Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

REPRODUKSI MIKROORGANISME
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Mikrobiologi yang telah diberikan

Dosen Pengampu :
1. M. Rizky Fadhil P.,M.Si.,Apt
2. Rabiatul Adawiyah, S.Farm, Apt
3. Susi Novaryatiin, S.Si.,M.Si

Disusun Oleh :
Kelompok III

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Anita Permata Putri (14.71.015828)


Desya Putri

(14.71.015463)

Karsita

(14.71.015500)

Nuria Ayu Dewi

(14.71.015487)

Rizqi Chairunnisa

(14.71.015863)

Vinnisa Eriska

(14.71.015476)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI D3 FARMASI
2016
KATA PENGANTAR

AssalamualaikumWr. Wb.
Alhamdulillahirabbilalamin, dengan mengucap syukur, segala puji bagi Allah Tuhan
Yang Maha Kuasa, yang telah melimpahkan rahmat, karunia dan hidayah-Nya. Tidak lupa
pula salawat serta salam selalu mengalir untuk sang Baginda Rasulullah SAW., yang telah
membawa kita dari zaman jahiliyah ke zaman yang penuh akan ilmu pengetahuan. Penulis
mengucapkan terima kasih kepada Bapak M. Rizky Fadhil P.,M.Si.,Apt, Ibu Rabiatul
Adawiyah, S.Farm, Apt, dan Ibu Susi Novaryatiin, S.Si.,M.Si yang telah membimbing
penulis hingga terselesaikannya makalah yang berjudul Reproduksi Mikroorganisme guna
memenuhi tugas mata kuliah Mikrobiologi yang telah diberikan.
Penulis menyadari bahwa makalahini jauh dari sempurna, maka kritik dan saran yang
membangun sangat dibutuhkan. Besar harapan penulis, mudah-mudahan makalah yang
sederhana ini banyak memberi manfaat dan menjadi sumber acuan dalam pencarian informasi
mendalam tentang reproduksi mikroorganisme, baik untuk kalangan internal maupun
eksternal universitas.

Palangkaraya, April 2016


Wassalamualaikum Wr. Wb.

Penulis

2 | Page

Reproduksi Mikroorganisme

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..............................................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................2
1.3 Batasan Masalah.................................................................................................2
1.4 Tujuan.................................................................................................................2
1.5 Manfaat...............................................................................................................2
1.6 Metodologi.........................................................................................................2
BAB II KAJIAN PUSTAKA................................................................................................3
2.1 Reproduksi Bakteri.............................................................................................3
2.2 Reproduksi Jamur...............................................................................................6
2.3 Reproduksi Virus................................................................................................11
BAB III PENUTUP...............................................................................................................14
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................14
3.2 Saran...................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................16

3 | Page

Reproduksi Mikroorganisme

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Makhluk hidup yang ukurannya kecil sering disebut sebagai mikroorganisme
atau jasad renik. Jasad renik disebut sebagai mikroorganisme bukan hanya karena
ukurannya yang kecil, sehingga sukar dilihat dengan mata biasa, tetapi juga pengaturan
kehidupannya yang lebih sederhana dibandingkan dengan jasad renik tingkat tinggi.
Pada dasarnya semua makhluk hidup mulai dari ukuran mikro sampai ukuran
makro akan melakukan perkembangbiakan atau bereproduksi untuk memperbanyak
jumlah mereka. Perkembangan mikroorganisme sendiri sangat bervariasi.
Perkembangan mikroorganisme pada dasarnya sama dengan perkembangan makhluk
hidup yang lain, yakni membutuhkan tempat dan kondisi lingkungan yang sesuai agar
dapat bereproduksi secara optimal. Reproduksi merupakan cara dasar mempertahankan
diri yang dilakukan oleh semua bentuk kehidupan oleh pendahulu setiap individu
organisme untuk menghasilkan suatu generasi selanjutnya. Sedangkan reproduksi
mikroorganisme merupakan perkembangan mikroorganisme.
Mikroorganisme melakukan perkembangan dengan dua cara, yaitu secara
seksual dan aseksual. Reproduksi seksual melibatkan sel gamet yaitu sel telur dengan
sperma untuk menghasilkan sel yang secara genetik berbeda dari sel induk. Reproduksi
aseksual terjadi ketika sebuah sel tunggal membelah dua sel anak yang secara genetik
identik dengan sel induk. Setiap mikroorganisme seperti bakteri, kapang, khamir, dan
virus mempunyai reproduksi yang berbeda, baik secara seksual maupun aseksual.
Dalam makalah ini akan membahas tentang bagaimana reproduksi mikroorganisme.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah
yang akan di bahas dalam tulisan ini, yaitu :
1. Apa yang dimaksud dengan mikroorganisme ?
2. Apa saja contoh-contoh umum mikroorganisme ?
3. Apa yang dimaksud dengan reproduksi ?
4. Apa tujuan dari bereproduksi ?
5. Mengapa makhluk hidup yang dalam hal ini adalah mikroorganisme, perlu
bereproduksi ?
6. Bagaimana cara reproduksi mikroorganisme ?
1.3 Batasan Masalah
1 | Page

