dan sebagainya
pembicaraan
Dalam berkomunikasi, seseorang diharapakan dapat mengetahui situasi
dan kondisi dan menggunakan bahasa sehari-hari dengan orang yang
diajak bicara.
o Tidak efektif
Dalam berkomunikasi, seseorang terkadang menggunakan bahasa
sehari-hari sehingga banyak menggunakan kalimat yang bersifat basabasi dengan orang yang diajak bicara.
o Kalimatnya pendek-pendek
Dalam berkomunikasi, seseorang terkadang menggunakan bahasa yang
menurut orang lain sudah mengetahui maksudnya.
o Kalimat sering terputus dan tidak lengkap
Dalam berkomunikasi, seseorang terkadang menggunakan bahasa yang
menurut orang lain sudah mengetahui maksudnya.
o Lagu kalimat situasional
Dalam berkomunikasi, seseorang terkadang harus mengerti situasi yang
ada pada dengan orang yang diajak bicara atau keadaan sekitarnya.
RAGAM BAHASA TULIS
Ragam bahasa tulis merupakan ragam bahasa yang pemakaiannya
melalui media tulis, tidak terkait ruang dan waktu sehingga diperlukan
kelengkapan struktur agar dapat dipahami dengan mudah dan benar.
Ragam bahasa tulis memiliki kaidah yang baku dan teratur seperti tata
cara penulisan (ejaan), tata bahasa, kosa kata, kalimat dll. Dapat
dikatakan ragam bahasa tulis menuntut adanya adanya kelengkapan
unsur tata bahasa seperti bentuk kata ataupun susunan kalimat,
ketepatan pilihan kata, kebenaran penggunaan ejaan, dan penggunaan
tanda baca.
CIRI-CIRI RAGAM BAHASA TULIS :
o Santun
Memenuhi kaidah-kaidah yang ada dan pilihan kata atau istilah yang
tepat dan cermat.
o Efektif
Perbedaan ini juga terjadi dalam bidang tata bahasa, misalnya mbawa
seharusnya membawa, nyari seharusnya mencari. Selain itu bentuk
kata dalam kalimat pun sering menanggalkan awalan yang seharusnya
dipakai.
contoh:
1) Ira mau nulis surat Ira mau menulis surat
2) Saya akan ceritakan tentang Kancil Saya akan menceritakan
tentang Kancil.
3.Ragam bahasa berdasarkan sikap penutur. Ragam bahasa dipengaruhi
juga oleh setiap penutur terhadap kawan bicara (jika lisan) atau sikap
penulis terhadap pembawa (jika dituliskan) sikap itu antara lain resmi,
akrab, dan santai. Kedudukan kawan bicara atau pembaca terhadap
penutur atau penulis juga mempengaruhi sikap tersebut. Misalnya, kita
dapat mengamati bahasa seorang bawahan atau petugas ketika
melapor kepada atasannya. Jika terdapat jarak antara penutur dan
kawan bicara atau penulis dan pembaca, akan digunakan ragam bahasa
resmi atau bahasa baku. Makin formal jarak penutur dan kawan bicara
akan makin resmi dan makin tinggi tingkat kebakuan bahasa yang
digunakan. Sebaliknya, makin rendah tingkat keformalannya, makin
rendah pula tingkat kebakuan bahasa yang digunakan.
Bahasa baku merupakan ragam bahasa yang dipakai dalam situasi
resmi/formal, baik lisan maupun tulisan.
Bahasa baku dipakai dalam :
a. pembicaraan di muka umum, misalnya pidato kenegaraan, seminar,
rapat dinas memberikan kuliah/pelajaran;
b. pembicaraan dengan orang yang dihormati, misalnya dengan atasan,
dengan guru/dosen, dengan pejabat;
c. komunikasi resmi, misalnya surat dinas, surat lamaran pekerjaan,
undang-undang;
d. wacana teknis, misalnya laporan penelitian, makalah, tesis,
disertasi.
Segi kebahasaan yang telah diupayakan pembakuannya meliputi
a. tata bahasa yang mencakup bentuk dan susunan kata atau kalimat,
pedomannya adalah buku Tata Bahasa Baku Indonesia;
b. kosa kata berpedoman pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI);
c. istilah kata berpedoman pada Pedoman Pembentukan Istilah;
d. ejaan berpedoman pada Ejaan Bahasa Indonesia yang
disempurnakan (EYD);
e. lafal baku kriterianya adalah tidak menampakan kedaerahan.
Jelaslah untuk kita dalam menggunakan bahasa Indonesia yang baik
dan benar dalam berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan. Dan
kita dapat membedakan bagaimana prilaku kita atau tutur kata kita
terhadap kawan bicara dan kita dapat menggunakan bahasa Indonesia
yang baik dan benar sesuai dengan kaidah ejaan yang berlaku dalam
tulisan.
Perbedaan ragam bahasa tulis dan ragam bahasa lisan
Ragam bahasa lisan berbeda dengan ragam bahasa tulis ,dimana
pada bahasa lisan merupakan penyampaian langsung kita kepada
sumber, dimana bahasa yang kita gunakan tidak harus terlalu baku,dan
dalam penyampaiannya harus ada sumber yang langsung menerima
suatu informasi dari kita.
Berbeda dengan ragam bahasa tulis yang dimana pada
penyampaiannya kita tidak terlalu memerlukan kehadiran sumber,dan
dalam penyampaiannya kita dapat menggunakan bahasa indonesia yang
baku agar dapat lebih jelas sumber menerima informasi dari kita.
Ragam bahasa lisan dan bahasa tulis
Pola kalimat seperti contoh di atas lazim muncul dalam ragam bahasa
lisan atau percakapan. Mendengarkannya secara langsung, kita takkan
kesulitan memahami maknanya. Kita cukup menyimak tekanan nada
suara si pengucap. Namun, dalam ragam bahasa tulis, kalimat itu