Anda di halaman 1dari 12

Metode Perancangan

Arsitektur

Pendahuluan
Seperti

kita

ketahui

sebelumnya

bahwa

untuk

menyelesaikan

permasalahan perencanaan dan perancangan dapat dilakukan dengan


berbagai cara programming atau pemrograman. Pendekatan perancangan
arsitektur ini masih merupakan pemrograman namun lebih terfokus pada
satu pendekatan katakanlah pendekatan denah karena memang nature
permasalahannya menuntut demikian. Sebagai contoh rancangan Frank
Lloyd Wright yang secara umum berorientasi insideoutward maka akan
lebih tepat apabila pemrograman dilakukan melalui pendekatan denah,
dan seterusnya.
2

Pendekatan Perancangan Arsitektur


Yang dimaksud dengan pendekatan perancangan di sini adalah

mulai dari sisi mana kita akan mulai melakukan proses pemecahan
masalah perancangan dalam bentuk design atau rancangan Seperti yang
kita ketahui kedua parameter rancangan yaitu tapak dan bangunan akan
menentukan dari sisi mana saja kita dapat melakukan pendekatan
perancangan, karena di kedua parameter inilah segala variabel akan
mempengaruhinya

yang

secara

kompleks

akan

memunculkan

permasalahan secara bersamaan.


Pendekatan perancangan dapat dilakukan dari aspek-aspek berikut:
Pendekatan Site Plan atau Rencana Tapak
Pendekatan Denah Bangunan
Pendekatan Potongan Bangunan
Pendekatan Tampak Bangunan
Dan pendekatan dari aspek lain yang dapat dilakukan sesuai dengan
karakter
permasalahan perancangannya.
3

Pendekatan Site lan atau Rencana Tapak


Dalam pendekatan ini tapak bertindak sebagai main constraint atau

pembatas utama, contoh: tapak berkontur yang berada pada konteks


tapak rural atau perdesaan yang merupakan daerah konservasi alam.
1

Metode Perancangan

Arsitektur

Pemrograman akan menghasilkan data dan informasi yang berhubungan


dan akan banyak dipengaruhi oleh pembatas utama tersebut. Demikian
pula permasalahan dan potensi yang
dihasilkan berhubungan dengan tapak berkontur di perdesaan dan
merupakan daerah konservasi alam. Sebagai contoh pemrograman akan
menghasilkan konsep yang berhubungan dengan kondisi topografi,
konsep cut and fill yang lebih jauh akan mempengaruhi konsep sistem
bangunan (split level, terrace, dst.)

Pendekatan Denah Bangunan


Pada pendekatan denah bangunan ini pembatas utama adalah yang

berhubungan dengan denah atau ruang dalam yang seharusnya terbentuk


sesuai dengan yang diinginkan. Sebagai contoh: Museum Guggenheim
karya Frank Lloyd Wright yang terkenal dengan prinsip desain inside
outward-nya menunjukkan bahwa nature dari museum dalam hal ini
ruang pamer yang sekwensnya menuntut ruang yang bersifat mengalir
sangat diakomodasi oleh bentukan denahnya yang pilotis atau spiral. Pada
umumnya pendekatan ini dilakukan untuk fungsi-fungsi yang lebih
fungsional selain museum, seperti Rumah Sakit, dan seterusnya.

Metode Perancangan

Arsitektur

Pendekatan potongan Bangunan

Pembatas utama pada pendekatan ini dapat berupa kondisi topografi dan/
atau kualitas ruang atau hubungan antara ruang yang terbentuk sesuai
dengan yang diinginkan. Sebagai contoh kita memerlukan kejelasan
hirarki ruang yang harus dicapai guna mencapai efek yang dramatis
seperti hirarki ruang yang terbentuk antara ruang lobby teater dengan
ruang utama teater dengan skala ruang yang tidak gradual katakanlah
dari skala intim ke skala monumental.

Pendekatan Tampak bangunan

Pembatas utama pendekatan ini adalah tampak, sebagai contoh desain


kontekstual secara fasade seperti kompleks Gedung Sate di Jalan
Diponegoro, Bandung. Atau daerah yang memiliki ketentuan tertentu
yang menerapkan preservasi terhadap langgam tertentu seperti kawasan
Braga dengan Art Deco-nya, dan seterusnya.
Pada dasarnya pembatas utama yang menjadi dasar keempat pendekatan
tersebut tidak dapat dipisahkan secara tegas dan dapat saling tumpang
tindah, namun inti dari materi ini menunjukkan bahwa penyelesaian
3

Metode Perancangan

Arsitektur

permasalahan arsitektur dapat didekati dengan berbagai cara dan dari


berbagai arah yang berarti akan mempengaruhi proses pemrogramannya.
Contoh di bawah menunjukkan Arsitektur Kontekstual dari aspek fasade.
Kontekstual terjadi secara intra gedung atau dalam satu gedung yang
sama.

