Kelompok III
Kelompok III
REPRODUKSI MIKROORGANISME
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Mikrobiologi yang telah diberikan
Dosen Pengampu :
1. M. Rizky Fadhil P.,M.Si.,Apt
2. Rabiatul Adawiyah, S.Farm, Apt
3. Susi Novaryatiin, S.Si.,M.Si
Disusun Oleh :
Kelompok III
1.
2.
3.
4.
5.
6.
(14.71.015463)
Karsita
(14.71.015500)
(14.71.015487)
Rizqi Chairunnisa
(14.71.015863)
Vinnisa Eriska
(14.71.015476)
AssalamualaikumWr. Wb.
Alhamdulillahirabbilalamin, dengan mengucap syukur, segala puji bagi Allah Tuhan
Yang Maha Kuasa, yang telah melimpahkan rahmat, karunia dan hidayah-Nya. Tidak lupa
pula salawat serta salam selalu mengalir untuk sang Baginda Rasulullah SAW., yang telah
membawa kita dari zaman jahiliyah ke zaman yang penuh akan ilmu pengetahuan. Penulis
mengucapkan terima kasih kepada Bapak M. Rizky Fadhil P.,M.Si.,Apt, Ibu Rabiatul
Adawiyah, S.Farm, Apt, dan Ibu Susi Novaryatiin, S.Si.,M.Si yang telah membimbing
penulis hingga terselesaikannya makalah yang berjudul Reproduksi Mikroorganisme guna
memenuhi tugas mata kuliah Mikrobiologi yang telah diberikan.
Penulis menyadari bahwa makalahini jauh dari sempurna, maka kritik dan saran yang
membangun sangat dibutuhkan. Besar harapan penulis, mudah-mudahan makalah yang
sederhana ini banyak memberi manfaat dan menjadi sumber acuan dalam pencarian informasi
mendalam tentang reproduksi mikroorganisme, baik untuk kalangan internal maupun
eksternal universitas.
Penulis
2 | Page
Reproduksi Mikroorganisme
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..............................................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................2
1.3 Batasan Masalah.................................................................................................2
1.4 Tujuan.................................................................................................................2
1.5 Manfaat...............................................................................................................2
1.6 Metodologi.........................................................................................................2
BAB II KAJIAN PUSTAKA................................................................................................3
2.1 Reproduksi Bakteri.............................................................................................3
2.2 Reproduksi Jamur...............................................................................................6
2.3 Reproduksi Virus................................................................................................11
BAB III PENUTUP...............................................................................................................14
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................14
3.2 Saran...................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................16
3 | Page
Reproduksi Mikroorganisme
BAB I
PENDAHULUAN
Reproduksi Mikroorganisme
Agar tulisan ini dapat dipahami oleh pembaca sebagaimana mestinya, penulis
memberikan batasan masalah :
1 Secara garis besar mengenai kegiatan bereproduksi.
2 Dan secara terperinci dalam pembahasan reproduksi mikroorganisme.
1.4 Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah yang penulis ingin hadirkan ialah sebagai
berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.5 Manfaat
Kita menjadi dapat lebih mengetahui dan memahami cara bereproduksi
mikroorganisme.
1.6 Metodologi
Metodologi yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah metode kajian
pustaka.
2 | Page
Reproduksi Mikroorganisme
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Reproduksi Mikroorganisme
terdapat pula DNA tertentu yang diselubungi protein sehingga membentuk genofor
sirkuler.
e. Pada kondisi yang tidak menguntungkan, bakteri dapat membentuk endospora
yang berfungsi melindungi bakteri dari panas dan gangguan alam.
f. Bakteri ada yang bergerak dengan flagella dan ada yang tidak. Bakteri tanpa
flagella bergerak dengan cara berguling.
Reproduksi bakteri merupakan perkembangbiakan bakteri. Bakteri mengadakan
pembiakan dengan dua cara, yaitu secara aseksual dan seksual. Pembiakan secara
aseksual dilakukan dengan pembelahan, sedangkan pembiakan seksual dilakukan dengan
cara transformasi, transduksi, dan konjugasi. Berikut uraian mengenai reproduksi bakteri:
a. Aseksual
Bakteri merupakan mikroba prokariotik uniseluler, termasuk kelas
Schizomycetes, pada sel bakteri terjadi pembelahan biner atau pembelahan sel
menjadi dua sel anak yang identik atau serupa. Perbanyakan sel dengan cara ini,
kecepatan pembelahan sel ditentukan dengan waktu generasi. Waktu generasi
adalah waktu yang dibutuhkan oleh sel untuk membelah, dimana dalam
pembelahannya bervariasi tergantung dari spesies dan kondisi pertumbuhan.
