(Ismoyo Djati, 2001). Kecelakaan lalu-lintas adalah kejadian di mana sebuah kendaraan
bermotor tabrakan dengan benda lain dan menyebabkan kerusakan. Kadang kecelakaan ini
dapat mengakibatkan luka-luka atau kematian manusia atau binatang (WHO, 2004).
Kecelakaan lalu lintas merupakan suatu masalah yang perlu mendapatkan perhatian
lebih besar, khususnya pada jalan jalan tol yang sebenarnya telah di rancang sebagai jalan
bebas hambatan dan dilengkapi dengan fasilitas fasilitas untuk kenyamanan, kelancaran dan
keamanan bagi lalu lintas.
Definisi kecelakaan menurut Peraturan Pemerintah Nomor : 43 tahun 1993 pasal 93
tentang Prasarana dan Lalu Lintas Jalan adalah : suatu peristiwa di jalan yang tidak
disangkasangka dan tidak disengaja melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pemakai jalan
lainnya, mengakibatkan korban manusia atau kerugian harta benda. Korban kecelakaan lalu
lintas sebagaiman dimaksud dalam hal ini adalah terbagi menjadi 3 (tiga), yaitu : Korban
Mati, korban luka berat dan korban luka ringan.
A.2.
Luka
Ringan
2005
91.623
16.115
35.891
2006
87.020
15.762
33.282
2007
49.553
16.955
20.181
2008
59.164
20.188
23.440
2009
62.960
19.979
23.469
Sumber: Kantor Kepolisiian Republik Indonesia
51.317
52.310
46.827
55.731
62.936
Tahun
A.3.
Jumlah
Kecelakan
Korban
Mati
Kerugian
Materi (Juta
Rp)
51.556
81.848
103.289
131.207
136.285
faktor manusia, kedua adalah faktor kendaraan dan yang terakhir adalah faktor jalan.
Kombinasi dari ketiga faktor itu bisa saja terjadi, antara manusia dengan kendaraan misalnya
berjalan melebihi batas kecepatan yang ditetapkan kemudian ban pecah yang mengakibatkan
kendaraan mengalami kecelakaan. Disamping itu masih ada faktor lingkungan, cuaca yang
juga bisa berkontribusi terhadap kecelakaan.
1. Faktor manusia
Faktor manusia merupakan faktor yang paling dominan dalam kecelakaan. Hampir
semua kejadian kecelakaan didahului dengan pelanggaran rambu-rambu lalu lintas.
Pelanggaran dapat terjadi karena sengaja melanggar, ketidaktahuan terhadap arti aturan yang
berlaku ataupun tidak melihat ketentuan yang diberlakukan atau pula pura-pura tidak
tahu.Selain itu manusia sebagai pengguna jalan raya sering sekali lalai bahkan ugal ugalan
dalam mengendarai kendaraan, tidak sedikit angka kecelakaan lalu lintas diakibatkan karena
membawa kendaraan dalam keadaan mabuk, mengantuk, dan mudah terpancing oleh ulah
2.
pengguna jalan lainnya yang mungkin dapat memancing gairah untuk balapan.
Faktor kendaraan
Faktor kendaraan yang paling sering terjadi adalah ban pecah, rem tidak berfungsi
sebagaimana seharusnya, kelelahan logam yang mengakibatkan bagian kendaraan patah,
peralatan yang sudah aus tidak diganti dan berbagai penyebab lainnya. Keseluruhan faktor
kendaraan sangat terkait dengan technologi yang digunakan, perawatan yang dilakukan
terhadap kendaraan.
reguler.
Faktor jalan
Faktor jalan terkait dengan kecepatan rencana jalan, geometrik jalan, pagar pengaman
di daerah pegunungan, ada tidaknya median jalan, jarak pandang dan kondisi permukaan
jalan. Jalan yang rusak/berlobang sangat membahayakan pemakai jalan terutama bagi
Tahap 1
Membangkitkan kepedulian, hal ini merupakan salah satu permasalahan yang cukup
memprihatinkan di Indonesia sehingga perlu perhatian yang tinggi untuk meningkatkan
kepedulian masyarakat terhadap pentingnya keselamatan dalam berlalu lintas yang dapat
dilakukan melalui menyebar luaskan dampak kecelakaan, angka kecelakaan kepada para
pengambil keputusan untuk menggugah mereka seperti Dewan Perwakilan Rakyat baik
nasional maupun tingkat daerah, Pejabat Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah.
Langkah lain yang perlu dilakukan pada tahapan ini adalah identifikasi dari permasalahan
keselamatan lalu lintas termasuk meninjau kembali program keselamatan yang telah dan
sedang dilaksanakan.
