Disusun Oleh:
Ahmad Natonis
: 20160401181
Peter yosafat
Qiflan Ovalino
: 201604001130
Gerard jaftohan
: 20160401126
Fakultas Hukum
Universitas Esa Unggul
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Organisasi merupakan kumpulan sejumlah orang untuk bekerja sama dalam rangka
mencapai tujuan tertentu.untuk meningkatkan kerja sama yang baik,semua unsur dalam
organisasi harus dapat melibatkan diri dan memiliki dorongan yang kuat untuk mencapai apa
yang menjadi tujuan tersebut.pemimpin memiliki peranan yang sangat menentukan dalam
mengerakan bawahanya termasuk dirinya sendiri.Bagi seorang pemimpin perihal motifasi
layak mendapat perhatian lebih dapat menjadiii kunci atau faktor kesuksesan lembaga yang
dipimpin.
Untuk mencapai tujuan organisasi,sangat penting melibatkan peranan manusia
didalamnya.sedangkan untuk mengerakan manusia agar sesuai dengan yang dikehendaki
organisasi,maka dibutuhkan pemahaman akan motifasi manusia yang berada dalam
organisasi tersebut.sebab motifasi inilah yang menentukan peruilaku atau dengan kata
lain,perilaku merupakan cerminan sederhana dari motifasi.Hal ini sesuai dengan ayat pada
sura ar rad ayat 3 Artinya:Sesunguhnya allah tidak akan merubah nasib suatu kaum sehingga
mereka mengubah nasibnya sendiri.
Manusia harus mengusahakan sendiri atas perubahan atas dirinya sendiri.apabila ingin
pintar maka harus belajar,harus mendorong diri atau memunculkan dorongan atau motifasi
untuk berprilaku yang dimaksudkan untuk mewujudkan tujuan tertentu.agar prilaku sesuai
dengan tujuan organisasi maka harus ada perpanduan antara motifasi dan permintaan
organisasi.hasil akhir tindakan mengerakan bawahan atau motifasi adalah tercapainya kinerja
organisasi yang optimal,kinerja atu dapat disebut prestasi kerja anggota dan organisasi dapat
ditentukan oleh beberapa efektif motifasi yang dilakukan.skarang ini banyak kita ketahui
dilingkungan organisasi bisnis maupun pendidikan belum bisa bekerja dengan optimal.orang
orang yang terlibat didalam belum menunjukaterbaiknyan performa terbaiknya.hal ini
memerlukan seorang pemimpin yang mampu memotivasi mereka sehingga mampu
menunjukan kinerja yang terbaiknya.perlu pemahaman dan pengunaan konsep motifasi yang
baik dan efektif oleh pemimpin organisasi sehingga optimalisasi terwujud Konsep motivasi
meliputi definisi, ruang lingkup, teori-teori serta kaitan motivasi itu sendiri dengan
kepemimpinan sebuah organisasi.
Rumusan masalah
Tujuan penulisan
B. PEMBAHASAN
a.
Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari kata latin Movere yang berarti dorongan atau daya
penggerak. Motivasi merupakan hal yang penting karena dengan adanya
motivasi pada setiap individu atau karyawan, maka diharapkan mereka mau
bekerja keras dan antusias untuk mencapai produktivitas kerja yang
tinggi. Selain itu, istilah motivasi berasal dari kata motive yang diartikan sebagai
kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut
bertindak atau berbuat. Motif tidak dapat diamati secara langsung, namun dapat
diinterpretasikan dalam tingkah lakunya, berupa rangsangan, dorongan atau
pembangkit tenaga munculnya sutau tingkah laku tertentu.
