Anda di halaman 1dari 2

http://www.suarapembaruan.com/News/2007/11/29/index.

html
SUARA PEMBARUAN DAILY

Akses Kesehatan Rakyat Miskin


Oleh Ede Surya Darmawan
Berita berikut adalah sebuah kisah nyata yang mestinya
tidak terjadi lagi pada zaman seperti sekarang ini.
Kejadiannya di bilangan Jakarta Selatan. Beberapa waktu
lalu seorang bapak meninggal akibat terjatuh dari pohon
jambu air. Pada saat kejadian, saudara-saudara dan
tetangganya membawa korban ke sebuah rumah sakit
swasta untuk mendapatkan pertolongan pertama. Karena
kendala biaya, maka pertolongan tidak dilanjutkan di
rumah sakit dan keluarga hanya berupaya merawat si
bapak di rumahnya.
Menurut pengakuan salah seorang tetangga, si bapak,
yang sehari-harinya pekerja serabutan, terus mengalami
pendarahan dan demam yang tak kunjung turun. Tiga
hari kemudian, setelah ber- juang merasakan sakit si
bapak menghembuskan napas terak- hirnya. Sebuah kisah nyata yang tragis.
Akses layanan kesehatan secara harfiah dapat diartikan sebagai jalan bagi seseorang untuk
bisa mendapatkan pelayanan kesehatan yang dibutuhkannya. Dalam upaya untuk
menciptakan akses layanan kesehatan yang layak bagi masyarakat, terdapat tiga butir
persyaratan yang harus dipenuhi. Syarat pertama adalah menyediakan pelayanan kesehatan
secara terus-menerus tanpa dibatasi oleh waktu. Hal ini perlu dipenuhi karena penyakit
bisa datang kapan pun tanpa ada yang bisa menduga. Kedua adalah keterjangkauan dari
segi jarak geografis. Setiap area layanan kesehatan sudah semestinya bisa ditempuh
dengan mudah oleh masyarakat, sehingga mereka bisa dengan cepat mendapatkan
pelayanan kesehatan dan tidak kehilangan waktu untuk mengobati penyakitnya.
Syarat ketiga adalah biaya pelayanan kesehatan terjangkau. Dengan biaya yang terjangkau
oleh setiap lapisan ekonomi, masyarakat tidak akan ragu untuk memanfaatkan layanan
kesehatan yang tersedia. Saat ini, masih sedikit warga yang memanfaatkan layanan
kesehatan karena mereka terhalang oleh biaya yang tidak terjangkau oleh kemampuan
eko- nominya.
Model Layanan
Dalam kasus si bapak yang terjatuh dari pohon jambu air terlihat sekali betapa minimnya
akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan. Khususnya akses dalam hal pembiayaan
untuk pengobatan. Dengan terjadinya kasus seperti ini perlu dipertanyakan peran asuransi
kesehatan untuk rakyat miskin, Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM), dan dana
kesehatan untuk masyarakat miskin dari Pemprov DKI Jakarta, yang seyogyanya dapat
dipergunakan oleh si bapak untuk mengakses layanan kesehatan yang diperlukannya.

Model layanan kesehatan di Indonesia secara formal diawali dengan pelayanan kesehatan
dasar dalam bentuk layanan pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) dan unit-unit
kesehatan berbasis masyarakat lainnya. Fungsi puskesmas adalah sebagai penyedia
pelayanan pengobatan dasar, penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, dan
pembina pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan.
Melihat perkembangan penyakit akhir-akhir ini yang banyak disebabkan oleh interaksi
manusia dengan lingkungan, seperti, flu burung, demam berdarah dengue, malaria, dan
diare, maka orientasi layanan kesehatan kita sudah seharusnya diperbaiki. Upaya perbaikan
ini dapat diawali dengan mendorong pelayanan kesehatan dasar di puskesmas agar lebih
proaktif lagi. Yang dimaksud dengan proaktif di sini adalah puskesmas harus mulai
meningkatkan frekuensi pertemuan dengan masyarakat untuk memahami permasalahan
kesehatan di masyarakat dan bagaimana mencari jalan keluar. Melalui sikap proaktif
puskesmas, masalah kesehatan dapat ditanggulangi dengan pencegahan, bukan lagi dengan
pengobatan. Bersamaan dengan sikap proaktif ini, kemampuan masyarakat untuk hidup
sehat akan meningkat.
Penulis adalah pengajar di Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Depok

Last modified: 29/11/07

Anda mungkin juga menyukai