Anda di halaman 1dari 10

a.

No Praktikum
b. Judul Praktikum
c. Hari/Tanggal Praktikum
d. Prinsip
Bobot Jenis
Merupakan perbandingan

: VI
: Uji Mutu Minyak
: Sabtu / 13 Desember 2014
:
berat dari volume minyak/lemak pada suhu

25C dengan berat air pada volume dan suhu yang sama.
Angka Asam
Angka asam dinyatakan sebagai jumlah milligram KOH yang diperlukan
menetralkan asam lemak bebas yang terdapat dalam satu gram

minyak/lemak.
Angka Peroksida
Yang menunjukan banyaknya miligram ekivalen peroksida yang terdapat
didalam 1000 gram minyak/lemak.
Bilangan Iod
Jumlah (gram) iod yang dapat diikat oleh 100gr lemak.
Angka Penyabunan
Merupakan bilangan penyabunan dinyatakan sebagai banyaknya mg

KOH yang dibutuhkan untuk menyabunkan 1 gram lemak.minyak.


e. Tujuan
:
Untuk mengetahui bobot jenis, angka asam, angka peroksida, bilangan iod
dan angka penyabunan dari sample minyak kelapa asli.
f. Teori
:
Peristiwa oksidasi dan hidrolitik (enzimatis ataupun non enzimatis)
merupakan penyebab kerusakan minyak dan lemak. Kerusakan citarasa
minyak dan lemak yang paling besar dipengruhi oleh autooksidasi. Hasil
dari oksidasi lemak ini adalah peroksida, asam lemak, aldehid dan keton.
Aldeid dan keton menyebabkan bau tengik pada minyak. Tingkat
kerusakan minyak dapat diketahui dan biasa dinyatakan sebagai bilangan
peroksida.
Berat molekkul minyak atau lemak secara kasar dapat diketahui dengan
mengetahui angka penyabunan dari minyak itu sendiri. Jika minyak
tersusun atas asam lemak berantai C pendek maka berat molekul minyak
itu relatif kecil, dan jika minyak tersusun atas asam lemak berantai C
panjang maka berat molekulnya relatif besar.angka penyabunan sendiri
adalah jumlah KOH yang diperlukan untuk menyabun 1 gram minyak atau
lemak.

Asam lemak bebas berasal dari proses hidrolisa minyak ataupun dari
kesalahan proses pengolahan. Kadar asam lemak yang tinggi berarti
kualitas minyak tersebut semakin rendah. Penentuan kadar asam lemak
bebas dalam minyak ini bertujuan untuk menentukan kualitas minyak.
Penentuan kadar asam lemak bebas ini berdassarkan pada jenis asam
lemak apa yang paling dominan dalam sampel minyak atau lemak yang
digunakan.
Jenis-jenis lemak dan minyak dapat dibedakan berdasarkan sifat-sifatnya .
Pengujian sifat-sifat lemak dan minyak ini meliputi:
1. Penentuan angka penyabunan
Angka penyabunan menunjukkan berat molekul lemak dan minyak secara
kasar .minyak yang disusun oleh asam lemak berantai karbon yang pendek
berarti mempunyai berat molekul ytang relatif kecil, akan mempunyai
angka penyabunan yang besar dan sebaliknya bila minya mempunyai berat
molekul yang besar ,mka angka penyabunan relatif kecil . angka
penyabunan ini dinyatakan sebagai banyaknya (mg) NaOH yang
dibutuhkan untuk menyabunkan satu gram lemak atau minyak.
2. Penentuan angka ester
Angka ester menunjukkan jumlah asam organik yang bersenyawa sebagai
ester. Angka ester dihitung dengan selisih angka penyabunan dengan
angka asam.
Angka ester = angka penyabunan angka asam.
3. Penentuan angka Reichert-Meissel
Angka Reichert-Meissel menunjukkan jumlah asam-asam lemak yang
dapat larut dalam air dan mudah menguap. Angka ini dinyatakan sebagai
jumlah NaOH 0,1 N dalam ml yang digunakan unutk menetralkan asam
lemak yang menguap dan larut dalam air yang diperoleh dari penyulingan
5 gram lemak atau minyak pada kondisi tertentu. asam lemak yang mudah
menguap dan mudah larut dalam air adalah yang berantai karbon 4-6.
Lemak dan minyak adalah salah satu kelompok yang termasuk pada
golongan lipid , yaitu senyawa organik yang terdapat di alam serta tidak
larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non-polar,misalnya dietil
eter, Kloroform, benzena dan hidrokarbon lainnya, lemak dan minyak
dapat larut dalam pelarut yang disebutkan di atas karena lemak dan
minyak mempunyai polaritas yang sama dengan pelaut tersebut.

