Metode
Metode
Metodologi Penelitian
A. Rancangan Penelitian
1. Desain Penelitian
Desain pemelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah observasional
analitik dengan menggunakan studi analitik cross sectional yang mana
pengambilan data untuk variabel dependen dan independen dilakukan secara
bersama dalam satu waktu. Desain ini digunakan untuk mengetahui hubungan
antara usia gestasi bayi berat lahir rendah dengan kejadian asfiksia neonatorum
2. Populasi dan Sampel
Populasi pada penelitian ini adalah semua bayi berat lahir rendah yang dilahir
di RSUD Kota Baru periode Januari 2014-Desember 2015, yaitu sebanyak 89
kasus. Sampel dalam penelitian ini adalah semua BBLR yang sesuai dengan
kriteria inklusi dan eksklusi yang lahir di RSUD Kotabaru periode Januari 2014Desember 2015, yaitu sebanyak 75 kasus.
a. Kriteria Inklusi
1) Bayi dengan usia gestasi kurang dari 37 minggu dan lebih dari 37 minggu
2) Bayi dengan berat lahir < 2500 gram dan lebih dari sama dengan 1500
gram
b. Kriteria Eksklusi
1) Bayi dengan kelainan kongenital
2) Bayi kembar
3) Rekam medik yang datanya tidak lengkap
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
total random sampling.
3. Variabel Penelitian
a. Variabel independen
Variabel independen pada penelitian ini adalah usia gestasi.
b. Variabel dependen
Variabel dependen pada penelitian ini adalah asfiksia neonatorum
c. Variebel perancu
Variabel perancu pada pasien ini adalah apgar score, kadar glukosa darah
4. Definisi Operasional
Variabel
Definisi
Cara
Alat
Operasional
Ukur
Bayi Berat Bayi
lahir Register
Ukur
Status
lahir
pasien
Rendah
2500 medik
Kategori
1. Uk < 37 mg
2. Uk >= 37
mg
Skala
Ukur
nominal
gram. Dibagi
menadi
BBLR
dengan masa
gestasi > 37
minggu atau
cukup bulan
dan
BBLR
dengan masa
gestasi < 37
Asfiksia
minggu
Bayi
baru Register
Status
neonatorum
lahir
pasien
yang dan
memiliki
rekam
1. Asfiksia
2. Tidak
nominal
asfiksia
yang
di
rekap medis
5. Metode Pengumpulan data
Cara Pengumpulan datan dilakukan secara kuantitatif dengan melakukan
penelusuran dibuku register dan format rekam medik pasien anak Januari 2014
sampai Desember 2015.
6. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
1. Pengolahan data
Tahapan pengolahan data meliputi editing, coding, tabulasi, penyajian
data dan analisis data. Editing adalah melakukan koreksi terhadap data yang
terkumpul mengenai kelengkapan, kejelasan, relevansi, dan konsistensi data.
Pengkodean adalah merubah data yang berbentuk huruf menjadi angka atau
bilangan yang sesuai dengan klasifikasi yang ditetapkan peneliti. Entry data
yaitu memindahkan data ke dalam komputer untuk diolah lebih lanjut.
Tabulasi data adalah membuat tabel untuk hasil pengumpulan dan
pengolahan data. Penyajian data yaitu gambaran hasil yang bisa berupa tabel,
tulisan, atau grafik.
2. Analisis Data
a. Univariat
Jenis Kelamin
Variabel
Perempuan
Laki-Laki
50
Frekuensi
Persentase (%)
66.7
25
33.3
Usia Gestasi
Ketuban
Proses persalinan
Kejadian Asfiksia
Kurang Bulan
43
57.3
Cukup Bulan
32
42.7
Jernih
70
93.3
Hijau Mekonium
6.7
Spontan
22
29.3
SC
53
70.7
Asfiksia
25
33.3
Tidak asfiksia
50
66.7
Berdasar hasil tersebut didapatkan bahwa jumlah sampel palih banyak adalah
perempuan dengan jumlah sebanyak 50 sampel (66,7%), bayi lahir cukup bulan
sebanyak 32 (42.7%), ketuban jernih sebanyak 70 sampel (93,3%). Proses
persalinan spontan pervaginam sebanyak 22 sampel (29.3%) sedangkan jumlah
sampel yang mangalami asfiksia sebanyak 25 sampel (33,3%).
Berikut adalah tabel rerata berat bayi lahir pada penelitian ini
Variabel
Berat bayi lahir
Rerata (gram)
2111, 73
Minimal (gram)
1500
Maksimal (gram)
2450
Berdasar data tersebut didapatkan bahwa rerata berat bayi lahir pada
penelitian ini adalah 2111. 73 gram. Berat minimal sampel adalh 1500 gram dan
berat maksimal adalah 2450 gram.
2. Hasil Bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk melihat dua variabel yang diduga memiliki
hubungan. Penelitian yang digunakan menggunakan uji beda Chi-Square untuk
mencari ada tidaknya hubungan antara usia gestasi dengan asfiksia neonatorum
pada bayi berat lahir rendah di RSUD Kotabaru. Nilai expected count yang krang
dari 5 tidak lebih dari 20% cell pada tabel ini menunjukan bahwa Chi square layak
untuk digunakan dalam penelitian ini.
Tabel 3.3. Perbedaan usia gestasi dengan kejadian asfiksia neonatorum pada bayi
berat lahir rendah
Variabel
BKB
BCB
P value
0.869
Pada penelitian ini didapatkan bahwa bayi berat lahir rendah yang kurang bulan
dan mengalami asfiksia sebanyak 14 sampel, sedangkan yang tidak mengalami
asfiksia adalah sebanyak 29 sampel. Bayi cukup bulan yang mengalami asfiksia
adalah 11 sampel, sedangkan yang tidak mengalami asfiksia adalah 21 sampel.
Berdasar analisis bivariat dengan chi square didapatkan bahwa nilai p value
penelitian adalah 0.869 yang berarti tidak terdapat perbedaan antara usia gestasi
dengan kejadian asfiksia neonatorum pada bayi berat lahir rendah.
B. Pembahasan
Berdasar hasil analisis bivariat didapatlan bahwa tidak terdapat perbedaan antara
usia gestasi dengan kejadian asfiksia neonatorum pada bayi berat lahir rendah dengan
nilai p 0.869 (p > 0.05). Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Pada penelitian yang dilakukan oleh Khanum, Ullah, dan Bari (2004) didapatkan
bahwa bayi dengan berat lahir rendah lebih mudah mengalami asfiksia dibandingkan
dengan bayi dengan berat normal.
Penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh yang menyatakan
bahwa prematur pada BBLR meningkatkan risiko asfiksia 4-5 kali lebih besar
dibandingkanya yang tidak prematur. Hal ini disebabkan oleh pada bayi prematur,
belum mengalami pematangan paru dan keterbatasan kekuatan otot pernapasan.
Tidaknya adanya hubungan yang signifikan pada penelitian ini dimungkinkan
disebabkan pertama tidak dikendalikannya faktor risiko asfiksia lainnya pada bayi
lahir cukup bulan seperti faktor ibu yaitu PEB, perdarahan antepartum, infeksi ibu.
Asfiksia neonatorum biasanya terjadi pada preterm
C.
Keterbatasan Penelitian