Anda di halaman 1dari 12

A.

Keselamatan dan Kecelakaan Lalu Lintas


A.1.
Pengertian Keselamatan & Kecelakaan Lalu Lintas
1. Keselamatan Lalu Lintas
Undang-Undang No.22 Tahun 2009 bahwa keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan
adalah suatu keadaan terhindarnya setiap orang dari risiko kecelakaan selama berlalu lintas
yang disebabkan oleh manusia, kendaraan, jalan, dan/atau lingkungan.
Keselamatan berasal dari kata dasar selamat. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia
selamat adalah terhindar dari bencana; aman; sentosa; sejahtera; tidak kurang suatu apapun;
sehat; tidak mendapat gangguan; kerusakan; beruntung; tercapai maksudnya; tidak gagal
(Poewardarminta, 1976). Arti selamat dapat juga berarti suatu keadaan yang aman serta
terhindar dan terlindungi secara fisik, social, spiritual financial, politik, pekerjaan, psikologi,
pendidikan atau berbagai konsekuensi lain dari kegagalan, kerusakan, kesalahan, kecelakaan,
kerugian atau berbagai kejadian lain yang diinginkan.
Keselamatan lalu lintas merupakan suatu program untuk menurunkan angka
kecelakaan beserta seluruh akibatnya, karena kecelakaan mengakibatkan pemiskinan
terhadap keluarga korban kecelakaan.
Keselamatan lalu lintas bertujuan untuk menurunkan korban kecelakaan lalu-lintas di
jalan. Jumlah korban kecelakaan lalu lintas jauh lebih tinggi dari kecelakaan transportasi laut,
kereta api dan udara.
2. Kecelakaan Lalu Lintas
Kecelakaan (accident)

adalah kejadian yang tak terduga dan tidak diharapkan

(Ismoyo Djati, 2001). Kecelakaan lalu-lintas adalah kejadian di mana sebuah kendaraan
bermotor tabrakan dengan benda lain dan menyebabkan kerusakan. Kadang kecelakaan ini
dapat mengakibatkan luka-luka atau kematian manusia atau binatang (WHO, 2004).
Kecelakaan lalu lintas merupakan suatu masalah yang perlu mendapatkan perhatian
lebih besar, khususnya pada jalan jalan tol yang sebenarnya telah di rancang sebagai jalan
bebas hambatan dan dilengkapi dengan fasilitas fasilitas untuk kenyamanan, kelancaran dan
keamanan bagi lalu lintas.
Definisi kecelakaan menurut Peraturan Pemerintah Nomor : 43 tahun 1993 pasal 93
tentang Prasarana dan Lalu Lintas Jalan adalah : suatu peristiwa di jalan yang tidak
disangkasangka dan tidak disengaja melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pemakai jalan
lainnya, mengakibatkan korban manusia atau kerugian harta benda. Korban kecelakaan lalu
lintas sebagaiman dimaksud dalam hal ini adalah terbagi menjadi 3 (tiga), yaitu : Korban
Mati, korban luka berat dan korban luka ringan.

A.2.

Kecelakaan Lalu Lintas di Indonesia


Tabel 1
Jumlah Kecelakaan, Koban Mati, Luka Berat, Luka Ringan,
dan Kerugian Materi yang Diderita
Tahun 2005-2009
Luka
Berat

Luka
Ringan

2005
91.623
16.115
35.891
2006
87.020
15.762
33.282
2007
49.553
16.955
20.181
2008
59.164
20.188
23.440
2009
62.960
19.979
23.469
Sumber: Kantor Kepolisiian Republik Indonesia

51.317
52.310
46.827
55.731
62.936

Tahun

A.3.