Pembelahan biner dapat dibagi atas tiga fase, yaitu sebagai berikut :
1). Fase pertama, sitoplasma terbelah oleh sekat yang tumbuh tegak lurus
2). Fase kedua, tumbuhnya sekat akan diikuti oleh dinding melintang
3). Fase Ketiga, terpisahnya kedua sel anak yang identik. Ada bakteri yang
segera berpisah dan terlepas sama sekali. Sebaliknya, ada pula bakteri yang
tetap bergandengan setelah pembelahan, bakteri demikian merupakan
bentuk koloni. Pada keadaan normal bakteri dapat mengadakan pembelahan
setiap 20 menit sekali.
4 | Page
Reproduksi Mikroorganisme
b. Seksual
Cara reproduksi seksual bakteri berbeda dengan perkembangbiakan
organisme eukariota, karenanya ada pula yang menyebut proses reproduksi bakteri
ini sebagai paraseksual. Yakni, bukan melalui proses peleburan gamet jantan dan
gamet betina, tetapi berupa pertukaran materi genetik yang disebut dengan
rekombinasi genetik.
1). Transformasi
Merupakan pemindahan sedikit materi genetik DNA atau bahkan hanya
satu gen saja dari satu bakteri ke bakteri lain dengan proses fisiologi yang
kompleks. Proses ini pertama kali ditemukan oleh Freddrick Griffith pada
tahun 1982. Bakteri yang melakukan transformasi antara lain, Streptococcus
pneumoniae, Haemophilus, Bacillus, Neisseria, dan Pseudomonas.
2). Transduksi
Merupakan pemindahan materi genetik dari sel bakteri yang satu
ke
sel bakteri yang lain dengan melalui perantara (berupa bakteriofag). Cara ini
dikemukakan oleh Norton Zinder dan Joshua Lederberg pada tahun 1952.
3). Konjugasi
Merupakan pemindahan secara langsung materi genetik DNA di antara
dua sel bakteri melalui jembatan sitoplasma. Bakteri yang memberikan
DNAnya disebut bakteri donor. Bakteri donor memiliki tonjolan yang disebut
5 | Page
Reproduksi Mikroorganisme
pili seks, yang berguna untuk menempel pada bakteri resipien yang
menerima DNA. Kemudian jembatan sitoplasma ini sementara akan
terbentuk di antara dua sel bakteri tersebut. Lewat jembatan inilah DNA
bakteri donor mengalir pada bakteri resipien.
2.2 Reproduksi Jamur
Jamur (fungi) tumbuh subur terutama di musim hujan karena jamur menyukai
habitat yang lembab. Akan tetapi, jamur juga dapat ditemukan hampir di semua tempat di
mana ada materi organik. Jika lingkungan di sekitarnya mengering, jamur akan menjalani
tahapan istirahat atau menghasilkan spora.
Perbedaan jamur dengan tumbuhan tinggi (Kingdom Plantae) antara lain tubuh
jamur berupa talus (tubuh sederhana yang tidak mempunyai akar, batang, dan daun)
sedangkan tumbuhan sudah mempunyai akar,batang, dan daun. Selain itu, jamur tidak
berklorofil sehingga tidak membutuhkan cahaya matahri untuk menghasilkan makanan.
Jamur bersifat heterotrof saprofit atau heterotrof saprofit. Sedangkan tumbuhan memiliki
klorofil sehingga bersifat fotoautotrof, yaitu mampu membuat makanannya sendiri
dengan bantuan cahaya matahari. Jamur memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Merupakan organisme eukaariota yang menghasilkan spora.
b. Dinding selnya tidak mengandung selulosa, melainkan karbohidrat kompleks
(termasuk kitin).
c. Tidak memiliki flagella dalam daur hidupnya.