Bahan-bahan dan senyawa kimia akan mudah larut dalam pelarut yang
sama polaritasnya dengan zat terlarut . Tetapi polaritas bahan dapat
berubah karena adanya proses kimiawi. Misalnya asam lemak dalam
larutan KOH berada dalam keadaan terionisasi dan menjadi lebih polar
dari aslinya sehingga mudah larut serta dapat diekstraksi dengan air.
Ekstraksi asam lemak yang terionisasi ini dapat dinetralkan kembali
dengan menambahkan asam sulfat encer sehingga kembali menjadi tidak
terionisasi dan kembali mudah diekstraksi dengan pelarut non-polar.
Lemak dan minyak merupakan senyawaan trigliserida atau triasgliserol,
yang berarti triester dari gliserol . Jadi lemak dan minyak juga
merupakan senyawaan ester . Hasil hidrolisis lemak dan minyak adalah
asam karboksilat dan gliserol .Asam karboksilat ini juga disebut asam
lemak yang mempunyai rantai hidrokarbon yang panjang dan tidak
bercabang.
Lipid adalah suatu golongan besar senyawa alami, molekulnya dapat
dikatakan tak larut air. Trigliresida yaitu triester dari gliserol dan asam
lemak adah lipid yang paling melimpah pada jaringan hewan.kolesterol
adalah steroid paling melimpah dalam hewan. Lapisan terluar andrenal
meghasilkan 3 golongan hirmon steroid: glukokortikoid yang megatur
penggunaan glukosa oleh tubuh dan mempengaruhi keseimbangan oleh
garam dan air. Mineralokortikoid yang mempengaruhi kesimbangan garam
dan air dala tubuh dan yang terakhir hormon seks sekunder yang
menyebabkan perbedaan ciri pria dan wanita serta membantu pematangan
proses produksi.
g. Alat dan Bahan
Piknometer
Termometer
Buret
Erlenmeyer
Neraca Analitik
Pipet Tetes
Gelas Arloji
Spatula
Gelas Ukur
Alat Refluks
Alkohol 96%

KOH 0,1 N
Larutan PP
Natrium Thiosulfat
KI
Asam Asetat-Kloroform (3:2)
Amilum 1%
Sample (Minyak kelapa asli)
h. Cara Kerja
:
Bobot Jenis
1. Contoh minyak/lemak dimasukkan kedalam piknometer kemudian

tutup.
2. Rendam dalam air suhu 25C selama 30 menit.
3. Selanjutnya dikeringkan bagian luar dan ditimbang
4. Dengan cara yang sama piknometer diisi dengan air dan ditimbang.
Angka Asam
1. Timbang lemak/minyak sebanyak 10-20 gram masukan kedalam EM
250 ml.
2. Tambahkan 50 ml alcohol 96% kemudian dipanaskan selama 10
menit dalam penanga air sambil diaduk dan ditutup dengan

pendingin balik.
3. Titrasi dengan KOH 0,1N menggunakan indicator phenolphthalein.
Angka Peroksida
1. Timbang kurang lebih 5 gram contoh dalam EM tertutup 250 ml, lalu
dilarutkan dalam 30 ml larutan asam asetat-kloroform (3:2),
goyangkan larutan sampai bahan terlarut semua.
2. Tambahkan 1 gr KI dan biarkan 30 menit ditempat gelap sambil
saring, kemudian tambahkan 30 ml aquadest.
3. Titrasi dengan Natrium Thiosulfat 0,1 N sampai warna kuning
jerami, tambahkan indikator amilum 1% 0,5 ml. Lanjutkan titrasi

sampai warna biru mulai hilang.


4. Lanjutkan penetapan blanko.
Bilangan Iod
1. Ditimbang bahan lemak/minyak sebanyak 0,1-0,5 gr, dalam EM
bertutup.
2. Tambahkan kloroform 10 ml dan 25 ml reagen yodium bromide dan
biarkan ditempat gelap selama 30 menit.
3. Ditambahkan 10 ml larutan KI 15% dan 50 ml aquadest yang telah
dididihkan dan segera dititrasi dengan Natrium Thiosulfat 0,1 N
sampai warna kuning pucat kemudian ditambahkan 2 ml larutan
amilum. Titrasi sampai biru hilang.

