Anda di halaman 1dari 17

Lion Pamungkas

10-2009-158
Mekanisme dan FungsiGinjal
Universitas Kristen Krida Wacana Fakultas
Kedokteran
Jln. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510
PENDAHULUAN
Fungsi utama ginjal adalah mengeluarkan sisa hasil ekskresi dari tubuh. Bagian dari ginjal yang
berfungsi untuk menyaring zat-zat tesebut disebut dengan unit kerja ginjal atau lebih lazim
disebut dengan nefron. Nefron terdiri dari glomerulus, tubulus kontortus proksimal, ansa henle
pars desendens, ansa henle pars asendens, tubulus kontortus distal, dan duktus koligentes.
Glomerulus sendiri terdapat pada korteks ginjal, sedangkan bagian lainnya mungkin ditemukan
baik pada korteks ginjal maupun pada medula ginjal. Hasil saringan tersebut akan dialirkan
kedalam kalix minor, kalik mayor lalu ke dalam pelvis renalis. Nefron sendiri dibagi menjadi
dua yaitu nefron panjang atau yokstamedular dan nefron pendek yang disebut dengan nefron
korteks.Unit fungsional pertama yang akan dibahas adalah korpuskel dari ginjal. Korpuskel
ginjal dapat menjadi dua bagian utama yaitu glomerulus dan kapsula bowmans. Gromerulus
merupakan suatu anyaman dari kapiler darah yang disebut dengan kapiler fenestra. Kapiler
tersebut memiliki banyak lubang yang mungkin dilewati oleh berbagai zat yang akan difiltrasi.
Pada glomerulus terdapat dua pintu yaitu arteriol afferen yang berfungsi sebagai tempat
masuknya darah dan arteriol eferen yang berfungsi sebagai tempat keluarnya darah.

ISI
A. Stuktur Makroskopis dan Mikroskopis
1. Makroskopis
Letak ginjal terletak sebelah kiri / kanan columna vertebralis:
1.
ki. : iga 11/ L 2-3
2.

ka.: iga 12/ L 3-4


1

3.
Jarak kutub atas kedua ginjal: 7 cm
4.
Jarak kutub bawah kedua ginjal: 11 cm
5.
Jarak kutub bawah ke crista iliaca: 3-5 cm
Pembungkus Ginjal :
1. Capsula fibrosa

melekat pada ginjal,hanya menyelubungi ginjal (gl. supra renalis tidak)

mudah dikupas

2. Capsula adiposa

mengandung banyak lemak

membungkus ginjal dan gl.supra renalis

depan : tipis

belakang : tebal

3. Fascia renalis :

letak : di luar capsula fibrosa

terdiri 2 lembar : - depan : f. Prerenalis


- belakang : f. retro renalis

kedua lembar f. renalis ke caudal tetap terpisah, ke cranial bersatu,


sehingga kantong ginjal terbuka ke bawah.

oleh karena itu sering terjadi: ascending infection

Bagian-Bagian Ginjal :
1.
Cortex Renis
Terdiri dari : - Glomerolus
- Pembuluh darah
Di glomerulus darah disaring menjadi filtrat, kemudian disalurkan ke dalam medulla,
saluran- saluran tsb. akan bermuara pada papilla renalis terdapat garis- garis dari
medulla: processus medullaris ( FERHEINI )
2.

Medulla Renis

Papilla renalis sesuai ujung ginjal yang berbentuk = pyramid renalis (malphigi)
Saluran-saluran yang menembus papilla = ductuli papillares ( Bellini), tempat
tembusnya berupa ayakan = area cribriformis
Papilla renalis menonjolke dalam calix minor dan di antara pyramis-pyramis terdapat
columna renalis (Bertini). Beberapa calyx minor ( 2 4 ) membentuk calyx major dan
beberapa calyx major menjadi pyelum = pelvis renis, kemudian menjadi ureter ruangan
tempat calyx = hillus renalis.1
Pendarahan Ginjal
A. renalis merupakan cabang dari Aorta abdominalis setinggi vert. L I-II

A. renalis kanan > panjang A. renalis kiri, karena harus menyilang V. cava
inferior di belakangnya.

A. renalis masuk ke dalam ginjal melalui hillus renalis dan bercabang 2:

satu ke depan ginjal, mengurus ginjal bagian depan dan lebih panjang

satu lainnya ke belakang ginjal, mengurus ginjal bagian belakang ginjal

A. renalis depan & belakang bertemu di lateral, pada garis Broedel, tempat
pertemuannya di belakang grs. tengah ginjal.

Pembedahan pada garis Broedel, perdarahan minimal.

bercabang lagi & berjalan di antara lobus ginjal = A. interlobaris

A. Interlobaris pada perbatasancortex& medula bercabangmenjadiA. arcuata,


mengelilingicortex&medulla, sehinggadisebut A. arciformis.
A. arcuata mempercabangkan : A. interlobularis berjalan sp. tepi ginjal (cortex),
mpercabangkan:

Vassa afferens : glomerolus

Dalam glomerolus mbtk. anyaman / pembuluh kapiler,sbg. vassa efferens


anyaman rambut = tubuli contorti.

