Agustan
NIM. H311 11 102
BAB I
PENDAHULUAN
menandai sifat keasaman sedangkan R dapat berupa hidrogen, gugus alkil, atau
gugus aril. Senyawa karboksilat sangat banyak dijumpai di alam, sebagai contoh
adalah asam asetat (CH3COOH), asam butanoat (CH3CH2CH2COOH) penyebab bau
tengik dan rasa asam pada mentega, dan asam heksanoat atau asam kaproat, suatu
aroma khas yang dikeluarkan oleh domba. Senyawa yang lain seperti asam
karboksilat merupakan komponen utama pada empedu manusia asam ini berupa
rantai panjang yang merupakan prekursor senyawa lemak atau lipid.
Asam karboksilat penting secara biologis maupun komersial. Aspirin adalah
sebuah asam karboksilat, seperti juga asam oleat dan prostaglandin. Asam karboksilat
dan beberapa derivatnya terdapat dalam alam. Sekedar beberapa contoh lemak adalah
triester, lilin adalah monoester, dan protein adalah poliamida.
Pentingnya asam karboksilat ini deperkuat lagi bila kita menyadari bahwa
senyawa ini adalah senyawa induk dari kelompok besar derivat yang meliputi asil
klorida, anhidrida asam, ester, dan amida. Ester umumnya berbau harum dan
banyak terdapat pada buah-buahan atau bunga-bungaan. Di laboratorium ester dapat
dibuat dengan reaksi esterifikasi asam karboksilat dengan alkohol. Berdasarkan
uraian diatas, maka dilakukanlah praktikum tentang asam karboksilat dan turunannya
agar dapat mengetahui beberapa sifat asam karboksilat dan turunannya serta
mengetahui reaksi esterifikasi dari asam karboksilat dengan alkohol.
1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan
1.2.1 Maksud Percobaan
Adapun maksud percobaan ialah mengetahui beberapa sifat asam karboksilat
dan turunannya serta mengetahui reaksi esterifikasi asam karboksilat dengan alkohol.
1.2.2
Tujuan percobaan
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut:
Prinsip Percobaan
Prinsip dari percobaan ini adalah mengidentifikasi sifat asam karboksilat dan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Suatu asam karboksilat adalah suatu senyawa organik yang mengandung
gugus karboksil, CO2H. gugus karboksil mengandung sebuah gugus hidroksil,antarreaksi dari kedua gugus ini mengakibatkan suatu kereaktivan kimia yang unik untuk
asam karboksilat (Fessenden dan Joan, 1994).
Nama IUPAC suatu asam karboksilat alifatik adalah nama alkana induknya,
dengan huruf akhir a diubah dengan imbuhan asam oat. Karbon karboksil diberi
no. 1 seperti pada aldehida. Untuk empat asam karboksilat pertama, nama trivialnya
lebih sering digunakan dari pada nama IUPAC. Nama asam format berasal dari
formica, dalam abad pertengahan ahli kimia memperoleh asam format dengan
menyuling semut merah. Asam asetat berasal dari bahasa Latin acetum (cuka). Dalam
keadaan murni disebut asam asetat glasial. Kata glasial timbul dari sifat kentalnya
asam itu yang membeke menjadi zat-padat mirip es. Nama asam propionate berarti
lemak pertama. Asam propionat merupakan asam karboksilat pertama yang
menunjukkan beberapa sifat asam lemak, yakni asam karboksilat yang diperoleh dari
hidrolisis lemak. Asam butirat dijumpai dalam mentega tengik (Fessenden dan Joan,
1994).
