Anda di halaman 1dari 21

1.

DEFINISI GELOMBANG
a. Pengertian Gelombang
Gelombang adalah

suatu

getaran

yang

merambat,

dalam

perambatannya gelombang membawa energi. Dengan kata lain,


gelombang merupakan getaran yang merambat dan getaran sendiri
merupakan sumber gelombang. Jadi, gelombang adalah getaran yang
merambat

dan

gelombang

yang

bergerak

akan

merambatkan

energi (tenaga).
Ketika kita melempar batu ke dalam genangan air yang tenang,
gangguan yang kita berikan menyebabkan partikel air bergetar atau
berosilasi terhadap titik setimbangnya.Perambatan getaran pada air
menyebabkan adanya gelombang pada genangan air tadi. Jika kita
menggetarkan ujung tali yang terentang, maka gelombang akan
merambat sepanjang tali tersebut. Gelombang tali dan gelombang air
adalah dua contoh umum gelombang yang mudah kita saksikan dalam
kehidupan sehari-hari.
Ketika kita melihat gelombang pada genangan air, seolah-olah
tampak bahwa gelombang tersebut membawa air keluar dari pusat
lingkaran.Demikian pula, ketika Anda menyaksikan gelombang laut
bergerak ke pantai, mungkin Anda berpikir bahwa gelombang membawa
air laut menuju ke pantai.Kenyataannya bukan seperti itu.Sebenarnya
yang

Anda

saksikan

adalah

setiap

partikel

air

tersebut

berosilasi (bergerak naik turun) terhadap titik setimbangnya.Hal ini


berarti bahwa gelombang tidak memindahkan air tersebut.Kalau
gelombang memindahkan air, maka benda yang terapung juga ikut
bepindah.Jadi, air hanya berfungsi sebagai medium bagi gelombang
untuk merambat.
Pada pertanyaan di atas juga mengemuka bahwa ketika Anda
mandi di air laut, Anda merasa merasa terhempas ketika diterpa
gelombang laut.

Hal ini terjadi karena setiap gelombang selalu

membawa energi dari satu tempat ke tempat yang lain. Ketika mandi di
laut, tubuh kita terhempas ketika diterpa gelombang laut karena terdapat

energi pada gelombang laut.Energi yang terdapat pada gelombang laut


bisa bersumber dari angin dan lainnya.
b. Besaran-Besaran Pada Gelombang
1. Amplitudo
Amplitudo merupakan simpangan terjauh dari titik kesetimbangan.
2. Frekuensi
Frekuensi merupakan banyaknya getaran yang terjadi (n) dalam satu
detik (t). Satuan frekuensi adalah Hertz (Hz).
3. Periode
Periode merupakan waktu yang diperlukan untuk menempuh satu
gelombang. Satuan periode adalah detik atau sekon.
4. Panjang Gelombang
Panjang gelombang merupakan jarak satu gelombang. Disimbolkan
dengan (dibaca :lamda). Satuan panjang gelombang adalah meter.
5. Cepat Rambat Gelombang
Cepat rambat gelombang merupakan jarak yang ditempuh oleh
gelombang per satuan waktu. Satuan cepat rambat gelombang adalah
meter/sekon (m/s).
c. Persamaan Umum Gelombang

Gambar 1.Persamaan Umum Gelombang


Berdasarkan Gambar 1. Satu gelombang penuh pada tali terdiri atas
satu lembah dan satu bukit. Periode gelombang adalah sama dengan
periode getaran harmonik naik-turun. Sedangkan jarak yang ditempuh
gelombang dalam selang waktu satu periode (t = T) dinamakan panjang
gelombang.

Misalkan, gelombang merambat dengan kecepatan v, maka dengan


menggunakan rumus jarak s = v t diperoleh

v t atau v
v

..................................................(1)

1
1
, sedang f
T
T

Sehingga, persamaan dasar gelombang

v f

(2)

........................................................

