Oleh:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Pembimbing:
Ifana Anugraheni, S.Kep.Ns., M.Kep.
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KADIRI
2016
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi dan Klasifikasi
Penyakit hipertensi dalam kehamilan merupakan kelainan vaskuler
yang terjadi sebelum kehamilan atau timbul dalam kehamilan atau pada
permulaan nifas. Akan tetapi yang kami bahas dalam makalah ini hanya
hipertensi yang timbul pada saat hamil. Golongan penyakit ini ditandai dengan
hipertensi dan kadang-kadang disertai proteinuria, oedema, convulsi, coma,
atau gejala-gejala lain.
Terdapat
beberapa
perbedaan
mengenai
klasifikasi
memiliki
klasifikasi
tersendiri
karena
pada
JNC
(Tidak Klasifikasi
Hamil)
Normal:
NHBPEP
(Hamil)
Normal/acceptable
kehamilan
TDD 80 mmHg
pada
TDD 90 mmHg
Pre Hipertensi:
TDS 120 - 139 mmHg
TDD 80 - 89 mmHg
Hipertensi Stage 1:
Hipertensi Ringan:
TDD 80 mmHg
Hipertensi Stage 2
dalam
kehamilan
memiliki
terminology
1.
Hipertensi Gestasional
Didapatkan tekanan darah 140/90 mmHg untuk
pertama kalinya pada kehamilan, tidak disertai dengan
proteinuria dan tekanan darah kembali normal < 12 minggu
pasca persalinan.
Hipertensi gestasional terjadi sekitar 6% dari total
kehamilan
dan
separuhnya
berkembang
menjadi
diagnosisnya
(sebelumnya
adalah
disebut
hipertensi
transcient
gestational
hypertension).
Wanita
Preeklamsi
Preeklampsia
adalah
sindrom
yang
memiliki
untuk
menyembuhkan
atau
memulihkan
sehingga
perlu
pencegahan
gangguan
hal ini
Eklampsi
Serangan konvulsi pada wanita dengan preeklampsia
yang tidak dapat dihubungkan dengan sebab lainnya
disebut eklamsi. Konvulsi terjadi secara general dan dapat
terlihat sebelum, selama, atau setelah melahirkan. Pada
studi terdahulu, sekitar 10% wanita eklamsi, terutama
nulipara, serangan tidak muncul hingga 48 jam setelah
postpartum. Setelah perawatan prenatal bertambah baik,
banyak kasus antepartum dan intrapartum sekarang dapat
dicegah, dan studi yang lebih baru melaporkan bahwa
seperempat serangan eklampsia terjadi di luar 48 jam
postpartum (Cunningham, 2005).
4.
Hipertensi
kronik
dengan
superimposed
preeklamsi
Timbulnya proteinuria 300 mg/ 24 jam pada wanita
hamil
yang
sudah
mengalami
hipertensi
sebelumnya.
tekanan
darah
140/
90
mmHg,
pada
level
yang
memiliki
resiko
gangguan
sebelumnya,
yang
tertutup/tak
tampak
di
awal
Kejadian
hipertensi
pada
periode
pasca
vasodilatasi.
Akibatnya,
arteri
spiralis
relative
mengalami
khususnya
peroksida
lemak
meningkat,
sedangkan
sistemik
inflamasi
yang
menimbulkan
gejala-gejala
pada
D. PATOFISIOLOGI
Vasospasme adalah dasar patofisiologi hipertensi. Konsep ini yang pertama
kali dianjurkan oleh volhard (1918), didasarkan pada pengamatan langsung
pembulh-pembuluh darah halus dibawah kuku, fundus okuli dan konjungtiva
bulbar, serta dapat diperkirakan dari perubahan-perubahan histologis yang
tampak di berbagai organ yang terkena. Konstriksi vascular menyebabkan
resistensi terhadap aliran darah dan menjadi penyebab hipertensi arterial. Besar
kemungkinan bahwa vasospasme itu sendiri menimbulkan kerusakan pada
pembuluh darah.
Selain itu, angiotensin II menyebabkan sel endotel berkonstraksi.
Perubahan-perubahan ini mungkin menyebabkan kerusakan sel endotel dan
kebocoran di celah antara sel-sel endotel. Kebocoran ini menyebabkan
konstituen darah,termasuk trombosit dan fibrinogen, mengendap di subendotel.
Perubahan-perubahan vaskular ini, bersama dengan hipoksia jaringan di
sekitarnya,diperkirakan menyebabkan perdarahan, nekrosis, dan kerusakan
organ lain yang kadang-kadang dijumpai dalam hipertensi yang berat.