Reproduksi Mikroorganisme

Agar tulisan ini dapat dipahami oleh pembaca sebagaimana mestinya, penulis
memberikan batasan masalah :
1 Secara garis besar mengenai kegiatan bereproduksi.
2 Dan secara terperinci dalam pembahasan reproduksi mikroorganisme.
1.4 Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah yang penulis ingin hadirkan ialah sebagai
berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Untuk mengetahui dan memahami definisi mikroorganisme.


Untuk mengetahui dan memahami contoh-contoh umum dari mikroorganisme.
Untuk mengetahui dan memahami pengertian reproduksi.
Untuk mengetahui dan memahami tujuan dari diadakannya kegiatan bereproduksi.
Untuk mengetahui dan memahami alasan mikroorganisme perlu bereproduksi.
Untuk mengetahui dan memahami cara-cara mikroorganismedalam bereproduksi.

1.5 Manfaat
Kita menjadi dapat lebih mengetahui dan memahami cara bereproduksi
mikroorganisme.
1.6 Metodologi
Metodologi yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah metode kajian
pustaka.

2 | Page

Reproduksi Mikroorganisme

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

Mikroorganisme adalah organisme hidup yang sangat kecil sehingga keberadaannya


tidak dapat dilihat tanpa penggunaan mikroskop. Seperti halnya makhluk hidup lainnya,
mikroorganisme juga menjalani siklusnya dalam memperbanyak keterununan dengan jalan
bereproduksi.
Reproduksi mikroorganisme dapat terjadi secara seksual dan aseksual. Yang paling
banyak terjadi adalah perkembangbiakan aseksual. Pembiakan aseksual terjadi dengan
pembelahan biner, yakni satu sel induk membelah menjadi dua sel anak. Kemudian masingmasing sel anak membentuk dua sel anak lagi dan seterusnya. Tipe lain cara
perkembangbiakan aseksual disamping pembelahan biner adalah pembelahan ganda dan
perkuncupan.
2.1 Reproduksi Bakteri
Bakteri adalah organisme prokariota uniselular yang hanya dapat dilihat dengan
menggunakan mikroskop. Secara umum, ciri-ciri bakteri adalah sebagai berikut:
a. Dinding sel tersusun atas mukopolisakarida dan peptidoglikan. Peptidoglikan
terdiri dari polimer besar yang tersusun dari N-asetil glukosamin dan asam N-asetil
muramat, yang saling berikatan silang dengan ikatan kovalen. Berdasarkan
pewarnaan Gram, bakteri dapat dikelompokkan menjadi Gram positif dan Gram
negatif. Kedua kelompok ini berbeda terutama pada dinding selnya.
b. Sel bakteri dapat mensekresikan lendir ke ke permukaan dinding selnya. Lendir
yang terakumulasi di permukaan terluar dinding sel akan membentuk kapsul.
Kapsul ini berfungsi untuk perlindugan. Bakteri berkapsul lebih sering
menimbulkan penyakit dibandingkan bakteri yang tidak berkapsul.
c. Membran sitoplasma meliputi 8-10% dari bobot kering sel dan tersusun atas
fosfolipid dan protein. Fungsi utama membran sitoplasma adalah sebagai alat
transpor elektron dan proton yang dilepaskan pada waktu oksidasi bahan makanan.
Membran sitoplasma juga berfungsi mengatur pengangkutan senyawa yang
memasuki dan meninggalkan sel.
d. Sitoplasma dikelilingi oleh membran sitoplasma, dan tersusun dari 80% air, asam
nukleat, protein, karbohidrat, lemak, dan ion anorganik, serta kromatofora. Di
dalam sitoplasma terdapat ribosom-ribosom kecil, RNA, dan DNA. Selain itu,
3 | Page