2. KARAKTERISTIK GELOMBANG
a.

Pemantulan Gelombang (Refleksi)


Pemantulan gelombang (Refleksi) terjadi pada saat sebuah

gelombang yang merambat dalam suatu media sampai di bidang batas


medium tersebut dengan media lainnya. Contohnya, gelombang cahaya
yang merambat di dalam udara akan dipantulkan oleh bidang batas antara
udara dan air atau oleh bidang batas udara dan cermin/kaca. Selama
gelombang cahaya itu merambat dalam suatu medium, gelombang itu
tidak akan mengalami peristiwa pemantulan. Jadi, selama cahaya
merambat di dalam air tidak akan mengalami pemantulan sampai
gelombang itu sampai pada batas pemisah antara air dengan medium
lainnya, seperti udara.
Dengan demikian, pemantulan

(refleksi)

sebuah

gelombang

adalah bidang batas antara dua medium yang berbeda.Contoh lainnya


adalah pemantulan gelombang pada tali. Pada saat gelombang tali sampai
di ujung tali (batas antara tali dan medium lain), maka gelombang
tersebut akan dipantulkan kembali ke dalam tali itu.
Pada peristiwa pemantulan gelombang, ada dua kemungkinan yang
dapat terjadi pada fase gelombang pantul. Apabila gelombang itu
merambat dalam medium yang kurang rapat dan sampai pada batas
medium yang lebih rapat, maka fase gelombang pantul akan berbeda 0,5
3

dengan fase gelombang datang. Dalam hal ini gelombang datang


dikatakan mengalami perubahan fase 0,5. Misalnya gelombang yang
merambat di dalam udara akan mengalami perubahan fase pada saat
dipantulkan oleh permukaan air (batas antara air dan udara), sehingga
fase gelombang pantul berbeda 0,5 dengan fase gelombang datang.
Sebaliknya, apabila gelombang itu merambat di dalam medium
yang lebih rapat dan sampai pada bidang batas medium yang kurang
rapat, maka fase gelombang pantul akan sama dengan fase gelombang
datang. Dalam hal ini gelombang datang dikatakan tidak mengalami
perubahan fase. Misalnya, cahaya yang merambat di dalam air tidak akan
mengalami perubahan fase pada saat terjadinya pemantulan oleh udara
(bidang batas antara air dengan udara), sehingga fase gelombang pantul
sama dengan fase gelombang datang.
Peristiwa pemantulan gelombang khusus untuk cahaya oleh suatu
bidang batas, berlaku hukum pemantulan yang berbunyi:
i.

Sinar datang, garis norma, dan sinar pantul terletak pada sebuah

ii.

bidang datar,
Sudut datang sama dengan sudut pantul.

Gambar 2. Pemantulan Gelombang pada Bidang


Peristiwa pemantulan gelombang (refleksi) dapat pula terjadi pada
gelombang yang merambat dalam tali.Fase gelombang pantul yang
merambat dalam tali bergantung pada keadaan ujung tali itu
sendiri.Apabila ujung tali terikat, maka fase gelombang pantul akan
berbeda 0,5 dengan fase gelombang datang. Sebaliknya, apabila ujung
tali itu bebas, maka fase gelombang pantul akan sama dengan fase
gelombang datang.

b.

Pembiasan Gelombang (Refraksi)


Pembiasan atau refraksi adalah peristiwa pembelokan arah

perambatan suatu gelombang.

Hal ini dapat terjadi jika gelombang

tersebut melewati bidang batas dua medium yang memiliki indeks bias
yang berbeda.
Misalnya

Indeks bias menyatakan kerapatan suatu medium.

cahaya merambat dari udara ke air sehingga arah

perambatannya akan mengalami pembelokan.


Refraksi atau pembiasan gelombang akan terjadi pada saat
gelombang itu sampai pada bidang batas antara dua medium. Sehingga
arah gelombang akan dibelokkan dari arah semula. Jadi pada saat
gelombang itu sampai pada suatu bidang batas antara dua medium yang
dapat dirambati gelombang, maka sebagian dari energi gelombang
tersebut akan dipantulkan dansebagian lagi akan dibiaskan. Adapun mana
yang lebih besar, apakah gelombang pantul atau gelombang bias
bergantung pada reflekstensi dan transmitansi bidang batas tersebut.