E. MANIFESTASI KLINIK
Manifestasi klinis untuk Hipertensi ringan dalam kehamilan antara lain :
1.Tekanan darah diastolik < 100 mmHg
2.Proteinuria samar sampai +1
3.Peningkatan enzim hati minimal
pemantauan
tekanan
darah,
diperlukan
ginjal,
dan
hati
yang
dapat
mempengaruhi
untuk
memantau
kehamilan
adalah
memantau
hemokonsentrasi
pasien
hemoglobin
dan
yang
hipertensi
dalam
hematokrit
untuk
mendukung
diagnosis
mengetahui
keterlibatan
hati.
Urinalisis
untuk
naik
sebesar
15
mmHg.
Oedem
telah
diagnosis
dari
The
hipertensi
Associety
dalam
of
kehamilan
Obstetrician
and
10
>90
mmHg,
didapatkan
pada
minimal
kali
harus
dipantau
untuk
mengawasi
adanya
pemeriksaan
tekanan
darah
serial
harus
dicatat
TD 160/110 mmHg.
11
Trombosit <100.000/mm3.
preeklamsi
dinilai
dari
frekuensi
dan
banyak
ditemukan
penyimpangan
tersebut,
terdapat
darah
proteinuria
135/85
mmHg,
+3
dan
kejang
sedangkan
dengan
kebanyakan
12
110 mmHg
Persisten 2+
diastolik
Proteinuria
Sakit kepala
Nyeri perut
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Ada
Ada
Ada
bagian atas
Oliguria
Kejang
Tidak ada
Tidak ada
Ada
Ada
(eklamsi)
Serum
Normal
Meningkat
Kreatinin
Trombositope
Tidak ada
Ada
ni
Peningkatan
Minimal
Nyata
enzim hati
Hambatan
Tidak ada
Nyata
Tidak ada
Ada
darah
pertumbuhan
janin
Oedem paru
3. Superimposed Preeclampsia
Kriteria diagnosis Superimposed Preeclampsia adalah :
13
dari
banyak
penyebab
hipertensi
yang
Obesitas
.
2
Hipertensi esensial
.
3
Kelainan arterial :
Hipertensi renovaskular
Koartasi aorta
14
Gangguan-gangguan
Diabetes mellitus
endokrin :
Sindrom cushing
Aldosteronism primer
Pheochromocytoma
Thyrotoxicosis
.
6
kronis)
Hipertensi renoprival :
Glomerulonephritis kronis
Diabetic nephropathy
Lupus erythematosus
Systemic sclerosis
Periarteritis nodosa
.
9
Gagal ginjal
.
Pada
beberapa
wanita
dengan
hipertensi
kronis,
yang
mendasari
(Cunningham, 2005).
15
hipertensi
kronis
tersebut
G. PENATALAKSANAAN
1. Deteksi prenatal dini
Waktu pemeriksaan pranatal dijadwalkan setiap 4 minggu sampai usia
kehamilan 28 mingg, kemudian setiap 2 minggu hingga usia kehamilan 36
minggu, setelah itu setiap minggu. Setiap wanita harus dievaluasi sebelum
konsepsi untuk menentukan kondisi tekanan darahnya. Jika terdapat
hipertensi, dapat ditentukan beratnya, sebab sekunder yang mungkin,
kerusakan target organ, dan rencana strategis penatalaksanaannya.
Kebanyakan wanita penderita hipertensi yang merencanakan kehamilan
harus menjalani skrining adanya faeokromositoma karena angka
morbiditas dan mortalitasnya yang tinggi apabila keadaan ini tidak
terdiagnosa pada ante partum.
2. Penatalaksanaan di Rumah Sakit
Pada umumnya, frekuensi kunjungan antenatal menjadi sering pada
akhir trimester untuk menemukan awal preeklamsi. Wanita hamil dengan
tekanan darah yang tinggi (140/90 mmHg) akan dievaluasi di rumah sakit
sekitar 2-3 hari untuk menentukan beratnya hipertensi. Wanita hamil
dengan hipertensi yang berat akan dievaluasi secara ketat bahkan dapat
dilakukan terminasi kehamilan. Wanita hamil dengan penyakit yang ringan
dapat menjalani rawat jalan.
Pada wanita penderita hipertensi yang merencanakan kehamilan,
penting diketahui mengenai penggantian medikasi anti hipertensi yang
telah diketahui aman digunakan selama kehamilan, seperti metildopa atau
beta bloker. Penghambat ACE dan ARB jangan dilanjutkan sebelum
terjadinya konsepsi atau segera setelah kehamilan terjadi.
