PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Skizofrenia adalah gangguan psikotik yang bersifat kronis atau kambuh
ditandai dengan terdapatnya perpecahan (schism) antara pikiran, emosi dan
perilaku pasien yang terkena. Perpecahan pada pasien ditandai dengan adanya
gejala fundamental (atau primer) spesifik, yaitu gangguan pikiran yang ditandai
dengan gangguan asosiasi, khususnya kelonggaran asosiasi. Gejala fundamental
lainnya adalah gangguan afektif, autism dan ambivalensi. Sedangkan gejala
sekundernya adalah waham dan halusinasi1
Skizofrenia merupakan sindrom klinis yang paling membingungkan dan
melumpuhkan. Skizofrenia merupakan gangguan psikologis yang paling
berhubungan dengan pandangan populer tentang gila atau sakit mental. Hal ini
sering menimbulkan rasa takut, kesalahpahaman, dan penghukuman, bukannya
simpati dan perhatian. Skizofrenia menyerang jati diri seseorang, memutus
hubungan yang erat antara pemikiran dan perasaan serta mengisinya dengan
persepsi yang terganggu, ide yang salah, dan konsepsi yang tidak logis. Mereka
mungkin berbicara dengan nada yang mendatar dan menunjukkan sedikit ekspresi
(Greene, 2003).
Menurut Tubagus, skizofrenia berasal dari bahasa Yunani yang berarti jiwa
yang retak (skizos artinya retak dan freenas artinya jiwa). Jiwa manusia terdiri
dari 3 unsur yaitu perasaan, kemauan dan perilaku (Erwin, 2002). Skizofrenia
adalah sekelompok reaksi psikotik yang mempengaruhi berbagai fungsi individu,
termasuk berpikir dan berkomunikasi, menerima dan menginterpretasikan realitas,
merasakan dan menunjukkan emosi dan perilaku dengan sikap yang dapat
diterima secara sosial (Isaac, 2005).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Skizofrenia
Skizofrenia adalah gangguan psikotik yang bersifat kronis atau kambuh
ditandai dengan terdapatnya perpecahan (schism) antara pikiran, emosi dan
perilaku pasien yang terkena. Perpecahan pada pasien ditandai dengan adanya
gejala fundamental (atau primer) spesifik, yaitu gangguan pikiran yang ditandai
dengan gangguan asosiasi, khususnya kelonggaran asosiasi. Gejala fundamental
lainnya adalah gangguan afektif, autism dan ambivalensi. Sedangkan gejala
sekundernya adalah waham dan halusinasi1
Berdasarkan DSM-IV, skizofrenia merupakan gangguan yang terjadi dalam
durasi paling sedikit selama 6 bulan, dengan 1 bulan fase aktif gejala atau lebih
yang diikuti munculnya delusi, halusinasi, pembicaraannya yang tidak
terorganisir dan adanya perilaku yang katatonik serta adanya gejala negatif.1
2.2 Epidemiologi Skizofrenia
Hampir 1% penduduk di dunia menderita skizofrenia selama hidup mereka.
Gejala skizofrenia biasanya muncul pada usia remaja akhir atau dewasa muda.