Gambar 3. Pembiasan Sinar dari Udara ke Air


Pada gambar 4.adalah seberkas cahaya yang jatuh pada permukaan
batas dua medium 1 dan medium 2.Sebagian lagi dipantulkan oleh
permukaan dan sebagian lagi dibelokkan (dibiaskan, direfraksikan)

masuk ke dalam medium 2. Berkas gelombang datang digambarkan


dengan garis lurus, sinar datang sejajar dengan arah perambatan

Gambar 4. Pemantulan dan Pembiasan pada Permukaan Batas Udara dan Air
Berkas datang pada gambar dianggap gelombang datar dengan
muka gelombangnya tegak lurus dengan sinar datang. Sudut datang 1
dan sudut refleksi 1 dan sudut refraksi 2 diukur dari garis normal
bidang batas ke sinar yang bersangkutan.
Berdasarkan Hukum Snellius tentang Pembiasan yaitu :
1) Sinar yang dipantulkan dan dibiaskan terletak pada satu bidang
yang dibentuk oleh sinar datang dan garis normal dinding batas
dititik datang.
2) Untuk pemantulan berlaku : sudut datang = sudut pantul.
3) Sinar yang datang dari medium dengan indeks bias kecil ke
indeks bias yang lebih besar dibiaskan mendekati garis normal
dan sebaliknya.
4) Untuk pembiasan berlaku : perbandingan sinus sudut datng
dengan sinus sudut bias berharga konstan.
n21 adalah konstanta yang disebut indeks bias relative dan medium 2
terhadap medium 1.Pernyataan 1 dan 2 dinamakan hukum pemantulan
Snellius, sedangkan 1,3 dan 4 dinamakan hukum pembiasan Snellius.
c.

DifraksiGelombang
Difraksi adalah kecenderungan gelombang yang dipancarkan dari

sumber melewati celah yang terbatas untuk menyebar ketika merambat.


6

Menurut prinsip Huygens setiap titik pada front gelombang cahaya dapat
dianggap sebagai sumber sekunder gelombang bola.
Gelombang ini merambat ke luar dengan kecepatan karakteristik
gelombang. Gelombang yang dipancarkan oleh semua titik pada muka
gelombang mengganggu satu sama lain untuk menghasilkan gelombang
berjalan.

Prinsip

Huygens

juga

berlaku

untuk

gelombang

elektromagnetik.
Di dalam suatu medium yang sama, gelombang merambat lurus.
Oleh karena itu, gelombang lurus akan merambat ke seluruh medium
dalam bentuk gelombang lurus juga. Hal ini tidak berlaku bila pada
medium diberi penghalang atau rintangan berupa celah.Untuk ukuran
celah yang tepat, gelombang yang datang dapat melentur setelah melalui
celah tersebut.Lenturan gelombang yang disebabkan oleh adanya
penghalang berupa celah dinamakan difraksi gelombang.
Jika penghalang celah yang diberikan oleh lebar, maka difraksi
tidak begitu jelas terlihat.Muka gelombang yang melalui celah hanya
melentur di bagian tepi celah, seperti ditunjukkan pada Gambar 5. Jika
penghalang celah sempit, yaitu berukuran dekat dengan orde panjang
gelombang, maka difraksi gelombang

sangat jelas. Celah bertindak

sebagai sumber gelombang berupa titik, dan muka gelombang yang


melalui celah dipancarkan berbentuk lingkaran-lingkaran dengan celah
tersebut sebagai pusatnya seperti ditunjukkan pada Gambar 6.

Gambar 5. Pada celah lebar hanya Gambar 6. Pada celah sempit difraksi
muka gelombang pada tepi celah gelombang tampak jelas
melengkung
d.

Interferensi Gelombang

Jika pada suatu tempat bertemu dua buah gelombang, maka


resultan gelombang di tempat tersebut sama dengan jumlah dari kedua
gelombang tersebut. Peristwa ini disebut sebagai prinsip superposisi
linear. Gelombang-gelombang yang terpadu akan mempengaruhi
medium. Pengaruh yang ditimbulkan oleh gelombang-gelombang yang
terpadu tersebut disebutinterferensi gelombang.
Ketika mempelajari gelombang stasioner yang dihasilkan oleh
superposisi antara gelombang datang dan gelombang pantul oleh ujung
bebas atau ujung tetap, Anda dapatkan bahwa pada titik-titik tertentu,
disebut perut, kedua gelombang saling memperkuat (interferensi
konstruktif), dan dihasilkan amplitudo paling besar, yaitu dua kali
amplitudo semuala. Sedangkan pada titik-titik tertentu, disebut simpul,
kedua gelombang saling memperlemah atau meniadakan (interferensi
destruktif), dan dihasilkan amplitudo nol.
Dengan menggunakan konsep fase, dapat kita katakan bahwa
interferensi konstruktif (saling menguatkan) terjadi bila kedua gelombang
yang berpadu memiliki fase yang sama. Amplitudo gelombang paduan
sama dengan dua kali amplitudo tiap gelombang. Interferensi destruktif
(saling meniadakan) terjadi bila kedua gelombang yang berpadu
berlawanan fase. Amplitudo gelombang paduan sama dengan nol.
Interferensi konstruktif dan destruktif mudah dipahami dengan
menggunakan ilustrasi pada Gambar 7.

