Anda di halaman 1dari 21

FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA

KEPANITERAAN ILMU BEDAH


RUMAH SAKIT IMANUEL
TG KARANG LAMPUNG
13 DESEMBER 2010 19 FEBRUARI 2011

Nama
Tanda tangan
NIM
: 11-2009-146

Ade

Yusuf

...................
.....................
Pembimbing : Dr. Budi Suanto, Sp.B
...................
.....................
IDENTITAS PASIEN
Nama
Usia
Status
Pekerjaan
Alamat

: Tn. B
Jenis kelamin : Laki Laki
: 36 tahun
Suku bangsa : Jawa
: Menikah
Agama
: Kristen
: Pegawai
Pendidikan
: (-)
: Jl. Bandar Agung Sribawono lamtim, Lampung Timur

I. ANAMNESIS
Dari : Autoanamnesis
09.00 WIB

Tanggal: 20/01/2011

Jam

Keluhan utama:
Nyeri saat BAB disertai darah yang menetes sejak 1 tahun SMRS

Riwayat penyakit sekarang:


Sejak 1 tahun SMRS, os mengeluh keluar darah dari dubur saat BAB,
darah menetes dan tidak bercampur dengan tinja yang juga disertai
dengan rasa nyeri. os tidak merasakan adanya benjolan. Namun tidak
berobat karena tidak selalu seperti itu saat BAB. Namun sejak saat itu os
sering merasa gatal pada daerah duburnya.
5 bulan SMRS, os merasakan adanya benjolan yang disertai
keluarnya darah yang menetes saat BAB yang juga disertai dengan rasa
nyeri, namun os juga tidak berobat karena tidak selalu seperti itu.
2 Minggu SMRS, os mengeluh kalau nyeri yang dirasakan semakin
hebat saat BAB yang juga disertai keluar darah yang menetes, terdapat
benjolan pada daerah dubur yang membuat os merasa semakin nyeri saat

beraktifitas. Akhirnya os memutuskan untuk berobat ke poli Bedah


Rs.Imanuel.
Os memiliki riwayat makan makanan yang rendah serat dan sukar
BAB.
Riwayat penyakit dahulu:
Penyakit
Trauma
Operasi
Sistem pernafasan
Sistem kardiovaskular
Sistem gastrointestinal
Sistem genitourinarius
Sistem saraf
Sistem muskuloskeletal

: Hipertensi (-), DM (-), Penyakit Jantung (-)


: Tidak ada
: Tidak ada
: Tidak ada
: Tidak ada
: Tidak ada
: Tidak ada
: Tidak ada
: Tidak ada

Riwayat keluarga:
Tidak ada anggota keluarga yang lain menderita penyakit yang
sama seperti pasien.
II. PEMERIKSAAN FISIK
STATUS GENERALIS
Keadaan umum
Kesadaran

: Baik
: Kompos mentis

Tanda-tanda vital
Tekanan darah
: 130/90
Nadi
: 100 x/min
Pernafasan : 24 x/min
Suhu
: 36,7 0C
Kepala

: Dalam batas normal

Mata

: Konjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-).

Telinga

: Dalam batas normal

Hidung

: Dalam batas normal

Tenggorok

: Dalam batas normal

Gigi-mulut

: Dalam batas normal

Leher
membesar

Kelenjar getah bening dan tiroid tidak teraba

Paru
Inspeksi

: Simetris saat statis dan dinamis, Retraksi sela

iga (-)
Palpasi
Perkusi
Auskultasi

: Nyeri (-), Benjolan (-)


: Sonor di semua lapangan paru
: Suara nafas vesikuler, Ronkhi (-), Wheezing (-)

Jantung
Inspeksi
Palpasi
midklavikula sinistra
Perkusi
dekstra

Auskultasi

: Tidak terlihat pulsasi iktus kordis


: Iktus kordis teraba pada sela iga V linea
: Batas kanan

Sela iga V linea sternal

Batas kiri Sela iga V linea midklavikula sinistra


Batas atas Sela iga II linea parasternal sinistra
: Bunyi jantung I & II reguler, Gallop (-), Murmur (-)

Abdomen
Inspeksi
: Cembung, Benjolan (-), Sikatriks (-)
Palpasi
: Supel, nyeri tekan (-), defans muskuler (-), hati
& limpa tidak
teraba membesar,
Perkusi
: Timpani, shifting dullness (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Tungkai

: Tugor kulit cukup, Akral hangat, Edema (-), Varises (-).