Pembuluh Balik Ginjal


Pembuluh balik ginjal mengikuti nadinya mulai dari permukaan ginjal sebagai kapiler
berkumpul dalam V. interlobularis = Vv stellatae ( Verheyeni ). Dari V. Interlobulari
akan berlanjut menuju ke V. Arcuata dan akan berlanjut ke V. interlobaris setelah itu
menuju ke bagian hilus dari ginjal yaitu V. renalis dan akan kembali ke V. cava inferior.

Ureter
Ureter

terdiridari

dua

bagianyaitu

pars

abdominalisdanpars

pelvina

ureter

memilikipanjang panjang 25 30 cm, merupakan lanjutan pelvis renis, menuju distal &
bermuara pada vesica urinaria. TerdapatTiga tempat penyempitan pada ureter yaitu
uretero- pelvic junction, tempat penyilangan ureter dg.vassa iliaca = flexura marginalis
dan muara ureter ke dalam vesica urinaria.

Vesica Urinaria
Vesicaurinariaseringdisebutjugasebagaibladder = kandung kemihFungsinya sebagai
sebagai reservoir urine (200 - 400 cc) Dindingterdiridari lapisan otot yang kuat.
Letakvesicaurinariatergantupadaterisiataukosong

V.U. kosong : seluruhnya terletak dalam rongga panggul,di belakang os pubis

V.U. terisi : bagian V.U. terletak di regio hypogastric


4

Anak- anak : terletak diatas PAP dan berbatasan dengan dinding perut, setelah
dewasa rongga panggul membesar, V.U. masuk rongga panggul.

Lapisan otot pada Vesika Urinaria ada 3 yang saling menutupi satu sama lainnya.
M. Detrusor : Terdapat pada lapisan dalam dan yang berfungsi untuk mengeluarkan
isi dari
vesika urinaria.
M. Trigonal : Terdapat dalam segitiga Liutaudi (yang terletak di fundus Vesica
Urinaria)

dan ikut membentuk Uvula. Otot ini berfungsi untuk membuka

Orificium urethra interna.


M. Sphincter vesica : Yang berfungsi untuk menahan urine keluar dari Vesica
Urinaria.
2. Struktur Mikroskopis
Fungsi utama ginjal adalah mengeluarkan sisa hasil ekskresi dari tubuh. Bagian dari
ginjal yang berfungsi untuk menyaring zat-zat tesebut disebut dengan unit kerja ginjal atau
lebih lazim disebut dengan nefron. Nefron terdiri dari glomerulus, tubulus kontortus proksimal,
ansa henle pars desendens, ansa henle pars asendens, tubulus kontortus distal, dan duktus
koligentes. Glomerulus sendiri terdapat pada korteks ginjal, sedangkan bagian lainnya mungkin
ditemukan baik pada korteks ginjal maupun pada medula ginjal. Hasil saringan tersebut akan
dialirkan kedalam kalix minor, kalik mayor lalu ke dalam pelvis renalis. Nefron sendiri dibagi
menjadi dua yaitu nefron panjang atau yokstamedular dan nefron pendek yang disebut dengan
nefron korteks. Pembagian tersebut apabila dilihat pada panjang dari ansa henle, sedangkan
menurut tempatnya dibagi menjadi 2 yaitu kapsular atau superfisial dan korteks tengah. Pada
bagian korteks sendiri terdapat berkas dari medula yang menjulur ke darah korteks yang
disebut dengan medulary ray.2

Unit fungsional pertama yang


akan dibahas adalah korpuskel dari
ginjal.

Korpuskel

ginjal

dapat

menjadi dua bagian utama yaitu


glomerulus dan kapsula bowmans.
Gromerulus merupakan suatu anyaman dari kapiler darah yang disebut dengan kapiler fenestra.
Kapiler tersebut memiliki banyak lubang yang mungkin dilewati oleh berbagai zat yang akan
difiltrasi. Pada glomerulus terdapat dua pintu yaitu arteriol afferen yang berfungsi sebagai
tempat masuknya darah dan arteriol eferen yang berfungsi sebagai tempat keluarnya darah.3
5

