ILUSTRASI KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn. MC
Umur
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Pekerjaan
: Petani
Status
: Menikah
Alamat
Tanggal Masuk
: 28 Desember 2015
No. RM
: 9106xx
ANAMNESIS
Auto-anamnesis dan Alloanamnesis
Keluhan Utama
Perut terasa menyesak ke dada sejak 1 bulan SMRS.
Riwayat Penyakit Sekarang
-
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Umum
- Kesadaran
: komposmentis
- Keadaan umum
- Tekanan Darah
: 160/100 mmHg
- Nadi
: 104x/menit
- Napas
: 24x/menit
- Suhu
: 36,9 0C
Kepala
-
Toraks
Paru:
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi : suara nafas menghilang pada lapangan paru bawah kiri dan
kanan
Jantung :
Inspeksi
: iktus kordis tidak terlihat
Palpasi
: iktus kordis tidak teraba
Perkusi
:
- Batas jantung kanan : Linea parasternalis dekstra SIK V
- Batas jantung kiri : 1 jari lateral linea midclavicula sinistra SIK V
Auskultasi : Bunyi jantung 1 dan 2 reguler normal, murmur (-), gallop
(-)
Abdomen
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Pemeriksaan Penunjang
Tanggal 21 Desember 2015
Laboratorium
Hb
: 15,2 gr %
Leukosit : 7.300/mm3
Eritrosit
: 5.170.000/mm3
Trombosit : 170.000/mm3
Hematokrit: 45,9 gr %
GDS
: 194 mg/dl
Ureum
: 16,6 mg/dl
: 22,3 U/L
ALT
: 27 U/L
Foto rontgen Toraks AP supine dan abdomen 3 posisi (RS Awal Bross)
DIAGNOSIS
Suspek Tumor Intra Abdomen
Kesan : asites massif, efusi pleura bilateral, simple cyst renal bilateral
Kesan : asites
DIAGNOSIS
1. Ascites ec ??
2. Efusi pleura bilateral
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
9
2.1. Asites
2.1.1. Definisi
Asites adalah akumulasi cairan di dalam rongga peritoneum. Kata asites
berasal dari bahasa yunani askites dan askos yang berarti kantong atau perut.1
2.1.2. Etiologi
Penyebab dari asites sangat bervariasi dan yang tersering adalah sirosis hati.
Hampir sekitar 80% kejadian asites disebabkan oleh sirosis hati. Penyebab lainnya
adalah gagal jantung kongestif dan gagal ginjal kronik, yang mengakibatkan
retensi air dan garam.1,2 Tabel berikut menjelaskan beberapa penyebab asites :1
2.1.3. Patofisiologi1,2,3
Akumulasi cairan asites dalam rongga peritoneum menggambarkan
ketidakseimbangan pengeluaran air dan garam. Saat ini penyebabnya belum
diketahui dengan pasti, namun ada beberapa teori yang telah dikemukakan untuk
menjelaskan mekanisme terbentuknya asites, yaitu:
a. Hipotesis underfilling
10
volume.
Dasar
teori
ini
adalah
kondisi
hipervolemia
2.1.4. Diagnosis1,2
Tahap awal untuk menegakkan diagnosis asites adalah dengan melakukan
anamnesis mengenai perjalanan penyakit. Saat melakukan anamnesis sebaiknya
11
mencari tahu faktor risiko yang dapat menyebabkan gangguan pada hati, seperti
riwayat kolestasis, jaundice, hepatitis kronik, riwayat transfusi atau suntikan, atau
riwayat
keluarga
dengan
penyakit
hati.
Selain
itu,
biasanya
perlu
12
USG adalah cara paling mudah dan sangat sensitif, karena dapat mendeteksi
asites walaupun dalam jumlah yang masih sedikit (kira kira 5-10ml).
Apabila jumlah asites sangat sedikit, maka umumnya akan terkumpul di
Morison Pouch, dan di sekitar hati tampak seperti pita yang sonolusen.
Asites yang banyak akan menimbulkan gambaran usus halus seperti
lollipop.
Pemeriksaan USG juga dapat menemukan gambaran infeksi, keganasan
dan/atau peradangan sebagai penyebab asites. Asites yang tidak mengalami
komplikasi gambaran USG umumnya anekoik homogen, dan usus tampak
bergerak bebas. Asites yang disertai keganasan atau infeksi akan
memperlihatkan gambaran ekostruktur cairan heterogen, dan tampak debris
internal. Usus akan terlihat menempel sepanjang dinding perut belakang,
pada hati atau organ lain, atau dikelilingi cairan.
Namun demikian, USG memiliki keterbatasan untuk mendeteksi asites pada
pasien obesitas, dan asites yang terlokalisir karena gelombang ultrasound
dapat terhalang oleh jaringan lemak dan gas di dalam lumen.
c. CT Scan
CT Scan memberikan gambaran yang jelas untuk asites. Asites dalam
jumlah yang sedikit akan tampak terlokalisasir pada area perhepatik kanan,
subhepatik bawah, dan pada kavum douglas.9 Densitas dari gambaran CT
Scan dapat memberi arahan tentang penyebab dari asites.
d. MRI
MRI adalah pemeriksaan yang sangat baik digunakan dalam mendeteksi
cairan di rongga peritoneum. Pada anakanak pemeriksaan MRI ini lebih
disukai karena waktu pemeriksaan yang lebih singkat.1
e. Abdominal Parasentesis
Abdominal parasentesis umum dikerjakan pada pasien dengan asites yang
belum diketahui penyebabnya, dan pada pasien dengan penambahan jumlah
asites yang sangat cepat,perburukan klinis, disertai demam dan nyeri perut.
