DEFINISI GELOMBANG
a. Pengertian Gelombang
Gelombang adalah
suatu
getaran
yang
merambat,
dalam
dan
gelombang
yang
bergerak
akan
merambatkan
energi (tenaga).
Ketika kita melempar batu ke dalam genangan air yang tenang,
gangguan yang kita berikan menyebabkan partikel air bergetar atau
berosilasi terhadap titik setimbangnya.Perambatan getaran pada air
menyebabkan adanya gelombang pada genangan air tadi. Jika kita
menggetarkan ujung tali yang terentang, maka gelombang akan
merambat sepanjang tali tersebut. Gelombang tali dan gelombang air
adalah dua contoh umum gelombang yang mudah kita saksikan dalam
kehidupan sehari-hari.
Ketika kita melihat gelombang pada genangan air, seolah-olah
tampak bahwa gelombang tersebut membawa air keluar dari pusat
lingkaran.Demikian pula, ketika Anda menyaksikan gelombang laut
bergerak ke pantai, mungkin Anda berpikir bahwa gelombang membawa
air laut menuju ke pantai.Kenyataannya bukan seperti itu.Sebenarnya
yang
Anda
saksikan
adalah
setiap
partikel
air
tersebut
membawa energi dari satu tempat ke tempat yang lain. Ketika mandi di
laut, tubuh kita terhempas ketika diterpa gelombang laut karena terdapat
v t atau v
v
..................................................(1)
1
1
, sedang f
T
T
v f
(2)
........................................................
2. KARAKTERISTIK GELOMBANG
a.
(refleksi)
sebuah
gelombang
Sinar datang, garis norma, dan sinar pantul terletak pada sebuah
ii.
bidang datar,
Sudut datang sama dengan sudut pantul.
b.
tersebut melewati bidang batas dua medium yang memiliki indeks bias
yang berbeda.
Misalnya
Gambar 4. Pemantulan dan Pembiasan pada Permukaan Batas Udara dan Air
Berkas datang pada gambar dianggap gelombang datar dengan
muka gelombangnya tegak lurus dengan sinar datang. Sudut datang 1
dan sudut refleksi 1 dan sudut refraksi 2 diukur dari garis normal
bidang batas ke sinar yang bersangkutan.
Berdasarkan Hukum Snellius tentang Pembiasan yaitu :
1) Sinar yang dipantulkan dan dibiaskan terletak pada satu bidang
yang dibentuk oleh sinar datang dan garis normal dinding batas
dititik datang.
2) Untuk pemantulan berlaku : sudut datang = sudut pantul.
3) Sinar yang datang dari medium dengan indeks bias kecil ke
indeks bias yang lebih besar dibiaskan mendekati garis normal
dan sebaliknya.
4) Untuk pembiasan berlaku : perbandingan sinus sudut datng
dengan sinus sudut bias berharga konstan.
n21 adalah konstanta yang disebut indeks bias relative dan medium 2
terhadap medium 1.Pernyataan 1 dan 2 dinamakan hukum pemantulan
Snellius, sedangkan 1,3 dan 4 dinamakan hukum pembiasan Snellius.
c.
DifraksiGelombang
Difraksi adalah kecenderungan gelombang yang dipancarkan dari
Menurut prinsip Huygens setiap titik pada front gelombang cahaya dapat
dianggap sebagai sumber sekunder gelombang bola.
Gelombang ini merambat ke luar dengan kecepatan karakteristik
gelombang. Gelombang yang dipancarkan oleh semua titik pada muka
gelombang mengganggu satu sama lain untuk menghasilkan gelombang
berjalan.
Prinsip
Huygens
juga
berlaku
untuk
gelombang
elektromagnetik.
Di dalam suatu medium yang sama, gelombang merambat lurus.
Oleh karena itu, gelombang lurus akan merambat ke seluruh medium
dalam bentuk gelombang lurus juga. Hal ini tidak berlaku bila pada
medium diberi penghalang atau rintangan berupa celah.Untuk ukuran
celah yang tepat, gelombang yang datang dapat melentur setelah melalui
celah tersebut.Lenturan gelombang yang disebabkan oleh adanya
penghalang berupa celah dinamakan difraksi gelombang.
Jika penghalang celah yang diberikan oleh lebar, maka difraksi
tidak begitu jelas terlihat.Muka gelombang yang melalui celah hanya
melentur di bagian tepi celah, seperti ditunjukkan pada Gambar 5. Jika
penghalang celah sempit, yaitu berukuran dekat dengan orde panjang
gelombang, maka difraksi gelombang
Gambar 5. Pada celah lebar hanya Gambar 6. Pada celah sempit difraksi
muka gelombang pada tepi celah gelombang tampak jelas
melengkung
d.
Interferensi Gelombang
Polarisasi Gelombang
Pemantulan, pembiasan, difraksi, dan interferensi dapat terjadi pada
elektromagnetik,
yaitu
gelombang
yang
dan
pusat
renggangan.
Pada
gelombang
longitudinal,
satu
Gelombang Stasioner
11
12
y1 A sin kx t
.............................(3)
y 2 A sin kx t
...............................(4)
Hasil superposisi gelombang datang persamaan (3) dan
gelombang pantul persamaan (4) menghasilkan gelombang
stasioner dengan persamaan sebagai berikut
y y1 y 2
y A sin kx t A sin kx t
y A[sin kx t sin kx t ]
........................(5)
Dapat diperoleh,
y 2 A cos kx sin t
y As sin t
As 2 A cos kx
............................(6)
x n 1 (2n 1) , n 0,1,2,3,.......