Cairan yang keluar daribagian ini akan dikeluarkan ke jaringan intersitial dan akan
disaring oleh capsula bowmans. Kapsula tersebut terdiri dari dua lapisan yaitu lapis pariental
dan lapis viseral. Kedua lapis ini yang merupakan fungsi utama untuk melakukan filtrasi. Lapis
pariental bekerja sebagai filtrat kedua. Filtrat pertama berasal dari lapis viseral. Lapis viseral ini
terdiri dari sel-sel podosit. Percabangan kaki-kaki dari sel podosit ini yang berfungsi sebagai
sarigan dari darah yang utama.
Dalam fungsi sebgagai pengaturan dari
kepekatan urin, diperlukan suatu sistem umpan
balik. Yang berperan dalam sistem ini adalah
makula densa, dan sel juxta glomerular. Sel makula
densa terdapat pada tubulus kontortus distal yang
berbatasan dengan percabangan tempat keluar dan
masuk pembuluh darah ke arah glomerulus.
Makula densa merupakan deferensiasi dari sel
epitel yang berfungsi sebgai reseptor. Sel tersebut berfungsi sebagai reseptor terhadap NaCl
yang akan dibahas berikutnya. Reseptor ini akan bekerja sama dengan sel juxtaglomerular
untuk mengatur kontriksi dari arteriol, baik aferen maupun eferen. Sel juxtaglomerular sendiri
terdapat antara perbatasan glomerulus dengan arteriol, sedangkan makula densa terdapat pada
perbatasan tubulus kontortus distal dengan glomerulus. Kedua sel ini berfungsi pada sistem
RAA.2,3

Setelah melalui korpuskel, cairan hasil filtrasi akan direabsorbsi pada saluran atau yang
lebih sering disebut sebagai duktus. Seperti yang telah disebutkan
diatas, duktus tersebut dibagi menjadi beberapa macam. Yang
pertama akan dibahas adalah duktus kontortus proksimal, duktus
ini dilapisi oleh sel kuboid rendah dengan grranula asidofil. Pada
duktus ini inti sel berjarak berjauhan, dengan lumen yang tidak
jelas. Ketidakjelasan lumen ini karena sel epitel tersebut memiliki
brush border. Gambar dari tubulus kontortus proksimal dapat
dilihat pada gambar disamping. Setelah melewati tubulus kontrortus proksimal, cairan filtrat
akan melewati ansa henle. Ansa henle sendiri dibagi menjadi tiga bagian utama yaitu tubulus
rektus prosimal yang mirip dengan tubulus kontortus proksimal, segmen tipis dari ansa henle
bentuknya sangat mirip dengan kapiler darah, sedangkan tubulus rektus distal atau sering
disebut dengan segmen tebal ansa henle acendens strutur histologinya sangat mirip dengan
tubulus kontortus distal. Gambar disamping ini merupakan gambaran dari ansa henle pada
segemn tipisnya.

Setelah melalui semua itu, cairan filtrat akan melalui tubulus


kontortus distal. Tubulus kontortus distal memiliki ciri-ciri sebagai
berikut: berepitel kuboid rendah, bersifat basofil, inti sel berdekatan.
Selain dari ciri utama tesebut, perbedaannya dengan tubulus kontortus
proksimal adalah tidak terdapatnya brush border yang mengakibatkan
lumennya tampak jelas.
Tubulus koligentes merupakan lanjutan dari saluran yang telah disebutkan diatas.
Duktuts atau tubulus koligentes memiliki banyak kemiripan dengan saluran sebelum dan
sesudahnya. Dibandingkan dengan saluran sebelumnya epitelnya hanya sedikit bertamabah
tinggi menjadi epitel kuboid hanya saja yang menjadi pembedanya adalah terdapatnya batas
yang jelas antara setiap sel,yang tidak dimiliki pada tubulus kontortus distal. Perbedaan dengan
duktus papilaris yang menjadi lanjutannya adalah hanya terdapat pada epitelnya, pada duktus
papilaris epitelnya yang berbentuk koboid tinggi sampai denan epitel toraks. Duktus papilaris

terdapat dalam papila renalis yang berhubungan langsung dengan kaliks minor. Gambar di
bawah ini merupakan gambar duktus koligentes (kiri) dengan duktus papilaris (kanan).

Seluruh proses pembentukan urin hanya selesai sampai dengan tubulus koligentes, yang
berikutnya dijelaskan hanya merupakan saluran. Saluran setelah duktus papilaris adalah ureter.
Epitel ureter tersusun atas epitel transisional. Lamina propia teseusun atas jaringan ikat
dan pembuluh-pembuluh darah. Sedangkan tunika muskularisnya teridiri dari tiga lapis otot
yaitu, otot longitudinal, sirkular, dan longitudinal.

