SHOLAT
Dosen Pengampu : MASRUCHIN, SHI, MEI
Oleh:
Mukhammad Nafi
Mochammad Anwar
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SIDOARJO
2016
A. PENDAHULUAN
Dalam kehidupan umat islam masyarakat meyakini dan mengetahui bahwa
shalat merupakan perintah yang harus di lakukan atau di anjurkan oleh umat islam itu
sendiri. Didalam pelaksanaan sholat ada beberapa hal yang harus di lakukan
seseorang yang hendak melaksanakan sholat. Seperti mempunyai wudu, suci
tempatnya atau pakaiannya karena kedua hal tersebuit merupakan salah satu dari
syarat shalat sehingga ketika seseorang melakukan shalat dan keduanya ditinggalkan
maka hal tersebut dapat membatalkan shalat seseorang karena ketika salah syarat
shahnya shalat di tinggalkan maka secara langsung shalatnya itu tidak di terima oleh
Tuhan, baik itu shalat yang wajib ataupun shalat sunnah, yang keduanya itu pernah di
lakukan dan dipraktekkan oleh Nabi Muhammad SAW sehingga sampai sekarang hal
itu dilakukan secara berkesinambungan.
Shalat merupakan salah satu bentuk interaksi langsung antara manusia dengan
tuhannya, maka dari itu ketika kita melakukan atau melaksanakan shalat kita di
anjurkan untuk khusuk dalam shalat yang dia lakukan supaya shalat tersebut bisa di
terima oleh tuhan Yang Maha Esa, selain dari itu shalat memiliki berbagai macam
keistimewaan.
Didalam pelaksanaan shalat Allah tidak memberatkan umatnya, artinya shalat
dapat di tinggalkan ketika seseorang ersebut mempunyai halangan seperti haid bagi
wanita dan masih banyak contoh yang lain, dan Allah juga memberikan keringanan
terhadap pelaksanaan shalat seperti memperpendek sholat.
B. PEMBAHASAN
A. Pengertian Sholat
Sholat secara etimologi atau bahasa berarti doa
lagi: Siapakah engkau? Dijawabnya: Jibril. Jibril a.s ditanya lagi: Siapakah
bersamamu? Jibril a.s menjawab: Muhammad. Jibril a.s ditanya lagi: Adakah dia telah
diutuskan? Jibril a.s menjawab: Ya, dia telah diutuskan. Pintu pun dibukakan kepada
kami. Ketika aku bertemu dengan Nabi Musa a.s dia terus menyambutku dan
mendoakan aku dengan kebaikan. Aku dibawa lagi naik ke langit ketujuh. Jibril a.s
meminta supaya dibukakan. Kedengaran suara bertanya lagi: Siapakah engkau?
Dijawabnya: Jibril. Jibril a.s ditanya lagi: Siapakah bersamamu? Jibril a.s menjawab:
Muhammad. Jibril a.s ditanya lagi: Adakah dia telah diutuskan? Jibril a.s menjawab:
Ya, dia telah diutuskan. Pintu pun dibukakan kepada kami. Ketika aku bertemu
dengan Nabi Ibrahim a.s dia sedang berada dalam keadaan menyandar di Baitul
Makmur. Keluasannya setiap hari memuatkan tujuh puluh ribu malaikat. Setelah
keluar mereka tidak kembali lagi kepadanya. Kemudian aku dibawa ke Sidratul
Muntaha. Daun-daunnya besar umpama telinga gajah manakala buahnya pula sebesar
tempayan. Baginda bersabda: Ketika baginda merayau-rayau meninjau kejadian Allah
s.w.t, baginda dapati kesemuanya aneh-aneh. Tidak seorang pun dari makhluk Allah
yang mampu menggambarkan keindahannya. Lalu Allah s.w.t memberikan wahyu
kepada baginda dengan mewajibkan sembahyang lima puluh waktu sehari semalam.
Tatakala baginda turun dan bertemu Nabi Musa a.s, dia bertanya: Apakah yang telah
difardukan oleh Tuhanmu kepada umatmu? Baginda bersabda: Sembahyang lima
puluh waktu. Nabi Musa a.s berkata: Kembalilah kepada Tuhanmu, mintalah
keringanan kerana umatmu tidak akan mampu melaksanakannya. Aku pernah
mencuba Bani Israel dan memberitahu mereka. Baginda bersabda: Baginda
kemudiannya kembali kepada Tuhan dan berkata: Wahai Tuhanku, berilah keringanan
kepada umatku. Lalu Allah s.w.t mengurangkan lima waktu sembahyang dari baginda.
Baginda kembali kepada Nabi Musa a.s dan berkata: Allah telah mengurangkan lima
waktu sembahyang dariku. Nabi Musa a.s berkata: Umatmu masih tidak mampu
melaksanakannya. Kembalilah kepada Tuhanmu, mintalah keringanan lagi. Baginda
bersabda: Baginda tak henti-henti berulang-alik antara Tuhan dan Nabi Musa a.s,
sehinggalah Allah s.w.t berfirman Yang bermaksud: Wahai Muhammad!
