TEKNOLOGI BENIH
PROSESING BENIH TOMAT DAN CABE
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di Indonesia, dalam bidang agronomi, yang dimaksud benih adalah fase
generatif dari siklus kehidupan tumbuhan yang dipakai untuk memperbanyak
dirinya secara generatif. Sedangkan dalam pengertian ilmu tumbuhan, yang
dimaksu dengan benih adalah biji yang berasal dari ovule. Ovule dalam
pertumbuhannya setelah masak (mature), lalu menjadi biji (seed), sedangkan
integumentnya menjadi kulit biji (seed coat) dan ovary menjadi buah (fruit).
Dalam pengertian praktis sehari-hari oleh petani, bahkan juga oleh beberapa
agronomiawan, istilah benih ini sering dicampur-campurkan dengan istilah bibit.
Benih bermutu tinggi ditentukan oleh dua faktor, yaitu faktor genetik dan
faktor fisik. Faktor genetik adalah varietas-varietas yang mempunyai genotipe
yang baik. Sedangkan yang dimaksud faktor fisik yaitu benih bermutu tinggi yang
meliputi kemurnian, persen perkecambahan tinggi, bebas dari kotoran dan benih
rumputan serta bebas dari insektisida, kadar air biji rendah yaitu 12-14% untuk
benih serealia dan kedelai. Agar diperoleh benih yang bermutu, saat pemungutan
buah dan cara pemisahan biji dari buah haruslah dipahami benar. Beberapa faktor
mempengaruhi saat pengumutan buat antara lain: temperatur, kelembaban udara,
kelembaban tanah, keadaan cuaca, dan tentunya terhadap tingkat kemasakan buah
sendiri. Pelaksanaan pemungutan yang teapat saatnya, dan cara pemisahan yang
dilakukan secara benar, akan memberikan hasil dan mutu yang tinggi. Adapun
faktor-faktor yang mempengaruhi hasil yang diperoleh adalah keseragaman
tumbuh tanaman, keserentakan masaknya, kebernasannya, dan cara melakukan
panen.
Saat pemungutan yang tepat adalah pada waktu biji tepat masak secara
fisiologis (physiology maturity). Hal ini akan tampak pada warna buah (buah
masak). Misalnya, warna buah tomat berubah menjadi merah, terong dan
mentimun menjadi kuning dan lain-lain. Pemungutan yang terlalu awal atau
terlalu terlambat, akan memberikan hasil benih yang lebih jelek mutunya.
Pemisahan biji dari buah merupakan proses penting untuk mendapatkan benih
yang berkualitas.Proses tersebut harus dilakukan berdasarkan tipe buah yang akan
diambil
benihnya.Faktor
temperature,kelembaban
yang
mempengaruhi
udara,kelembaban
pemungutan
tanah,cuaca
dan
antara
lain
kemasakan
langsung
dari
pohon,
benih
akan
hilang
daya
BAB 3. METODELOGI
3.1 Waktu dan Tanggal
Praktikum dilaksanakan pada hari Rabu, 16 November 2016. Pada pukul
09.00-11.00 di Laboratorium Tanaman Politeknik Negeri Jember.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada pelaksanaan praktikum ini adalah baskom, pisau,
timbangan, saringan dan oven.
Bahan yang digunakan pada pelaksanaan praktikum ini adalah tomat dan
kapur
3.3 Prosedur Kerja
1.
2.
3.
4.
5.
Berat Sesudah
Dicuci (gram)
41,933
34,74
92,09
Berat Sesudah
dioven (gram)
23,022
10,347
40,208
4.2 Pembahasan
Prosesing benih merupakan suatu kegiatan diantara kegiatan lainnya dalam
teknologi benih yang memiliki arti penting. Prosesing benih dilakukan untuk
menghasilkan benih yang berkualitas dan unggul. Dalam melakukan prosesing
benih memiliki tahapan tahapan yang harus dilakukan yaitu yang pertama
melakukan sortasi pada buah, sortasi ini dilakukan untuk memilih buah yang tidak
terserang oleh hama dan penyakit. Kedua melakukan ekstrasi benih yaitu
memisahkan benih dari daging buah.
Pada prosesing benih terutama pada tomat, terdapat dua cara yaitu dengan cara
non fermentasi dan fermentasi. Untuk tahapan prosesing pada benih tomat
fermentasi dan non fermentasi sama sama melalui tahapan sortasi dan ekstrasi,
bedanya pada prosesing tomat non fermentasi setelah melakukan ekstrasi benih
dicuci dengan menambahkan sedikit air dan dicampur dengan kapur untuk
merontokkan pulp atau lendir pada benih. Sedangkan prosesing pada benih tomat
fermentasi setelah di ekstrasi hanya didiamkan pada nampan dan tidak
ditambahkan bahan apapun untuk merontokkan pulpnya. Karena dengan hanya
didiamkan selama 24 jam pilp tersebut akan rontok dan mengendap.
Setelah melakukan penambahan bahan bahan untuk merontokkan pulp,
selanjutnya melakukan proses pengeringan pada benih tomat. Dalam melakukan
pengeringan terdapat dua macam cara yaitu menggunakan alat atau memanfaatkan
cahaya matahari. Dalam praktikum ini pengeringan benih dilakukan dengan cara
di oven.
Dari hasil praktikum prosesing benih ini yang dilakukan pada buah tomat
sebanyak 2 kg dan diekstrasi serta dicuci. Berat pada benih yaitu 41,933 dan berat
pada benih setelah di oven 23,022 karena telah melakukan proses pengeringan
sehingga kadar air yang terkandung pada benih setlah dicuci menurun. Selain itu,
dengan dilakukan nya proses pengeringan ini dapat memperpanjang masa simpan
pada benih karena kadar air yang berkurang. Benih berdasarkan kadar airnya
dibagi menjadi dua yaitu benih ortodoks (yang kadar airnya berkisar antara 610%) dan benih rekalsitran (yang kadar airnya berkisar antara 30-70%).
BAB 5. PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum diatas dapat disimpulkan bahwa dalam
melakukan prosesing pada suatu benih terdapat tahapan tahapan yang harus
dilakukan yaitu sortasi pada buah yang akan diambil benih nya, ekstrasi benih,
dan pengeringan benih. Berdasarkan kadar airnya benih dibagi menjadi dua yaitu
benih ortodoks dan benih rekalsitran.
DAFTAR PUSTAKA
zero-zeos.blogspot.co.id/2015/06/ilmu-dan-teknologi-benih-produksidan.html
http://agronomilicious.blogspot.co.id/2016/02/processing-pengolahanbenih.html
https://www.academia.edu/11131335/LAPORAN_PRAKTIKUM_TEKN
OLOGI_BENIH_ACARA_6
http://rizka-wahyuni.blogspot.co.id/2012/02/prosesing-dan-penyimpananbenih.html
http://fashion-java.blogspot.co.id/2011/01/prosesing-dan-penyimpananbenih.html