4
.....................(7)
Letak Perut
13
x n 1 2n , n 0,1,2,3,.........
4
.........................(8)
y1 A sin kx t
.................................(9)
Gelombang pantul merambat ke kiri dan berlawanan fase dapat
dinyatakan oleh
y 2 A sin kx t y 2 A sin kx t
........(10)
Hasil superposisi antara gelombang datang persamaan (9) dan
gelmbang pantul persamaan (10) adalah resultan dari y1 dan y2
y y1 y 2
y A sin kx t A sin kx t
y A[sin kx t sin kx t ]
.....................(11)
Dapat diperoleh,
y 2 A sin kx sin t
y As cos t
As 2 A sin kx
..........................(12)
x n 1 (2n) , n 0,1,2,3,..................................(13)
4
Letak Perut
x n 1 (2n 1) , n 0,1,2,3,..............................(14)
4
b.
Gelombang Berjalan
Kanan
dengan
Titik
15.Gelombang
Berjalan
Dari
titik P merambat
getaran
yang
amplitudonya A,
15
tp
y p A Sin t A Sin 2
T
(15)
x
v
tp t
x
v
2
x
y 0 A Sin
t
v
T
..(16)
y0 A
y0 A
y0 A
x
t
T
Sin 2
.....(17)
2
2
t
x
T
Sin
..........(18)
Sin t kx
...... (19)
Keterangan :
: panjang gelombang (m)
T: periode gelombang (s)
: frekuensi sudut
k :bilangan gelombang
A: amplitudo gelombang (m)
t : lamanya titik 0 (sumber getar) bergetar (s)
y0: simpangan (m)
: 22 / 7 atau 3,14
16
t
x
(20)
Keterangan :
= fase gelombang
T = periode gelombang (s)
= panjang gelombang (m)
t = waktu perjalanan gelombang (s)
x = jarak titik dari sumber (m)
Dari fase gelombang dapat dihitung juga sudut fase yaitu
memenuhi persamaan berikut.
= 2 (rad).(21)
Dari persamaan (20) dan (21) diperoleh perumusan beda fase
antara titik P dan Q, sebagai berikut.
1 2
=
( Tt X )( Tt x )
1
x2 x1 x
= .(22)
Catatan :
Dua gelombang dapat memiliki fase yang sama dan dinormalkan
sefase.
17
y 0 A Sin 2
.............(23)
m
l . Maka cepat
18
v=
F.l
( 25 )
Keterangan:
v : cepat rambat gelombang transversal pada dawai (m/s)
F : tegangan dawai (N)
l : panjang dawai (m)
m : massa dawai sepanjang l (kg)
: massa per satuan panjang (kg/m)
Contoh dalam kehidupan sehari-hari penggunaan metode dawai adalah
pada senar gitar yang digunakan sebagi sumber bunyi. Jika senar dipetik,
maka pada senar tersebut diberikan amplitudo yang akan menimbulkan energi
getaran. Jika senar tersebut menghasilkan frekuensi maka besar frekuensi
tersebut dapat ditentukan dengan persamaan:
v
f = ... (26)
Keterangan:
f : frekuensi (Hz)
v : cepat rambat gelombang (m/s)
: panjang gelombang (m)
6. ENERGI GELOMBANG
Gelombang memindahkan energi dari satu tempat ketempat lain. Sewaktu
gelombang melalui medium, energi dipindahkan dalam bentuk energi
getaran dari partikel satu ke partikel lain dalam medium. Untuk
gelombang sinusoidal dengan frekuensi f, partikel-partikel bergerak
harmonik sederhana sewaktu gelomang melalui partikel-partikel tersebut
gerak
k
m
partikel.
Dengan
1
E= k y 2
, dengan y adalah
2
menggunakan
persamaan
k
m
1 k
atauk =4 2 m f 2
2
4 m
1 2
E= k y
2
2
4 mf
1
2
2
E=2 m f y .. .(27)
Massa m adalah hasil kali massa jenis
V ).
Volume V adalah hasil kali luas penampang A dengan jarak yang ditempuh
gelombang (V = Al). Jarak yang ditempuh gelombang dalam waktu t adalah
hasil kali cepat rambat gelombang v dengan waktu tempuh t(l = vt). Karena
itu, massa m dapat kita nyatakan dengan persamaan:
m=V = ( Al )=A( vt)
Jika nilai m kita masukkan ke persamaan
E=2 m f y
kita peroleh:
20
DAFTAR PUSTAKA
Handayani, Sri dan Ari Damari. 2009. Fisika untuk SMA dan MA Kelas
XII. Jakarta : CV. Adi Perkasa.
Kanginan, Marthen. 1996. Fisika SMU Jilid 3A Untuk Kelas 3.Jakarta :
Erlangga.
Nugroho, Djoko. 2009. Fisika Untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta :
Erlangga.
Purwoko, Fendi. 2010. Fisika 3 SMA Kelas XII. Bogor : Yudhistira.
Ridho, Shofwan dkk. 2013. Fisika untuk SMA/MA Kelas XII. Sidoarjo :
Masmedia.
21