Vesika urinaria merupakan tempat penampungan dari urin. Epitel pada vesika ini merupakan
sel payung yang akan berbentuk pipih apabila tertekan oleh tekanan urin yang tinggi. Epitel
berbentuk payung ini sebenarnya merupakan epitel transisional yang terlihat seperti sel
tersebut. Seperti pada uretra tunika muskularisnya teridiri dari tiga lapis otot yaitu, otot
longitudinal, sirkular, dan longitudinal. Dan yang penting juga diperhatikan adalah adanya
tunika adventisisa yang berbentuk jaringan fibroelastika. Han yang sama juga terlihat dengan
mikroskop cahaya untuk uretra. Yang berbeda pada uretra epitelnya akan mulai beralih menjadi
epitel berlapis gepeng pada bagian distal.2,3,4

B. Fungsi Ginjal
8

1. Ginjal mempunyai fungsi spesifik yang bertujuan untuk mempertahankan cairan


ekstrasel (CES) yang konstan.
Mempertahankan keseimbangan air seluruh tubuh, mempertahankan volume
plasma yang tepat melalui pengaturan tekanan ekskresi garam dan air, dan

pengaturan tekanan darah jangka panjang.


Mengatur jumlah dan kadar berbagai ion dalam CES, seperti ion Na+, Cl-, K+,

HCO3-, Ca2+, Mg2+, SO42-, PO43-, dan H+ yang mengatur osmolalitas cairan tubuh.
Membantu mempertahankan imbangan asam-basa dengan mengatur kadar ion H +

dan HCO3-.
Membuang hasil akhir dari proses metabolisme seperti: ureum, kreatinin, dan asam

urat yang bila kadarnya meningkat di dalam tubuh dapat bersifat toksik.
2. Mengsekresikan berbagai senyawa asing seperti obat, pestisida, toksin, dan berbagai
zat eksogen yang masuk kedalam tubuh.
3. Menghasilkan beberapa senyawa khusus seperti:
Eritropoietin: hormon perangsang kecepatan pembentukan, pemarangan dan

penglepasan eritrosit.
Renin: enzim proteolitik yang berperan dalam pengaturan volume CES dan tekanan

darah.
Kalikrein: enzim protelitik dalam pembentukan kinin, suatu vasodilator.
Ada beberapa macam prostaglandin dan tromboksan: derivat asam lemak yang
bekerja sebagai hormon lokal. Prostaglandin E2 dan I1 di ginjal menimbulkan
vasodilatasi, meningkatnya ereksi garam dan air dan merangsang pelepasan renin.

Tromboksan bersifat vasokonstriktor.


4. Melakukan fungsi metabolik khusus:
Mengubah vitamin D inaktif menjadi bentuk aktif (1,25-dihidroksi-D3), suatu

hormon yang merangsang absopsi kalsium di usus.


Sintesis amonia dari asam amino untuk pengaturan imbangan asam-basa.
Sintesis glukosa dari sumber non-glukosa (glukoneogenesis) saat puasa

berkepanjangan.
Menghancurkan/menginaktivasi berbagai hormon seperti: angiotensin II, glukosa,
insulin dan hormon paratiroid.5

C. Mekanisme Ginjal
Dalam proses pembuatan urin terdapat tiga proses utama yaitu filtrasi, reabsorbsi dan sekresi
dari ginjal. Jumlah urin yang terbentuk dari ketiga proses tersebut berjumlah sekitar 1500ml
perhari. Jumlah urin ini ditentukan dengan jumlah ketiga proses tersebut dimana jumlah urin
sama dengan jumlah filtrasi dikurangi dengan jumlah reabsorbsi dan ditambahkan dengan
jumlah sekresi dari ginjal. Oleh karena ketiga kegiatan yang dilakukan ginjal diatas dapat
9