Tingkah laku seseorang dipengaruhi serta dirangsang oleh keinginan, kebutuhan,
tujuan dan keputusannya. Rangsangan timbul dari diri sendiri (internal) dan dari
luar (eksternal). Kemudian, rangsangan ini akan menciptakan motif dan
motivasi yang mendorong orang bekerja (beraktivitas) untuk memperoleh
kebutuhan dan kepuasan dari hasil kerjanya.[7]
Ada banyak definisi tentang motivasi, diantaranya adalah:[8]
Lain halnya dengan MC. Donald dikutip Sardiman yang memandang motivasi
sebagai perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan
munculnya rasa feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya
tujuan. Selanjutnya dijelaskan bahwa dari pengertian motivasi yang
dikemukakan oleh MC. Donald ini mengandung
beberapa elemen penting
sebagai berikut:
1) Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap
individu menusia. Perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan
energi di dalam sistemneurophysiological yang ada pada organisme manusia
(walaupun motivasi itu muncul dari dalam diri manusia), penampakannya akan
menyangkut kegiatan fisik manusia.
2) Motivasi ditandai dengan munculnya rasa, afeksi seseorang. Dalam hal ini,
motivasi relevan dengan persoalan kejiwaan, afeksien menentukan tingkah laku
manusia
Dapat dipahami dari berbagai pengertian diatas bahwa motivasi adalah
dorongan yang menyebabkan seseorang mau melakukan yang dikehendaki, baik
dari dalam diri sendiri atau orang lain, sedangkan memotivasi mempersoalkan
bagaimana cara mendorong gairah atau semangat kerja bawahan, agar mereka
mau bekerja keras dengan segala kemampuan yang dimiliki untuk mewujudkan
tujuan perusahaan. Motivasi ini sangat penting, karena dengan adanya motivasi
diharapkan setiap individu memiliki semangat untuk mencapai produktivitas dan
kinerja yang tinggi.
b.
Motivasi sebagai proses psikologis dalam diri seseorang akan dipengaruhi oleh
beberapa faktor, faktor tersebut antara lain :[13]
a.
Faktor Intern
Keinginan untuk dapat memiliki benda dapat mendorong seseorang untuk mau
melakukan pekerjaan. Hal ini banyak kita alami dalam kehidupan sehari-hari
bahwa keinginan yang keras untuk dapat memiliki itu dapat mendorong orang
untuk mau bekerja.
3)
Faktor Ekstern
Faktor ekstern juga tidak kalah pengaruhnya terhadap motivasi kerja seseorang.
Faktor-faktor ekstern itu meliputi:[14]
1) Kondisi lingkungan kerja.
Lingkungan pekerjaan adalah keseluruhan sarana dan prasaranaaaa kerja yang
ada disekitar karyawan yang sedang melakukan pekerjaan. Lingkungan kerja ini
meliputi tempat kerja, fasiitas dan alat bantu pekejaan, kebersihan,
pencahayaan, ketenangan, termasuk juga hubungan kerja antara orang-orang
yang ada ditempat kerja tersebut.
2) Kompensasi yang memadai.
Kompensasi yang memadai merupakan alat motivasi yang paling ampuh bagi
perusahaan untuk mendorong para karyawan bekerja dengan baik. sebaliknya,
kompensasi yang kurang memadai akan membuat mereka kurang tertarik untuk
bekerja keras, dan memungkinkan mereka bekerja tidak tenang.
3) Supervisi yang baik.
Alat-Alat Motivasi
menempatkan aktualisasi diri sebagai kebutuhan paling atas atau yang paling
akhir adalah
salah.
Menurutnya,
banyak
orang
yang
mati-matian
memperjuangkan harga dirinya sekalipun penghasilannya sehari-hari tidak
mencukupi bahkan untuk makan sekalipun. Banyak orang yang lebih
mementingkan pertemanan dan kebersamaan dibandingkan makan bergizi dan
tinggal di rumah layak. Berbagai macam kebutuhan manusia secara empiris jelas
timbul bersamaan dan tidak satu per satu seperti asumsi Maslow.