a)

Metode LogisRasionalis
Metode

logisrasionalis

didasari

oleh

pentingnya

pemecahan

terhadap suatu permasalahan tertentu yang melekat kuat pada suatu


karya arsitektur. Tekanan akan pemecahan kepada permasalahan tertentu
tersebut menunjukkan kepada kita bahwa perancang harus memahami
dan menguasai arti penting diwujudkannya suatu karya arsitektur
tersebut.
Bentuk permasalahan dalam perancangan tersebut sangat beragam.
Setiap proyek yang dikerjakan selalu akan memuat permasalahan yang
spesifik dan berbeda dengan proyek yang lainnya. Dengan demikian,
perancang

yang

menghadapi

proyek

seperti

ini

harus

memiliki

perbendaharaan yang kuat akan proyek sejenis yang lainnya. Perancang


Perancangan
Berbasis
Solusisejenisnya
Permasalahanakan
Logismemiliki
Rasional atau mengenal
yang belum
proyek
yang

mendapatkan kesulitan yang cukup besar untuk mengatasi permasalahan


Karakter Tata Ruang
Karakter Elemen Pintu, Jendela, dll
Studi Standar, Pola Eelemen Interior Sesuai Objek
Urutan merancang melalui metode
logisrasionalis
adalah dimulai
Karakter
Warna
Karakter Cahaya
dari studi standar dan pola pada proyek sejenis lainnya, kemudian
Dll

yang spesifik tersebut.

dilanjutkan

pada

menemukan

konsep

desain

yang

mengandung

Representasi
permasalahan
yang
penting
dirancang, kemudian
Penyesuaian pada
Konsep
Desain pada proyek yang
Marketing + Gaya Hidup

dilanjutkan pada pra desain serta diakhiri Tata


dengan
karya
Pola +presentasi
Perilaku
Senimetode
/ Estetika logisrasionalis
desainnya. Untuk lebih jelasnya urutan dalam
Solusi
adalah
sebagaimana terdapat pada bagan di bawah
ini.Permasalahan
Pra Desain / Sketsa (Optimalisasi)

Kekuatan Desain

Tujuan Perancangan
Kebutuhan Khusus
Dll

Gambar Rancangan
Denah, Tampak, Potongan
Perpektif , Maket

Metode Perancangan

Arsitektur

Tahapan pra desain dan optimalisasinya menjadi kekuatan dari


metode logisrasionalis ini. Fokus utama pada tahapan tersebut adalah
upaya desain untuk mengatasi (menjawab) permasalahan yang ada.
Dengan demikian bentuk karya desain yang dihasilkan akan menyatu juga
sebagai solusi dalam mengatasi permasalahan pada proyek yang
dirancang.
Salah satu keunggulan dari hasil metode logisrasionalis ini adalah
hasil karya rancangan akan sangat bergantung pada kejelian perancang
dalam menemukan konsep rancangan. Konsep rancangan dapat diperoleh
dari permasalahan yang didapatkan dari riset pada karya desainnya. Dari
uraian di atas dapat diketahui bahwa bentuk (hasil) karya akan terlihat
memperlihatkan solusi terhadap permasalahan yang ada.
Kelemahan yang kemungkinan dapat hadir bila menggunakan
metode logisrasionalis ini adalah pengamat dapat mengalami kesulitan
dalam mengenali (mengetahui) permasalahan yang menjadi perhatian
utama pada karya rancangan. Kesulitan ini dpat muncul bila khasanah
pengalaman pengamat terhadap jenis karya yang dirancang belum
mendalam. Kegagalan mengetahui permasalahan dalam merancang ini
akan menyebabkan pengamat akan menilai suatu karya berdasarkan
estetika tampilan (geometri) bentuknya saja.
No

Jenis Ciri Ciri

Uraian (Penjelasan)
5

Metode Perancangan
1

Arsitektur

Bentuk yang

Memungkinkan menghasilkan bentuk yang


berlainan dengan karya sejenis lainnya
dihasilkan
(karya dari tempat lainnya)
Tahapan pra desain
Pra desain berada setelah gagasan
terhadap
proses mengatasi
permasalahan ditemukan
desain

Unsur
dipentingkan

yang Pertimbangan penting adalah pada fungsi,


teknologi dan kekuatan yang kemudian
akan
memberikan keindahan pada estetika
bentuk
Bila pengamat gagal mengenali
permasalahan
yang dijawab pada rancangan