Perawatan di rumah sakit dipertimbangkan pada wanita
dengan
hipertensi
berat,
terutama
apabila
terdapat
proteinuria.
Evaluasi
meliputi :
16
secara
sistematis
untuk
komplikasi
17
kardiovaskular
selama
harus
dibatasi
berdasarkan
teori
yang
wanita
hamil
bervariasi,
banyak
ahli
yang
hamil
dengan
hipertensi
kronis
harus
terjadi
pertumbuhan
preeklamsi
janin
terhambat.
atau
tanda-tanda
Keputusan
untuk
dari
beratnya
hipertensi,
ada
tidaknya
18
nifedipin
atau
labetalol
dapat
digunakan
(Cunningham, 2005).
Tabel 2.3. Pilihan obat pada hipertensi gestasional dan
hipertensi kronis dalam kehamilan
Obat (resiko
FDA)
Agen
Dosis
Keterangan
yang 0.5-
umum
3.0 Pilihan
gram/hari
obat
NHBEP,
berdasar
tercatat
aman
diberikan:
Methyldopa
Lini kedua
Labetalol
Nifedipin
mg/hari
fetal growth restriction
30-120 mg/hari Dapat
menghambat
Dapat
dengan
preparat
persalinan
lepas efek
lambat
Hydralazin
dengan
dan
memiliki
sinergis
dengan
tekanan darah
20-300 mg/hari Dapat digunakan bersama
dibagi dalam 2- agen
4
-Blocker
dikaitkan
dapat
dosis menyebabkan
pemberian
Tergantung
pada
simpatolitik,
trombositopenia neonates
Menurunkan tekanan darah
agen uretroplasenta,
yang dipilih
menyebabkan
stress
hipoksia
janin,
resiko
restriction
pada
growth
trimester
dosis
I-II
terlalu
(atenolol),
tinggi
menyebabkan hipoglikemi
neonates
19
Hidrochlortiazid
12.5
25 Menyebabkan
mg/hari
gangguan
Kontraindikasi
cairan.
Menyebabkan fetal death,
ACE-inhibitor
gangguan
fetophaty,
jantung,
oligohidramnion,
growth
pengobatan
preeklamsia
mencegah
dan
hipertensi
mempertahankan
memiliki
antihipertensi
resiko
eklamsia
meningkat
tekanan
darah
terendah
pada
pasien
adalah
untuk
secara
pada
progresif,
level
terhadap
yang
gangguan
didefinisikan
sebagai
tekanan
darah
>
20
untuk
mencegah
kematian
ibu.
Target
pengobatan
penurunan
tekanan
diastolic
menjadi
90-
100mmHg.
Tabel 2.4 Pilihan obat dalam control kedaruratan pada
Hipertensi Berat dalam kehamilan
Obat
(resiko Dosis
FDA)
Labetalol
dan Keterangan
pemberian
10-20
mg
IV, Insidensi
hipotensi
20-30
Maksimal
menit. dan
efek
samping,
dengan
kecepatan
1- hydralazin,
2mg/menit
tidak
diperbolehkan
pada
mg,
IV
atau
IM,
dan CHF.
Merupakan
20-40
Evaluasi
pilihan
dari
NHBEP,
dan
diturunkan
dengan 20 mg IV atau
30mg IM, diganti obat
Nifedipin
lain
Hanya direkomendasi Lebih
dengan
tablet, preparat
diberikan
per
10-30mg acting,
oral,
disarankan
yang
akan
long
tetapi
21
Diazoxide
digunakan,
menyebabkan
berhentinya
persalinan,
hiperglikemia
0.25-5 Dapat menyebabkan
Kontraindikasi
Drip
relatif
ug/kgBB/menit
keracunan
nitroprusid
sianoda
menurunkan
dengan
mean
arterial
preeklamsia,perlu
pressure.
Wanita
pertimbangan
dalam
masa
sebelumnya
post
partum,
normotensive
wanita
mengalami
hamil
yang
peningkatan
dari
ekspansi
volume
fisiologis
dan
tekanan
darah
secara
alamiah
dalam
ada
literature
yang
pasti
mengenai
obat
(2002)
antihipertensi
menyarankan
diberikan
22
jika
bahwa
tekanan
obat-obatan
darah
sistolik
obat
yang
ditelan
oleh
bayi
menyusu
23
dalam
darah,
dengan
konsentrasi
yang
penelitian
ini,
American
Academy
of
menyusui.