Awitan pertama pada laki-laki biasanya antara 15-25 tahun dan pada perempuan
antara 25-35 tahun. Prognosanya biasanya lebih buruk pada laki-laki
dibandingkan perempuan. Awitan setelah umur 40 tahun jarang terjadi.2
2.3 Etiologi Skizofrenia
Skizofrenia kemungkinan suatu kelompok gangguan dengan penyebab yang
berbeda dan secara pasti gambaran klinis, respon pengobatan dan perjalanan
penyakitnyapun bervariasi.1
1. Model diathesis stress
Teori ini menggabungkan antara faktor biologis, psikososial dan
lingkungan yang secara khusus mempengaruhi diri seseorang sehingga dapat
penelitian
menggunakan
CT-Scan
ternyata
ditemukan
perubahan anatomi otak seperti pelebaran lateral ventrikel, atrofi korteks atau
atrofi otak kecil (cerebellum) terutama pada penderita kronis skizofrenia. 1
3. Genetika
Faktor genetic telah dibuktikan secara meyakinkan. Resiko masyarakat umum
1% pada orang tua resiko 5% pada saudara kndung 8% dan anak-anak 12%
apabila salah satu orang tua menderita skizofrenia, walaupun anak telah
dipisahkan dari orang tua sejak lahir. Anak dari kedua orang tua skizofrenia
40%. Pada kembar monozigot 47% sedangkan kembar dizigot 12%.3
4. Faktor psikososial
a. Teori perkembangan
Ahli teori Sullivari dan erikson mngemukakan bahwa kurangnya perhatian
yang hangat dan penuh kasih sayang di tahun-tahun awal kehidupan
berperan dalam menyebabkan kurangnya identitas diri, salah interpretasi
terhadap realita dan menarik diri dari lingkunagn social pada skizofrenia
b. Teori belajar
Menurut ahli teori belajar (learning theory), anak-anak yang menderita
skizofrenia mempelajari reaksi dan cara berfikir yang irrasional dari orang
tua yang mungkin memiliki masalah emosional yang bermakna.
Hubungan interpersonal yang buruk dari penderita skizofrenia aan
berkembang karena mempelajari model yang buruk selama anak-anak3
c. Teori keluarga
Tidak ada teori yang terkait dengan peran keluarga dalam menimbulkan
skizofrenia. Namun beberapa penderita skizofrenia berasal dari keluarga
yag disfungsional3
2.4 Kriteria diagnosa Skizofrenia
Ada beberapa kriteria diagnostik Skizofrenia di dalam DSM IV :
1. Gejala karakteristik
Terdapat dua (atau lebih) dari kriteria di bawah ini, masing-masing ditemukan
secara signifikan selama periode satu bulan atau kurang, bila berhasil
ditangani :
a. waham.
b. halusinasi.
c. pembicaraan yang janggal (mis : sering menyimpang atau inkoheren).
d. perilaku janggal atau katatonik
e. adanya gejala negatif (mis: afek datar, alogia, tidak ada kemauan atau
avolition).
Catatan: Hanya satu dari kriteria I yang diperlukan, jika waham-nya janggal
atau jika halusinasinya berupa suara yang terus menerus mengomentari
tingkah laku atau pikiran pasien atau berisi 2 (atau lebih) suara-suara yang
saling bercakap-cakap.1
2. Disfungsi sosial atau pekerjaan
Untuk bagian waktu yang bermakna sejak onset gangguan satu atau lebih
fungsi utama seperti pekerjaan, hubungan interpersonal atau perawatan diri,
adalah jelas tingkat di bawah tingkat yang dicapai sebelum onset (atau bila
onset pada masa anak-anak atau remaja terdapat kegagalan pencapaian
tingkat interpersonal, akademik atau pekerjaan yang diharapkan)1
3. Durasi
Tanda-tanda gangguan terus berlanjut dan menetap sedikitnya 6 bulan.
Periode 6 bulan ini meliputi 1 bulan gejala-gejala fase aktif (atau kurang bila
berhasil diterapi) yang memenuhi kriteria I dan dapat juga mencakup fase
prodromal atau residual. Selama berlangsung fase prodormal atau residual ini,
tanda-tanda gangguan dapat bermanifestasi hanya sebagai gejala-gejala
negatif saja atau 2 atau lebih dari 2 dari gejala-gejala dalam kriteria I dalam
4
yang
berkomentar
secara
terus
menerus
inkoherensi
atau
mengalami
pembicaraan
yang
3. Adanya gejala-gejala khas diatas telah berlangsung selama kurun waktu satu
bulan atau lebih(tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik(prodomal).