Jumlah
Kecelakan

Korban
Mati

Kerugian
Materi (Juta
Rp)
51.556
81.848
103.289
131.207
136.285

Faktor Yang Mempengaruhi Kecelakaan Lalu Lintaas


Ada tiga faktor utama yang menyebabkan terjadikanya kecelakaan, pertama adalah

faktor manusia, kedua adalah faktor kendaraan dan yang terakhir adalah faktor jalan.
Kombinasi dari ketiga faktor itu bisa saja terjadi, antara manusia dengan kendaraan misalnya
berjalan melebihi batas kecepatan yang ditetapkan kemudian ban pecah yang mengakibatkan
kendaraan mengalami kecelakaan. Disamping itu masih ada faktor lingkungan, cuaca yang
juga bisa berkontribusi terhadap kecelakaan.
1. Faktor manusia
Faktor manusia merupakan faktor yang paling dominan dalam kecelakaan. Hampir
semua kejadian kecelakaan didahului dengan pelanggaran rambu-rambu lalu lintas.
Pelanggaran dapat terjadi karena sengaja melanggar, ketidaktahuan terhadap arti aturan yang
berlaku ataupun tidak melihat ketentuan yang diberlakukan atau pula pura-pura tidak
tahu.Selain itu manusia sebagai pengguna jalan raya sering sekali lalai bahkan ugal ugalan
dalam mengendarai kendaraan, tidak sedikit angka kecelakaan lalu lintas diakibatkan karena
membawa kendaraan dalam keadaan mabuk, mengantuk, dan mudah terpancing oleh ulah
2.

pengguna jalan lainnya yang mungkin dapat memancing gairah untuk balapan.
Faktor kendaraan
Faktor kendaraan yang paling sering terjadi adalah ban pecah, rem tidak berfungsi
sebagaimana seharusnya, kelelahan logam yang mengakibatkan bagian kendaraan patah,
peralatan yang sudah aus tidak diganti dan berbagai penyebab lainnya. Keseluruhan faktor
kendaraan sangat terkait dengan technologi yang digunakan, perawatan yang dilakukan
terhadap kendaraan.

Untuk mengurangi faktor kendaraan perawatan dan perbaikan kendaraan diperlukan,


disamping itu adanya kewajiban untuk melakukan pengujian kendaraan bermotor secara
3.

reguler.
Faktor jalan
Faktor jalan terkait dengan kecepatan rencana jalan, geometrik jalan, pagar pengaman
di daerah pegunungan, ada tidaknya median jalan, jarak pandang dan kondisi permukaan
jalan. Jalan yang rusak/berlobang sangat membahayakan pemakai jalan terutama bagi

pemakai sepeda motor.


4. Faktor Cuaca
Hari hujan juga memengaruhi unjuk kerja kendaraan seperti jarak pengereman
menjadi lebih jauh, jalan menjadi lebih licin, jarak pandang juga terpengaruh karena
penghapus kaca tidak bisa bekerja secara sempurna atau lebatnya hujan mengakibatkan jarak
pandang menjadi lebih pendek. Asap dan kabut juga bisa mengganggu jarak pandang,
terutama di daerah pegunungan
A.4.

Tahapan Program Keselamatan Lalu Lintas


Dari buku pedoman keselamatan jalan yang dikeluarkan ADB (Asian
Development Bank) bersama dengan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat ada
tiga tahapan pendekatan intervensi peningkatan keselamatan jalan :
1.

Tahap 1

Membangkitkan kepedulian, hal ini merupakan salah satu permasalahan yang cukup
memprihatinkan di Indonesia sehingga perlu perhatian yang tinggi untuk meningkatkan
kepedulian masyarakat terhadap pentingnya keselamatan dalam berlalu lintas yang dapat
dilakukan melalui menyebar luaskan dampak kecelakaan, angka kecelakaan kepada para
pengambil keputusan untuk menggugah mereka seperti Dewan Perwakilan Rakyat baik
nasional maupun tingkat daerah, Pejabat Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah.
Langkah lain yang perlu dilakukan pada tahapan ini adalah identifikasi dari permasalahan
keselamatan lalu lintas termasuk meninjau kembali program keselamatan yang telah dan
sedang dilaksanakan.
2.

Tahap 2

Rencana aksi prioritas, setelah mengenali permasalahan yang ditemukan dalam tahap
1 maka langkah selanjutnya adalah merumuskan program perioritas yang perlu segera
dilaksanakan, apakah merumuskan kembali peraturan perundangan untuk meningkatkan
keselamatan, menyempurnakan organisasi yang menangani permasalahan kecelakaan dan
perumusan program keselamatan disertai dengan langkah untuk melakukan penertiban

terhadap angka pelanggaran lalu lintas. Hal ini penting mengingat bahwa sebagian besar
kecelakaan yang terjadi didahului oleh pelanggaran ketentuan/aturan lalu lintas.
3.