Suatu sifat yang perlu dicatat (bukan sifat fisis, melainkan sifat faali) dari
asam karboksilat berbobot molekul-molekul rendah ialah baunya. Asam format dan
asetat berbau merangsang. Asam propionate berbau merangsang yang mengingatkan
bau lemak tengik. Bau mentega tengik sebagian ditimbulkan oleh asam butirat. Asam
kaproat berbau kambing (kebetulan keringat kambing memang mengandung asam
kaproat. Asam valerat bukanlah asam kuat, namun berbau kuat antara mentega tengik
dan keringat kambing (menarik untuk diketahui bahwa asam valerat merupakan
penarik seks dari cacing kawat bit gula). Anjing dapat membedakan bau manusia
karena keanekaragamannya perbandingan asam karboksilatdalam keringat manusia.
Bau asam karboksilat alifatik yang mempunyai sepuluh karbon atau lebih akan
berkurang , agaknya karena sukar menguap (Fessenden dan Joan, 1994).
Ikatan rangkap tiga karbon-nitrogen dari sianida organic dapat dihidrolisis
menjadi gugus karboksil. Reaksi ini memerlukan suasana asam atau basa. Pada
suasana asam, atom nitrogen dari sianida dikonversi menjadi ion amonium. Pada
suasana basa, nitrogen dikonversi menjadi ammonia dan produk organiknya ialah
garam karboksilat, yang harus dinetralkan dalam langkah terpisah menjadi asam
(Hart dkk., 2003).
Mekanisme hidrolisis nitril melibatkan adisi air pada ikatan rangkap tiga
dengan bantuan asam atau basa. Reaksi ini menghasilkan imidat intermediet yang
bertautomerasi menjadi amida. Amida kemudian terhidrolisis menjadi asam
karboksilat. Adisi air pada nitril menyerupaihidrasi pada alkuna. Oksigen pada air
berperilaku sebagai nukleofili dan mengikat karbon elektrofilik dari nitril
( Hart dkk., 2003).
L.S. Kiong dan John H.P.T memproteksi gugus hidroksi asam anakardat
menggunakan metilsulfat dan benzen yang mengandung kalium karbonat pada
pembuatan urushiol, di mana gugus hidroksi dari asam diubah menjadi suatu eter.
Gugus hidroksi dari ester atau eter yang terbentuk di atas dapat diperoleh kembali
dengan menggunakan larutan asam atau basa. Kemudian pada tahun 2001 Demirtas I.
melakukan proteksi terhadap gugus hidroksi dan sulfur menggunakan tritils (Marlina
dkk., 2004).
Distribusi asam-asam karboksilat dari fasa cair ke fasa organik sangat
dipengaruhi oleh kekuatan asamnya, untuk asam-asam poli karboksilat besarnya
prosentase asam terekstraksi sangat tergantung dari harga derajad desosiasi
pertamanya. Untuk pH inisial larutan antara 2 2,4 dimana lebih kecil dari pKA
asamnya, maka asam ini
organik
dengan
asam-asam
karboksilat
menjadi
tidak
sempurna
(Martono, 2006).
Reaksi esterifikasi adalah jenis reaksi yang dapat dikatalisis dengan asam dan
kekuatan asam dari katalis akan memberikan pengaruh yang besar terhadap aktivitas
katalitiknya. Rasio molar asam reaktan adalah merupakan salah satu parameter
penting yang dapat mempengaruhi yield dari ester yang dihasilkan. Secara teoritis,
dalam reaksi esterifikasi 1 mol asam oleat memerlukan 1 mol oktanol. Karena reaksi
esterifikasi
adalah
reversibel,
maka
oktanol
berlebih
dapat
mengalihkan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Asam karboksilat dapat dinetralkan oleh basa membentuk garam. Garam yang
terbentuk berwujud serbuk putih dan dapat dipisahkan dengan menguapkan
airnya.
2. Asam karboksilat dapat menghasilkan asil halida dan Ca(OH)2 dengan
mereaksikannya dengan CaCl2.
DAFTAR PUSTAKA
Bruckner, R., 2002, Advance Organic Chemistry, Academic Press, London.
Fessenden, R. J., dan Joan, S.F., 1994, Kimia Organik Edisi Ketiga, Erlangga,
Jakarta.
Hart, H., dkk., 2003, Kimia Organik, Erlangga, Jakarta.