Reproduksi Mikroorganisme

terdapat pula DNA tertentu yang diselubungi protein sehingga membentuk genofor
sirkuler.
e. Pada kondisi yang tidak menguntungkan, bakteri dapat membentuk endospora
yang berfungsi melindungi bakteri dari panas dan gangguan alam.
f. Bakteri ada yang bergerak dengan flagella dan ada yang tidak. Bakteri tanpa
flagella bergerak dengan cara berguling.
Reproduksi bakteri merupakan perkembangbiakan bakteri. Bakteri mengadakan
pembiakan dengan dua cara, yaitu secara aseksual dan seksual. Pembiakan secara
aseksual dilakukan dengan pembelahan, sedangkan pembiakan seksual dilakukan dengan
cara transformasi, transduksi, dan konjugasi. Berikut uraian mengenai reproduksi bakteri:
a. Aseksual
Bakteri merupakan mikroba prokariotik uniseluler, termasuk kelas
Schizomycetes, pada sel bakteri terjadi pembelahan biner atau pembelahan sel
menjadi dua sel anak yang identik atau serupa. Perbanyakan sel dengan cara ini,
kecepatan pembelahan sel ditentukan dengan waktu generasi. Waktu generasi
adalah waktu yang dibutuhkan oleh sel untuk membelah, dimana dalam
pembelahannya bervariasi tergantung dari spesies dan kondisi pertumbuhan.
Pembelahan biner dapat dibagi atas tiga fase, yaitu sebagai berikut :
1). Fase pertama, sitoplasma terbelah oleh sekat yang tumbuh tegak lurus
2). Fase kedua, tumbuhnya sekat akan diikuti oleh dinding melintang
3). Fase Ketiga, terpisahnya kedua sel anak yang identik. Ada bakteri yang
segera berpisah dan terlepas sama sekali. Sebaliknya, ada pula bakteri yang
tetap bergandengan setelah pembelahan, bakteri demikian merupakan
bentuk koloni. Pada keadaan normal bakteri dapat mengadakan pembelahan
setiap 20 menit sekali.

4 | Page

Reproduksi Mikroorganisme

Gambar 1. Pembelahan Biner

b. Seksual
Cara reproduksi seksual bakteri berbeda dengan perkembangbiakan
organisme eukariota, karenanya ada pula yang menyebut proses reproduksi bakteri
ini sebagai paraseksual. Yakni, bukan melalui proses peleburan gamet jantan dan
gamet betina, tetapi berupa pertukaran materi genetik yang disebut dengan
rekombinasi genetik.
1). Transformasi
Merupakan pemindahan sedikit materi genetik DNA atau bahkan hanya
satu gen saja dari satu bakteri ke bakteri lain dengan proses fisiologi yang
kompleks. Proses ini pertama kali ditemukan oleh Freddrick Griffith pada
tahun 1982. Bakteri yang melakukan transformasi antara lain, Streptococcus
pneumoniae, Haemophilus, Bacillus, Neisseria, dan Pseudomonas.
2). Transduksi
Merupakan pemindahan materi genetik dari sel bakteri yang satu

ke

sel bakteri yang lain dengan melalui perantara (berupa bakteriofag). Cara ini
dikemukakan oleh Norton Zinder dan Joshua Lederberg pada tahun 1952.
3). Konjugasi
Merupakan pemindahan secara langsung materi genetik DNA di antara
dua sel bakteri melalui jembatan sitoplasma. Bakteri yang memberikan
DNAnya disebut bakteri donor. Bakteri donor memiliki tonjolan yang disebut
5 | Page