Tahap 3

Program 5 tahun untuk keselamatan jalan, langkah strategis lebih lanjut adalah
menyusun program keselamatan yang lebih makro untuk menurunkan angka kecelakaan
secara nyata, misalnya dengan merubah undang-undang seperti yang telah dilaksanakan
dengan telah terbitnya Undang-undang No 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan
jalan, yang masih harus ditindak lanjuti dengan perumusan peraturan pelaksanaannya seperti
misalnya peraturan pelaksanaan yang berkaitan dengan penerapan penegakan hukum
elektronik. Langkah lain yang perlu dilaksanakan dalam program 5 tahun adalah identifikasi
dan analisis black spot lokasi yang rawan kecelakaan dan dilanjutkan audit keselamatan,
untuk kemudian dilakukan langkah perbaikan.
A.5.

Program Keselamatan Lalu Lintas


Program keselamatan merupakan perioritas utama dalam pengembangan sistem

transportasi sehingga perlu ditangani dengan sebaik-baiknya sehingga setiap program yang
dibuat oleh pemerintah merupakan bagian dari penurunan angka kecelakaan lalu lintas. Oleh
karena itu program keselamatan lalu lintas diarahkan kepada beberapa langkah sebagai
berikut:
1.
Pengembangan sistem pangkalan data kecelakaan lalu lintas yang mudah diakses oleh
instansi pemerintah, akademisi atau pun masyarakat sebagai masukan dalam mempersiapkan
langkah peningkatan keselamatan lalu lintas.
2.

Melakukan koordinasi antar instansi dalam rangka meningkatkan keselamatan lalu lintas

3.

Menciptakan suatu sumber pendanaan keselamatan lalu lintas yang berkesinambungan

4.

Merencanakan dan merekayasa langkah-langkah untuk meningkatkan keselamatan lalu


lintas

5.

Melakukan perbaikan terhadap lokasi-lokasi rawan kecelakaan

6.

Ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan pendidikan keselamatan bagi anak sekolah

7.

Meningkatkan kualitas pengemudi

8.

Melakukan program penyuluhan/promosi keselamatan

9.

Meningkatkan standar keselamatan kendaraan

10. Penyempurnaan peraturan perundangan lalu lintas dan angkutan jalan


11. Peningkatan pelaksanaan penegakan hukum
12. Pengembangan sistem pertolongan pertama pada kecelakaan

13. Pengembangan penelitian keselamatan jalan


B.
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Dasar Hukum
Yang menjadi dasar hokum dalam [pelaksanaan lalu lintas adalah:
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang KUHAP;
Undang-Undang No. 14 Tahun 1992 tentang lalu lintas
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 41 sampai dengan No. 44 Tahun 1993;
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia;
Undang-Undang 38 Tahun 2004 tentang Jalan ;
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dan

7.

Peraturan Pelaksanaannya;
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2011 tentang manajemen dan
rekayasa, analisis dampak, serta manajemen kebutuhan lalu lintas.

C.

Promosi Keselamatan Lalu Lintas


C.1.

Pengertian Promosi Keselamatan Lalu Lintas


Ottawa Charter dalam Notoatmodjo bahwa promosi kesehatan adalah proses untuk

meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya.


Undang-Undang No. 23 tahun 1992 bahwa promosi kesehatan bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan, baik fisik, mental, dan sosialnya sehingga produktif secara ekonomi maupun
sosial.
Dari beberapa definisi tentang promosi kesehatan, bisa disimpulkan bahwa promosi
keselamatan lalu lintas adalah proses meningkatkan pengetahuan tentang berlalu lintas
dengan baik dengan harapan target memiliki kemampuan untuk menjaga keselamatan saat
berlalu lintas.
Iklan layanan masyarakat tentang lalu lintas atau promosi keselamatan lalu lintas yang
berisikan informasi lalu lintas tentang tata cara berlalu lintas dengan baik dan benar yang
bertujuan agar masyarakat (pengguna jalan) mentaati instruksi tersebut agar tetap selamat
saat berkendara.
Sepanjang jalan tak jarang ditemui iklan lalu lintas yang mempromosikan keselamatan
berkendaraan diantaranya seperti safety belt, awas tikungan tajam, kurangi kecepatan,
memakai helem, dan lain-lain.
C.2.

