Anda di halaman 1dari 5

III.

Metodologi Penelitian

A. Rancangan Penelitian
1. Desain Penelitian
Desain pemelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah observasional
analitik dengan menggunakan studi analitik cross sectional yang mana
pengambilan data untuk variabel dependen dan independen dilakukan secara
bersama dalam satu waktu. Desain ini digunakan untuk mengetahui hubungan
antara usia gestasi bayi berat lahir rendah dengan kejadian asfiksia neonatorum
2. Populasi dan Sampel
Populasi pada penelitian ini adalah semua bayi berat lahir rendah yang dilahir
di RSUD Kota Baru periode Januari 2014-Desember 2015, yaitu sebanyak 89
kasus. Sampel dalam penelitian ini adalah semua BBLR yang sesuai dengan
kriteria inklusi dan eksklusi yang lahir di RSUD Kotabaru periode Januari 2014Desember 2015, yaitu sebanyak 75 kasus.
a. Kriteria Inklusi
1) Bayi dengan usia gestasi kurang dari 37 minggu dan lebih dari 37 minggu
2) Bayi dengan berat lahir < 2500 gram dan lebih dari sama dengan 1500
gram
b. Kriteria Eksklusi
1) Bayi dengan kelainan kongenital
2) Bayi kembar
3) Rekam medik yang datanya tidak lengkap
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
total random sampling.
3. Variabel Penelitian
a. Variabel independen
Variabel independen pada penelitian ini adalah usia gestasi.
b. Variabel dependen
Variabel dependen pada penelitian ini adalah asfiksia neonatorum
c. Variebel perancu
Variabel perancu pada pasien ini adalah apgar score, kadar glukosa darah
4. Definisi Operasional
Variabel

Definisi

Cara

Alat

Operasional
Ukur
Bayi Berat Bayi
lahir Register

Ukur
Status

lahir

dengan berat dan

pasien

Rendah

badan kurang rekam


dari

2500 medik

Kategori
1. Uk < 37 mg
2. Uk >= 37
mg

Skala
Ukur
nominal

gram. Dibagi
menadi
BBLR
dengan masa
gestasi > 37
minggu atau
cukup bulan
dan

BBLR

dengan masa
gestasi < 37
Asfiksia

minggu
Bayi
baru Register

Status

neonatorum

lahir

pasien

yang dan

memiliki

rekam

1. Asfiksia
2. Tidak

nominal

asfiksia

skor Apgar medis


6
tertulis

yang
di

rekap medis
5. Metode Pengumpulan data
Cara Pengumpulan datan dilakukan secara kuantitatif dengan melakukan
penelusuran dibuku register dan format rekam medik pasien anak Januari 2014
sampai Desember 2015.
6. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
1. Pengolahan data
Tahapan pengolahan data meliputi editing, coding, tabulasi, penyajian
data dan analisis data. Editing adalah melakukan koreksi terhadap data yang
terkumpul mengenai kelengkapan, kejelasan, relevansi, dan konsistensi data.
Pengkodean adalah merubah data yang berbentuk huruf menjadi angka atau
bilangan yang sesuai dengan klasifikasi yang ditetapkan peneliti. Entry data
yaitu memindahkan data ke dalam komputer untuk diolah lebih lanjut.
Tabulasi data adalah membuat tabel untuk hasil pengumpulan dan
pengolahan data. Penyajian data yaitu gambaran hasil yang bisa berupa tabel,
tulisan, atau grafik.
2. Analisis Data
a. Univariat

Data univariat yang dianalisis adalah distribusi frekuensi data deskriptif,


yaitu jenis kelamin, berat lahir bayi, usia kehamilan, dan proses persalinan.
b. Bivariat
Analisis bivariat menggunakan chi square dengan batas keamanaan
0.05 .
7. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada Januari Februari 2016. Penelitian dilaksanakan di
RSUD Kota Baru.