Sesungguhnya aku fardukan hanyalah lima waktu sehari semalam. Setiap sembahyang
fardu diganjarkan dengan sepuluh ganjaran. Oleh yang demikian, bererti lima waktu
sembahyang fardu sama dengan lima puluh sembahyang fardu. Begitu juga sesiapa
yang berniat, untuk melakukan kebaikan tetapi tidak melakukanya, nescaya akan
dicatat baginya satu kebaikan. Jika dia melaksanakannya, maka dicatat sepuluh
kebaikan baginya. Sebaliknya sesiapa yang berniat ingin melakukan kejahatan, tetapi
tidak melakukannya, nescaya tidak sesuatu pun dicatat baginya. Seandainya dia
melakukannya, maka dicatat sebagai satu kejahatan baginya. Baginda turun hingga
sampai kepada Nabi Musa a.s, lalu aku memberitahu kepadanya. Dia masih lagi
berkata: Kembalilah kepada Tuhanmu, mintalah keringanan. Baginda menyahut: Aku
terlalu banyak berulang alik kepada Tuhan, sehingga menyebabkan aku malu kepadaNya. Kemudian Jibril membawaku hingga ke Sidratul Muntaha. Tempat mana ditutup
dengan aneka warna yang aku tak tau warna-warna apa namanya. Sesudah itu aku
dibawa masuk ke dalam surga, dimana didalamnya terdapat mutiara bersusun-susun
sedang buminya bagaikan kasturi.
"Dan tidaklah mereka diperintah kecuali agar mereka hanya beribadah/menyembah
kepada Allah saja, mengikhlaskan keta'atan pada-Nya dalam (menjalankan) agama
dengan hanif (lurus), agar mereka mendirikan sholat dan menunaikan zakat, demikian
itulah agama yang lurus".
Dalam hadist riwayat abu dawud juga menegaskan:
Perintahkanlah anak-anakmu mengerjakan shalat di waktu
usia mereka meningkat tujuh tahun, dan pukullah (kalau enggan
melakukan shalat) diwaktu mereka meningkat usia sepuluh tahun.
( HR. Abu Dawud )
Dari penjelasan hadist diatas, bahwa sholat itu hukumnya wajib. Bahkan
diperbolehkan untuk memukul kaki anak usia sepuluh tahun jika tidak mengerjakan
sholat.
Untuk melakukan shalat ada syarat-syarat yang harus dipenuhi
dulu, yaitu :
1. Beragama Islam
2. Memiliki akal yang waras alias tidak gila atau autis
3. Berusia cukup dewasa
4. Telah sampai dakwah islam kepadanya
5. Bersih dan suci dari najis, haid, nifas, dan lain sebagainya
6. Sadar atau tidak sedang tidur
4 Qs Al Ankabut : 45
E. Tatacara sholat.
Shalat struktural yang pernah dilakukan Nabi saw dengan urutan
sebagai berikut :
5 Qs Al Baqarah : 45
6 Qs Tha ha : 13- 14
7 Qs Ar Rad : 28
1. Takbir
Shalat langsung diawali dengan takbir, sebab saat mau
mengambil air wudhu, otomatis pada waktu itu niat shalat telah
berlaku, sebab wudhu yang dilakukan memang diperuntukkan niat
untuk shalat. Setelah wudhu dengan sempurna, langsung berdiri
menghadap ke kiblat dan takbir.
2. Iftitah
Setelah takbir dengan sempurna dalam posisi sendekap,
langsung membaca doa iftitah. Doa ini banyak jenisnya, sebab
Nabi saw pernah melakukan berbagai macam. Pelaku shalat dapat
memilih slah satu diantara yang ada, sesuai dengan kelonggaran
waktu yang dimiliki, apabila waktunya panjang, dapat memilih yang
panjang dan sebaliknya jika waktunya sempit, boleh memilih yang
pendek.
3. Membaca Al-Fatihah dan Salah Satu Surat Al-Quran
Setelah selesai membaca doa iftitah, langsung membaca alfatihah dan posisi gerakannya tetap seperti disaat iftitah. Membaca
al-fatihah ini mutlak, sebagaimana sabda Nabi saw :
,
Dari Ubadah bin Shamid, i berkata : Telah bersabda Rasulullah saw.:
Tidak ada shlat (tidak syah) bagi orang yang tidak membaca ummul
Quran (Al-Fatihah) (HR. Bukhari Muslim).
Setelah selesai membaca Al-Fatihah, langsung membaca salah
satu surat atau ayat Al-Quran dan posisi gerakannya sama
(sendekap) sebagaimana disaat membaca Al-Fatihah. Usahakan
memilih surat atau ayat yang difahami maknanya agar dapat
menjiwai disaat membaca, adapun panjang pendek surat (ayat)
disesuaikan dengan kelonggaran waktu.
4. Ruku
Setelah selesai membaca salah satu surat (ayat), lalu takbir
Allahu Akbar, dan langsung badan membungkuk hingga kedua
tangan diletakkan pada kedua lutut kaki. Adapun bacan yang
pernah dilakukan Rasulullah saw juga banyak jenisnya, dibolehkan
memilih salah satu, sesuai kelonggaran waktu. Doa tersebut
sebagai berikut :
Maha suci Tuhanku, tuhan yang Maha Besar (HR. Muslim dan
Ashabus Sunan).