Saat
ini
tidak
cukup
data
pada
Minoxidil
Diltiazem
Nadolol
Enalapril
Nifedipine
Hydralazine
Oxprenolol
Hydrochlorothiazide
Propranolol
Labetalol
Spironolactone
Methyldopa
Timolol
Verapamil
Diuretik (furosemid, hidrochlortiazid, dan spironolacton)
dapat
menurunkan
produksi
ASI.
Metroprolol
dapat
24
H. KOMPLIKASI
1. Perubahan Kardiovaskuler
Perubahan ini pada dasarnya berkaitan dengan meningkatnya afterload
jantung
akibat
hipertensi,
preload
jantung
yang
secara
nyata
25
Preeklampsi-eklampsi
Gambar 4: Kondisi
plasenta pada
preeklampsia
26
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
ASUHAN KEPERAWATAN
Perawat memerlukan metode ilmiah dalam melakukan proses terapeutik yaitu
proses keperawatan. Proses keperawatan dipakai untuk membantu perawat dalam
melakukan praktek keperawatan secara sistematis dalam mengatasi masalah
keperawatan yang ada (Budianna Keliat, 1994, 2 ).
Pemberian asuhan keperawatan merupakan proses terapeutik yang melibatkan
hubungan kerja sama dengan klien, keluarga atau masyarakat untuk mencapai
tingkat kesehatan yang optimal ( Carpenito, 2000, 2 ).
2.1 PENGKAJIAN
Pengumpulan data. Data-data yang dikumpulkan atau dikaji meliputi :
a. Identitas pasien
Pada wanita hamil berusia kurang dari 25 tahun insiden lebih tiga
kali lipat. Pada wanita hamil berusia lebih dari 35 tahun dapat terjadi
hipertensi laten. Meskipun proporsi kehamilan dengan hipertensi
kehamilan di Amerika Serikat pada dasawarsa yang lalu meningkat
27
hampir
sepertiga.
Peningkatan
ini
sebagian
diakibatkan
oleh
peningkatan jumlah ibu yang lebih tua dan kelahiran kembar. Sebagai
contoh, pada tahun 1998 tingkat kelahiran di kalangan wanita usia 3044 dan jumlah kelahiran untuk wanita usia 45 dan lebih tua berada pada
tingkat tertinggi dalam 3 dekade, menurut National Center for Health
Statistics. Lebih jauh lagi, antara 1980 dan 1998, tingkat kelahiran
kembar meningkat sekitar 50 persen secara keseluruhan dan 1.000
persen di kalangan wanita usia 45-49; tingkat triplet dan orde yang
lebih tinggi kelahiran kembar melompat lebih dari 400 persen secara
keseluruhan, dan 1.000 persen di kalangan wanita di mereka 40-an.
b. Keluhan utama
Pasien dengan hipertensi pada kehamilan didapatkan keluhan berupa
seperti sakit kepala terutama area kuduk bahkan mata dapat berkunangkunang, pandangan mata kabur, proteinuria (protein dalam urin), peka
terhadap cahaya, nyeri ulu hati.
c. Riwayat penyakit sekarang
Pada pasien jantung hipertensi dalam kehamilan, biasanya akan diawali
dengan tanda-tanda mudah letih, nyeri kepala (tidak hilang dengan
analgesik biasa ), diplopia, nyeri abdomen atas (epigastrium), oliguria
(<400 ml/ 24 jam)serta nokturia dan sebagainya. Perlu juga ditanyakan
apakah klien menderita diabetes, penyakit ginjal, rheumatoid arthritis,
lupus atau skleroderma, perlu ditanyakan juga mulai kapan keluhan itu
muncul. Apa tindakan yang telah dilakukan untuk menurunkan atau
menghilangkan keluhan-keluhan tersebut.
d. Riwayat penyakit dahulu
Perlu ditanyakan apakah pasien pernah menderita penyakit seperti
kronis hipertensi (tekanan darah tinggi sebelum hamil), Obesitas,
ansietas, angina, dispnea, ortopnea, hematuria, nokturia dan sebagainya.
Ibu beresiko dua kali lebih besar bila hamil dari pasangan yang
sebelumnya menjadi bapak dari satu kehamilan yang menderita
28
primigravida.
Hal
ini
diperlukan
untuk
mengetahui
B1 (Breathing)
Pernafasan meliputi sesak nafas sehabis aktifitas, batuk dengan
atau tanpa sputum, riwayat merokok, penggunaan obat bantu
pernafasan, bunyi nafas tambahan, sianosis.