Pelaksanaan Promosi Keselamatan Lalu Lintas di Indonesia

Pelanggaran terjadi karena beberapa hal diantaranya karena tidak mengetahui bahwa
yang bersangkutan melanggar, tidak melihat rambu atau marka pada saat mengemudi
sehingga melanggar dengan tidak sengaja tau sengaja melanggar agar lebih cepat sampai
ditujuan, tidak sabaran. Oleh karena itu penegakan hukum menjadi penting dalam
meningkatkan keselamatan lalu lintas dan berikutnya adalah melakukan kampanye
keselamatan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang peraturan perundangan yang
berlaku serta untuk menyadarkan masyarakat kalau mereka melakukan pelanggaran dapat
berakibat fatal terhadap dirinya atau orang lain.
Kampanye keselamatan merupakan program yang harus dilaksanakan secara terus
menerus, masyarakat harus terus diingatkan dan disegarkan kembali tentang peraturan
perundangan yang terkait dengan lalu lintas dan resiko yang mereka dapatkan bila melakukan
pelanggaran lalu lintas.
Oleh karena itu ada tiga tahapan promosi keselamatan lalu lintas berdasarkan
kejadian yaitu pre-during-post atau sebelum-proses-setelah kejadian kecelakaan lalu lintas.
1.

Tahap sebelum kejadian


Pada umumnya kejadian kecelakaan lalu lintas tidak dapat diprediksi sejak dini,
namun perlu kiranya semua pihak baik instansi pemerintah maupun swasta serta pengguna
jalan perlu mengantisipasi guna mencegah terjadinya kecelakaan yang tidak diinginkan. Dari
sudut pemakai jalan upaya yang dapat dilakukan adalah meningkatkan kesadaran hokum dan
sopan santun dalam berlalu lintas. Di samping itu kendaraan yang digunakan haruslah
memenuhi persyaratan layak jalan.
Promosi kesehatan diposisikan sebagai bentuk preventive yaitu dengan memberikan
penyuluhan sebagai upaya meningkatkan pengetahuan serta kesadaran masyarakat dalam

2.

berlalu lintas. Targetnyanya adalah terjadi perubahan perilaku.


Tahap pada waktu Kejadian
Penanganan pada waktu kejadian kecelakaan merupakan bagian yang penting yang
perlu mendapat perhatian. Disini dituntut kesigapan aparat baik dari kepolisisan maupun dari
petugas kesehatan (rumah sakit/ambulance) untuk mencapai lokasi kejadian tepat waktu guna
menangani dampak yang terjadi serta mencegah kehilangan nyawa yang mengalami
kecalakaan.
Pada tahap ini promosi keselamatan lalu lintas dijadikan sebagai pendekatan kepada
orang lain supaya mereka merasakan empathy terhadap korban kecelakaan. Dengan demikian

seseorang akan lebih berprilaku hati-hati guna menjaga keselamatannya sendiri.


3. Tahap sesudah kejadian
Dalam penanganan kejadian kecelakaan, diperlukan kejelian aparat/instansi yang
berwenang untuk meneliti/atau melihat sebab-sebab kejadian agar dapat disusun suatu

rencana perbaikan (remedial measures) guna mencegah terulannya kejadian-kejadian


berikutnya. Untuk itu perlu didukung dengan data informasi yang lengkap perihal kejadian
kecelakaan.
Hasil yang kongkrit dan maksimal terhadap beberapa hal pokok pembahasan yang
berkaitan dengan keselamatan lalu lintas jalan adalah:
a. Sistem informasi kecelakaan
Di dalam pengelolaan system informasi kecelakaan lalu lintas jalan, agar dapat dirumuskan
secara jelas, baik yang menyangkut tentang system pendataan, pelaporan, maupun kejelasan
wewenang dan tanggung jawab dan masing-masing instansi yang terlibat di dalam
pengelolaan system imformasi sehingga dapat mempermudah dan memperlancar di dalam
b.

penanganan, penanggulangan keselamatan.


Pendidikan/promosi
Untuk hal yang berkaitan dengan aspek pendidikan/promosi, kiranya dapat dirumuskan suatu
metode yang tepat sehingga lebih berdaya guna di dalam menumbuh kembangkan kesadaran
masyarakat pemakai jalan, agar mampu menyentuh segala lapisan masyarakat yang dimulai
dari tingkat pendidikan dasar hingga tingkat pendidikan atau promosi lanjutan dan
seterusnya.
Dengan promosi keselamatan lalu lintas memungkinkan menambah pengetahuan serta
kesadaran masyarakat tentang pentingnya berlalu lintas dengan baik yaitu mematuhi segala

bentuk aturan.
c.
Perekayasaan
Perlunya dirumuskan pola pengembangan rekayasa saranan dan prasarana yang tepat namun
tetap memperhatikan kondisi kemampuan pendanaan serta tanpa meninggalkan berbagai
d.

ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.


Penanganan Korban
Dalam rangka peningkatan pelayanan korban kecelakaan, hal yang perlu mendapat perhatian
adalah bagaimana system penanganan yang memadai dapat diberikan, sehingga korban
mendapat pertolongan cepat, sedangkan terhadap korban yang meninggal dunia mendapatkan
pelayanan asuransi yang sesuai sebagaimana yang diharapkan sehingga dapat meringankan

beban bagi yang mendapat musibah.


e.
Kegiatan Pendukung
Untuk bidang yang berkaitan dengan kegiatan pendukung, salah satu sarana pendukung yang
memiliki peran yang tidak kalah pentingnya adalah peranan mass media baik cetak maupun
elektronika. Diharapkan peranan mass media dalam masa-masa mendatang dapat ikut andil
sepenuhnya dalam mendukung program penanggulangan keselamatan dan promosi
keselamatan lalu lintas.
Terjadinya kecelakaan lalu lintas tidak terlepas dari beberapa penyebab dari
kecelakaan tersebut. Berikut factor-faktor keamanan lalu lintas.

Tabel 2
Faktor-faktor keamanan lalu lintas
Sebelum
Saat Kecelakaan
Setelah Kecelakaan
Kecelakaan
Pelatihan
Pengamanan di
Pelayanan medis
Pengetahuan
dalam kendaraan
darurat,
Manusia Keahlian
yang digunakan
Kemampuan Dasar sesuai bagi kendaraan
Motif dan Perilaku
Desain sistem
Sistem

Sistem kendali
pengendalian
perlindungan
gas beracun Atau
Desain sistem
Desain system
kebakaran
kenyamanan
pengendalian

Desain bag
Kendaraan
Desain sistem
Kemudahan Akses
informasi
Keadaan darurat
Hukum dan

Kemampuan
penegakan Hukum
perbaikan
Geometris,
Bentuk geometri dan Faktor geometri
perlengkapan (lalu
perlengkapan untuk
bagi kemudahan
lintas)
penyerapan energi
akses keadaan darurat
Sistem penegakan
dan
Pengendalian
peraturan
memaklumi kondisi
Material jatuhan dan
Sistem
jalan bebas hambatan pembersihan
Lingkungan
pengendalian
Pemulihan jalan
Kondisi
dan peralatan lalu
penerangan dan
lintas
cuaca
Kondisi permukaan
jalan
Sumber : Federal Highway Administration (FHWA), 1980.
Faktor

Tabel 2 terlihat bahwa pada saat kecelakaan faktor manusia cenderung menjadi
penentu. Pengetahuan tentan lalu lintas yang masih kurang berpotensi terjadi kecelakaan
sehingga terlihat bahwa pengetahuan, sikap serta tindakan pengguna lalu lintas sangat
berpengaruh terhadap upaya mencegah kejadian kecelakaan lalu lintas. Karena apabila
human error terjadi maka akan memicu faktor lain muncul.
Dalam upaya penataan system lalu lintas maka diperlukan pendekatan sebagai berikut:
1). Kebijakan (Policy Approach), 2). Pendekatan Promosi/Pendidikan (Education Approach),
3). Pendekatan Pengawasan (Enforcement Approach), dan

4). Pendekatan Lingkungan

(Environment Approach).
Pendekatan promosi/pendidikan (Educational Approach) merupakan factor yang
paling dominan sebagai penyebab terjadinya kecelakaan adalah factor pemakai jalan terutama
pengemudi, maka peranan pendidikan yang terstruktur terhadap pengemudi dan pemakai

jalan lainnya sangat diperlukan, terutama yang menyangkut tentang bagaimana tata cara
berlalu lintas di jalan sebagaimana mestinya.
C.3.

Target Promosi Keselamatan Lalu Lintas


Target yang perlu diberikan promosi keselamatan perlu disesuaikan dengan

kelompok masyarakat, untuk itu bisa dikelompokkan sebagai berikut:


1.

Anak-anak

2.

Remaja

3.

Orangtua

4.

Pesepeda

5.

Penumpang

6.

