Prosiding Semnasffua2013 21 Uji Sensitivitas Isolat PDF
Prosiding Semnasffua2013 21 Uji Sensitivitas Isolat PDF
Prosiding Semnasffua2013 21 Uji Sensitivitas Isolat PDF
Prosiding Seminar Nasional Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik III 2013
runnya fungsi barier kulit. Dengan menurunnya sistim imunitas tubuh akibat luka
bakar baik lokal maupun sistemik merupakan faktor yang sangat penting pada
proses timbulnya infeksi (Moenadjat, 2009).
Infeksi ringan dan noninvasif (tidak dalam)
ditandai dengan keropeng yang mudah
terlepas dengan nanah yang banyak. Infeksi
invasif ditandai dengan keropeng yang kering
dengan perubahan jaringan di tepi keropeng
yang mula-mula sehat menjadi nekrotik,
akibat
infeksi
kuman
menimbulkan
peradangan pembuluh darah pada pembuluh
kapiler di jaringan yang terbakar dan
menimbulkan trombosis ( Naqvi, et al ,
2011).
Akibat trauma termal, lapisan kulit
dan jaringan dibawahnya mengalami denaturasi yang disebut eskar, yang merupakan
lingkungan kaya akan protein dan merupakan media yang sangat baik untuk tumbuh
dan berkembangnya mikroorganisme, yaitu
mikroorganisme yang hidup di folikel rambut
dan kelenjar keringat, mikroorga-nisme ini
akan membentuk koloni-koloni pada luka
bakar
dangkal,
konsentrasinya dapat
mencapai 104 sampai 108CFU/g jaringan
pada hari kelima. Jenis mikro-organisme
212
ISSN: 2339-2592
Prosiding Seminar Nasional Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik III 2013
213
ISSN: 2339-2592
Prosiding Seminar Nasional Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik III 2013
METODE PENELITIAN
Periapan Alat dan Bahan
Alat
vial steril, kapas lidi steril, handscoon,
masker, tabung reaksi, rak tabung reaksi,
cawan petri (Petrio), beaker glass
(Pyrex), gelas ukur (Pyrex), erlenmeyer
(Pyrex), batang pengaduk (Pyrex), pipet
mikro (Tranferpette), jarum ose, kertas
perkamen, lampu spiritus, timbangan analitik, pinset, spatel, mikroskop, penggaris,
inkubator (Gallenkamp), autoklaf
(All
American), lemari aseptis, laminar air flow
(Esco), lemari pendingin, hot plate (IEC),
dan vortex.
Bahan
Swab / apusan pada sekret luka dari pasien
luka bakar di bangsal luka bakar RSUP. DR.
M. Djamil Padang, media Thioglycollate
Agar (BD), media Blood Agar (BD),
media Nutrient Agar (BD), media Mueller
Hilton (BD), media HIB (BD), media
Triple Sugar Iron Agar (BD), media
Methyl-Red (BD), media Voges-Proskauer
(BD), media Sulfite Indole Motility
(BD), media Simmons Citrate (BD),
media Urea Christensen Agar (BD), disk
antibiotik (BD), standar McFarland 0.5,
H2O2 3 %, HCl 10 %, alkohol 70%, alkohol
96 %, NaCl fisiologis, aquadest, larutan
kristal violet, larutan lugol, dan larutan
safranin.
Prosedur Penelitian
Sterilisasi Alat (Syahrurachman et al, 1994)
Alat-alat yang akan disterilkan
terlebih dahulu dicuci bersih dan dikeringkan, cawan petri dibungkus dengan kertas perkamen, untuk alat-alat gelas ( tabung
reaksi, gelas ukur, Erlenmeyer ) ditutup
mulutnya dengan kapas steril yang dibalut
dengan kain kasa steril lalu dibungkus
dengan kertas perkamen, kemudian disterilkan semuanya dalam autoklaf pada suhu
1210 C, tekanan 15 lbs selama 15 menit.
Pinset, jarum ose, dan kaca objek disterilkan
dengan cara flambir. Laminar air flow disterilkan dengan menyalakan lampu UV sela-
214
Voges-Proskauer
ISSN: 2339-2592
Prosiding Seminar Nasional Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik III 2013
(Michael,
1999;
(Duncan,
2005;
Har-
215
ISSN: 2339-2592
Prosiding Seminar Nasional Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik III 2013
5.Uji Optochin
Uji optochin dilakukan dengan cara 1
ose suspensi bakteri ditanam pada media
Muller Hinton kemudian diletakkan disk
Optochin diatas media Muller Hinton, diinkubasi pada suhu 370C selama 24 jam.
Adanya daerah bening disekitar disk
menunjukkan hasil positif.
6.Uji Novobiocin
Uji novobiocin dilakukan dengan cara 1 ose suspensi bakteri ditanam pada media Muller Hinton kemudian diletakkan disk
Novobiocin diatas media Muller Hinton, diinkubasi pada suhu 370C selama 24 jam. Adanya daerah bening disekitar disk menunjukkan hasil positif.