Gambar 7.(a).Interferensi Konstruktif dan (b). Interferensi Destruktif


e.

Polarisasi Gelombang
Pemantulan, pembiasan, difraksi, dan interferensi dapat terjadi pada

gelombang tali (satu dimensi), gelombang permukaan air (dua dimensi),


gelombang bunyi dan gelombang cahaya (tiga dimensi). Gelombang tali,
gelombang permukaan air, dan gelombang cahaya adalah gelombang

transversal, sedangkan gelombang bunyi adalah gelombang longitudinal.


Nah, ada satu sifat gelombang yang hanya dapat terjadi pada gelombang
transversal, yaitu polarisasi.Jadi, polarisasi gelombang tidak dapat terjadi
pada gelombang longitudinal, misalnya pada gelombang bunyi.
Fenomena polarisasi cahaya ditemukan oleh Erasmus Bhartolinus
pada tahun 1969. Dalam fenomena polarisasi cahaya, cahaya alami yang
getarannya ke segala arah tetapi tegak lurus terhadap arah merambatnya
(gelombang transversal) ketika melewati filter polarisasi, getaran
horizontal diserap sedang getaran vertikal diserap sebagian. Cahaya
alami yang getarannya ke segala arah di sebut cahaya tak terpolarisasi,
sedang cahaya yang melewati polaroid hanya memiliki getaran pada satu
arah saja, yaitu arah vertikal, disebut cahaya terpolarisasi linear.
3. JENIS-JENIS GELOMBANG
a. Berdasarkan medium perambatan gelombang, yaitu :
1) Gelombang mekanikyaitu gelombang yang memerlukan medium
dalam perambatannya. Misalnya: gelombang air, gelombang bunyi,
gelombang slinki, gelombang bunyi, gelombang permukaan air, dan
gelombang pada tali.
2) Gelombang

elektromagnetik,

yaitu

gelombang

yang

perambatannya tidak memerlukan medium. Misalnya gelombang


cahaya, cahaya, sinar ultra violet, infra merah, gelombang radar,
gelombang radio, gelombang TV, sinar X, dan sinar gamma ()
b. Berdasarkan arah rambatan dan getarannya, dibagi menjadi dua,
yaitu :
1) Gelombang transversal yaitu gelombang yang arah rambatannya
tegak lurus dengan arah getarannya. Contoh gelombang transversal
adalah gelombang tali. Ketika kita menggerakan tali naik turun,
tampak bahwa tali bergerak naik turun dalam arah tegak lurus
dengan arah gerak gelombang.

Gambar 8. Gelombang Transversal


Istilah-istilah pada gelombang transversal :
a) Panjang gelombang () adalah Jarak yang ditempuh getaran dalam
satu periode. Pada gelombang transversal, satu gelombang terdiri
atas 3 simpul dan 2 perut. Jarak antara dua simpul atau dua perut
yang berurutan disebut setengah panjang gelombang atau .
b) Amplitude (A) adalah nilai mutlak simpangan terbesar yang dapat
dicapai partikel.
c) Periode (T) adalah selang waktu yang diperlukan untuk menempuh
dua puncak berurutan atau jarak antara dua dasar berurutan.
2) Gelombang longitudinal yaitu gelombang yang arah rambatannya
sejajar dengan arah getarannya (misalnya gelombang slinki).
Gelombang yang terjadi pada slinki yang digetarkan, searah dengan
membujurnya slinki berupa rapatan dan regangan. Jarak dua rapatan
yang berdekatan atau dua regangan yang berdekatan disebut satu
gelombang.
Contoh: getaran sinar gitar yang dipetik, getaran tali yang digoyanggoyangkan pada salah satu ujungnya

Gambar 9. Gelombang Longitudinal


Istilah-istilah pada gelombang longitudinal :
Karena panjang rapatan dan renggangan tidak sama, maka panjang
gelombang sebaiknya kita definisikan dengan istilah pusat rapatan
10

dan

pusat

renggangan.