disimpulkan bahwa pengaturan yang dilakukan oleh ginjal dapat dilakukan dalam proses
sekresi, filtrasi maupun pada proses reabsorbsi dari ginjal tersebut.6
1. Filtrasi Ginjal
Proses filtrasi dari ginjal dilakukan pada daerah korpuskel ginjal yang dimana banyak terdapat
pembuluh darah pada daerah tersebut. Kapiler darah yang berupa kapiler fenestra yang tertutupi
oleh kaki kaki pedikel pososit ini berfungsi seperti saringan yang dapat melewatkan benda
berukuran dibawah 8 nano meter. Ukuran yang kecil ini tidak memungkinkan bagi protein,
enzim dan zat yang besar untuk melewatinya. Selain daripada itu, sawar ini juga memiliki
muatan negatif, sehingga zat-zat yang memiliki muatan negatif akan sangat sulit untuk
melewati sawar ini. Hal ini terbukti pada protein albumin yang memiliki ukuran lebih kecil dari
8 nanometer dan bermuatan negatif. Albumin ini tidak dapat melewati sawar ginjal dengan
alasan bahwa molekul tersebut merupakan suatu molekul negatif yang saling tolak-menolak
dengan sawar dari ginjal tesebut. Oleh karena itu dapat disimpukkan bahwa kemampuan filtrasi
zat terlarut berbanding terbealik dengan ukurannya tetapi tidak berlaku pada molekul yang
bermuatan. Dengan pembahasan yang telah dilakukan diatas dapat juga ditarik kesimpulan
bahwa dalam filtrat tidak diketemukan protein dan lemak, karena lemak biasanya berikatan
dengan protein yang terdapat dalam plasma.
GFR atau laju aliran tubulus merupakan banyaknya plasma yang melewati membran tubulus
dalam satu menit. Pada orang dewasa normal, jumlahnya sekitar 125mL/menit. Laju filtrasi
gromelurus ini ditentukan dengan kesimbangan osmotik dan onkotik antara plasma dengan di
kapsula bowman dan juga faktor filtrasi dari zat tersebut. Hal yang mempengaruhi kecepatan
berikutnya adalah tekanan hidrostatik dari kapiler dan gromelurus. Dimana peningkatan
tekanan hidrostatik dari kapiler akan meningkatkan GFR sedangkan peningkatan tekanan
hidrostatik dari glomerulus akan menurunkan GFR. Hal berikutnya yang berpengaruh adalah
konsentrasi protein plasma yang bersifat higroskopis atau menarik air yang disebut sebagai
tekanan onkotik. Karena dalam glomerulus tidak terdapat protein yang berarti maka tekanan
onkotik glomerulus pada orang normal dianggap sama dengan nol. Sedangkan tekanan onkotik
pada kapiler awal dibandingkan dengan kapiler akhir akan terus menigkat karena banyak air
yang sudah keluar dan hal inilah yang menyebabkan tidak semua plasma dapat keluar dari
kapiler ke dalam glomerulus. Hal ini dapat diartikan bahwa kontriksi dari arteriol aferen akan
menurunkan GFR, sedangkan kontriksi dari arteriol eferen memiliki 2 sifat yaitu menurunkan
dan menaikan GFR. Pada kontriksi arteriol eferen awal akan meningkatkan GFR, sedangkan
pada kontriksi arteriol akhir akan menurunkan GFR itu sendiri.
10

Kontrol umpan balik yang berfungsi untuk mengatur kerja dari filtrasi ginjal adalah renin dan
angiotensin. Prosesnya adalah sebagai berikut, apabila tekanan arteri menurun maka akan
menyebabkan tekanan hidrostatik glomerulus ikut turun dan akan serta merta menurunkan
GFR. Penurunan zat yang difiltrasi akan juga menurunkan jumlah nacl yang terdeteksi oleh
makula densa. Apabila hal ini terjadi maka akan menurunkan tahanan dari arterol aferen, selain
daripada itu, penurunan ini juga akan menyebabkan peningkatan renin yang akan menghasilkan
suatu hormon angiotensin II. Hormon ini dan penurunan tahanan dari arteriol aferen akan
menjadi suatu umpan balik yang akan menaikkan tekanan hidrostatik dari glomerulus.
Peningkatan ini

juga akan meningkatkan reabsorbsi nacl dan akan kembali ke keadaan

homeostatis.

2. Reabsorbsi Ginjal
Pembentukan urin yang berikutnya akan melalui proses reabsorbsi dan sekresi di sepanjang
berbagai bagian dari nefron. Setiap bagian dari nefron mulai dari tubulus kontortus proksimal,
ansa henle, tubulus kontortus distal, dan tubulus koligents mempunyai sifat dan cara kerja
reabsorbsi dan sekresi urin yang berbeda. Proses transpor dari berbagai zat tersebut dapat
dilakukan dengan transpor aktif primer, transpor aktif sekunder maupun dengan transpor pasif.
Transpor aktif primer berarti transpor tersebut melalui membran tubulus ke dalam sel dengan
langsung menggunakan ATP, misalnya natrium-kalium ATPase, hidrogen ATPase, hidogen
kalium ATPase, dan kalsium ATPase. Sedangkan pada transpor aktif sekunder, dua atau lebih
zat berinteraksi dengan suatu protein membran spesifik dan ditranspor bersama melewati
membran, contoh yang paling umum adalah transpor dari glukosa. Untuk transpor aktif sendiri
11