STATUS LOKALIS
Regio Anorektal

Inspeksi
: Adanya benjolan di anus pada jam 3, 7 & 11 yang menonjol,
Hiperemis

Palpasi

: Nyeri (+)

III. PEMERIKSAAN KHUSUS LAIN


RT : Benjolan dapat masuk secara manual
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
LABORATORIUM
Hasil Pemeriksaan tanggal 19/01/2011:
Hematologi
CBC
Hemoglobin
Hematokrit
Eritrosit
Trombosit
Leukosit
Eosnofil
Segmen
Limfosit
Monosit
MCV
MCH
MCHC
MPV
Gambaran
Eritrosit
Trombosit
Glukosa sewaktu
SGOT
SGPT
Ureum
BUN
Creatinin

Nilai Normal
15,7 g/dL
46 %
5,20 x 106/ul
406 x 103/ul
6,5 x 103/ul
9%
56 %
29 %
6%
87 f
30 pg
34 %
10 f
Normal
Banyak
97
21
21
15
7
1.0

10-15
35- 45 %
4-5 - 5 x 106
140 - 400 x 103
4,0 - 10,00 x 103
1-3
50-70
25-40
2-8
85-95
28-32
28-32
6-12

80-200
< 38
9 38

V. RINGKASAN
Seorang laki laki usia 36 tahun datang ke RS Imanuel dengan
keluhan nyeri dan keluar darah yang menetes dari dubur saat BAB. Nyeri
sudah dirasakan sejak 1 tahun yang lalu namun tidak berobat. 2 Minggu
SMRS nyeri semakin dirasakan dan terdapat benjolan pada dubur yang
membuat semakin nyeri. BAB juga sering disertai darah yang menetes
saat BAB. Riwayat makan makanan rendah serat dan sukar BAB.

Pada pemeriksaan fisik status generalis dalam batas normal


Keadaan umum
: Baik
Tanda-tanda vital
Tekanan darah
: 130/90
Nadi
: 100 x/min
Pernafasan : 24 x/min
Suhu
: 36,7 0C
Regio Anorektal

Inspeksi

: Adanya benjolan di anus pada jam 7 & 11 yang menonjol.

Palpasi

: Nyeri (+)

VI. DIAGNOSIS KERJA


Hemoroid derajat III
Dasar diagnosis :

Adanya benjolan pada dubur disertai nyeri dan

darah saat BAB, dan benjolan itu dapat dimasukkan


secara manual
VII. DIAGNOSIS BANDING
Fissura ani
Faktor yang mendukung : Adanya darah yang menetes saat BAB
disertai rasa nyeri
Faktor yang tidak mendukung

: Adanya benjolan pada anus

VIII. PEMERIKSAAN PENUNJANG


Laboratorium

: DBN

IX. PENATALAKSANAAN
1. Medikamentosa:
Policresulen salep setelah rendam dengan PK 2 x 1
NSAID
: Tinoridine 3 x 1
Antibiotik
: Ciprofoxacin 2 x 1
Analgetik
: Tramadol 3 x 1
2. Tindakan:
- Hemoroidektomy
Laporan Operasi (Hemoroidectomy)
1. Pasien tidur terlentang di meja op dengan posisi litotomi dengan
regional anestesi
2. A dan Antisepsis
3. Dilakukan anuscopy : didapatkan hemoroid interna jam 3, 7, 11
4. Dilakukan hemoroidektomi sesuai prosedur lalu dijahit vromic 2.0
dan 3.0
5. Perdarahan dirawat
6. Dipasang kain & perban pada anus
7. Op selesai
X. ANJURAN
1.
2.
3.
4.

Bed rest
Diit makanan lunak
Perawatan luka operasi dan kontrol luka operasi
Diit makanan tinggi serat sehhari hari.

