Anda di halaman 1dari 14

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah


1.3 Tujuan

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Penentuan Lokasi Industri
2.2 Teori Lokasi Industri
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan

3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

2
5

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagai negara yang berkembang, Indonesia perlu adanya
perindustrian

dalam

negeri

guna

untuk

memajukan

perekonomian negara. Pembangunan industry yang semakin


meningkat akan berakibat pada percepatan terciptanya struktur
ekonomi yang lebih seimbang, memperluas kesempatan kerja,
meningkatkan

rangkaian

proses

produksi

industry

untuk

memenuhi kebutuhan dalam negeri. Dengan demikian akan


mengurangi ketergantungan akan barang impor, bahkan pada
akhirnya akan meningkatkan ekspor hasil industry (Purwanti,
2012).
Dalam membangun perindustrian di negara maka sangat
penting menentukan suatu lokasi perindustrian, agar industri
yang dijalankan dapat berjalan lancar dan mampu bersaing
dengan

industri

lainnya

selain

itu

untuk

memperbesar

keuntungan dengan menekan biaya produksi dan meraih pasar


yang luas. Jika suatu perindustrian maju maka pendapatan
negarapun akan naik dan masyarakat akan lebih mampu
terjamin.
Banyak faktor yang mempengaruhi keberadaan lokasi suatu
industri.

Karena

merencanakan

itu,

lokasi

pengambilan
industri

harus

keputusan
didasarkan

dalam
pada

pertimbangan-pertimbangan yang matang dari faktor-faktor yang


mempengaruhinya. Pemilihan lokasi yang strategis merupakan
kerangka kerja yang persfektif bagi pengembangan suatu
kegiatan yang bersifat komersial. Dengan demikian, tujuan
penentuan lokasi industri yaitu untuk memperbesar keuntungan
dengan menekan biaya produksi (Geografi, 2010).

1.2 Rumusan Masalah


a. Bagaimana cara penentuan lokasi suatu industri?
b. Apa saja teori lokasi industri?

1.3 Tujuan
a. Mengetahui cara-cara menentukan lokasi suatu industri
b. Mengetahui apa saja teori lokasi industri

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Penentuan Lokasi Industri
Lokasi
karakteristik

suatu
dari

industri
kegiatan

berada,

selain

industrinya

juga

memperlihatkan
mempengaruhi

pertumbuhan dan perkembangan industri tersebut. Banyak


faktor yang mempengaruhi keberadaan lokasi suatu industri.
Karena itu, pengambilan keputusan dalam merencanakan lokasi
industri harus didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan

yang

matang

dari

faktor-faktor

yang

mempengaruhinya.

Pemilihan lokasi yang strategis merupakan kerangka kerja yang


persfektif bagi pengembangan suatu kegiatan yang bersifat
komersial.

Artinya,

lokasi

tersebut

harus

memiliki

atau

memberikan pilihan-pilihan yang menguntungkan dari sejumlah


akses yang ada (Geografi, 2010).
Semakin strategis suatu lokasi industri, berarti akan
semakin besar peluang keuntungan yang akan diperoleh. Dengan
demikian,

tujuan

penentuan

lokasi

industri

yaitu

untuk

memperbesar keuntungan dengan menekan biaya produksi dan


meraih pangsa pasar yang lebih luas.
Menurut Bellatrik (2011) faktor-faktor untuk menentukan
lokasi industri suatu industri dapat dibedakan menjadi dua
macam:
1) Faktor pokok meliputi lokasi bahan baku, sumber tenaga kerja,
biaya angkutan, daerah pemasaran, sumber energi, dan lain-lain.
a. Bahan mentah (bahan baku)
Bahan mentah merupakan kebutuhan pokok yang harus
dipenuhi dalam kegiatan industri, sehingga keberadaannya harus
selalu tersedia dalam jumlah yang besar demi kelancaran dan
keberlanjutan proses produksi. Apabila bahan mentah yang
dibutuhkan industri, cadangannya cukup besar dan banyak
ditemukan

maka

akan

mempermudah

dan

memperbanyak

pilihan atau alternatif penempatan lokasi industri. Apabila bahan


mentah yang dibutuhkan industri cadangannya terbatas dan
hanya

ditemukan

di

tempat

tertentu

saja

maka

akan

menyebabkan biaya operasional semakin tinggi dan pilihan untuk


penempatan lokasi industri semakin terbatas.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengkaji bahan baku
menurut Atesya (2013) antara lain:
Jenis bahan baku
Jumlah dan kualitas bahan baku
Persebaran asal bahan baku
Potensi bahan baku untuk masa yang akan datang
b. Modal
Modal yang digunakan dalam peoses produksi merupakan
hal yang sangat penting. Hal ini kaitannya dengan jumlah produk
yang akan dihasilkan, pengadaan bahan mentah, tenaga kerja
yang dibutuhkan, teknologi yang akan digunakan, dan luasnya
sistem pemasaran.
c. Tenaga kerja
Tenaga kerja merupakan tulang punggung dalam menjaga
kelancaran proses produksi, baik jumlah maupun keahliannya.
Dengan demikian, penempatan lokasi industri berdasarkan
tenaga kerja sangat tergantung pada jenis dan karakteristik
kegiatan industrinya.
d. Sumber energi

