Anda di halaman 1dari 4

Kelompok 4

Andhiani Saras Ati R


Atina Isaaeni Banat
Nurul Fadilah Al Aulia
Jihan Rizaldy Amin
Asisten : Luluk Lailatul Fitria

Suhu setelah fitoremediasi mengalami kenaikan dibandingkan suhu


sebelum fitoremediasi, hal tersebut disebabkan oleh hasil pernafasan
baik aerob maupun anaerob berupa CO 2 yang berlebihan, adanya hasil
metabolisme mikroorganisme pada akar tanaman serta adanya
penghancuran hydrilla yang sudah mati. (Aneja dan Singh, 1992 dalam
Rudiyanto Firman, 2004).
Kebutuhan Oksigen Biokimia (Biochemical Oxygen Demand) adalah
banyaknya oksigen (mg/L) yang dibutuhkan oleh bakteri untuk
menetralisir bahan-bahan organik dalam air melalui proses oksidasi
biologis secara dekomposisi aerobik dan anaerobik. Bahan yang terurai
oleh organisme pengurai atau bakteri secara langsung merupakan
gambaran beban pencemaran dari bahan organic, serta untuk pengukuran
tingkat efisiensi proses pengolahan limbah (Saeni,1989 dalam Rudiyanto
Firman, 2004).
Hal ini berarti efektifitas tumbuhan hydrilla dalam menyerap kadar BOD
dalam air limbah cukup baik. Menurut Widianto dan Suselo, 1977, eceng
gondok dapat menurunkan kadar BOD, partikel suspensi secara
biokimiawi (berlangsung agak lambat) dan mampu menyerap logamlogam berat seperti Cr, Pb, Hg, Cd, Cu, Fe, Mn, Zn dengan baik,
kemampuan menyerap logam persatuan berat kering eceng gondok lebih
tinggi pada umur muda dari pada umur tua.
Pengukuran kebutuhan oksigen kimia (Chemical Oxygen Demand)
dalam air limbah dapat mendeteksi jumlah bahan organik di air sampai
90%, sehingga hasil pengukuran COD akan lebih besar dari BOD
(Suryadiputra, 1995 dalam Rudiyanto Firman, 2004). Nilai COD
merupakan jumlah total oksigen yang diperlukan untuk oksidasi bahan
organik menjadi CO2 dan H2O, sehingga bila nilai COD tinggi
menunjukkan adanya bahan organic yang tinggi pula.
Kadar oksigen terlarut (Dissolved Oxygen) merupakan salah satu
parameter kualitas air yang penting bagi kelangsungan hidup organisme

suatu perairan. Fungsi pengukuran DO yaitu untuk mengetahui


ketersediaan oksigen di dalam suatu perairan untuk proses respirasi.
Kandungan oksigen terlarut pada limbah rumah tangga yang telah
mengalami fitoremediasi dengan tumbuhan eceng gondok mencapai 3,3
mg/L. hal tersebut menunjukkan bahwa limbah tersebut telah memenuhi
syarat untuk dilepas ke lingkungan, sebagaimana menurut Jenie dan
Rahayu (1993) bahwa pada perairan dengan kadar oksigen terlarut 3,00
5,00 mg/L telah memenuhi syarat untuk dilepas ke lingkungan, karena
pada kondisi seperti itu proses anaerobik di dalam perairan dapat
dicegah, sehingga kehidupan organisme di dalamnya dapat berlangsung.
Tanaman
menyerap
logam-logam
yang
larut
dalam
air
melalui
akar-akarnya.
Di
dalam
akar,
tanaman
melakukan
perubahan pH oleh akar dan membentuk suatu zat kelat yang
disebut
fitosiderofor.
Fitosiderofor
yang
terbentuk
ini
akan
mengikat logam dan membawanya ke dalam sel akar melalui
transpor aktif. Setelah logam dibawa masuk ke dalam sel akar,
selanjutnya
logam
diangkut
melalui
jaringan
pengangkut
xilem
dan
floem
ke
bagian
tumbuhan
lain,
yaitu
batang/tangkai
dan
daun.
Dan
untuk
mencegah
peracunan
logam
terhadap
sel,
tanaman
mempunyai
mekanisme
detoksifikasi,
dengan
menimbun
logam
di
dalam
organ
tertentu
Akar
proses
bagian
yang
Mikroorganisme
tanaman
berperan
tanaman.

tanaman
penyerapan
akar
dapat
yang
Hydrilla
dalam

Hydrilla
berperan
dalam
logam
Cu
karena
pada
tersebut
terdapat
mikroorganisme
menyerap
logam
Cu.
terdapat
pada
akar
adalah
mikhoriza
yang
pe-nyediaan
unsur
hara
bagi

Nilai ini masih dalam kisaran yang normal karena pH yang dibutuhkan untuk
kehidupan biota baik tumbuhan maupun hewan air untuk bisa menjalani
aktivitas secara normal yaitu berkisar antara 6 9 (Yusuf 2008).

No

Parameter

Hasil
Limbah
setelah
IPAL

1.

Parameter Fisik
a. Suhu

300C

24,50C

260C

b. TSS

0,8 mg/ml

10,6 mg/ml

-1304,8 mg/ml

33 mg/L

73 mg/L

61 mg/L

b. BOD

-0,6 mg/L

3,8 mg/L

2,1 mg/L

X0

4 mg/L

4 mg/L

3 mg/L

X5

3,2 mg/L

1 mg/L

B0

8 mg/L

8 mg/L

8 mg/L

B5

5,8 mg/L

5,8 mg/L

4,1 mg/L

0,19 g/l

3,094 g/l

0,248 g/l

0,3249 ppm

0,5408 g/l

0,6989 g/l

0,72 mg/L

-0,56 mg/L

3,24 mg/L

c. TDS
2.

Sebelum
Setelah
fitoremediasi fitoremediasi

Parameter
Kimia
a. pH

c. COD
d. Minyak dan
lemak
e. Fenol
f. Sulfida / H2S

Anda mungkin juga menyukai