4. Lakukan hal yang sama untuk blanko.


Angka Penyabunan
1. Ditimbang bahan lemak/minyak sebanyak 5 gr dalam EM.
2. Tambahkan KOH 0,5 N alkoholik sebanyak 50 ml kemudian
dipanaskan sampai mendidih dengan menggunakan pendingin balik.
3. Setelah dingin titrasi dengan HCl 0,5 N dengan menggunakan

indicator PP.
4. Lakukan hal yang sama untuk blanko.
i. Hasil Pengamatan
:
Bobot Jenis
Wo
= 21, 74 gram
Ws
= 73,20 gram
Wa
= 68,72 gram
Angka Asam
Standarisasi KOH dengan Oksalat
W oksalat

V KOH

(mg)
63,8

(mL)
6,90

Warna
Bening menjadi Merah

63,4
63,6

6,90
6,90

Muda
-

Penetapan Sample
W Sample
(gr)
12,1918

V KOH (mL)
4,70

Warna
Bening menjadi

12,2007
12,1962

4,70
4,70

Merah Muda
-

Angka Peroksida
Standarisasi Natrium Thiosulfat
V
W K2CrO4

Na2S2O3

(mg)
50,0
50,0
50,0

(mL)
49,50
49,50
49,50

Warna
Kuning Putih Susu
-

Penetapan Sample
W Sample

V Na2S2O3

(g)

(mL)

Warna

5,0
5,0
5,0

0,30
0,30
0,30

Biru Hilang
-

Bilangan Iod
Penetapan Blanko
W

aquadest

Na2S2O3

(gr)
0,5036
0,5036
0,5036

(mL)
72,0
72,0
72,0

Warna
Kuning Putih Susu
-

Penetapan Sample
W Sample

V Na2S2O3

(g)
0,56
0,56
0,56

(mL)
70,50
70,50
70,50

Warna
Biru Hilang
-

Angka Penyabunan
Penetapan Blanko
W
aquadest
(gr)
5,0
5,0
5,0

V HCl (mL)
48,90
48,90
48,90

Warna
Merah Muda Bening
-

Penetapan Sample
W Sample
(g)
5,0012
5,0009
5,0010

V HCl (mL)
6,50
6,50
6,50

Warna
Merah Muda Bening
-

Standarisasi HCL 0,1N dengan KOH


W KOH (g)
280
280

V KOH (mL)
5,10
5,10

Warna
Merah Muda Bening

280

5,10

j. Perhitungan
a. Bobot Jenis

W piknometer sample W piknometer kosong


W piknometer air W piknometer kosong

68,72 gram 21,74 gram


= 73,20 gram 21,74 gram
46,98
= 51,46
0,9129 g/ml
b. Angka Asam
Ml KOH x N KOH x BM KOH
Bobot contoh (gram)
=
4,70 ml x 0,1645 N x 56
12,1962 gram
=
=

43,2964
3,5499
12,1962

N KOH sebenarnya = mg H2C2O4


= BE KOH x V KOH
63,6 mg
= 56 x 6,90
63,6 mgN
= 0,1645
386,4
c. Alat Peroksida
(tb ts) x N thio x 8 x 1000
Bobot contoh (gram)

( 0,40 0,30 ml) x 0,0041 x 8 x 1000


5,0 gr
3,28 = 0,656 = 0,66 m eq/kg
5,0
N thio sebenarnya = mg k2CvO4
= BE thio x V thio
=
=

50,0 mg
248,17 x 49,50 ml
50,0
0,0041
N
12284.415

d. Bilangan 100
( tb ts ) x N thio x 12,69
Bobot contoh (gram)
(72,0 70,50) x 0,0041 x 12,69
gr = 0,14
0,07804350,566
= 0,1394
0,56
N thio sebenarnya = mg k2CvO4
= BE thio x V thio
=
=

50,0 mg
248,17 x 49,50 ml
50,0
0,0041 N
12284.415

e. Angka Penyabunan
( tb ts ) x N HCI x BM KOH
Bobot contoh (gram)
=
=

( 48,90 6,50 ) x 1,5042 x 56


=
5,0010 gr
42,4 x 1,5042 x 56
351,5725
5,0010 gr
5,0010 gr
N HCL sebenarnya = mg KOH
=
BE HCL x V HCL
280
=
36,5 x 5,10
280
=
1,5042
186,15N