Pemeriksaan ini berguna untuk mendeteksi terjadinya spontaneous bacterial
peritonitis (SBP).1 Cairan asites kemudian dikirim untuk mengetahui
jumlah sel, albumin, kultur asites, protein total, gram stain dan sitologi.
2.1.5. Penatalaksanaan1,2
13
a. Tatalaksana umum
Restriksi sodium
Hindari alkohol
Hepatitis B : antiviral
Hemokromatosis :flebotomi
c. Pengobatan
parasentesis
Definisi
Efusi pleura merupakan akumulasi cairan abnormal pada rongga pleura. 4,5
Hal ini dapat disebabkan oleh peningkatan produksi cairan ataupun berkurangnya
absorbsi.5 Efusi pleura merupakan manifestasi penyakit pada pleura yang paling
sering dengan etiologi yang bermacam-macam mulai dari kardiopulmoner,
inflamasi, hingga keganasan yang harus segera dievaluasi dan diterapi.4,5,6
2.2.2. Etiologi dan Patofisiologi4,5
Rongga pleura normal berisi cairan dalam jumlah yang relatif sedikit yakni
0,1 0,2 mL/kgbb pada tiap sisinya. Fungsinya adalah untuk memfasilitasi
pergerakan kembang kempis paru selama proses pernafasan. Cairan pleura
diproduksi dan dieliminasi dalam jumlah yang seimbang. Jumlah cairan pleura
yang diproduksi normalnya adalah 17 mL/hari dengan kapasitas absorbsi
14
15
16
17
Hal yang agak berbeda dijumpai pada posisi supine dengan ditemukannya
tanda-tanda radiologik berupa:9
a. peningkatan densitas hemitoraks yang terkena
b. meniscus sign
c. hilangnya bayangan atau batas hemidiafragma
d. berkurangnya ketajaman gambaran vaskuler di daerah basal paru
e. apical capping
f. penebalan fisura minor.
Karena berbagai kondisi, terpaksa dilakukan posisi foto supine seperti pada
penderita dengan kondisi kritis atau kesadaran menurun, pasien tidak dapat
dimobilisasi, bayi dan anak-anak dengan penyakit yang dapat menyebabkan efusi
pleura.9
Gambaran efusi pleura pada foto torak posisi supine berbeda dengan
gambaran pada posisi tegak dan lateral dekubitus yang sudah lazim diketahui ,
sehingga diperlukan kecermatan untuk mencegah salah diagnosis. Sementara itu,
USG adalah sarana diagnostik radiologis yang sangat tinggi untuk mencitrakan
efusi pleura dengan adanya gambaran anechoic pada kavum pleura. Hasil
pemeriksaan USG sebagai standar baku emas.9,10
Dua tanda radiologis yang sering luput dicermati sebagai tanda adanya efusi
pleura adalah penebalan fisura minor dan apical capping. Jumlah efusi
menentukan terdeteksi tidaknya pada radiografi torak. Pada posisi tegak, biasanya
gambaran efusi mulai terdeteksi ketika jumlah cairan mencapai 175 cc, sedangkan
pada posisi supine biasanya setelah mencapai 300 cc.7
Tomografi komputer (CT-scan) dengan kontras harus dilakukan pada efusi
pleura yang tidak terdiagnosa jika memang sebelumnya belum pernah dilakukan.8
Berikut beberapa contoh efusi pleura pada foto toraks berbagai posisi :
18
(a)
(b)
(c)
(d)
19
(e)
Gambar 1. Gambaran efusi pleura pada berbagai posisi foto toraks (a) foto PA, (b)
foto PA dengann efusi pleura terlokalisasi, (c) foto lateral, (d) foto AP supine, (e)
foto lateral decubitus8,9,10
2.3. Penatalaksanaan6
a. Thorakosentasis
b. Pemberian antibiotik jika ada infeksi
c. Pleurodesis
d. Tirah baring
BAB III
PEMBAHASAN
20
normal
Renal sinistra: ukuran normal, batu (-), PCS normal, cortex dan medula
normal
Vesika urinaria: dinding reguler, tidak tampak gambaran batu dan massa
Tampak koleksi cairan diantara usus-usus
Kesan: ascites; USG hepar, vesica felea, lien, renal dextra dan sinistra,
disekitarnya.
Kantung empedu: ukuran tidak membesar, dinding tidak menebal, reguler,
tidak tampak massa/batu, duktus biliaris ekstrahepatal tidak melebar.
21
tidak melebar.
Ginjal kanan : ukuran tidak membesar, tampak lesi hipodens kistik, bulat,
berdiameter lebih kurang 1,28 cm di pool atas ginjal kanan, sistem
pelvis.
Toraks yang terscanning : tampak bayangan hipodens di hemitoraks
posterior bilateral
Kesan : ascites massif, efusi pleura bilateral, simple cyst renal bilateral.
Dari hasil pemeriksaan USG dan CT scan abdomen dapat disimpulkan
adanya ascites massif disertai efusi pleura bilateral pada pasien ini. ascites
ditemukan dengan adanya tampak koleksi cairan bebas yang memenuhi sekitar
hepar, limpa, usus-usus dan rongga pelvis. Ascites massif ini memungkinkan
dengan pemeriksaan fisik pasien yang ditemukan shifting dullness dan undulasi
negatif. Namun dari pemeriksaan tersebut belum dapat ditentukan apa penyebab
ascites, sehingga perlu disesuaikan lagi dengan klinis pasien. Kesan efusi pleura
bilateral ditemukan minimal pada bagian toraks yang terscanning dengan adanya
banyangan hipodens dikedua himitoraks posterior.
DAFTAR PUSTAKA
22
23