IV. Hasil dan Pembahasan


A. Hasil
1. Hasil Analisis Univariat
Jumlah sampel penelitian yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi
adalah sebanyak 75 sampel. Analisis univariat menggunakan distribusi frekuensi
data jenis kelamin, berat bayi lahir, usia gestasi, ketuban, proses persalinan dan
kejadian asfiksia neonatorum.
Berikut adalah tabel analisis univariat jenis kelamin, usia gestasi, ketuban,
proses persalinan dan kejadian asfiksia neonatorum.
Tabel 3.1 Analisis Univariat

Jenis Kelamin

Variabel
Perempuan
Laki-Laki

50

Frekuensi

Persentase (%)
66.7

25

33.3

Usia Gestasi

Ketuban

Proses persalinan

Kejadian Asfiksia

Kurang Bulan

43

57.3

Cukup Bulan

32

42.7

Jernih

70

93.3

Hijau Mekonium

6.7

Spontan

22

29.3

SC

53

70.7

Asfiksia

25

33.3

Tidak asfiksia

50

66.7

Berdasar hasil tersebut didapatkan bahwa jumlah sampel palih banyak adalah
perempuan dengan jumlah sebanyak 50 sampel (66,7%), bayi lahir cukup bulan
sebanyak 32 (42.7%), ketuban jernih sebanyak 70 sampel (93,3%). Proses
persalinan spontan pervaginam sebanyak 22 sampel (29.3%) sedangkan jumlah
sampel yang mangalami asfiksia sebanyak 25 sampel (33,3%).

Berikut adalah tabel rerata berat bayi lahir pada penelitian ini
Variabel
Berat bayi lahir

Rerata (gram)
2111, 73

Minimal (gram)
1500

Maksimal (gram)
2450

Berdasar data tersebut didapatkan bahwa rerata berat bayi lahir pada
penelitian ini adalah 2111. 73 gram. Berat minimal sampel adalh 1500 gram dan
berat maksimal adalah 2450 gram.

2. Hasil Bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk melihat dua variabel yang diduga memiliki
hubungan. Penelitian yang digunakan menggunakan uji beda Chi-Square untuk
mencari ada tidaknya hubungan antara usia gestasi dengan asfiksia neonatorum
pada bayi berat lahir rendah di RSUD Kotabaru. Nilai expected count yang krang
dari 5 tidak lebih dari 20% cell pada tabel ini menunjukan bahwa Chi square layak
untuk digunakan dalam penelitian ini.
Tabel 3.3. Perbedaan usia gestasi dengan kejadian asfiksia neonatorum pada bayi
berat lahir rendah

Variabel
BKB
BCB

Kejadian Asfiksia neonatorum


asfiksia
Tidak asfiksia
14
29
11
21

P value
0.869

Pada penelitian ini didapatkan bahwa bayi berat lahir rendah yang kurang bulan
dan mengalami asfiksia sebanyak 14 sampel, sedangkan yang tidak mengalami
asfiksia adalah sebanyak 29 sampel. Bayi cukup bulan yang mengalami asfiksia
adalah 11 sampel, sedangkan yang tidak mengalami asfiksia adalah 21 sampel.
Berdasar analisis bivariat dengan chi square didapatkan bahwa nilai p value
penelitian adalah 0.869 yang berarti tidak terdapat perbedaan antara usia gestasi
dengan kejadian asfiksia neonatorum pada bayi berat lahir rendah.

B. Pembahasan
Berdasar hasil analisis bivariat didapatlan bahwa tidak terdapat perbedaan antara
usia gestasi dengan kejadian asfiksia neonatorum pada bayi berat lahir rendah dengan
nilai p 0.869 (p > 0.05). Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Pada penelitian yang dilakukan oleh Khanum, Ullah, dan Bari (2004) didapatkan
bahwa bayi dengan berat lahir rendah lebih mudah mengalami asfiksia dibandingkan
dengan bayi dengan berat normal.
Penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh yang menyatakan
bahwa prematur pada BBLR meningkatkan risiko asfiksia 4-5 kali lebih besar
dibandingkanya yang tidak prematur. Hal ini disebabkan oleh pada bayi prematur,
belum mengalami pematangan paru dan keterbatasan kekuatan otot pernapasan.
Tidaknya adanya hubungan yang signifikan pada penelitian ini dimungkinkan
disebabkan pertama tidak dikendalikannya faktor risiko asfiksia lainnya pada bayi
lahir cukup bulan seperti faktor ibu yaitu PEB, perdarahan antepartum, infeksi ibu.
Asfiksia neonatorum biasanya terjadi pada preterm

C.

Keterbatasan Penelitian

Anda mungkin juga menyukai