hasil atau prestasi belajar subjek
belajar atau peserta didik dipakai sebagai ukuran
untuk mengetahui sejauh mana peserta didik
dapat menguasai bahan pelajaran yang sudah
dipelajari. Menurut Woodworth dan Marquis
(dalam Sri, 2004 : 43) prestasi belajar adalah
suatu kemampuan aktual yang dapat diukur
secara langsung dengan tes. Dapat disimpulkan
bahwa prestasi belajar merupakan kemampuan
aktual yang dapat diukur dan berwujud
penguasaan
ilmu
pengetahuan,
sikap,
keterampilan, dan nilai-nilai yang dicapai oleh
siswa sebagai hasil dari proses belajar mengajar
perubahan itu dapat diamati dalam bentuk perubahan tingkah laku yang
dapat bertahan selama beberapa periode waktu. C. Hakikat Belajar
Belajar menurut Slameto dalam (http://www.infoskripsi.com) secara
psikologis adalah Suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku
sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya atau belajar ialah suatu proses usaha yang
dilakukan sesorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri
dalam interaksi dengan lingkungannya. Dari pendapat tersebut dapat
disimpulkan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yang dialami
oleh individu yang diperoleh melalui latihan dan pengalaman. Jadi
belajar itu ditunjukan oleh adanya perubahan tingkah laku atau
penampilan, setelah melaui proses membaca, mengamati,
mendengarkan, meniru dan mengalami langsung. D. Hakikat Prestasi
Belajar Pengertian belajar dari Cronbach (dalam Djamarah, 2000:12)
mengemukakan bahwa learning is shown by change in behaviour as a
result of experience (belajar sebagai suatu aktivitas yang ditunjukkan
oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman). Sementara
menurut Wittig (dalam Syah, 2003 : 65-66), belajar sebagai any
relatively permanen change in an organism behavioral repertoire that
accurs as a result of experience (belajar adalah perubahan yang relatif
menetap yang terjadi dalam segala macam/ keseluruhan tingkah laku
suatu organisme sebagai hasil pengalaman). Belajar lebih ditekankan
pada proses kegiatannya dan proses belajar lebih ditekankan pada hasil
belajar yang dicapai oleh subjek belajar atau siswa. Hasil belajar dari
kegiatan belajar disebut juga dengan prestasi belajar. Hasil atau prestasi
belajar subjek belajar atau peserta didik dipakai sebagai ukuran untuk
mengetahui sejauh mana peserta didik dapat menguasai bahan pelajaran
yang sudah dipelajari. Menurut Woodworth dan Marquis (dalam Sri,
2004 : 43) prestasi belajar adalah suatu kemampuan aktual yang dapat
diukur secara langsung dengan tes. Dapat disimpulkan bahwa prestasi
belajar merupakan kemampuan aktual yang dapat diukur dan berwujud
penguasaan ilmu pengetahuan, sikap, keterampilan, dan nilai-nilai yang
dicapai oleh siswa sebagai hasil dari proses belajar mengajar di sekolah.
Dengan kata lain, prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai siswa
dari perbuatan dan usaha belajar dan merupakan ukuran sejauh mana
siswa telah menguasai bahan yang dipelajari atau diajarkan. E.
Mengukur Hasil Belajar Tes hasil belajar adalah salah satuan alat ukur
yang paling banyak digunakan untuk mengetahui hasil belajar seseorang
besar yaitu tes uraian dan tes objektif. Lebih jauh tentang keduan tes
tersebut akan dijelaskan dibawah ini. Tes Objektif Pengertian tes
objektif adalah tes atau butir soal yang telah mengandung kemungkinan
jawaban yang harus dipilih atau dikerjakan oleh peserta tes. Peserta tes
hanya harus memilih jawaban dari alternatif jawaban yang disediakan.
Bentuk tes objektif secara umum memiliki 3 tipe yaitu a. Benar-salah
(true false) b. Mejodohkan (matching) c. Pilihan ganda (multiple choice)
Tipe butir soal benar-salah adalah butir soal yang terdiri dari pernyataan
yang disertai dengan alternative menyatakan pernyataan tersebut salah
atau benar, atau keharusan memilih satu dari dua alternatif jawaban
lainnya. Butir soal benar-salah memiliki kekuatan antara lain : 1. Mudah
dikontruksi. 2. Perangkat soal dapat mewakili seluruh pokok bahasan. 3.
Mudah diskor. 4. Alat yang baik untuk mengukur fakta dan hasil belajar
langsung terutama berkenaan dengan ingatan. Adapun kelemahan butir
soal tipe benar-salah adalah : 1. Mendorong peserta tes untuk menebak
jawaban. 2. Terlalu menekankan kepada ingatan. 3. Peserta tes harus
selalu memberikan penilaian absolute. Beberapaendiri. Jadi perbedaan
utama tes objektif dan uraian dalah siapa yang menyediakan jawaban
atau alternative jawaban sudah disediakan oleh pembuat soal. Dengan
pengertian diatas maka pemberian skor terhadap soal uraian tidak
mungkin dilakukan secara objektif. Setiap bentuk butir soal memiliki
kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihan soal uraian adalah : 1. Tes
uraian dapat dengan baik mengukur hasil belajar yang kompleks. Hasil
belajar yang kompleks artinya hasil belajar yang tidak sederhana. Hasil
belajar yang kompleks tidak hanya membedakan yang benar dari yang
salah, tetapi juga dapat mengekspresikan pemikiran peserta tes serta
pemilihan kata yang dapat memberi arti yang spesifik pada suatu
pemahaman tertentu. Apabila yang diukur adalah kemampuan hasil
bekajar yang sederhana, yaitu memilih suatu yang lebih benar atau yang
lebih tepat, maka sebaiknya menggunakan tes objektif. 2. Tes bentuk
uraian terutama menekankan kepada pengukuran kemampuan dan
kemampuan mengintegrasikan berbagi buah pikiran dan sumber
informasi kedalam suatu pola berpikir tertentu, yang disertai dengan
keterampilan pemecahan masalah. Integrasi buah pikiran itu
membutuhkan dukungan kemampuan untuk mengekspresikannya.
Tanpa dukungan kemampuan mengekspresikan buah pikiran secara
teratur dan taat asas, maka kemampuan tidak terlihat secara utuh.
Bahkan kemampuan itu secara sederhana sudah akan dapat kelihatan