XI. PROGNOSIS
1. Ad vitam
2. Ad functionam
3. Ad sanationam

: bonam
: bonam
: bonam

HEMOROID
I . PENDAHULUAN
Haemorrhoid berasal dari kata Yunani haima yang berarti darah dan kata
rheo yang berarti mengalir. Haemorrhoid dalam bahasa awam lebih dikenal sebagai
wasir, piles atau juga ambeien.

Hemoroid adalah suatu massa pada jaringan

submukosa yang terdiri dari vena arteriol, dan serat otot halus yang berlokasi pada
anal canal. Tiga hubungan hemoroidalis ditemukan di lateral kiri , anterior kanan, dan
posterior kanan. Haemoroid berperan sebagai bagian dari fungsi CONTINENCE
MECHANISM,yang tujuannya membuat anal canal menutup sempurna ketika
sedang istirahat. Hemoroid merupakan bagian dari anatomi rectal yang normal maka
pengobatan hanya diberikan jika menjadi simptomatik. Mengejan yang berlebih,
meningkatnya tekanan abdominal, dan feses yang keras dapat meningkatkan
pelebaran vena dari plexus haemorhoidalis sehingga dapat menyebabkan prolapse
jaringan haemorhoid, perdarahan, thrombosis, dan keluhan-keluhan lain seperti sering
keluar lendir di celana dalam, terasa panas.

II. ANATOMI
Pleksus

hemoroidalis

terdiri

vena

haemorrhoidalis

superior,

vena

haemorrhoidalis medius, dan vena haemorrhoidalis inferior, ketiga vena tersebut tidak
memiliki klep dan saling berhubungan satu sama lain. Di antara pleksus tersebut
terdapat jaringan ikat longgar. Pleksus hemoroidalis ini memiliki hubungan dengan
arteri, yang disebut sebagai arteri-vena shunt. Berdasarkan perbedaan anatomis
tersebut, haemorrhoid dibedakan menjadi dua, yaitu haemorrhoid interna dan
haemorrhoid eksterna.

Batasan Haemorrhoid intern dengan ekstern


Haemorrhoid intern adalah pelebaran pembuluh darah pada pleksus vena
hemoroidalis superior, yang terletak di atas garis mukokutan dan ditutupi oleh
mukosa. Haemorrhoid intern ini merupakan bantalan pembuluh darah yang terdapat di
dalam jaringan submukosapada rectum sebelah bawah. Haemorrhoid sering terdapat
pada tiga posisi utama, yaitu kanan depan (arah jarum jam 11), arah kanan belakang
(arah jarum jam 7), dan arah kiri tengah (arah jarum jam 3). Kadang juga didapatkan
haemorrhoid dengan ukuran yang lebih kecil di antara ketiga tempat utama tersebut.
Haemorrhoid ekstern adalah pelebaran dan penonjolan pleksus vena hemoroidalis
inferior di sebelah distal garis mukokutan, di bawah jaringan epitel anus.

Haemorrhoid intern dan ekstern


Kedua pleksus haemorrhoid eksternus dan internus saling berhubungan secara
longgar dan merupakan awal dari aliran pembuluh darah balik, yang bermula dari
rektum bagian bawah dan anus. Pleksus hemoroidalis internus mengalirkan darah ke
vena hemorrhoidalis superior untuk kemudian dilanjutkan ke vena porta. Pleksus
hemoroidalis eksternus mengalirkan darah ke vena haemorrhoidalis inferior untuk
kemudian mengalirkan darah ke peredaran darah sistemik melalui daerah perineum
dan lipat paha menuju ke vena iliaka.
III. PATOGENESIS
Ada beberapa hal yang diduga menjadi dasar patogenesis terjadinya haemorrhoid,
yaitu :
1. Faktor keturunan
2. Faktor anatomi
3. Portal hypertension
4. Tekanan intra abdominal yang meningkat, misalnya karena BAB dan BAK
yang sulit, batuk kronis, dan kerja berat
5. Anal cushion, anal yang rusak

IV. PATOLOGI
Haemorrhoid interna terjadi pada pembuluh darah yang letaknya di bawah
mukosa, yaitu pada lapisan submukosa , maka komponen dari haemorrhoid dapat
terdiri dari mukosa dan pembuluh darah vena yang melebar. Sedangkan pada
haemorrhoid eksterna, yang merupakan pelebaran pembuluh darah yang terdapat tepat
di bawah jarngan epitel dari anus maka komponennya terdiri dari kulit dan pembuluh
darah vena di bawahnya.