Dalam teorinya, Maslow juga menyatakan bahwa ultimate goal bagi individu
adalah pemenuhan kebutuhan untuk aktualisasi diri. Jadi, menurut teori ini, jika
segalanya sudah dimiliki maka satu-satunya cara untuk menggerakkan
perilakunya adalah dengan memberi kesempatan untuk aktualisasi diri: inilah
saya. Artinya, sebelum individu itu memenuhi empat kebutuhan yang lebih
rendah, ia tidak mengenal aktualisasi diri. Padahal, anak kecil selalu ingin
mengaktualisasikan dirinya dengan berbagai upaya mengambil perhatian orang
tuanya. Inilah salah satu wujud kebutuhan aktualisasi diri.[29]
Pada pengantar Hermawan Kertajaya dalam versi terjemahan buku Spiritual
Capital, Maslow mengakui kesalahannya. Pada buku karanganannya ini, Danah
Zohar dan Ian Marshall menyatakan:[30]
Saya sangat terkejut mengetahui bahwa Abraham Maslow sebelum meninggal
sempat menyesal dan merasa piramida kebutuhan manusia yang dibuatnya
ternyata terbalik. Maslow merasa piramidanya membuat orang menjadi tamak
karena hanya mengejar basic needs. Padahal, jika kita memenuhi aktualisasi diri
dulu, basic needs itu akan terpenuhi dengan sendirinya.
3.Frederik herzbeg dengan teori model dan faktor
Sebenarnya teori ini merupakan pengembangan dari teori kebutuhan maslow
.dalam penelitian yang dilakukan herzbeg diproleh hasil yang berupa respon
perasaan aman yang umumnya berhubungan dengan pengalaman kerja dan
kepuasan kerja dan sebaliknya perasaan tidak nyaman berhubbungan dengan
aspek disekitar pekerjaan atau suasana pekerjaan.herzbeg menamai orang yang
puas dalam pekerjaan dengan motivator sedangkan yang tidak puas dengan
pekerjaan namanya faktor dengan higeinis.motivator dan higeinis dikenal
dengan dua faktor herzbeg.
a)
Faktor motivator
faktorhigienis
Teori motivasi proses memandang bahwa setiap pekerja akan mau bekerja giat
apabila imbalannya sesuai dengan harapan. Oleh karena itu, harapan yang akan
diperolehnya menjadi daya penggerak yang memotivasi semangat kerja. Jika
harapan menjadi kenyataan, maka pekerja cenderung akan meningkatkan
kualitas kerjanya, begitu pula sebaliknya.[41] Ada tiga macam teori motivasi
proses, yaitu:
1)
Teori harapan
2.
a.
b.
b.
c.
d.
Seorang pimpinan dalam memotivasi harus menyadari, bahwa orang akan mau
bekerja keras dengan harapan bahwa ia akan dapat memenuhi kebutuhan dan
keinginan-keinginan dari hasil pekerjaannya. Menurut Paterson dan Plowman
dalam Hasibuan, keinginan-keinginan itu antara lain :
a. The desire to live, artinya keinginan untuk hidup merupakan keinginan
utama dari setiap orang. Manusia bekerja untuk dapat makan dan makan untuk
dapat melanjutkan hidupnya.
b. The desire for posession, artinya keinginan untuk memiliki sesuatu
merupakan keinginan manusia yang kedua dan ini salah satu sebab mengapa
manusia mau bekerja.
c. The desire for power, artinya keinginan akan kekuasaan merupakan
keinginan selangkah di atas keinginan untuk memiliki, mendorong manusia
untuk bekerja.
d. Desire for recognition, artinya keinginan akan pengakuan merupakan jenis
terakhir dari kebutuhan dan juga mendorong manusia untuk bekerja.
Motivasi mempengaruhi jenis penyesuaian yang dilakukan oleh karyawan atau
anggota terhadap suatu organisasi. Produktifitas dipengaruhi oleh motif-motif
khusus yang dimiliki oleh para karyawan dalam hal bekerja pada tempat
tertentu, dan melaksanakan pekerjaan tertentu. Dan, menjadi tugas
kepemimpinan dalam manajemen untuk menyalurkan motif karyawan secara
efektif ke arah tujuan keorganisasian.