Kelemahan

b) Metode IdealisPola
Perancangan

model

pertimbangan

dapat

idealisPola

didasari

digunakannya

oleh

rancangan

tantangan

pada

sebaikbaiknya

oleh

pengguna. Pertimbangan fungsionalitas dan identitas karya desain


menjadi perhatian utama pada model metode merancang idealispola ini.
Pengguna dalam hal ini berharap akan mendapat kenyamanan dalam
beraktivitas berkaitan dengan karya desain dan tidak merasa asing
selama menggunakan (berhubungan) dengan karya desain. Permasalahan
utama pada karya desain hasil metode idealispola terletak pada identitas
karya desain. Identitas tersebut dapat diwujudkan pada kesamaan
kesamaan utama yang selalu berkaitan dengan fungsi dan bentuk
tertentu. Sebagai contoh dari identitas ini adalah pada bangunan yang
mempertahankan identitas bentuknya. Identitas pada bangunan di
kawasan

konservasi

tertentu

akan

handal

bila

dirancang

dengan

menggunakan metode idealispola ini.


Dalam proses perancangannya, metode idealispola ini meletakkan
pra

rancangan

pada

tahapan

setelah

pengenalan

identitas

dan

fungsionalitas tertentu dilakukan. Jenis bangunan yang dirancang dengan


6

Metode Perancangan

Arsitektur

menggunakan pola metode ini akan menghasilkan bentuk bangunan


(rancangan) yang serupa dengan jenis bangunan lainnya.
Kelemahan menggunakan metode ini adalah bentuk bangunan
(rancangan) yang dihasilkan tidak akan unik berbeda dari bangunan
sejenis lainnya. Bila pengamat tidak mengetahui (ataupun menyetujui)
pentingnya identitas pada jenis bangunan yang dirancang maka penilaian
terhadap hasil rancangan akan rendah. Berikut di bagian bawah ini akan
diilustrasikan urutan proses merancang pada metode IdealisPola.

Idealis Pola

Studi standar,
Pola, Elemen
Interior Sesuai
Objek
Penyesuaian
Pada Objek
Desain

Pra Desain
(Sketsa)

Gambar
Rancangan

Perancangan
Berbasis Identitas

Karakter
Karakter
Karakter
Karakter
Dll

Representasi
Marketing + Gaya Hidup
Tata Pola + Perilaku
Seni / Estetika

Identitas
Identitas
Identitas
Identitas
Dll

Tata Ruang
Pintu, Jendela
Warna
Cahaya

Regional / Tempat
Jenis Bangunan
Budaya
Sosial
7

Visualisasi ;
Denah, Tampak,
Potongan,

Metode Perancangan

Arsitektur

Pada proses disain yang menggunakan metode IdealisPola ini tahapan


awalnya adalah menstudi karakterkarakter yang membentuk identitas
karya desain. Studi terhadap bangunan sejenis lainnya dan bangunan di
sekitarnya akan menjadi penting pada tahapan awal pada proses
desainnya. Bila telah didapatkan hasil studi identitas ini, maka pada
tahapan

pra

desain

karakter

yang

telah

distudi

dalam

upaya

mendapatkan identitas bangunan akan dipegang kuat sebagai panduan


dalam merancangnya.
Upaya untuk menjadikan bentuk bangunan memiliki tampilan yang
berbeda dari bangunan sejenisnya dapat dilakukan sepanjang identitas
utama

bangunan

tidak

pada

bentuknya.

Bentuk

bangunan

dapat

diperindah dengan olahan geometri ataupun juga melalui pemberian


aksen pada tampilan bangunannya.
Ciriciri merancang dengan menggunakan metode IdealisPola:
No
1

Jenis Ciri - Ciri


Bentuk yang dihasilkan

Tahapan pra desain


terhadap proses desain

Unsur yang dipentingkan

Uraian (Penjelasan)
Bentuk yang dihasilkan memiliki
kesamaan
(kemiripan) identitas dengan karya
lainnya
yang sejenis.
Upaya untuk menghasilkan bentuk
yang
berlainan dengan bangunan sejenis
dapat
dilakukan sepanjang identitas tidak
terletak
Pra desain berada setelah studi
karakter dan
identitas dilakukan.
Pertimbangan penting adalah pada
8

Metode Perancangan

Arsitektur

identitas
dan fungsi pada rancangan yang
kemudian
akan memberikan keindahan pada
estetika
bentuknya.
Fungsi akan sangat
mempertimbangkan
standarstandar dan persyaratan
tertentu
dalam rancangannya.
Bila pengamat tidak menyetujui
keutamaan
(pentingnya) identitas pada jenis
bangunan
yang dirancang maka apresiasi pada
bangunan
akan turun.