selalu memiliki batas kecepatan yang disebut sebagai transpor maksimum. Keterbatasan ini
disebabkan oleh kejenuhan dari sistem transpor spesifik yang dilibatkan apabla jumlah zat
terlarut yang dikirim ke tubulus melebihi kapasitas protein pengangkut dan enzim-enzim
spesifik yang terlibat dalam proses transport. Pada transport pasif yang paling banyak terjadi
adalah pada reabsorbsi air yang melalui osmosis terutama menyertai reabsorpsi natrium. Selain
dari pada air reabsorbsi dari klorida, ureum dan zat-zat terlarut lainnya melalui difusi pasif.5,6
Bagian pertama dalam proses reabsorbsi

dan sekresi adalah tubulus proksimal. Secara

normal, sekitar 65 persen dari muatan

natrium dan air yang difiltrasi

dan nilai presenntase yang sedikit lebih


renadah dari klorida akan direabsorbsi
oleh tubulus proskimal sebelum filtrat
mencapai ansa Henle peresentase ini

dapat

menigkat atau menurun dalam berbagai


kondisi

fisiologis.

proskimalzat

zat

Pada
yang

tubulus
terutama

direabsorbsi

adalah natrium, clorida, air, glukosa, asam amino dan ion bikarbonat. Dan zat yang terutama
disekresi adalah ion hidrogen, asam organik, dan beberapa jenis basa. Pada pertengahan
pertama dari tubulus proksimal transpor natrium sebagaian besar diikuti oleh transport dari
glukosa ataupun asam amino, sedangkan untuk paruh berikutnya karena konsentrasi dari
clorida lebih tinggi lagi, maka transport dari natrium akan lebih bersamaan dengan ion clorida.
Transport imbangan dari natrium adalah dengan hidrogen yang pada tubulus ginnjal berreaksi
dengan ion bikarbonat dan akan menjadi carbondioksida dan air. Dan hal yang juga penting
adalah pada tubulus prosimal terdapat proses sekresi dari asam dan basa organik yang berfungsi
untuk mengeluarkan obat-obatan atau toksin yang potensial berbahaya melalui sel-sel tubulus
ke dalam tubulus dan dapat dengan cepat dibersihkan dari darah.
Ansa henle terdiri dari tiga segmen fungsional yang berbeda yaitu segmen tipis desenden,
segmen tipis asenden dan segmen tebal asenden ansa henle. Bagian tebal dari segmen tipis ansa
henle sangat permeable terhadap air dan cukup permeabl terhadap sebgaian besar zat terlarut
tetapi hanya memiliki beberapa mitokondria dan terjadi reabsorbsi aktif yang sedikit atau
bahkan tidak terjadi reabsorbsi aktif. Segmen tebal asenden ansa henle mereansornsi sekitar
25% natrium, klorida dan kalium yang terfiltrasi serta sejumlah besar kalsium, bikarbinat dan
magnesium. Segmen ini juga menyekresikan ion hidrogen ke dalam lumen tubulus. Dan disini
dapat dijelaskan bahwa pada bagian segmen tipis desendens dari ansa henle sangat permeable
terhadap air, sendangkan pada bagian acendensnya tidak lagi permeable terhadap air tertapi
12

banyak terdapat transport aktif keluar untuk natrium. Keadaan ini yang menyebabkan tetap
tingginya osmilaritas cairan intersitial yang terdapat pada medula ginjal.
Bagian awal tubulus distal banyak memiliki kesamaan dengan karakteristik dengan segmen
tebal asenden ansa Henle dan mereabsorbsi natrium, klorida, dan magnesium tapi sebnenarnya
tidak permeable terhadap air dan ureum. Bagian akhir dari tubulus distal dan tubulus
kologentes kortikalis terdiri dari dua jenis sel yang berbeda yaitu sel prinsipalis dan sel
interkalatus. Sel prinsipalis mereabsorbsi natrium dari lumen dan menyekresikan ion kalium ke
dalam lumen. Sel interkalatus mereabsorbsi ion kalium dan bikarbonat dari lumen dan
menyekresikan ion hidrogen ke dalam lumen. Rabsorbsi air dari segmen tubulus ini diatur oleh
konsentrasi hormon antidiuretik.
Ciri khas dari duktus koligentes
bagian

medula

dalah

dalam

reabsorbsi air sangat dipengaruhi


oleh

hormon ADH.

hormon

ini

banyak

dari

akan
air

Peningkatan
menyebabkan
yang

akan

direabsorbsi ke dalam darah, begitu


juga sebaliknya. Ciri berikutnya yaitu
duktus koligentes bagian medula bersifat permeabel terhadap ureum.