Usaha pengoptimalan performance dan produktifitas organisasi pendidikan
khususnya, tidak terlepas dari seluruh komponen internal yang ada mampu
bekerja secara efektif efisien sesuai dengan tujuan organisasi. Setiap individu
dalam komponen yang ada memiliki motif tertentu yang mempengaruhi dlam
C. KESIMPULAN
1.
Konsep motivasi dapat diartikan sebagai dorongan yang menyebabkan
seseorang mau melakukan yang dikehendaki, baik dari dalam diri sendiri atau
orang lain, sedangkan memotivasi mempersoalkan bagaimana cara mendorong
gairah atau semangat kerja bawahan, agar mereka mau bekerja keras dengan
segala kemampuan yang dimiliki untuk mewujudkan tujuan perusahaan. Motivasi
sebagai proses psikologis dalam diri seseorang akan dipengaruhi oleh beberapa
faktor intern seperti: keinginan untuk dapat hidup, keinginan untuk dapat
memiliki keinginan untuk memperoleh penghargaan, keinginan untuk
memperoleh pengakuan, keinginan untuk berkuasa. Sedangkan faktor ekstern
seperti: kondisi lingkungan kerja, kompensasi yang memadai, supervisi yang
baik, adanya jaminan pekerjaan, status dan tanggung jawab peraturan yang
fleksibel.
Motivasi
memiliki
dimensi
atau
komponen
yang
meliputi need, drive dan goals. Sedangkan motivasi terbagi menjadi dua jenis
yaitua; motivasi positif dan motivasi negatif. Motivasi memiliki alat-alat seperti
materiil insentif, non-materiil insentif dan kombinasi dari keduanya.
2.
Dalam perkembangannya pendekatan teori motivasi dibagi menjadi tiga,
yaitu teori kepuasan (content theory) yang dipelopori seperti frederick W.Taylor,
Frank Gilberth, dan Henry L. Kemudian, muncul gerakan hubungan manusia, dan
kemudian teori kepuasan Maslow, Herzberg, dan Alderfer yang disebut teori
proses. Selanjutnya, teori kontemporer seperti teori ekuitas dan keadilan
organisasi. Teori motivasi kepuasan berlandaskan pada faktor-faktor kebutuhan
dan kepuasan individu sehingga individu tersebut bersedia melakukan
aktivitasnya, meliputi: teori motivasi konvensional oleh F. N. Taylor; teori hierarki
kebutuhan oleh Abraham Maslow; teori motivasi prestasi oleh David Mc Lelland;
teori model dan faktor oleh Frederick Hezberg; teori ERG oleh Clayton P. Alderfer;
dan teori X dan Y oleh Douglas Mc Gregor. Teori motivasi proses memandang
bahwa setiap pekerja akan mau bekerja giat apabila imbalannya sesuai dengan
harapan meliputi: teori harapan; teori keadilan dan teori pengukuhan
atau reinforcement theory.
3.
Motivasi merupakan permasalahan yang harus mendapatkan perhatian dan
menjadi inti kesuksesan sebuah organisasi. Penting mengetahui penggunaan dan
pemahaman akan konsep memotivasi yang baik dan efektif oleh pemimpin
organisasi sehingga optimalisasi organisasi juga dapat terwujud.Kepemimpinan
merupakan kemampuan dan usaha untuk mempengaruhi, setelah dipengaruhi
selain diberi pengarahan juga diajak, dan didorong serta digerakkan untuk
melakukan sesuatu yang menjadi tujuan, mencapai tujuan organisasi dengan
cara efektif dan efisien. Sedangkan motivasi adalahdorongan yang menyebabkan
seseorang mau melakukan yang dikehendaki, baik dari dalam diri sendiri atau
DAFTAR RUJUKAN
Moekijat,
1999. Manajemen
Sumber
Kepegawaian, Mandar Maju Bandung
Daya
Manusia
:Manajemen
Uno, Hamzah B., 2011. Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis di Bidang
Pendidikan, Bumi Aksara Jakarta.
Pemotivasian:
Dalam
Manajemen, RajaGrafindo