Rasulullah saw, kadang-kadang berlama-lama ruku membaca
doa sepuluh kali tsbih ini, kadang lebih dari itu dan sekurangkurangnya 3 kali, sebab kalau ada keperluan beliau menyegerakan
shalatnya.
5. Itidal
Setelah ruku dilakukan dengan sempurna, lalu bangun sambil
mengangkat tangan sebagaimana cara bertakbir, kemudian tangan
lurus dengan badan dan bacaannya sebagai berikut :
Mudah-mudahan Allah mendengar pujian orang-orang yang memujimujinya (HR. Bukhari, Muslim, Ahmad, Abi Daud dari Ali ra).
6. Sujud
Setelah membaca doa Itidal langsung bersujud dengan cara
meletakkan kedua lututnya terlebih dulu ke depan, kemudian baru
meletakkan kedua tangannya di samping kiri-kanan kepala dan jarijari tangan rapat sama dengan di saat takbir.
7. Duduk di antara dua sujud
Setelah
sujud
selesai
dengan
sempurna,
lalu
duduk iftirasy dengan cara melipatkan kaki kiri dan meletakkan
punggung (pantat) atasnya serta menegakan kaki kanan serta
menghadapkan ujung-ujung anak jari ke kiblat.
8. Duduk takhiyat atau tasyahud
Setelah selesai semua prosesi rakaat pertama dan kedua,
langsung duduktakhiyat atau tasyahud dengan cara kaki kiti
diletakkan di bawah kaki kanan, sebagaimana posisi duduk diantara
dua sujud dan ia genggam tangannya dengan isyarat telunjuknya.
9. Salam (takhiat akhir)
Selesai tasyahud akhir langsung salam, dengan cara menoleh
kekanan dan kekiri sambil membaca :
Doa
Adapun doa yang sering Rasulullah baca ketika selesai shalat ialah
sebagai berikut :
Setelah slesai seluruh prosesi shalat yang mulai dari takbir
hingga salam, kemudian membaca doa-doa sesuai dengan contoh
Rasulullah saw atau dapat juga ditambah asalkan riwatnya sah.
Doa sesuadah shalat yang pernah dilakukan Rasulullah saw,:
,
,
Tidak ada Tuhan kecuali Allah sendiri, tiada sekutu baginya,
kepunyaan-Nyalah sekalian kerajaan dan bagi-Nyalah sekalian
pujian dan ia di atas sesuatu amat berkuasa. Wahai Tuhan yang
tidak ada yang bisa menghlangi apa yang engkau beri dan tidak ada
yang bisa menarik manfaat dari padamu untuk si kaya (HR.
MuttafaqunAlaih). Wahai Tuhanku, aku berlindung kepadamu dari
pada kebakhilan dan aku berlindung kepadamu dari pada ketakuta,
dan aku berlindung dari padamu daripada umur yang pikun dan aku
berlindung kepadamu daripada percobaan hidup dan aku berlindung
kepadamu dari azab kubur (HR. Bukhari).Wahai Tuhan, tolonglah
aku untuk dapat mengingatmu dan berterima kasih kepadamu dan
beribadah yang baik kepadamu (HR. Abu Daud, Ahmad dan AnNasai).
C. PENUTUP
Kesimpulan
Dari pembahasan-pembahasan di atas dapat kami simpulkan
beberapa hal sebagai berikut :
1. Sholat ialah ibadah yang tersusun dari beberapa perkataan
dan perbuataan yang di mulai dengan takbir dan di akhiri
dengan salam.
2. Sholat merupakan suatu kewajiban bagi ummat islam, akan
tetapi ketika seseorang hendak melksanakan shalat ada
beberapa hal yang harus di penuhi dalam pelaksanaan shalat
tersebu yakni, islm, baligh, dan suci ketika empat syarat
tersebut tidak tepenuhi kma gugurlah shalat seseorang itu.
3. Sholat merupakan salah satu interaksi antara Tuhan dengan
hambanya, kan tetapi shalat di anggap sah ketika terpenuhi
syarat shah shalat, yang di antaranya ialah suci bdan, dari
hadats dan najis.
4. Sholat yang wajib di wajibkan oleh tiap mukallaf ialah dhuhur,
ashar, maghrib, isya dan subuh.
5. Sholat struktural merupakan bentuk ibadah vertikal, yaitu
hablum minallah sedangkan shalat struktural ada tiga pokok
utama sebagai satu paket yang harus dilakukan secara utuh
yaitu, wudhu, shalat dan doa.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur'an dan terjemahnya
Drs. Sidi Gazalba Asas Agama Islam, Bulan Bintang, Jakarta, 1975
Hasbi Asy Syidiqi, Pedoman Shalat, Bulan Bintang, 1976
Imam Basori Assuyuti Bimbingan Shalat Lengkap, Mitra Umat, 1998
Mimbar Ulama, Edisi September 2004
Indonesia, Departemen Penerangan. Muhammadiyah Setengah Abad.