Pada

gelombang

longitudinal,

satu

gelombangterdiri dari 1 rapatan dan 1 renggangan.Panjang

gelombang ( ) didefinisikan sebagai sebagai jarak antara dua pusat


rapatan yang berdekatan atau jarak antara dua pusat renggangan
yang berdekatan.Jarak antara pusat rapatan dan renggangan yang
berdekatan adalah setengah panjang gelombang atau ( ).
4. JENIS-JENIS GELOMBANG BERDASARKAN AMPLITUDONYA
a.

Gelombang Stasioner

1. Definisi Gelombang Stasioner


Gelombang stasioner yaitu gelombang yang amplitudonya
tidak tetap pada titik yang dilewatinya, yang terbentuk dari
interferensi dua buah gelombang datang dan pantul yang masingmasing memiliki frekuensi dan amplitudo sama tetapi fasenya
berlawanan. Gelombang stasioner merupakan hasil superposisi dua
buah gelombang yang koheren dengan arah rambat yang berlawanan.
Salah satu cara untuk mendapatkan gelombang stasioner adalah
dengan mensuperposisikan gelombang asal dengan gelombang
pantulnya.
Misal: gelombang pada tali yang salah satu ujungnya diikatkan
pada tiang dan ujung yang lain digetarkan terus menerus.
2. Jenis-Jenis Gelombang Stasioner :
a) Gelombang Stasioner Ujung Bebas
Gelombang stasioner ujung bebas adalah superposisi
gelombang pada sutas tali dimana salah satu ujungnya di kaitkan
dengan sebuah cincin yang dapat bergerak bebas.Pada
gelombang jenis ini, gelombang pantul tidak mengalami
pembalikan fase.

Gambar 10.Gelombang Stasioner pada Ujung Bebas

11

Gambar 10 menunjukkan rambatan pada gelombang tali


yang salah satu ujungnya di kaitkan pada tiang dengan cincin
sehingga dapat bergerak bebas. Fungsi tiang di sini dapat kita
pandang sebagai titik pantulan gelombang.Jika ujung lain tali
tersebut digetarkan terus menerus, maka akan terjadi pola
superposisi gelombang sebagai berikut

Gambar 11.Pola Superposisi Gelombang Stasioner Ujung Bebas


b) Gelombang Stasioner Ujung Tetap
Gelombang stasioner ujung tetap adalah superposisi
gelombang pada sutas tali dimana salah satu ujungnya di ikatkan
pada tiang sehingga tidak dapat bergerak bebas.Pada gelombang
jenis ini, gelombang pantul mengalami pembalikan fase sebesar
.

Gambar 12. Gelombang Stasioner Ujung Tetap


Gambar 12 menunjukkan rambatan pada gelombang tali
yang salah satu ujungnya diikatkan pada tiang sehingga tidak
dapat bergerak bebas. pola superposisi gelombang datang dan
gelombang pantul tampak seperti Gambar berikut.

12

Gambar 13.Pola Superposisi Gelombang Stasioner Ujung Tetap

3. Persamaan Gelombang Stasioner


a) Persamaan Gelombang Stasioner Ujung Bebas
Jika gelombang datang yang merambat ke kanan dapat
dinyatakan oleh

y1 A sin kx t

.............................(3)

Maka gelombang pantul yang merambat ke kiri tetapi sefase


dinyatakan sebagai berikut

y 2 A sin kx t

...............................(4)
Hasil superposisi gelombang datang persamaan (3) dan
gelombang pantul persamaan (4) menghasilkan gelombang
stasioner dengan persamaan sebagai berikut
y y1 y 2

y A sin kx t A sin kx t

y A[sin kx t sin kx t ]

........................(5)

Dapat diperoleh,
y 2 A cos kx sin t
y As sin t

As 2 A cos kx

............................(6)

Letak Simpul dan Perut


Letak simpul

x n 1 (2n 1) , n 0,1,2,3,.......
4

.....................(7)

Letak Perut
13


x n 1 2n , n 0,1,2,3,.........
4

.........................(8)

b) Persamaan Gelombang Stasioner Ujung Tetap


Jika gelombang datang ke kanan, dapat dinyatakan oleh
persamaan berikut

y1 A sin kx t

.................................(9)
Gelombang pantul merambat ke kiri dan berlawanan fase dapat
dinyatakan oleh
y 2 A sin kx t y 2 A sin kx t

........(10)
Hasil superposisi antara gelombang datang persamaan (9) dan
gelmbang pantul persamaan (10) adalah resultan dari y1 dan y2
y y1 y 2

y A sin kx t A sin kx t
y A[sin kx t sin kx t ]

.....................(11)

Dapat diperoleh,
y 2 A sin kx sin t
y As cos t

As 2 A sin kx

..........................(12)

Letak Simpul dan Perut


Letak simpul

x n 1 (2n) , n 0,1,2,3,..................................(13)
4

Letak Perut

x n 1 (2n 1) , n 0,1,2,3,..............................(14)
4

b.