Secara umum fungi dikelompokkan menjadi kapang dan khamir. Kapang (mold)
merupakan fungi berfilamen atau mempunyai miselium, sedangkan khamir (yeast)
merupakan fungi bersel tunggal dan tak berfilamen. Reproduksi kapang dilakukan secara
aseksual dan seksual.
a. Aseksual
Secara aseksual dilakukan dengan :
a) Pembelahan (suatu sel membagi diri untuk membentuk dua sel anak yang
serupa)
b) Penguncupan (suatu sel anak tumbuh dari penonjolan kecil pada sel inang)
c) Pembentukan spora
Ada beberapa macam spora aseksual yaitu :
a). Sporangiospora : Spora yang terjadi karena protoplasma dalam suatu sel
tertentu berkelompok-kelompok kecil, masing-masing
mempunyai
6 | Page
Reproduksi Mikroorganisme
b). Konidiospora: Spora yang terjadi karena ujung suatu hifa berbelah-belah
seperti tasbih disebut.
c). Klamidiospora : Pada beberapa bagian-bagian miselium dapat membesar
serta berdinding tebal, bagian ini merupakan alat perkembangbiakan.
d). Artospora/ Oidiospora : Bila bagian miselium tidak menjadi besar seperti
aslinya.
b. Seksual
Secara umum reproduksi seksual dapat dilakukan dengan peleburan nukleus
dari kedua induknya. Perkembangbiakan secara seksual dilakukan dengan isogamet
atau heterogamet. Isogamet (bila perbedaan morfologi jenis kelamin belum
nampak) namun ada beberapa spesies yang nampak perbedaan gamet besar dan
kecil (mikrogamet untuk sel jantan dan makrogamet untuk betina). Beberapa
macam tipe spora seksual yaitu :
a). Askospora (spora bersel satu terbentuk didalam Kantung yang disebut askus.
Biasanya terdapat 8 askospora didalam setiap askus).
b). Basidiospora (spora bersel satu berbentuk gada yang dinamakan basidium).
c). Zigospora (spora besar dan berdinding tebal yang terbentuk apabila ujung
dua hifa secara seksual serasi dinamakan gametangia.
d). Oospora (spora terbentuk didalam struktur betina khusus disebut oogonium.
Pembuahan telur atau oosfer oleh gamet jantan dianteridium menghasilkan
oospora. Dalam setiap oogonium terdapat satu atau lebih oosfer).
Sedangkan Khamir dapat melakukan reproduksi atau perkembangbiakan
dengan beberapa cara yaitu :
a). Pembelahan : Tipe pembelahan selnya ada yang seperti bakteri, yakni dengan
pembelahan biner.
b). Pertunasan : Ada yang membentuk kuncup, dimana tiap kuncup akan
membesar seperti induknya. Kemudian tumbuh kuncup baru dan seterusnya,
sehingga akhirnya membentuk semacam mata rantai.
c). Pembelahan tunas : Kombinasi antara pertunasan dan pembelahan.
d). Sporulasi : Pembentukan spora yang dapat dibedakan atas dua macam yaitu
spora seksual dan aseksual.
Reproduksi dengan cara pembelahan, pertunasan, pembelahan tunas, dan
pembentukan spora aseksual disebut sebagai reproduksi secara aseksual (vegetatif),
sedangkan eproduksi dengan cara membentuk spora seksual disebut sebagai reproduksi
secara seksual (generatif). Perkembangbiakan secara seksual, umumnya terjadi pada
jamur dan mikroalga, serta secara terbatas terjadi pada bakteri, dapat terjadi secara :
a). Oogami : bila sel betina berbentuk telur
7 | Page
Reproduksi Mikroorganisme
b). Anisogami : bila sel betina lebih besar dari sel jantan
c). Isogami : bila sel jantan dan sel betina mempunyai bentuk yang sama
8 | Page
Reproduksi Mikroorganisme
9 | Page
Reproduksi Mikroorganisme
Gambar 7. Virus
Ada dua macam cara virus menginfeksi bakteri, yaitu secara litik dan lisogenik,
virus tidak menghancurkan sel, tetapi berintegrasi dengan DNA sel induk. Dengan
demikian, virus akan bertambah banyak pada saat sel inang membelah. Pada
prinsipnya,cara perkembangbiakan virus pada hewan maupun tumbuhan mirip dengan
yang berlangsung pada bakteriofag seperti yang diuraikan berikut ini.
a. Infeksi secara litik
1) Fase Absorpsi
Pada fase Absorpsi, fage melekat di bagian tertentu dari sel bakteri
dengan serabut ekornya. Daerah perlekatan itu disebut daerah reseptor, daerah
ini khas bagi fage sehingga fage jenis lain tidak dapat melekat ditempat
tersebut.