7. Uji Fermentasi Glukosa pada medium
TSIA
Uji fermentasi glukosa pada medium
TSIA digunakan untuk membedakan organisme enterik berdasarkan kemampuannya
memfermentasi glukosa, sukrosa dan laktosa
pada medium. Uji reaksi TSI Agar dilakukan dengan cara, koloni yang diuji dipindahkan ke agar miring TSIA dengan cara
menggores bagian miringnya dan menusuk
bagian tegaknya. Diinkubasi pada suhu 37C
selama 24-48 jam. Diamati perubahanperubahan sebagai berikut:
Pada bagian tegak, jika bakteri dapat memfermentasi glukosa, warna media berubah
dari ungu menjadi kuning. Tidak memfermentasi sukrosa, media tetap ungu. Dapat
membentuk gas H2S, warna media berubah
dari ungu menjadi hitam, karena bakteri
mampu mendesulfurasi asam amino dan metion yang akan menghasilkan H2S, dan H2S
akan bereaksi dengan Fe+2 yang terdapat
pada media yang menghasilkan endapan
hitam.
Pada bagian miring, jika bakteri dapat
memfermentasi laktosa dan sukrosa, warna
media berubah jadi kuning, tidak dapat
memfermentasi laktosa atau sukrosa, warna
media tetap merah atau tidak berubah.
216
ISSN: 2339-2592
Prosiding Seminar Nasional Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik III 2013
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
217
Antibiotik
Ampicillin
Ampicillin+Sulba
ctam (10 g) +
(10 g)
Chloramphenicol
Erithromycin
Sulfametoxazol+
Trimthroprime(23,
75 g) + ( 1,25
g)
Cefotaxime
Gentamycin
Cifrofloxacin
Cefriaxone
Ceftazidime
Netilmicin
Cefoperazone
Meropenem
Konsentrasi
(g)
10 g
20 g
Produksi
30 g
15 g
25 g
BD
BD
BD
30 g
10 g
5 g
30 g
30 g
30 g
75 g
10 g
BD
BD
BD
BD
BD
BD
BD
BD
BD
BD
ISSN: 2339-2592
Prosiding Seminar Nasional Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik III 2013
Muller Hinton Agar dengan cara mengoleskan secara merata pada permukaan
media. Disk antibiotik diletakkan hati-hati di
atas biakan bakteri tersebut dan ditekan perlahan dengan pinset steril supaya benar-benar
kontak dengan bakteri yang terdapat pada
media. Jarak disk dengan tepi cawan petri 15
mm dan jarak antar disk 24 mm. Biakan
diinkubasi pada suhu 37 C selama 24 jam.
Karakterisasi dengan mengukur dan
membandingkan diameter daerah hambatnya
terhadap tabel standar. Sensitif (S) dan resisten (R) terhadap antibiotik disimpulkan
berdasarkan diameter daerah bening disekitar disk antibiotik.
218
ISSN: 2339-2592
Prosiding Seminar Nasional Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik III 2013
KESIMPULAN
Dari penelitian yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa:
1. Bakteri yang terdapat pada luka bakar dari
4 orang pasien yaitu S. aureus, K.ozaenae,
K. pneumonia I dan K. pneumonia II.
2. Uji resistensi bakteri terhadap 13 jenis
antibiotika (ampicillin, ampicillin +
sulbac-tam, chlorampenicol, erithromycin,
sulfa-methoxazole
+
trimethoprime,
cefotaxime, gentamycin, cifrofloxacin,
ceftazidime, cef-triaxone, cefoperazone,
netilmicin, dan meropenem):
S. aureus resisten terhadap ampicillin,
eritromycin.
K. ozaenae resisten terhadap ampicillin,
ampicillin
+
sulbactam,
chlorampenicol,
eritromycin,
sulfamethoxazole + trime-thoprime,
cefotaxime, gentamycin, cifro-floxacin,
ceftazidime,
ceftriaxone,
cefoperazone.
.K. pneumonia I resisten terhadap ampicillin,
ampicillin
+
sulbactam,
eritromycin,
sulfamethoxazole
+
trimetoprime,
cefota-xime,
cifrofloxacin, ceftazidime, ceftria-xone,
cefoperazone, netilmicin.
K. pneumonia II resisten terhadap ampicillin, ampicillin + sulbactam, chlorampenicol,
erithromycin,
sulfamethoxazole + trimethoprime,
cefotaxime, ceftazidime, ceftriaxone,
cefoperazone, meropenem.
Dari hasil yang didapatkan K. ozaenae
dan K. pneumonia I yang paling
banyak resisten terhadap antibiotika
yang digunakan.
3. Meropenem memiliki angka sensitifitas
yang paling tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Abramowicz, M. 2005. Handbook of
Antimicrobial Therapy (17th Ed). New York: The
Medical Letter, Inc.
219
ISSN: 2339-2592
Prosiding Seminar Nasional Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik III 2013
220