Gelombang Berjalan

1. Definisi Gelombang Berjalan


Gelombang berjalan adalah gelombang yang amplitudo dan
fasenya sama di setiap titik yang dilalui gelombang. Suatu
14

gelombang dimana setiap titik yang dilalui oleh gelombang tersebut


bergetar harmonis dengan amplitudo yang sama besar.
Jika ujung salah satu tali kita ikatkan pada beban yang
tergantung pada pegas vertikal, dan pegas kita getarkan naik
turun,maka getaran pegas akan merambat pada tali seperti
ditunjukkan pada Gambar 14. Jika Anda mengamati secara seksama,
maka amplitudo (simpangan maksimum) dari gelombang yang
merambat pada tali selalu tetap (tidak berubah). Gelombang
merambat yang selalu memiliki amplitudo tetap digolongkan sebagai
gelombang berjalan.

Gambar 14. Gelombang Berjalan Gambar


ke

Kanan

dengan

Titik

15.Gelombang

Berjalan

Asal keKanan dengan Cepat Rambat v.

Getaran adalah Titik O.


2. Persamaan Gelombang Berjalan
Bagaimana menentukan simpangan pada titik P? Simpangan
tersebut dapat ditentukan dari simpangan getarannya dengan
menggunakan waktu perjalanannya

Dari

titik P merambat

getaran

yang

amplitudonya A,

periodenya T dan cepat rambat getarannya v. Bila titik P telah


bergetar t detik, simpangannya :

15

tp

y p A Sin t A Sin 2
T

(15)

Jika P ke Q memiliki jarak sebesar X getaran memerlukan

x
v

detik, jadi ketika P telah bergetar t detik, titik Q baru bergetar

tp t

x
v

detik (getaran itu merambat dari kiri ke kanan). Sehingga

simpangan titik Q saat itu :

2
x
y 0 A Sin
t
v
T

..(16)

Jadi, persamaan gelombang berjalan adalah :

y0 A

y0 A

y0 A

x
t

T

Sin 2

.....(17)

2
2
t
x

T

Sin

..........(18)

Sin t kx
...... (19)

Keterangan :
: panjang gelombang (m)
T: periode gelombang (s)
: frekuensi sudut
k :bilangan gelombang
A: amplitudo gelombang (m)
t : lamanya titik 0 (sumber getar) bergetar (s)
y0: simpangan (m)
: 22 / 7 atau 3,14

16

3. Fase dan Sudut Fase Gelombang


Fase gelombang dapat didefinisikan sebagai bagian atau
tahapan gelombang.Perhatikan persamaan 17.Dari persamaan itu,
fase gelombang dapat diperoleh dengan hubungan seperti berikut.

t
x

(20)

Keterangan :
= fase gelombang
T = periode gelombang (s)
= panjang gelombang (m)
t = waktu perjalanan gelombang (s)
x = jarak titik dari sumber (m)
Dari fase gelombang dapat dihitung juga sudut fase yaitu
memenuhi persamaan berikut.
= 2 (rad).(21)
Dari persamaan (20) dan (21) diperoleh perumusan beda fase
antara titik P dan Q, sebagai berikut.
1 2
=

( Tt X )( Tt x )
1

x2 x1 x
= .(22)

Catatan :
Dua gelombang dapat memiliki fase yang sama dan dinormalkan
sefase.
17

a) Dua gelombang akan sefase bila beda fasenya memenuhi: =


0, 2, 4, ....
b) Dua gelombang yang berlawanan fase apabila berbeda
fase : = , 3, 5 ....
Jika getaran itu merambat dari kanan ke kiri dan P telah
bergetar t detik, maka simpangan titik Q :
t x

T

y 0 A Sin 2

.............(23)