Haemorrhoid
Dulu paling sering terjadi haemorrhoid pada arah jam 3, jam 7 dan jam 11,
tetapi sekarang lebih banyak ditemukan kasus-kasus haemorrhoid yang lesinya
sirkuler, ada di sekeliling anus. Juga diketahui bahwa lebih sering terjadi haemorrhoid
campuran antara haemorrhoid intern dan haemorrhoid ekstern bersamaan pada satu
kasus, daripada kasus dengan hanya haemorrhoid intern atau ekstern saja.
V. TANDA DAN GEJALA
Perdarahan biasanya merupakan tanda pertama haemorhoid intern akibat
trauma oleh faeses yang keras, biasanya darah mengalir setelah feses keluar. Darah
dapat hanya berupa garis pada feses atau tissue toilet pembersih sampai perdarahan
yang terlihat menetes dan mewarnai air toilet. Darah yang mengalir terlihat berwarna
merah segar, hal ini disebabkan karena adanya arteri-vena shunt tadi. Kadang
perdarahan berulang yang terjadi pada haemorrhoid yang cukup berat, dapat
menyebabkan terjadinya anemia (anemia defisiensi besi).
Haemorrhoid yang membesar lama-lama akan menonjol keluar dan menjadi
prolapus. Pada tahap awal prolaps ini terjadi hanya setelah proses defekasi dan disusul
reduksi spontan setelah defekasi. Pada tahap yang lebih lanjut prolaps ini perlu
didorong masuk kembali ke dalam anus setelah defekasi. Kemudian pada tahapan
akhir prolaps menjadi menetap dan tidak dapat dimasukkan kembali ke dalam.

10

Gejala discharge mucous dan faeces yang terdapat pada pakaian dalam
merupakan gejala yang dapat ditemukan pada kasus dengan prolaps yang sudah
menetap. Keadaan ini mengakibatkan terjadinya iritasi pada anus yang menimbulkan
keluhan berupa rasa gatal dan panas pada daerah anus.
Keluhan nyeri yang hebat jarang sekali timbul pada kasus hemorrhoid intern
dan hanya timbul pada kasus-kasus hemorrhoid ekstern yang mengalami trombosis.
Jika trombosis pecah tetapi tidak bisa keluar dari kulit, maka akan menekan
sekitarnya sehingga menjadi nyeri.
VI. JENIS-JENIS HAEMORHOID.
Haemorhoid tebagi atas :
1. Haemorhoid eksterna.
Haemorhoid eksterna berlokasi di distal dari linea dentata dan diliputi
dengan anoderm. Karena anoderm dipersarafi oleh banyak persyarafan maka
trombosis dari hemoroid eksterna dapat menyebabkan rasa sakit yang amat sangat.
Dengan alasan inilah maka jangan ligasi haemoroid eksterna tanpa anestesi yang
adekuat. Skin tag perianal yaitu kumpulan kulit yang fibrotik sering ditemukan
sebagai sisa dari trombosis haemoroid eksterna terlihat tonjolan kecil. Terasa nyeri
jika dipegang dan warnanya kebiruan.

Hemorhoid eksterna dan skin tag

menyebabkan gatal dan susah bersih jika BAB jika besar ukurannya. Terapi pada
hemorhoid eksterna dan skintag hanya dianjurkan jika ada keluhan simptomatik.

Hemorhoid Interna
Lokasi dari hemorhoid interna ialah di proksimal dari linea dentata dan diliputi
oleh mukosa anorectal yang insensate. Hemorhoid interna sering mengalami
prolapse atau perdarahan akan tetapi jarang mengakibatkan nyeri kecuali ada
trombosis hebat, nekrosis prolaps hebat inkarserasi atau strangulasi.