Marlina, dkk., 2004, Pengaruh Konsentrasi Oksidator pada Proses Hidroksilasi
Minyak Jarak (Castor Oil) Dengan Atau Tanpa Proteksi Gugus Hidroksil,
PROC ITB Sains dan Tekhnik, 36(1): 35.
Martono, A., 2006, Efek Kenaikan pada Ph Pada Mekanisme Ekstraksi Cair-Cair
Terhadap Asam Karboksilat, Jurnal Gradien, 2(1): 132.
Ngadiwiyana, dkk., 2008, Sintesis 3-(3,4-Dimetoksifenil)-Propanal Sebagai
Senyawa Antara Dalam Pembuatan Turunan Antibiotik C-9154 Dari Minyak
Daun Cengkeh, JSKA, 11(2): 2.
Ruiter, J. D., 2005, Carboxylic Acid Structure and Chemistry: Part 1, Principles of
Drug Action 1, 1(1): 1.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Reaksi Garam Karboksilat dengan Air dan CaCl2
Zat
HCOONa
Meleleh
Bening
Bening
CH3COONa
Mencair
Bening
Keruh
Keteranga
n
Tidak
bereaksi
Bereaksi
supernatan tersebut benar terdapat garam, maka jika direaksikan dengan CaCl2 akan
terbentuk NaCl atau garam.
4.2 Reaksi Asam Karboksilat setelah Ditambah NaOH
- Tabung (1) setelah ditambah NaOH dan dipanaskan terbentuk gelembung (X)\
- Tabung (2) setelah ditambah NaOH dan dipanaskan terbentuk gelembung (Y)
Perubahan yang terjadi
Pemanasan
+ air
+ CaCl2
Zat
HCOOH
(X)
CH3COOH
(Y)
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Keterangan
Tidak
bereaksi
Tidak
bereaksi
Pada percobaan yang kedua, digunakan asam formiat dan asam asetat yang
kemudian ditambahkan dengan NaOH 1M. Tujuan dari penambahan NaOH yaitu
untuk penetralan. Karena asam formiat dan asetat bersifat asam dan NaOH bersifat
basa maka akan terjadi reaksi penetralan yang menghasilkan garam dan juga air.
Setelah itu asam formiat dan asam asetat dipanaskan, tujuan dari pemanasan ini
sama seperti pada percobaan pertama yaitu agar menguaraikan kembali garam
karboksilat menjadi asam pembentuknya. Karena hal itulah, pada tabung kita dapat
melihat dua fase. Setelah itu ditambahkan lagi dengan air yang bertujuan untuk
membentuk kembali asam karboksilat yang membentuk garam. Selanjutnya
dipanaskan kembali yang bertujuan agar terbentuk supernatan,
kemudian
Hasil esterifikasi
Keterangan
Etanol
Etil asetat
Bau balon AA
Amyl Alkohol
Amyl asetat
Bau bunga-bungaan
Pada percobaan ini, digunakan etanol dan amyl alkohol. Etanol dan amyl
alkohol ditambahkan dengan CH3COOH glasial dan H2SO4 pekat. Penambahan
H2SO4 pekat yaitu sebagai katalis. Saat etanol ditambahkan dengan CH3COOH
glasial dan H2SO4 pekat, menimbulkan aroma, seperti bau balon AA. Sedangkan saat
amyl alcohol ditambahkan dengan CH3COOH glasial dan H2SO4 pekat menimbulkan
bau bunga-bungaan. Aroma yang ditimbulkan dari percobaan ini menandakan
terbentuknya ester sebagai hasil dari proses esterifikasi yaitu antara asam karboksilat
dengan alkohol dan H2SO4 pekat sebagai katalisnya. Bau yang ditimbulkan oleh amyl
alkohol dengan asam asetat lebih tajam dibandingkan bau etanol dengan asam asetat.
Hal ini sesuai dengan teori karena menurut teori semakin panjang rantai karbon maka
bau ester akan semakin lembut.