Pengendara sepeda motor

7.

Pengemudi kendaraan pribadi dan pengemudi angkutan umum

8.

Profesional

9.

Wartawan

C.4.

Ruang Lingkup Promosi Keselamatan Lalu Lintas Berdasarkan tatanan pelaksanaan


Berdasarkan tatanan (setting) atau tempat pelaksanaan promosi atau pendidikan
keselamatan lalu lintas, maka ruang lingkup promosi kesehatan ini dapat di kelompokkan

1.

menjadi:
Promosi keselamatan lalu lintas pada tatanan keluarga
Keluarga atau rumah tangga adalah unit masyarakat terkecil. Oleh sebab itu untuk mencapai
tujuan meningkatkan pemahaman masyarakat tentang lalu lintas maka kegiatan promosi yang
aktif dimulai di tingkat keluarga. Promosi bisa melalu media massa atau media elektronik
seperti TV dengan memberikan gambaran secara singkat tentang cara berlalu lintas dan

2.

aturan-aturan yang mesti dipatuhi di jalan raya.


Promosi keselamatan lalu lintas pada tatanan sekolah
Sekolah adalah tempat menuntut ilmu bagi anak usia dini, remaja sehingga upaya untuk
memperkenalkan aturan lalu lintas sangatlah penting karena biasanya pola perilaku mudah
terbentuk apabila di bina sedini mungkin. Ini akan membiasakan serta terset dengan baik

3.

dimemori para pelajar tentang tatacara berlalu lintas.


Promosi keselamatan lalu lintas di jalan raya
jalan raya merupakan tempat transportasi yang setiap hari digunakan oleh pengguna jalan.
Seyogyanya upaya pendidikan atau promosi banyak dilakukan di jalan, baik dalam bentuk
sosialisasi seperti aturan, tata cara berlalu lintas. Hal tersebut bisa dilaksanakan baik melalui
media maupun secara langsung atau persuasive.

4.

Promosi keselamatan lalu lintas di tempat-tempat umum


Perlu dipahami bahwa bukan hanya dijalan rang bisa mendapatkan informasi, akan tetapi
mereka bisa saja mendapatkan informasi dari manapun, baik dipasar, di warung tempat
rekreasi atau tempat-tempat ibadah.

5.

Promosi keselamatan di instansi kepolisian/rumah sakit


Proses edukasi kepada masyarakat sangat memungkinkan dilakukan di tempat ini karena
masyarakat punya kepentingan sehingga upaya promotif bisa dilakukan secara intensif. Di
Kepolisisn misalnya sebelum mengambil SIM (surat izin mengemudi) mereka di tes
serangkaian tata cara berlalu lintas sehingga upaya yang di lakukan di tatanan ini sangat
memungkinkan secara efektif.

D.

Hasil Hasil Penelitian yang Berhubungan dengan Pengaruh Promosi Keselamatan


Lalu Lintas tehadap Kejadian Kecelakaan Lalu Lintas.
Penelitian oleh Fenni (2007) Pemahaman responden terhadap pesan iklan layanan
masyarakat tentang keselamatan berlalu lintas diukur dengan meminta kesediaan responden
memberi pendapatnya tentang pesanpesan yang terkandung dalam iklan layanan masyarakat
tersebut. Mayoritas responden (87%) memahami pesan dari iklan layanan masyarakat tentang
keselamatan berlalu lintas, namun sebagian di antara mereka kurang setuju dengan pesan
tersebut, karena alasan menyusahkan terutama untuk penggunaan helm.
Faktor lingkungan tidak terlalu besar peranannya sebagai penyebab terjadinya
kecelakaan lalu lintas di jalan tol sedangkan pemahaman para pengemudi terhadap ketentuan
dan persyaratan berlalu-lintas di jalan tol dianggap kurang (Sukarto, 1993).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Andi Rachma (2004) menyatakan bahwa
peningkatan keselamatan jalan raya sangat tergantung kepada ketersediaan fasilitas jalan.
Jalan raya yang baik adalah jalan raya terencana dan dapat memberikan tingkat keselamatan
lalu lintas yang lebih baik, kesalahan penilaian menjadi lebih kecil, tidak ada konsentrasi
kendaraan pada suatu saat atau tidak terjadi kesalahan persepsi di jalan dan dengan demikian
terjadinya kecelakaan dapat dihindari dengan penyediaan lebih banyak ruang dan waktu
dalam perancangan (Putri, 2007).
Martyn menyarankan supaya iklan layanan masyarakat yang dirancang harus
memperhatikan ciri-ciri demografi dan budaya kelompok sasaran agar hasilnya lebih efektif.
Walaupun demikian, hal yang perlu diingat bahwa efektifitas sesuatu kampanye dan iklan
layanan masyarakat itu tergantung kepada sampainya pesan iklan layanan masyarakat
tersebut kepada khalayak atau kelompok sasaran. Tidak ada artinya kalau iklan layanan
masyarakat itu menghabiskan biaya yang besar tetapi khalayak tidak melihatnya, atau pesan
tersebut tidak mampu mempengaruhi khalayak (Fenni, 2007)