Reproduksi Mikroorganisme

pili seks, yang berguna untuk menempel pada bakteri resipien yang
menerima DNA. Kemudian jembatan sitoplasma ini sementara akan
terbentuk di antara dua sel bakteri tersebut. Lewat jembatan inilah DNA
bakteri donor mengalir pada bakteri resipien.
2.2 Reproduksi Jamur
Jamur (fungi) tumbuh subur terutama di musim hujan karena jamur menyukai
habitat yang lembab. Akan tetapi, jamur juga dapat ditemukan hampir di semua tempat di
mana ada materi organik. Jika lingkungan di sekitarnya mengering, jamur akan menjalani
tahapan istirahat atau menghasilkan spora.
Perbedaan jamur dengan tumbuhan tinggi (Kingdom Plantae) antara lain tubuh
jamur berupa talus (tubuh sederhana yang tidak mempunyai akar, batang, dan daun)
sedangkan tumbuhan sudah mempunyai akar,batang, dan daun. Selain itu, jamur tidak
berklorofil sehingga tidak membutuhkan cahaya matahri untuk menghasilkan makanan.
Jamur bersifat heterotrof saprofit atau heterotrof saprofit. Sedangkan tumbuhan memiliki
klorofil sehingga bersifat fotoautotrof, yaitu mampu membuat makanannya sendiri
dengan bantuan cahaya matahari. Jamur memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Merupakan organisme eukaariota yang menghasilkan spora.
b. Dinding selnya tidak mengandung selulosa, melainkan karbohidrat kompleks
(termasuk kitin).
c. Tidak memiliki flagella dalam daur hidupnya.
Secara umum fungi dikelompokkan menjadi kapang dan khamir. Kapang (mold)
merupakan fungi berfilamen atau mempunyai miselium, sedangkan khamir (yeast)
merupakan fungi bersel tunggal dan tak berfilamen. Reproduksi kapang dilakukan secara
aseksual dan seksual.
a. Aseksual
Secara aseksual dilakukan dengan :
a) Pembelahan (suatu sel membagi diri untuk membentuk dua sel anak yang
serupa)
b) Penguncupan (suatu sel anak tumbuh dari penonjolan kecil pada sel inang)
c) Pembentukan spora
Ada beberapa macam spora aseksual yaitu :
a). Sporangiospora : Spora yang terjadi karena protoplasma dalam suatu sel
tertentu berkelompok-kelompok kecil, masing-masing

mempunyai

membran serta inti sendiri.

6 | Page

Reproduksi Mikroorganisme

b). Konidiospora: Spora yang terjadi karena ujung suatu hifa berbelah-belah
seperti tasbih disebut.
c). Klamidiospora : Pada beberapa bagian-bagian miselium dapat membesar
serta berdinding tebal, bagian ini merupakan alat perkembangbiakan.
d). Artospora/ Oidiospora : Bila bagian miselium tidak menjadi besar seperti
aslinya.
b. Seksual
Secara umum reproduksi seksual dapat dilakukan dengan peleburan nukleus
dari kedua induknya. Perkembangbiakan secara seksual dilakukan dengan isogamet
atau heterogamet. Isogamet (bila perbedaan morfologi jenis kelamin belum
nampak) namun ada beberapa spesies yang nampak perbedaan gamet besar dan
kecil (mikrogamet untuk sel jantan dan makrogamet untuk betina). Beberapa
macam tipe spora seksual yaitu :
a). Askospora (spora bersel satu terbentuk didalam Kantung yang disebut askus.
Biasanya terdapat 8 askospora didalam setiap askus).
b). Basidiospora (spora bersel satu berbentuk gada yang dinamakan basidium).
c). Zigospora (spora besar dan berdinding tebal yang terbentuk apabila ujung
dua hifa secara seksual serasi dinamakan gametangia.
d). Oospora (spora terbentuk didalam struktur betina khusus disebut oogonium.
Pembuahan telur atau oosfer oleh gamet jantan dianteridium menghasilkan
oospora. Dalam setiap oogonium terdapat satu atau lebih oosfer).
Sedangkan Khamir dapat melakukan reproduksi atau perkembangbiakan
dengan beberapa cara yaitu :
a). Pembelahan : Tipe pembelahan selnya ada yang seperti bakteri, yakni dengan
pembelahan biner.
b). Pertunasan : Ada yang membentuk kuncup, dimana tiap kuncup akan
membesar seperti induknya. Kemudian tumbuh kuncup baru dan seterusnya,
sehingga akhirnya membentuk semacam mata rantai.
c). Pembelahan tunas : Kombinasi antara pertunasan dan pembelahan.
d). Sporulasi : Pembentukan spora yang dapat dibedakan atas dua macam yaitu
spora seksual dan aseksual.
Reproduksi dengan cara pembelahan, pertunasan, pembelahan tunas, dan
pembentukan spora aseksual disebut sebagai reproduksi secara aseksual (vegetatif),
sedangkan eproduksi dengan cara membentuk spora seksual disebut sebagai reproduksi
secara seksual (generatif). Perkembangbiakan secara seksual, umumnya terjadi pada
jamur dan mikroalga, serta secara terbatas terjadi pada bakteri, dapat terjadi secara :
a). Oogami : bila sel betina berbentuk telur
7 | Page