Kegiatan

industri

sangat

membutuhkan

energi

untuk

menggerakkan mesin-mesin produksi, misalnya: kayu bakar,


batubara, listrik, minyak bumi, gas alam, dan tenaga atom/nuklir.
Suatu industri yang banyak membutuhkan energi, umumnya
mendekati tempat-tempat yang menjadi sumber energi tersebut.
e. Transportasi
Kegiatan industri harus ditunjang oleh kemudahan sarana
transportasi dan perhubungan. Hal ini untuk melancarkan
pasokan bahan baku dan menjamin distribusi pemasaran produk
yang dihasilkan.
f. Pasar
Menurut Robinson (1979) dalam Eni dan Tri (2012) Industri
dibangun karena adanya tuntutan konsumen. Tujuan utama
kegiatan industri memproduksi barang untuk dijual kepada
konsumen. Hal inilah yang menjadi alasan mengapa pasar atau
konsumen merupakan bagian penting bagi berlangsungnya
kegiatan industri. Jika konsumen yang membutuhkan banyak,
berarti industri tersebut mempunyai pasar yang cukup luas.
Banyak faktor yang memengaruhi luasnya daerah pemasaran
pada suatu industri. Faktor-faktor tersebut antara lain kebutuhan
masyarakat terhadap produk dan strategi pemasaran dari
perusahaan.

Dalam ilmu Ekonomi, luasnya wilayah pemasaran sangat


ditentukan oleh strategi pemasaran. Strategi pemasaran adalah
serangkaian tindakan terpadu menuju keunggulan kompetisi

yang berkelanjutan. Strategi pemasaran dipengaruhi dua faktor


sebagai berikut.
1) Faktor mikro, yaitu perantara pemasaran, pemasok, pesaing,
dan masyarakat.
2) Faktor makro, yaitu demografi/ekonomi, politik/ hukum,
teknologi/fisik, dan sosial/budaya.
Sedangkan strategi dan kiat pemasaran dari sudut pandang
penjual atau pelaku industri adalah 4P, yaitu tempat yang
strategis (place), produk yang bermutu (product), harga yang
kompetitif

(price),

dan

promosi

yang

gencar

(promotion).

Sedangkan dari sudut pandang pelanggan dikenal 4C, yaitu


kebutuhan dan keinginan (customer needs and wants), biaya
pelanggan (cost to customer), kenyamanan (convenience), dan
komunikasi (communication).
g. Teknologi yang digunakan
Penggunaan

teknologi

yang

kurang

tepat

dapat

menghambat jalannya suatu kegiatan industri. Penggunaan


teknologi yang disarankan untuk pengembangan industri pada
masa

mendatang

adalah

industri

yang:

memiliki

tingkat

pencemaran (air, udara, dan kebisingan) yang rendah, hemat air,


hemat bahan baku, dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi.
h. Perangkat hukum
Perangkat hukum dalam bentuk peraturan dan perundangundangan sangat penting demi menjamin kepastian berusaha
dan kelangsungan industri, antara lain tata ruang, fungsi wilayah,

upah minimum regional (UMR), perizinan, sistem perpajakan, dan


keamanan.
i. Kondisi lingkungan
Faktor lingkungan yang dimaksud ialah segala sesuatu yang
ada di sekitarnya yang dapat menunjang kelancaran produksi.
seperti keamanan dan ketertiban, jarak ke pemukiman, struktur
batuan yang stabil, iklim yang ocok, tersedianya sumber air, dan
lain-lain.
2)

Faktor

tambahan,

meliputi

iklim,

kebijaksanaan

pemerintah di bidang industri dan


ketersediaan air.

2.2 Teori Lokasi Industri


Menurut

Bellatrik

(2011)

teori

lokasi

muncul

untuk

menentukan lokasi yang terbaik secara ekonomis bagi suatu


industri.
1) Teori lokasi industri dari Weber
Teori lokasi industri dari Webber dikenal dengan sebutan least
cost location. Isi pokok teori Webber adalah lokasi industri
dipilihkan di tempat-tempat yang biayanya paling minimal.

2) Teori lokasi industri optimal dari Losch


Teori lokasi optimal dari Losch berdasarkan permintaan.
Menurut Losch, lokasi optimal suatu industri adalah lokasi yang
dapat menguasai wilayah pemasaran terluas.
3) Analisis wilayah pasar model Hotteling
Tujuan pasar model Hotteling adalah menganalisis strategi
lokasi dua industri yang bersaing di pasar. Menurut Hotteling
elastisitas permintaan akan mendorong difusi industri.
4) Pendekatan Perilaku menurut Pred
Pred menyusun matrik perilaku yang dapat digunakan untuk
menganalisis pengambilan keputusan tentang berbagai lokasi.
Pada

prinsipnya,

lokasi

industri

menurut

Pred

ditentukan

berdasarkan perilaku pengambilan keputusan.