Kesimpulan
Pada dasarnya iklan keselamatan berlalu lintas sangat penting untuk mengingatkan
dan memberikan peringatan kepada pengendara untuk berlalu lintas dengan baik dan benar.
Promosi keselamatan lalu lintas sangat berperan dalam menekan angka kecelakaan
lalu lintas karena pemahaman masyarakat akan bertambah berdasarkan informasi yang
mereka dapatkan melalui iklan keselamatan lalu lintas.
Daftar Pustaka
1.

Anonim,. 2008. Rekayasa lalu lintas. Malang: Teknik Sipil Universitas Widyagama
Malang

2.

WHO. 2004. World Health Day: Road safety is no accident.


http://www.who.int/mediacentre/news/releases/2004/pr24/en/. (diakses 15 Desember
2011).

3.

WHO, 2009.

4.

Badan Pusat Statistik Republik Indonesia. 2009. Jumlah Kecelakaan, Koban Mati,
Luka Berat, Luka Ringan, dan Kerugian Materi yang Diderita Tahun 2005-2009.
http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&daftar=1&id_subyek=17&notab=14.
(diakses 15 Desember 2011)

5.

Notoatmodjo, Soekidjo,. 2007. Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka
Cipta

6.

Sukarto, Haryono,. 1993. Interaksi Faktor-Faktor Penyebab Kecelakaan Lalu Lintas di


Jalan Tol Sekitar Jakarta. http://www.diglib.ui.ac.id/opac/themes/libri2/detail.jsp?
id=81731. (diakses 12 Desember 2011).

7.

Wikipedia.
2011.
Kecelakaan
Lalu-Lintas.
http://id.wikipedia.org/wiki/Kecelakaan_lalu-lintas. (diakses 15 Desember 2011).

8. Handayani, Putri, Annisa,. 2009.


Keselamatan lalu Lintas. www.lontar.ui.ac.id/file?
file=digital/124276-S-5854...Literatur... (diakses:15 Desember 2011)
9.
Aditama, Yoga Tjandra,. Dan Hastuti Tri,. 2006. Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(Bagaimana Mencapai Zero Accident di Perusahaan Oleh Dr. Ismoyo Djati, M.Sc). Jakarta:
UI-Press.
10. Martiana, Tri,. 2010. Pengaruh Perilaku Pengemudi Sepeda Motor dan Lingkungan Terhadap
Kejadian Kecelakaan Lalu Lintas Di Kabupaten Sidoarjo Tahun 2010. Surabaya:Universitas
Airlangga.
11. Wahidin, Ahmad,. 2008. Pengaruh Penggunaan Sabuk Keselamatan (Safety Belt) Terhadap
Tingkat fatalitas Kecelakaan Dan Tingkat Keparahan Kecelakaan. Semarang: Program
Pascasarjana Universitas Diponegoro
12. Khairifa, Fenni,. 2007. Penyampaian Iklan Layanan Masyarakat Kepada Halayak.
13.

Lulie, Yohanes & Hatmoko, Tri, John,. 2005. Perilaku Agresif Menyebabkan Resiko
Kecelakaan Saat Mengemudi.

14.

Undang Undang No. 14 Tahun 1992 Tentang : Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan Oleh :
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor : 14 TAHUN 1992 (14/1992) Tanggal :
12 MEI 1992 (JAKARTA) Sumber : LN 1992/49; TLN NO. 3480

15.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan
Angkutan Jalan

16.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesi Nomor 32 Tahun 2011 Tentang manajemen


dan Rekayasa, Nalisis Dampak, Serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas.

Anda mungkin juga menyukai