B2 (Blood)
Gangguan fungsi kardiovaskular pada dasarnya berkaitan dengan
meningkatnya afterload jantung akibat hipertensi. Selain itu
terdapat perubahan hemodinamik, perubahan volume darah berupa
hemokonsentrasi. Pembekuan darah terganggu waktu trombin
menjadi memanjang. Yang paling khas adalah trombositopenia dan
gangguan faktor pembekuan lain seperti menurunnya kadar
antitrombin III. Sirkulasimeliputi adanya riwayat hipertensi,
penyakit jantung coroner, episodepalpitasi, kenaikan tekanan darah,
takhicardi, kadang bunyi jantung terdengar S2 pada dasar , S3 dan
S4, kenaikan TD, nadi denyutan jelas dari karotis, jugularis,
29
B3 (Brain)
Lesi ini sering karena pecahnya pembuluh darah otak akibat
hipertensi. Kelainan radiologis otak dapat diperlihatkan dengan CTScan atau MRI. Otak dapat mengalami edema vasogenik dan
hipoperfusi. Pemeriksaan EEG juga memperlihatkan adanya
kelainan EEG terutama setelah kejang yang dapat bertahan dalam
jangka waktu seminggu.Integritas ego meliputi cemas, depresi,
euphoria, mudah marah, otot muka tegang, gelisah, pernafasan
menghela, peningkatan pola bicara. Neurosensori meliputi keluhan
kepala pusing, berdenyut , sakit kepala sub oksipital, kelemahan
pada salah satu sisi tubuh, gangguan penglihatan (diplopia,
pandangan kabur), epitaksis, kenaikan terkanan pada pembuluh
darah cerebral.
B4 (Bladder)
Riwayat penyakit ginjal dan diabetes mellitus, riwayat penggunaan
obat diuretic juga perlu dikaji. Seperti pada glomerulopati lainnya
terdapat peningkatan permeabilitas terhadap sebagian besar protein
dengan berat molekul tinggi. Sebagian besar penelitian biopsy
ginjal menunjukkan pembengkakan endotel kapiler glomerulus
yang disebut endoteliosis kapiler glomerulus. Nekrosis hemoragik
periporta dibagian perifer lobulus hepar kemungkinan besar
merupakan penyebab meningkatnya kadar enzim hati dalam serum.
B5 (Bowel)
Makanan/cairan meliputi makanan yang disukai terutama yang
mengandung tinggi garam, protein, tinggi lemak, dan kolesterol,
mual, muntah, perubahan berat badan, adanya edema.
B6 (Bone)
30
Nyeri/ketidaknyamanan
meliputi
nyeri
hilang
timbul
pada
31
Solusio plasenta
7) Nyeri ( kepala) berhubungan dengan retensi pembuluh darah otak
2.3 INTERVENSI
.3.1Nyeri (kepala) berhubungan dengan peningkatan retensi pembuluh
darah otak
Tujuan: setelah dilakukan asuhan keperawatan 1x24 jam diharapkan
masalah nyeri kepala dapat teratasi
KH:
Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan
tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)
Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen
nyeri.
Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
Tanda vital dalam rentang normal
Intervensi
Rasional
1.
2.
ketidaknyamanan pasien
3. lakukan pengkajian ke pada
3.
4.
5.
dukungan
5. Kontrol lingkungan yang dapat
6.
32
Intervensi
Pantau asupan oral dan
Rasional
MGSO4 adalah obat anti kejang yang
Terlihat
.3.3
Resiko tinggi cedera pada janin b.d fetal distress, hipoksia jaringan
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan tidak terjadi fetal
distress pada janin
33
Rasional
diberi SM
Kolaborasi dengan medis dalam
solusio plasenta
Penurunan fungsi plasenta mungkin
diakibatkan karena hipertensi
34
DAFTAR PUSTAKA
Abalos E, Duley L, Steyn D, dan Henderson-Smart D. 2007.
Antihypertensive drug therapy for mild to moderate
hypertension
during
pregnancy.
http:
//hyper.ahajournals.org/content/51/4/960. (3 Januari 2013)
AJOG. 2000. Working group on high blood pressure in keywords:
eclampsia,
hypertension,
preeclampsia,
pregnancy,
treatment.
American
Journal
of
Obstetrics
and
Gynecology. 183(1)
August P. 2009. Management of Hypertension in Pregnancy. http
://www.uptodate.com/patients/content/topic.
(29
Desember 2012)
Beardmore KS dan Morris JM. 2002. Excretion of antihypertensive
medication into human breast milk: a systematic review.
Hypertensi Pregnancy.
Brooks
http
35
36