2.
Tahap 2
Rencana aksi prioritas, setelah mengenali permasalahan yang ditemukan dalam tahap
1 maka langkah selanjutnya adalah merumuskan program perioritas yang perlu segera
dilaksanakan, apakah merumuskan kembali peraturan perundangan untuk meningkatkan
keselamatan, menyempurnakan organisasi yang menangani permasalahan kecelakaan dan
perumusan program keselamatan disertai dengan langkah untuk melakukan penertiban
terhadap angka pelanggaran lalu lintas. Hal ini penting mengingat bahwa sebagian besar
kecelakaan yang terjadi didahului oleh pelanggaran ketentuan/aturan lalu lintas.
3.
Tahap 3
Program 5 tahun untuk keselamatan jalan, langkah strategis lebih lanjut adalah
menyusun program keselamatan yang lebih makro untuk menurunkan angka kecelakaan
secara nyata, misalnya dengan merubah undang-undang seperti yang telah dilaksanakan
dengan telah terbitnya Undang-undang No 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan
jalan, yang masih harus ditindak lanjuti dengan perumusan peraturan pelaksanaannya seperti
misalnya peraturan pelaksanaan yang berkaitan dengan penerapan penegakan hukum
elektronik. Langkah lain yang perlu dilaksanakan dalam program 5 tahun adalah identifikasi
dan analisis black spot lokasi yang rawan kecelakaan dan dilanjutkan audit keselamatan,
untuk kemudian dilakukan langkah perbaikan.
A.5.
transportasi sehingga perlu ditangani dengan sebaik-baiknya sehingga setiap program yang
dibuat oleh pemerintah merupakan bagian dari penurunan angka kecelakaan lalu lintas. Oleh
karena itu program keselamatan lalu lintas diarahkan kepada beberapa langkah sebagai
berikut:
1.
Pengembangan sistem pangkalan data kecelakaan lalu lintas yang mudah diakses oleh
instansi pemerintah, akademisi atau pun masyarakat sebagai masukan dalam mempersiapkan
langkah peningkatan keselamatan lalu lintas.
2.
Melakukan koordinasi antar instansi dalam rangka meningkatkan keselamatan lalu lintas
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Dasar Hukum
Yang menjadi dasar hokum dalam [pelaksanaan lalu lintas adalah:
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang KUHAP;
Undang-Undang No. 14 Tahun 1992 tentang lalu lintas
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 41 sampai dengan No. 44 Tahun 1993;
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia;
Undang-Undang 38 Tahun 2004 tentang Jalan ;
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dan
7.
Peraturan Pelaksanaannya;
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2011 tentang manajemen dan
rekayasa, analisis dampak, serta manajemen kebutuhan lalu lintas.
C.
Pelanggaran terjadi karena beberapa hal diantaranya karena tidak mengetahui bahwa
yang bersangkutan melanggar, tidak melihat rambu atau marka pada saat mengemudi
sehingga melanggar dengan tidak sengaja tau sengaja melanggar agar lebih cepat sampai
ditujuan, tidak sabaran. Oleh karena itu penegakan hukum menjadi penting dalam
meningkatkan keselamatan lalu lintas dan berikutnya adalah melakukan kampanye
keselamatan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang peraturan perundangan yang
berlaku serta untuk menyadarkan masyarakat kalau mereka melakukan pelanggaran dapat
berakibat fatal terhadap dirinya atau orang lain.
Kampanye keselamatan merupakan program yang harus dilaksanakan secara terus
menerus, masyarakat harus terus diingatkan dan disegarkan kembali tentang peraturan
perundangan yang terkait dengan lalu lintas dan resiko yang mereka dapatkan bila melakukan
pelanggaran lalu lintas.
Oleh karena itu ada tiga tahapan promosi keselamatan lalu lintas berdasarkan
kejadian yaitu pre-during-post atau sebelum-proses-setelah kejadian kecelakaan lalu lintas.
1.
2.
bentuk aturan.
c.
Perekayasaan
Perlunya dirumuskan pola pengembangan rekayasa saranan dan prasarana yang tepat namun
tetap memperhatikan kondisi kemampuan pendanaan serta tanpa meninggalkan berbagai
d.