5. CEPAT RAMBAT GELOMBANG PADA TALI


Untuk menentukan cepat rambat gelombang pada tali atau dawai
digunakan percoban Melde dengan menggunakan alat sonometer. Percobaan
Melde merupakan percobaan untuk menyelidiki kecepatan merambatnya
gelombang transversal padatali atau dawai atau senar yang dipengaruhi ole
tegangan tali dan luas penampang.
Sesuai dengan percobaan Melde, cept rambat gelombang tranasversal
berbanding lurus dengan akar kuadrat dari berat beban atau akar kuadrat
tegangan dawai.
Massa per satuan panjang () dawai dapat ditentukan dengan cara
menimbang massa dawai dan mengukur panjangnya. Berdasarkan percobaan
Melde, diketahui bahwa panjang dawai yang bergetar berbanding terbalik
dengan akar kuadrat dari massa per satuan panjang dawai. Jika frekuensi
dawai konstan, maka dapat disimpulkan bahwa cepat rambat gelombang
transversal pada dawai berbanding terbalik dengan akar kuadrat massa per
satuan panjang.
Dari penjelasan di atas, cepat rambat gelombang transversal pada dawai
dapat dituliskan dengan persamaan :
F
v=
.. .(24)

Massa persatuan panjang dirumuskan sebagai

m
l . Maka cepat

rambat gelombang transversal pada dawai dirumuskan sebagai:

18

v=

F.l
( 25 )

Keterangan:
v : cepat rambat gelombang transversal pada dawai (m/s)
F : tegangan dawai (N)
l : panjang dawai (m)
m : massa dawai sepanjang l (kg)
: massa per satuan panjang (kg/m)
Contoh dalam kehidupan sehari-hari penggunaan metode dawai adalah
pada senar gitar yang digunakan sebagi sumber bunyi. Jika senar dipetik,
maka pada senar tersebut diberikan amplitudo yang akan menimbulkan energi
getaran. Jika senar tersebut menghasilkan frekuensi maka besar frekuensi
tersebut dapat ditentukan dengan persamaan:
v
f = ... (26)

Keterangan:
f : frekuensi (Hz)
v : cepat rambat gelombang (m/s)
: panjang gelombang (m)
6. ENERGI GELOMBANG
Gelombang memindahkan energi dari satu tempat ketempat lain. Sewaktu
gelombang melalui medium, energi dipindahkan dalam bentuk energi
getaran dari partikel satu ke partikel lain dalam medium. Untuk
gelombang sinusoidal dengan frekuensi f, partikel-partikel bergerak
harmonik sederhana sewaktu gelomang melalui partikel-partikel tersebut

sehingga setiap partikel memiliki energi


amplitudo
1 1
f= =
T 2
1 1
f= =
T 2
f 2=

gerak

k
m

partikel.

Dengan

1
E= k y 2
, dengan y adalah
2
menggunakan

persamaan

kita dapat menyatakan k dalam frekuensi f,

k
m

1 k
atauk =4 2 m f 2
2
4 m

Oleh karena itu,


19

1 2
E= k y
2
2
4 mf

1

2
2

E=2 m f y .. .(27)
Massa m adalah hasil kali massa jenis

dengan volume V(m =

V ).

Volume V adalah hasil kali luas penampang A dengan jarak yang ditempuh
gelombang (V = Al). Jarak yang ditempuh gelombang dalam waktu t adalah
hasil kali cepat rambat gelombang v dengan waktu tempuh t(l = vt). Karena
itu, massa m dapat kita nyatakan dengan persamaan:
m=V = ( Al )=A( vt)
Jika nilai m kita masukkan ke persamaan

E=2 m f y

kita peroleh:

E=2 2 ( Avt ) f 2 y 2 .(28)


Persamaan diatas menyatakan bahwa energi yang dipindahkan oleh suatu
E y
(
2) .
gelombag sebanding dengan kuadrat amplitudonya

20

DAFTAR PUSTAKA

Handayani, Sri dan Ari Damari. 2009. Fisika untuk SMA dan MA Kelas
XII. Jakarta : CV. Adi Perkasa.
Kanginan, Marthen. 1996. Fisika SMU Jilid 3A Untuk Kelas 3.Jakarta :
Erlangga.
Nugroho, Djoko. 2009. Fisika Untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta :
Erlangga.
Purwoko, Fendi. 2010. Fisika 3 SMA Kelas XII. Bogor : Yudhistira.
Ridho, Shofwan dkk. 2013. Fisika untuk SMA/MA Kelas XII. Sidoarjo :
Masmedia.

21

Anda mungkin juga menyukai