Reproduksi Mikroorganisme

b). Anisogami : bila sel betina lebih besar dari sel jantan
c). Isogami : bila sel jantan dan sel betina mempunyai bentuk yang sama

Gambar 2. Siklus Hidup Rhizopus

Gambar 4. Askokarp dari Ascomycota Heterotalik


Gambar 3. Siklus Hidup Ascomycota

8 | Page

Reproduksi Mikroorganisme

Gambar 5. Siklus Hidup Khamir

Gambar 6. Siklus Hidup Basidiomycota

9 | Page

Reproduksi Mikroorganisme

2.3 Reproduksi Virus


Perkembangbiakan virus sering disebut dengan istilah replikasi. Untuk
berkembangbiak, virus memerlukan lingkungan sel yang hidup. Oleh karena itu, virus
menginfeksi sel bakteri, sel hewan, sel tumbuhan dan sel manusia.

Gambar 7. Virus

Ada dua macam cara virus menginfeksi bakteri, yaitu secara litik dan lisogenik,
virus tidak menghancurkan sel, tetapi berintegrasi dengan DNA sel induk. Dengan
demikian, virus akan bertambah banyak pada saat sel inang membelah. Pada
prinsipnya,cara perkembangbiakan virus pada hewan maupun tumbuhan mirip dengan
yang berlangsung pada bakteriofag seperti yang diuraikan berikut ini.
a. Infeksi secara litik
1) Fase Absorpsi
Pada fase Absorpsi, fage melekat di bagian tertentu dari sel bakteri
dengan serabut ekornya. Daerah perlekatan itu disebut daerah reseptor, daerah
ini khas bagi fage sehingga fage jenis lain tidak dapat melekat ditempat
tersebut.
2) Fase Penetrasi

10 | P a g e

Reproduksi Mikroorganisme

Meskipun tidak memiliki enzim metabolisme, bakteriofage memiliki


enzim lisosom yang berfungsi merusak dinding sel bakteri. Setelah dinding sel
bakteri terhidrolisi, maka DNA fage masuk ke dalam sel bakteri.
3) Fase Replikasi dan Sintesis
Pada fase ini, fage merusak DNA bakteri dan menggunakannya sebagai
bahan untuk replikasi dan sintesis. Pada fase replikasi, fage menyusun dan
memperbanyak DNAnya. Pada fase sintesis, fage membentuk selubungselubung protein (kapsid) baru. Bagian-bagian fage yang terdiri dari kepala,
ekor, dan serabut ekor telah terbentuk.
4) Fase Perakitan
Komponen-komponen fage akan disusun membentuk fage baru yang
lengkap dengan molekul DNA dan kapsidnya.
5) Fase Pembebasan atau lisis
Setelah fage dewasa, sel bakteri akan pecah (lisis), sehingga fage yang
baru akan keluar. Jumlah virus baru ini dapat mencapai 200 buah.
Pembentukan partikel bakteriofage melalui siklus litik ini memerlukan 20
menit.
b. Infeksi secara lisogenik
1) Fase absopsi dan infeksi
Pada fase absorbsi dan infeksi peristiwa yang terjadi sama halnya dengan
fase absorbsi pada infeksi secara litik. Fage menempel ditempat yang tepat
yang spesifik pada sel bakteri.
2) Fase Penetrasi
Pada fase ini, fage melepas enzim lisozim sehingga dinding sel bakteri
berlubang. Selanjutnya, DNA fage masuk ke dalam sel bakteri.
3) Fase penggabungan
DNA virus bergabung dengan DNA bakteri membentuk profage. Dalam
bentuk profage, sebagian besar gen berada dalam fase tidak aktif, tetapi
sedikitnya ada satu gen yang selalu aktif. Gen aktif berfungsi untuk mengkode
protein reseptor yang berfungsi menjaga agar sebagian gen profage tidak aktif.
4) Fase Replikasi
Saat profage akan bereplikasi, itu artinya DNA fage juga turut
bereplikasi. Kemudian ketika bakteri membelah diri, bakteri menghasilkan dua
sel anakan yang masing-masing mengandung profage . DNA fage (dalam
11 | P a g e

Reproduksi Mikroorganisme

profage) akan terus bertambah banyak jika sel bakteri terus menerus
membelah. Bakteri lisogenik dapat diinduksi untuk mengatifkan profagenya.