11

Hemorhoid interna dibagi dalam derajat-derajat:

grade 1

Anal bleeding tanpa penonjolan / prolapsus

Pada pemeriksaan, pada inspeksi rectal tidak ada kelainan

Pada pemeriksaan anuscopy dapat terlihat massa kebiruan menonjol


terutama pada arah jam 3, arah jam 7 dan arah jam 11

grade II

Adanya prolapsus anal sewaktu defekasi, tetapi dapat masuk kembali


(spontan) setelah defekasi

Bisa terjadi bleeding namun bisa juga tidak terjadi, semakin besar
haemorrhoid, makin jarang berdarah

Pada pemeriksaan anuscopy dapat terlihat massa yang lebih besar dari
grade I.

12

grade III

Sama seperti stadium dua, namun prolaps tidak dapat masuk secara
spontan, harus didorong untuk dimasukkan (secara manual).

Tidak berdarah karena mengalami fibrosis

grade IV

Sebelum BAB sudah mengalami prolaps

Prolaps tidak dapat dimasukkan kembali secara manual, hal ini berisiko
untuk terjadi strangulasi.

Terjadi trombosis / infeksi

Biasa terdapat pada arah jam 3, jam 7 dan jam 11, tetapi dapat juga
sirkuler

13

Tabel Derajat Haemorrhoid Intern


Haemorrhoid Intern
Derajat

Berdarah

Menonjol

Reposisi

I
II
III
IV

+
+
+/+/-

+
+
Menetap

Spontan
Manual
Tidak dapat

2. Kombinasi internal hemorhoid dan eksternal hemorhoid.


Lokasinya ialah di perbatasan linea dentata. Dan memiliki karasteristik
baik hemorhoid interna maupun hemorhoid eksterna. Merupakan indikasi untuk
dilakukannya hemorhoidectomy disamping penyebab lainnya yaitu: hemorhoid
yang besar dan hemorhoid yang memberi keluhan.
Postpartum hemorhoid karena mengejan waktu melahirkan sehingga
menyebabkan edema, trombosis, dan atau strangulasi.
Portal hipertensi dapat menyebabkan resiko perdarahan hemorhoid karena
anastomosis antara sistem vena porta ( plexus hemorhoidalis bangian tengah dan
atas) dengan sistem vena sistemik (plexus rectalis inferior).
Varrises rectal sering mengakibatkan perdarahan terapi terbaiknya ialah
dengan menurankan tekanan vena portal, jarang sekali dilakukan ligasi kecuali
perdarahannya banyak sekali, terapi operatif dihindari untuk pasien ini mengingat
dapat terjadinya resiko peerdarahan masif dan susahnya mengontrol perdarahan
dari varisesnya.
VII. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Pasien dalam posisi miring atau lithotomi. Dilihat kulit perianal, tepi
anus diregangkan sehingga terlihat canalis analis. Apabila hemoroid interna
mengalami prolaps, lapisan epitel penutup bagian yang menonjol keluar ini
mengeluarkan mucus yang dapat dilihat apabila penderita diminta mengedan.
Pada hemorrhoid eksterna hanya terlihat benjolan atau kelebihan kulit
(sentinel tag) perianal.