2) Fase Penetrasi
10 | P a g e
Reproduksi Mikroorganisme
Reproduksi Mikroorganisme
profage) akan terus bertambah banyak jika sel bakteri terus menerus
membelah. Bakteri lisogenik dapat diinduksi untuk mengatifkan profagenya.
12 | P a g e
Reproduksi Mikroorganisme
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Reproduksi mikroorganisme dapat terjadi secara seksual dan aseksual. Yang
paling banyak terjadi adalah perkembangbiakan aseksual. Pembiakan aseksual terjadi
dengan pembelahan biner, yakni satu sel induk membelah menjadi dua sel anak.
Kemudian masing-masing sel anak membentuk dua sel anak lagi dan seterusnya.
Bakteri adalah organisme prokariota uniselular yang hanya dapat dilihat dengan
menggunakan mikroskop. Reproduksi bakteri merupakan perkembangbiakan bakteri.
Bakteri mengadakan pembiakan dengan dua cara, yaitu secara aseksual dan seksual.
Pembiakan secara aseksual dilakukan dengan pembelahan, sedangkan pembiakan seksual
dilakukan dengan cara transformasi, transduksi, dan konjugasi.
Jamur (fungi) tumbuh subur terutama di musim hujan karena jamur menyukai
habitat yang lembab. Akan tetapi, jamur juga dapat ditemukan hampir di semua tempat di
mana ada materi organik. Jika lingkungan di sekitarnya mengering, jamur akan menjalani
tahapan istirahat atau menghasilkan spora. Secara umum fungi dikelompokkan menjadi
kapang dan khamir. Kapang (mold) merupakan fungi berfilamen atau mempunyai
miselium, sedangkan khamir (yeast) merupakan fungi bersel tunggal dan tak berfilamen.
Reproduksi fungi dilakukan secara aseksual dan seksual.
Perkembangbiakan virus sering disebut dengan istilah replikasi. Untuk
berkembangbiak, virus memerlukan lingkungan sel yang hidup. Oleh karena itu, virus
menginfeksi sel bakteri, sel hewan, sel tumbuhan dan sel manusia. Ada dua macam cara
virus menginfeksi bakteri, yaitu secara litik dan lisogenik, virus tidak menghancurkan
sel, tetapi berintegrasi dengan DNA sel induk. Dengan demikian, virus akan bertambah
banyak pada saat sel inang membelah. Pada prinsipnya,cara perkembangbiakan virus
pada hewan maupun tumbuhan mirip dengan yang berlangsung pada bakteriofag yaitu
secara litik dan lisogenik.
13 | P a g e
Reproduksi Mikroorganisme
3.2 Saran
Hendaklah kita tidak hanya membaca makalah ini sebagai sebuah tulisan, baiklah
kita menjadikannya salah satu wadah penambah wawasan dan pengetahuan yang disertai
dengan rasa ingin tahu yang lebih dalam dunia kesehatan.
Penulis berharap setiap orang yang membaca tulisan ini akan memiliki pemikiran
baru untuk lebih banyak belajar dan memahami mengenai cara bereproduksi
mikroorganisme, baik untuk kalangan internal maupun eksternal universitas.
14 | P a g e
Reproduksi Mikroorganisme
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N.A.,J.B. Reece, & L.G. Mitchell. (2005) . Biologi. Edisi ke-5. Jilid 1, 2, dan 3.
Terjemahan dari: Biology. 5th edition. Oleh Manalu, W. Jakarta : Erlangga
Hanifah, I. 2016. Reproduksi Mikroorganisme. Dikutip pada tanggal 11 April 2016 dari:
http://irmahaneefah.blogspot.co.id/2016/03/reproduksi-mikroorganisme.html
Hendrika, G. 2014. Cara Reproduksi Mikroorganisme. Dikutip pada tanggal 11 April 2016
dari: http://ghanihendrika.blogspot.co.id/2014/12/cara-reproduksi-mikroorganisme.html
Pelczar, Michael J. (1986). Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta : Universitas Indonesia Press
Pratiwi, dkk. (2007) .Biologi. Jakarta : Erlangga
Pratiwi, Sylvia T. (2008). Mikrobiologi Farmasi. Jakarta : Erlangga
Solomon, E.P., L.R. Berg, & D.W. Martin. (2005). Biology. 7th edition. Southbank. Thomson
& Brools/Cole
15 | P a g e
Reproduksi Mikroorganisme