4. Harus Ada satu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu
keseluruhan dan beberapa aspek perilaku pribadi,bermanifestasi sebagai
hilangnya minatmhidup tak bertujuan,tidak berbuat sesuatu,sikap larut dalam
diri sendiri dan penarikan diri secara sosial.4
Gejala-gejala skizofrenia dapat dibagi dalam dua kelompok yaitu:
1. Gejala positif
a. Delusi atau waham
Suatu keyakinan yang tidak rasional (tidak masuk akal). Meskipun telah
dibuktikan secara objektif bahwa keyakinannya itu tidak rasional, namun
penderita tetap meyakini kebenarannya.
b. Halusinasi
Pengalaman panca indera tanpa ada rangsangan (stimulus). Misalnya
penderita mendengar suara-suara/ bisikan-bisikan di telinganya padahal
tidak ada sumber dari suara/ bisikan itu.
c. Kekacauan alam pikiran
Dapat dilihat dari isi pembicaraannya. Misalnya bicaranya kacau,
sehingga tidak dapat diikuti alur pikirannya.
d. Gaduh, gelisah, tidak dapat diam, mondar-mandir, agresif, bicara dengan
semangat dan gembira berlebihan.
e. Merasa dirinya Orang Besar, merasa serba mampu dan sejenisnya.
f. Pikirannya penuh dengan kecurigaan atau seakan-akan ada ancaman
terhadap dirinya.
g. Menyimpan rasa permusuhan.
2. Gejala negatif
a. Alam perasaan (affect) tumpul dan mendatar
Gambaran alam perasaan ini dapat terlihat dari wajahnya yang tidak
menunjukkan ekspresi.
b. Menarik diri atau mengasingkan diri, tidak mau bergaul atau kontak
dengan orang lain dan suka melamun.
c. Kontak emosional amat sedikit, sukar diajak bicara dan pendiam.
d. Pasif dan apatis serta menarik diri dari pergaulan sosial.
e. Sulit dalam berpikir nyata.
f. Pola pikir steorotip.
g. Tidak ada/ kehilangan dorongan kehendak dan tidak ada inisiatif.1
2.5 Skizofrenia Paranoid
Kriteria diagnose skizofrenia paranoid berdasarkan PPDGJ III:
1. Memenuhi criteria umum diagnose skizofrenia
2. Sebagai tambahannya :
-
dapat
berupa
hampir
setiap
jenis,
tetapi
waham
Rumu
s
kimia
Antipsiko
sis
Cara
kerja
antipsikosis
tipikal
antipsikosis
atipikal
APG I
APG II
Rantai piperazine:
PERPHENAZINE,
TRIFLUOPERAZINE,
FLUPHENAZINE
Rantai
piperidine:
THIORIDAZINE
HALOPERID
OL
PIMOZI
DE
Benzamide
SULPIRIDE
Dibenzodiaze
pine
CLOZAPINE,
OLANZAPINE,
QUETIAPINE
Benzisoxazole
RISPERIDON
obat anti
psikotik
atipikal
Nama Dagang
Dosis Akut
Dosis
mg/hari
pemeliharaa
n mg/hari
Phenothiazine
- Chlorpromazine
Promacul
200-1000
50-400
Thioridazine
Melleril
200-800
50-400
Perphenazine
Trilafon
12-64
8-24
- Trifluoperazine
Butyrophenones
Stelazin
10-6
4-30
- Haloperidol
diphenyl-butyl-
Haldol
5-20
1-15
piperidine
Orap
2-10
2-10
- Pimozide
No
Nama Generik
Nama Dagang
Sediaan
Dosis Anjuran
Risperidone
RISPERDAL
Tab. 1,2,3 mg
NERIPROS
Tab. 1,2,3 mg
NOPRENIA
Tab. 1,2,3 mg
PERSIDAL-2
Tab. 2 mg
RIZODAL
Tab. 1,2,3 mg
Clozapine
CLOZARIL
25-100 mg/h
Quetiapine
SEROQUEL
50-400 mg/h
200 mg
4
Olanzapine
ZYPREXA
Tab. 5 mg, 10 mg
10-20 mg/h
11
2.7 Prognosa
Lebih dari 50 persen pasien dapat digambarkan memiliki prognosa yang brurk
dengan perawatan di rumah sakit yang berulang, eksaserbasi gejala, episode
gangguan mood berat dan usaha bunuh diri. Walaupun begitu, skizofrenia tidak
selalu memberikan hasil yang buruk dan kadang-kadang memberikan hasil yang
baik diantaranya dipengaruhi oleh :
-
Late onset
Onset akut
Menikah
12
DAFTAR PUSTAKA
13