Menurut Atesya (2013) dalam menentukan lokasi industri
atas dasar bahan baku, pasar, biaya angkut, tenaga kerja, modal,
tekhnologi, peraturan dan lingkungan dapat dilakukan dengan
klasifikasi sebagai berikut:
a. Lokasi industri dekat dengan bahan baku jika:
1) Bahan baku yang digunakan mudah rusak,
2) Pengangkutan barang jadi lebih mudah jika dibandingkan
dengan pengangkutan
bahan baku,

3) Bahan baku yang digunakan lebih berat daripada produk


yang dihasilkan.
b. Lokasi industri berdasar pasar, jika:
1) Produksi yang dihasilkan lebih berat dibandingkan dengan
bahan baku,
2) Bahan baku yang digunakan tidak mudah rusak,
3) Wilayah pasar luas,
4) Produksi yang dihasilkan lebih mudah rusak setelah
pengolahan,
5) Faktor prestise (gengsi lebih dipentingkan, misalnya
industri periklanan/
advertising).
c. Lokasi industri berdasarkan biaya angkut, berarti sedapat
mungkindidirikan di daerah yang lancar transportasinya baik
jumlah hasil produksinya maupun bahan-bahan baku yang
diperlukan.
d. Lokasi industri berorientasi pada tenaga kerja
Tenaga kerja dalam industri berkaitan dengan dua hal, yaitu:
(1) Kuantitas atau jumlah tenaga kerja yang ditampung oleh
industri

(2) Kualitas atau mutu tenaga kerja yang dimiliki industri


e. Lokasi industri berdasarkan modal da tekhnologi
Lokasi industri perlu diperhitungkan, besarnya modal yang
dibutuhkan dalam proses produksi, dan perlu memiliki tekhnologi
yang menjadikan industri lebih efisien. Dalam tekhnologi yang
dipertimbangkan sumber tenaga yang paling tepat digunakan,
seperti tenaga hewan, tenaga air, tenaga listrik, tenaga gas,
batubara, atau minyak bumi.
f. Lokasi industri berdasarkan peraturan dan lingkungan
Berkaitan dengan hal ini, pemerintah menetapkan Peraturan
Pemerintah no.29 tahun 1986 tentang pelaksanaan analisis
dampak lingkungan (AMDAL), atau analisis mengenai dampak
lingkungan.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Faktor-faktor untuk menentukan lokasi industri suatu industri


dapat dibedakan menjadi dua macam: Faktor pokok dan Faktor
tambahan .

Faktor pokok meliputi: bahan mentah (bahan baku), modal,


tenaga kerja, sumber energi, transportasi, pasar, teknologi yang
digunakan, perangkat hukum, kondisi lingkungan

Faktor tambahan, meliputi iklim, kebijaksanaan pemerintah di


bidang industri dan ketersediaan air.

Teori lokasi dalam perindustrian ada tiga yaitu: Teori lokasi


industri dari Weber, Teori lokasi industri optimal dari Losch,
Analisis wilayah pasar model Hotteling, Pendekatan Perilaku
menurut Pred

3.2 Saran
Dalam menentukan suatu lokasi industri, maka haruslah
memerhatikan faktor-faktor dalam penentuan lokasi agar suatu
industri dapat maju.

DAFTAR PUSTAKA

Atesya,

Rossy.

2013.

Penentuan

http://rossyatesyak.blogspot.com/2013/08/

lokasi

industri.

penentuan-lokasi-

industri.html. Diakses pada tanggal 25 maret 2014 pukul 8:56

Bellatrik. 2011. Perindustrian: Menentukan Lokasi Industri. http://geosmancis.blogspot.com/

2011/05/perindustrian-menentukan-

lokasi.html. Diakses pada tanggal 25 maret 2014 pukul 8:55


Eni,

dan

Tri

H.

2012.

Penentuan

http://ssbelajar.blogspot.com/2012

/09/

Lokasi

Industri.

penentuan-lokasi-

industri.html. Diakses pada tanggal 25 maret 2014 pukul 8:56


Geografi.

2010.

Menentukan

geografi.blogspot.com/

Lokasi

2010/11/

Industri.

http://geografi-

menentukan-lokasi-industri-

lokasi-suatu.html. Diakses pada tanggal 25 maret 2014 pukul


8:50
Purwanti, Pudji.

2012. Pengertian Dan Ruang Lingkup Manajemen

Industri Perikanan. Universitas Brawijaya. Malang

Anda mungkin juga menyukai