Pengaktifan ini mengakibatkan terjadinya siklus litik.

Gambar 8. Litik dan Lisogenik Virus

12 | P a g e

Reproduksi Mikroorganisme

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Reproduksi mikroorganisme dapat terjadi secara seksual dan aseksual. Yang
paling banyak terjadi adalah perkembangbiakan aseksual. Pembiakan aseksual terjadi
dengan pembelahan biner, yakni satu sel induk membelah menjadi dua sel anak.
Kemudian masing-masing sel anak membentuk dua sel anak lagi dan seterusnya.
Bakteri adalah organisme prokariota uniselular yang hanya dapat dilihat dengan
menggunakan mikroskop. Reproduksi bakteri merupakan perkembangbiakan bakteri.
Bakteri mengadakan pembiakan dengan dua cara, yaitu secara aseksual dan seksual.
Pembiakan secara aseksual dilakukan dengan pembelahan, sedangkan pembiakan seksual
dilakukan dengan cara transformasi, transduksi, dan konjugasi.
Jamur (fungi) tumbuh subur terutama di musim hujan karena jamur menyukai
habitat yang lembab. Akan tetapi, jamur juga dapat ditemukan hampir di semua tempat di
mana ada materi organik. Jika lingkungan di sekitarnya mengering, jamur akan menjalani
tahapan istirahat atau menghasilkan spora. Secara umum fungi dikelompokkan menjadi
kapang dan khamir. Kapang (mold) merupakan fungi berfilamen atau mempunyai
miselium, sedangkan khamir (yeast) merupakan fungi bersel tunggal dan tak berfilamen.
Reproduksi fungi dilakukan secara aseksual dan seksual.
Perkembangbiakan virus sering disebut dengan istilah replikasi. Untuk
berkembangbiak, virus memerlukan lingkungan sel yang hidup. Oleh karena itu, virus
menginfeksi sel bakteri, sel hewan, sel tumbuhan dan sel manusia. Ada dua macam cara
virus menginfeksi bakteri, yaitu secara litik dan lisogenik, virus tidak menghancurkan
sel, tetapi berintegrasi dengan DNA sel induk. Dengan demikian, virus akan bertambah
banyak pada saat sel inang membelah. Pada prinsipnya,cara perkembangbiakan virus
pada hewan maupun tumbuhan mirip dengan yang berlangsung pada bakteriofag yaitu
secara litik dan lisogenik.

13 | P a g e

Reproduksi Mikroorganisme

3.2 Saran
Hendaklah kita tidak hanya membaca makalah ini sebagai sebuah tulisan, baiklah
kita menjadikannya salah satu wadah penambah wawasan dan pengetahuan yang disertai
dengan rasa ingin tahu yang lebih dalam dunia kesehatan.
Penulis berharap setiap orang yang membaca tulisan ini akan memiliki pemikiran
baru untuk lebih banyak belajar dan memahami mengenai cara bereproduksi
mikroorganisme, baik untuk kalangan internal maupun eksternal universitas.

14 | P a g e

Reproduksi Mikroorganisme

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N.A.,J.B. Reece, & L.G. Mitchell. (2005) . Biologi. Edisi ke-5. Jilid 1, 2, dan 3.
Terjemahan dari: Biology. 5th edition. Oleh Manalu, W. Jakarta : Erlangga
Hanifah, I. 2016. Reproduksi Mikroorganisme. Dikutip pada tanggal 11 April 2016 dari:
http://irmahaneefah.blogspot.co.id/2016/03/reproduksi-mikroorganisme.html
Hendrika, G. 2014. Cara Reproduksi Mikroorganisme. Dikutip pada tanggal 11 April 2016
dari: http://ghanihendrika.blogspot.co.id/2014/12/cara-reproduksi-mikroorganisme.html
Pelczar, Michael J. (1986). Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta : Universitas Indonesia Press
Pratiwi, dkk. (2007) .Biologi. Jakarta : Erlangga
Pratiwi, Sylvia T. (2008). Mikrobiologi Farmasi. Jakarta : Erlangga
Solomon, E.P., L.R. Berg, & D.W. Martin. (2005). Biology. 7th edition. Southbank. Thomson
& Brools/Cole

15 | P a g e

Reproduksi Mikroorganisme

Anda mungkin juga menyukai