= 714,17

k. Pembahasan
:
Pada percobaan penentuan bilangan peroksida, yaitu banyaknya milligram
ekivalen peroksida yang terbentuk dalam setiap 100gr minyak atau lemak.
Bilangan peroksida menunjukan derajat kerusakan pada lemak atau
minyak penambahan chloroform sehingga asam lemak tak jenuh dapat
mengikat oksigen pada ikatan rangkapnya membetuk peroksida dan
selanjutnya membentuk aldehid, akan mengakibatklan bau tengik. Dari
bau tengik tersebut akan mengeluarkan peroksida. Dimana semakin tengik
semakin tinggi angka peroksidanya. Setelah larutan tercampur lalu
penambahan KI jenuh yang mengakibatkan warna menjadi coklat. Juga

ditambahkan larutan pati. Maka dari itu perlu diadakan titrasi dimana
Natrium Thiosulfat 0,1N sebagai titran untuk menghilangkan warna
coklatnya. Dari proses itu akan menghasilkan I 2 dan beraksi di minyak
terdapat peroksida.
Penetuan bilangan penyabunan ini dapat dipergunakan untuk mengetahui
sifat minyak. Selain sifat fisik bisa juga digunakan untuk menentukan
berat molekul minyak secara kasar. Apabila sampel uji disabunkan dengan
KOH-ethanol, maka KOH akan bereaksi dengan triglserida, yaitu tiga
molekul KOH bereaksi dengan satu molekul minyak. Larutan alkali yang
tertinggal tersebut kemudian ditentukan dengan titrasi menggunakan asam
sehingga alkali yang turun bereaksi dapat diketahui. Penggunaan sampel
minyak kelapa sawit yang kemudian ditambahkan KOH-ethanol, dimana
fungsi dari ethanol untuk melarutkan KOH, melarutkan asam lemak hasil
hidrolisis agar mempermudah reaksi dengan basa dalam pembentukan
sabun. Kemudian dilakukan pemanasan tetapi dipakai alat pendingin
balik/kondesor agar uap yang dihasilkan akan menjadi embun kembali.
Setelah proses pendinginan lalu penambahan indikator pp yang hingga
berwarna merah muda. Selanjutnya titrasi dengan HCl 0,5N sampai
warnanya hilang. Pneggunaan HCl untuk membuat KOH dalam minyak
bersifat netral. Sebelum melakukan perhitungan pembuatan larutan blanko
hanya KOH dan pp yang dititrasi dari berwarna ungu menjadi tidak
berwarna untuk perhitungan angka penyabunan. Dari hasil penelitian
minyak curah lebih tinggi angka penyabunan dibanding minyak kemasan.
Penentuan asam lemak dapat dipergunakan untuk mengetahui kualitas dari
minyak atau lemak, hal ini dikarenakan bilangan asam dapat dipergunakan
untuk mengukur dan mengetahui jumlah asam lemak bebas dalam suatu
bahan atau sample.
Semakin besar angka asam maka dapat diartikan kandungan asam lemak
bebas dalam sample semakin tinggi, besarnya asam lemak bebas yang
terkandung dalam sampel dapat diakibatkan dari proses hidrolisis ataupun
karena proses pengolahan yang kurang baik.
Pelarut yang digunakan dalam percobaan asam lemak bebas adalah
alkohol netral. Alkohol dalam kondisi padnas akan lebih baik melarutkan
sampel yang juga nonpolar. Dalam memanaskan alkohol, dilakukan

pemanas air hal ini dikarenakan titik didih alkohol lebih rendah daripada
air. Dengan menggunakan kondesor dimana uap air akan menjadi embun
kembali. Setelah itu diberi inidkator pp. Apabila alkohol terlalu asam maka
digunakanlah basa. proses titrasi dengan penggunaan NaOH 0,1N sebagai
titrannya sampai warna merah muda yang tidak hilang.
l. Kesimpulan
:
Jadi dapat disimpulkan dari hasil uji mutu minyak (Minyak Kelapa Asli)
didapatkan hasil :
1. BJ
= 0,9129 g/ml
2. Angka Asam
= 3,5499
3. Angka Peroksida
= 0,66 mEq/kg
4. Bilangan Iod
= 0,14
5. Angka Penyabunan
= 714,17
m. Daftar Pustaka
:
Fessendden,Ralph. Dan Fessenden,Joans. 1989. Kimia Organik, Edisi ke3.Jakarta:Erlangga.
Kristiani, E.B.E. 2005. Uji Kualitas Minyak. UKSW. Salatiga
Soekirno, Harimurti.2005. Biokimia Dasar. Jakarta: Elex

Media

Komputindo
Wilbraham Antony dan Matta Michael, 1992. Pengantar Kimia Organik
dan Hayati. Bandung :ITB.

Anda mungkin juga menyukai