14

Palpasi / Rectal Toucher


Dengan memakai sarung tangan, pertama kali kulit perianal di palpasi
untuk dirasakan indurasinya. Bila ada thrombus akan teraba tegang dan nyeri.
Kemudian dengan jari telunjuk yang telah diberi lubrikasi dimasukan sampai
kanalis analis superior dan inferior. Setiap kuadran diperiksa untuk menilai
adanya pembengkakan atau indurasi, teraba massa atau nyeri dan menilai
kontraksi sfingternya kuat atau lemah.
Dinding rectum dan struktur di luar rectum seperti prostate, cavum
Douglasi, uterus dan ovarium dievaluasi. Pada pemeriksaan rectal toucher
hemoroid interna lunak dan tidak dapat teraba dengan jari kecuali bila sangat
besar sebab tekanan vena didalamnya tidak cukup tinggi, dan biasanya tidak
nyeri. Trombosis dan fibrosis pada perabaan teraba padat dengan dasar yang
lebar. Bila ada trombosis atau infeksi maka akan sakit sekali pada perabaan.
Rectal Toucher diperlukan untuk menyingkirkan kemungkinan karsinoma
rektum.
VII. Pemeriksaan Penunjang
Beberapa pemeriksaan penunjang juga dapat dilakukan untuk membantu
menegakkan diagnosis haemorrhoid, diantaranya yaitu :
1. Pemeriksaan faeces
Diperiksa secara makroskopik dan mikroskopik adakah darah atau lendir pada
sediaan faeces.
2. Serum aglutinasi terhadap amuba (IDT)
3. Anuscopy ataupun Rectoscopy untuk menegakkan diagnosa
Anuscopy untuk memeriksa kanalis ani. Ukurannya bermacam-macam dengan
panjang sekitar 8 cm. Anuscopy dengan ukuran lebih besar digunakan dalam prosedur
seperti rubber band ligation atau skleroterapi. Anoskop dimasukan dengan obturador
terpasang. Setelah masuk ke dalam kanalis ani, obturador ditarik dan kanalis ani dapat
diperiksa. Setelah itu, anoskop ditarik lalu diputar 90 sehingga keempat kuadran
kanalis ani dapat diperiksa. Apabila pasien merasa Sangay kesakitan dilakukan
anastesi.
IX. TERAPI HEMORHOID

15

Pada prinsipnya orang dengan haemorrhoid tidak perlu diberikan tindakan


apapun sampai ada atau muncul keluhan. Menghilangkan faktor obstipasi adalah hal
yang penting. Untuk hemorrhoid interna terapi berdasarkan stadium perjalanan
penyakitnya.

Hemorhoid interna grade I


-

usahakan BAB lancar

makan makanan berserat (buah dan sayur) kecuali salak, jambu biji dan pisang
muda karena menggangu BAB sebab mengandung papaverin

banyak minum

minum obat untuk melunakkan feses

tidak boleh mengejan

jika terjadi pruritus cukup dengan menjaga kebersihan.

Rubber band ligation jika ada keluhan perdarahan dan pemberian antibiotik
broad spektrum jika ada tanda infeksi

Infrared Photocoagulation (jika ukuran hemorhoid kecil)

Sclerotheraphy, menggunakan sclerosing agent yang disuntikkan.

Hemorhoid interna grade II


-

sama seperti hemorhoid grade I.

Pemberian anti hemorrhoid agent

Hemorhoid interna grade III


-

Rubber band ligation

Sclerotherapy , cryotherapi (didinginkan dengan NO2- 150 C)

Operasi

Hemorhoid grade IV
-

Operatif

Hemorhoid eksterna terapinya dilakukan eksisi


Sclerotherapy

16

scleroterapi
Pada scleroterapi bagian anus yang menonjol disuntik dengan bahan sclerotic
sehingga menempel dengan dasar, kemudian akan muncul fibrosis, sehingga seakan
akan jaringan tersebut dijerat, mencekik pembuluh darah yang melebar. Keadaan ini
juga menguatkan anal cushion. Kerugian dari teknik ini adalah muncul banyaknya
daerah yang mengalami fibrosis.

Band ligation

17

Dengan terapi ligasi haemorrhoid yang bertangkai diikat dengan alat seperti karet.
Kerugian dari teknik ini adalah karena haemorrhoid itu jarang hanya haemorrhoid
interna saja, maka jika menyenggol haemorrhoid eksterna dapat terjadi perdarahan
dan nyeri.
Pada haemorrhoid stadium tiga dianjurkan untuk melakukan cryo terapi, didinginkan
dengan NO2 samapi dengan -150o C, sehingga organ mati. Terapi yang paling baik
adalah operasi, yang teknik dasarnya akan dijelaskan kemudian. Dapat juga dilakukan
scleroterapi dan ligasi.
Pada stadium empat lesi ditenangkan dulu sampai menjadi stadium III baru kemudian
dilakukan operasi. Lesi ditenangkan dengan cara direndam dalam cairan PK hangat,
diberikan antibiotic, analgetik dan phlebodinamik hanya untuk mempebaiki, tidak
menghilangkan haemorrhoid. Untuk obat-obatannya dipakai Rutinic acid, analgesic
dan antipiretik.