Oleh karena itu beberapa ureum tubulus direabsorbsi ke dalam interstisium medula, membantu
meningkatkan osmolalitas daerah ginal ini dan turut berperan pada seluruh kemampuan ginjal
untuk membentuk urin yang pekant. Dan yang terakhir adalah duktus koligentes bagian medula
mampu menyekresikan ion hidrogen melawan gradien konsentrasi yang besar, seperti yang
juga terjadi dalam tubulus koligentes kortikalis. Jadi, duktus koligentes bagian medula juga
memainkan peranan kunci dalam mengatur keseimbangan asam basa.
3. Sekresi Ginjal
Sekresi tubulus, mengacu pada perpindahan selektif zat-zat dari darah kapiler peritubulus
ke dalam lumen tubulus, merupakan rute kedua bagi zat dari darah untuk masuk kedalam
tubulus ginjal. Proses sekresi terpenting adalah sekresi H+, K+, dan ion-ion organik. Sekresi
tubulus dapat dipandang sebagai mekanisme tambahan yang meningkatkaneliminasi zat-zat
13

tersebut dari tubuh. Semua zat yang masuk ke cairan tubulus, baik melalui fitrasi glomerulus
maupun sekresi tubulus dan tidak direabsorpsi akan dieliminasi dalam urin.
Sekresi tubulus melibatkan transportasi transepitel seperti yang dilakukan reabsorpsi tubulus,
tetapi langkah-langkahnya berlawanan arah. Seperti reabsorpsi, sekresi tubulus dapat aktif atau
pasif. Bahan yang paling penting yang disekresikan oleh tubulus adalah ion hidrogen (H+),
ionkalium (K+), serta anion dan kation organik, yang banyak diantaranya adalah
senyawa senyawa yang asing bagi tubuh.

Sekresi Ion Hidrogen.


Sekresi hidrogen ginjal sangatlah penting dalam pengaturan keseimbangan asam-basa
tubuh.
Sekresi ion Kalium
Ion kalium adalah contoh zat yang secara selektif berpindah dengan arah berlawanan di
berbagaibagian tubulus; zat ini secara aktif direabsorpsi di tubulusproksimal dan secara

aktif disekresi di tubulus distal dan pengumpul.


Sekresi anion dan kation Organik
Tubulus proksimal mengandung dua jenis pembawa sekretorik yang terpisah, satu
untuk sekresi anion organik dan suatu sistem terpisahuntuk sekresi kation organik.

D. SyaratUrin
1.

Volume Urin
Volume urin dalam 24 jam tergantung pada faktor fisiologik (misalnya intake cairan suhu
dan kerja fisik) dan faktor patologik (misalnya penyakit ginjal, diabetes mellitus, dan
sebagainya). Beberapa obat misalnya golongan diuretic,kopi, alcohol dapat pula
mempengaruhi volume urin. Pada manusia, normalnya volume urin antara 600-2500 ml/24
jam. Kelainan-kelainan dalam volume urin :
Poliuri
: bila volume urin > 2500 ml/24jam
Oligouri
: bila volume urin < 600 ml/24 jam
Anuri
: bila tidak terbentuk urin
Prinsip : untuk menentukan volume urin diperlukan urine yang dikumpulkan dalam 24 jam
Percobaan : Urin hari pertama dibuang pada waktu yang telah ditentukan (misalnya jam 6
pagi). Semua urin mulai waktu itu sampai dengan waktu yang sama pada hari berikutnya
dikumpulkan. Seluruh urine tersebut harus dismpan dalm keadaan dingiin dengan toluen
sebagai pengawet.