Tabel 2
Faktor-faktor keamanan lalu lintas
Sebelum
Saat Kecelakaan
Setelah Kecelakaan
Kecelakaan
Pelatihan
Pengamanan di
Pelayanan medis
Pengetahuan
dalam kendaraan
darurat,
Manusia Keahlian
yang digunakan
Kemampuan Dasar sesuai bagi kendaraan
Motif dan Perilaku
Desain sistem
Sistem
Sistem kendali
pengendalian
perlindungan
gas beracun Atau
Desain sistem
Desain system
kebakaran
kenyamanan
pengendalian
Desain bag
Kendaraan
Desain sistem
Kemudahan Akses
informasi
Keadaan darurat
Hukum dan
Kemampuan
penegakan Hukum
perbaikan
Geometris,
Bentuk geometri dan Faktor geometri
perlengkapan (lalu
perlengkapan untuk
bagi kemudahan
lintas)
penyerapan energi
akses keadaan darurat
Sistem penegakan
dan
Pengendalian
peraturan
memaklumi kondisi
Material jatuhan dan
Sistem
jalan bebas hambatan pembersihan
Lingkungan
pengendalian
Pemulihan jalan
Kondisi
dan peralatan lalu
penerangan dan
lintas
cuaca
Kondisi permukaan
jalan
Sumber : Federal Highway Administration (FHWA), 1980.
Faktor
Tabel 2 terlihat bahwa pada saat kecelakaan faktor manusia cenderung menjadi
penentu. Pengetahuan tentan lalu lintas yang masih kurang berpotensi terjadi kecelakaan
sehingga terlihat bahwa pengetahuan, sikap serta tindakan pengguna lalu lintas sangat
berpengaruh terhadap upaya mencegah kejadian kecelakaan lalu lintas. Karena apabila
human error terjadi maka akan memicu faktor lain muncul.
Dalam upaya penataan system lalu lintas maka diperlukan pendekatan sebagai berikut:
1). Kebijakan (Policy Approach), 2). Pendekatan Promosi/Pendidikan (Education Approach),
3). Pendekatan Pengawasan (Enforcement Approach), dan
(Environment Approach).
Pendekatan promosi/pendidikan (Educational Approach) merupakan factor yang
paling dominan sebagai penyebab terjadinya kecelakaan adalah factor pemakai jalan terutama
pengemudi, maka peranan pendidikan yang terstruktur terhadap pengemudi dan pemakai
jalan lainnya sangat diperlukan, terutama yang menyangkut tentang bagaimana tata cara
berlalu lintas di jalan sebagaimana mestinya.
C.3.
Anak-anak
2.
Remaja
3.
Orangtua
4.
Pesepeda
5.
Penumpang
6.
7.
8.
Profesional
9.
Wartawan
C.4.
1.
menjadi:
Promosi keselamatan lalu lintas pada tatanan keluarga
Keluarga atau rumah tangga adalah unit masyarakat terkecil. Oleh sebab itu untuk mencapai
tujuan meningkatkan pemahaman masyarakat tentang lalu lintas maka kegiatan promosi yang
aktif dimulai di tingkat keluarga. Promosi bisa melalu media massa atau media elektronik
seperti TV dengan memberikan gambaran secara singkat tentang cara berlalu lintas dan
2.
3.
4.
5.
D.
Kesimpulan
Pada dasarnya iklan keselamatan berlalu lintas sangat penting untuk mengingatkan
dan memberikan peringatan kepada pengendara untuk berlalu lintas dengan baik dan benar.
Promosi keselamatan lalu lintas sangat berperan dalam menekan angka kecelakaan
lalu lintas karena pemahaman masyarakat akan bertambah berdasarkan informasi yang
mereka dapatkan melalui iklan keselamatan lalu lintas.
Daftar Pustaka
1.
Anonim,. 2008. Rekayasa lalu lintas. Malang: Teknik Sipil Universitas Widyagama
Malang
2.
3.
WHO, 2009.
4.
Badan Pusat Statistik Republik Indonesia. 2009. Jumlah Kecelakaan, Koban Mati,
Luka Berat, Luka Ringan, dan Kerugian Materi yang Diderita Tahun 2005-2009.
http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&daftar=1&id_subyek=17¬ab=14.
(diakses 15 Desember 2011)
5.
Notoatmodjo, Soekidjo,. 2007. Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka
Cipta
6.
7.
Wikipedia.
2011.
Kecelakaan
Lalu-Lintas.
http://id.wikipedia.org/wiki/Kecelakaan_lalu-lintas. (diakses 15 Desember 2011).
Lulie, Yohanes & Hatmoko, Tri, John,. 2005. Perilaku Agresif Menyebabkan Resiko
Kecelakaan Saat Mengemudi.
14.
Undang Undang No. 14 Tahun 1992 Tentang : Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan Oleh :
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor : 14 TAHUN 1992 (14/1992) Tanggal :
12 MEI 1992 (JAKARTA) Sumber : LN 1992/49; TLN NO. 3480
15.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan
Angkutan Jalan
16.