Terapi operasi untuk haemorrhoid ada 2 macam, sebagai berikut :


1. Closed
Ada beberapa macam operasi, pada dasarnya yang dikerjakan adalah
memotong bagian yang menonjol, kemudian dijahit.
Ada beberapa metode, beberapa di antaranya :

Langenbeck
Paling mudah terutama untuk haemorrhoid di arah jam 3, jam 7 dan
jam 11. pasien dinarkose, kemudian tonjolan ditarik, diklem
18

longitudinal, pangkalnya lalu dijahit. Bagian luar dari klem dipotong


kemudian dijahit,pemotongan searah bagian anus

Melligan

White Head
Terutama untuk yang sirkuler. Bagian yang menonjol dipotong ,
mukosa dan kulit dijahit berbentuk lingkaran. Kekurangannya jika
dioperasi terlalu banyak, maka mukosa akan mengkerut ke
dalam,sehingga ada celah antara mukosa dengan kulit, yang nantinya
akan diisi oleh jaringan fibrosis yang pada akhirnya mengakibatkan
terjadinya striktura. Kerugian lain adalah keluhan nyeri yang muncul
setelah operasi dan banyaknya jumlah perdarahan yang terjadi

2. Open
Disebut juga submucous hemorrhoidectomy. Bagian yang menonjol kita incisi,
diambil pembuluh darahnya kemudian pangkalnya dijahit dan diikat. Mukosa
dibuang seperlunya. Operasi jenis ini sekarang lebih banyak dikerjakan,
karena rasa sakit yang ditimbulkan lebih ringan, perdarahan minimal, tidak
ada striktur.
X. KOMPLIKASI HEMORHOIDECTOMY
Hemorhoidectomy memberikan beberapa komplikasi post operatif yaitu:
-

nyeri bisa diberikan analgesia narkotik,oral. NSAID, analgesic topical

retentio urin terjadi pada 10-50% pasien resiko retentio urin dapat
diminimalkan dengan membatasi cairan intravena pada intraoperative dan
perioperative serta pemberian analgesia yang adekuat

feses tertahan karena nyeri, resikonya dapat diturunkan dengan pemberian


enema sebelum operasi dan persiapan usus sebelum operasi.

Perdarahan

Infeksi, tanda awalnya ialah nyeri hebat, demam dan retensi urin

Komplikasi jangka panjang ialah inkontinensia, stenosis anal dan ectropion


(whites head deformity). Ectropion ini merupakan komplikasi akibat operasi
whiteheads hemorhoidectomy yang dimana ligasinya terlalu distal dari linea dentata.

19

Anjuran pemeriksaan untuk hemorhoid adalah anuscopy, dengan anuscopy


hemorhoid grade I yang kadang tidak teraba dengan RT ataupun dengan inspeksi luar
akan nampak jelas.
Diagnosa Banding
1. Prolapse recti / anus
Lipatan mukosa anus terlihat normal. Sering terjadi pada anak dan orang
dewasa. Pada partus lama dapat terjadi akibat diafragma pelvis yang longgar
sehingga anorectal dapat keluar. Pada anak dapat terjadi pada kasus dengan
riwayat obstipasi (batu urethra anus dapat prolaps saat berusaha BAB.

2. Fissura ani
Pada orang yang sulit BAB, sangat sakit kalau BAB, otot sfingter kejang,
timbul ulkus kronis.

3. Rectal polip
Memiliki ciri menonjol dan berdarah. Biasa terjadi pada anak, merupakan
kelainan congenital. Ketika anak mengejan keluar massa seperti baso, jika
ditelusuri memiliki tangkai, jadi tidak bisa dimasukkan lagi. Memiliki tonolan
yang mudah berdarah

20

4. Rectal Ca
Rapuh,mudah berdarah, berbau karena banyak terjadi nekrosis. Dilakukan
biopsy untuk menentukannya. Orang dengan Ca recti tidak bias bersih kalau
BAB, feses masih ada yang tertinggal menyebabkan terjadinya tenesmus

5. Amoebiasis
Sakit perut waktu BAB. BAB sering konsistensi lunak dan waktu BAB keluar
darah, tanpa mengedan sudah keluar darah.

21

Anda mungkin juga menyukai