2. Berat Jenis Urin

14

Berat jenis urin normal antara 1,003-1,030 tergantung pada jumlah zat-zat yang terlarut di
dalmnya dan volume urin. Jumlah total zat padat dalm urin 24 jam kira-kira 50 gram. Berat
jenis urin berubah terutama pada penyakit ginjal.
Prinsip : untuk menentukan berat jenis urin diperlukan alat hydrometer/urinometer. Urine
yang digunakan adalah urine 24 jam.
Percobaan :
- Tampung urin (sewaktu, pagi hari dan urin 24 jam) ke dalam wadah yang telah
disediakan.
- isilah sebuah tabung urinometer dengan urin tersebut di atas dan letakkan hydrometer
didalamnya hingga urinometer pada posisi terapung. Hidrometer tidak bleh menyentuh
dinding tabung. Catatlah suhu urin tersebut dengan menggunakan thermometer. Tiap-tiap
urinometer telah ditera pada suhu tertentu.
- bila suhu urin tidak sama dengan suhu tera, lakukanlah koreksi dengan cara tambahkan
0,001 pada angka yang dinyatakan hydrometer abgi tiap penambhan suhu 3oC di atas suhu
tera atau dikurangi 0,001 pada angka yang dinyatakan hydrometer bagi tiap penambahan
suhu 3oC di bawah suhu tera.
- Kemudian bacalah skala pada meniscus bawah urin dan hitunglah dengan menggunakan
rumus berikut ini :
- Kalikan dua angka terakhir berat jenis urin sesungguhnya tersebut di atas dengan
koefisien Long (2,6). Hasilnya diperoleh secara kasar jumlah zat padat total dalam 1 liter
urin (gram).
3. PHUrin
Urin dapat bersifat asam, netral, atau basa dengan pH antara 4,7-8,0. Tetapi urin yang
dikumpulkan selama 24 jam biasanya bersifat asam. urin yang diambil pada waktu-waktu
tertentu mempunyai pH yang berbeda-beda. Beberapa waktu setelah makan, urin akan
bersifat netral bahkan alkalis. Ini disebut alkalin ide. BIla dibiarkan waktu lama, urin dapt
mengalami qmmoniacal fermentation atau acid fermentation. Hal ini disebabkan oleh
bakteri dan PH urin menjadi basa.
Prinsip : pH urin ditentukan dengan indicator universal, urine yang digunakanadalah urine
24 jam.
Percobaan : Celupkan secarik strip indicator universal ke dalam urin sewaktu dan 24 jam
kemudian bacalah pH urin tersebut.
4. Bau, Warna dan Kekeruhan
Urin yang baru dikeluarkan mempunyai bau khas. Bila urin mengalami dekomposisi,
timbul bau ammonia yang tidak enak. Pada penderita diabetes mellitus dengan ketosis maka
urin akan berbau aseton.
Warna urin berbeda-beda sesuai dengan kepekatannya, tetapi dalam keadaan normal urin
berwarna kuning muda. Warna terutama disebabkan oleh pigmen urokrom yang berwarna
kuning dan sejumlah kecil oleh urobilin dan hematoporfirin.
15

Dalam keadaan demam karena pemekatan, warna urin berubah menjadi kuning tua atau
agak coklat. Pada penyakit hati, pigmen empedu dapat menyebabkan urin menjadi hijau,
coklat, atau kuning tua. Darah/hemoglobin menyebabkan urin warna merah, sedangkan
methemoglobin atau asam hemogentisat menyebabkan warna urin coklat tua.
Urin normal biasanya jernih pada waktu dikeluarkan, tetapi bila dibiarkan dalam waktu
lama akan timbul kekeruhan disebabkan oleh nucleoprotein, mukoid, atau sel-sel epitel.
Selain itu pada urin yang alkalis, kekeruhan dapat disebabkan oleh endapan fosfat
sedangkan pada urin asam biasanya disebabkan oleh endapan urat.

KESIMPULAN
Dalam artikel ini dapat di simpulkan bahwa mekanisme ginjal harus melewati beberapa tahap
yaitu filtrasi, reabsorpsi dan sekresi.Fungsi utama ginjal adalah mengeluarkan sisa hasil
ekskresi dari tubuh.Proses filtrasi dari ginjal dilakukan pada daerah korpuskel ginjal.
Pembentukan urin yang berikutnya akan melalui proses reabsorbsi dan sekresi di sepanjang
berbagai bagian dari nefron. Setiap bagian dari nefron mulai dari tubulus kontortus proksimal,
ansa henle, tubulus kontortus distal, dan tubulus koligents mempunyai sifat dan cara kerja
reabsorbsi dan sekresi urin yang berbeda. Sekresi tubulus, mengacu pada perpindahan selektif
zat-zat dari darah kapiler peritubulus ke dalam lumen tubulus, merupakan rute kedua bagi zat
dari darah untuk masuk kedalam tubulus ginjal. Proses sekresi terpenting adalah sekresi H+,
K+, dan ion-ion organik. Ginjal mempunyai fungsi spesifik yang bertujuan untuk
mempertahankan cairan ekstrasel (CES) yang konstan.

16

DAFTAR PUSTAKA
1. Snell RS.2006. Anatomi klinik. Jakarta: EGC.
2. Junqueira, L.J, Carneiro, J. 2007. Histologi dasar. Jakarta: EGC.
3. Leeson. 2006. Buku ajar histologi. Jakarta: EGC.
4. Kartawiguna, E, Gunawijaya, F.A. 2007. Histologi. Jakarta :Universitas Trisakti. Hal 14852.
5. Sherwood L. 2001. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi-2. Jakarta : EGC. Hal461504.
6. Hall, Guyton. Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. Hal
439-445.
7. K, Inggriani,dkk. Buku ajar traktus urogenitalis. 2nd edition. Jakarta: Bagian Anatomi
Fakultas Kedokteran Universitas Krida Wacana;2010
8. W.F, Ganong. Buku ajar fisiologi kedokteran.Jakarta: EGC;2006
9. Sherwood, L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Jakarta: EGC; 2001
10. Guyton, Arthur C. Hall, John E. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta:
EGC.

17

Anda mungkin juga menyukai