Kelemahan

c) Metode Intuitif
Latar belakang perancangan perlunya menggunakan metode Intuitif
ini adalah dalam rangka menghasilkan bentuk bangunan (karya desain)
yang unik dan bebas mengikuti keinginan bentuk dari perancangnya.
Metode ini memungkinkan perancang mengeksplorasikan kemampuan
estetika

dan

pertimbangannya.

Semua

pertimbangan

esetetika

dirumuskan oleh perancang dan kemudian dituangkan dalam karya


desainnya.
Permasalahan yang dapat timbul dari metode perancangan ini
adalah

pertimbangan

selain

estetika

tidak

selalu

sama

bahkan

memerlukan pemecahan yang tidak jarang bertolak belakang dengan


keinginan estetika perancang. Permasalahan ini terjadi bila persyaratan
bangunan (desain) memiliki ketidak sesuaian dengan keinginan estetika
yang akan diterapkan.
Urutan

merancang

tingginya

intuisi

estetika

mewarnai

kekuatan

dengan

metode

perancang.

metode

Intuitif

ini

Bekal
ini.

adalah
inilah

Metode

didasari

yang
ini

oleh

kemudian

dimulai

dari

brainstorming terhadap obyek yang dirancang. Setelah tahapan ini dilalui


9

Metode Perancangan

Arsitektur

maka perancang langsung dapat merancang bentuk bangunan (karya)


dengan mengeksplorasi semua kemampuan estetikanya. Tahapan ini
disebut dengan tahapan pra desain (awal). Bentuk bangunan (karya) yang
dihasilkan semakin unik bila wawasan dan idealis estetika perancang
semakin

tinggi

(luas).

Bentuk

(karya)

yang

dihasilkan

kemudian

disesuaikan dengan konsep desain yang digali. Penggalian konsep desain


dilaksanakan setelah tahapan eksplorasi estetika. Pada tahapan konsep
desain ini semua hasil eksplorasi bentuk desain
disesuaikan dan dikompromikan. Setelah tahapan ini dilalui maka akan
masuk pada (tahapan selanjutnya) yaitu tahapan kompromi dengan studi
standarstandar tertentu. Setelah tahapan tersebut maka selanjutnya
adalah tahapan optimalisasi pra desain. Di dalam tahapan ini dilakukan
penggalian terhadap identitasidentitas tertentu yang harus muncul pada
karya. Selanjutnya, adalah tahapan mempresentasikan desain (seperti
pada gambar denah, perspektif, gambar kerja dan lainlainnya).

Kedudukan pra desain (awal) setelah pengenalan terhadap obyek


(brainstorming) memungkinkan (memberikan nilai unggul) bagi perancang
untuk mengoptimalisasikan kekuatan esetetikanya. Kebebasan estetika
10

Metode Perancangan

Arsitektur

dalam perancangan tersebut akan menghasilkan bentuk (shape) hasil


karya yang mengikuti keinginan perancang. Studi dan penyesuaian (serta
kompromi)

pada

tahapan

selanjutnya

(setelah

pra

desain

awal)

merupakan upaya agar karya desain tetap memiliki nilai fungsional sesuai
kebutuhan penggunanya.
Keunggulan dalam menggunakan metode intuitif ini adalah estetika
bentuk karya rancangan yang mendekati keinginan perancanganya.
Perancang akan puas menghasilkan bentuk karya rancangan. Bila
dibandingkan dengan dua metode sebelumnya, maka metode ini lebih
gampang dijalankan oleh perancang karena dasar terwujudnya desain
adalah dimulai (didasari) dari keinginan perancangnya.
Kelemahan

metode

ini

dapat

timbul

pada

kurang

terakomodasikannya keinginan pengguna atau pemilik obyek rancangan.


Hal tersebut dapat terjadi karena perancang terlalu berpegangan pada
keinginan estetikanya. Keinginan pengguna dan pemilik proyek yang
kemungkinan juga memiliki keinginan estetika yang berlainan akan
menghadirkan permasalahan baru.
No
1

Jenis Ciri-Ciri
Uraian (Penjelasan)
Bentuk
yang Memungkinkan menghasilkan bentuk yang
unik dibandingkan karya sejenis lainnya.
dihasilkan
Eksplorasi kemampuan estetika perancang
akan maksimal dapat diungkapkan
Tahapan pra desain
Pra desain berada setelah brainstrorming.
terhadap
proses Hal
ini memungkinkan eksplorasi akan bentuk
desain
esetetika secara maksimal.
Unsur yang
Pertimbangan penting adalah pada estetika
diperhitungkan
bentuk bangunan (desain).
penting
Kelemahan

Bila pengamat tidak memandang


keutamaan
(pentingnya) estetika bentuk maka
apresiasi
terhadap bangunan (karya) akan tidak
maksimal.

11

Metode Perancangan

Arsitektur

12

Anda mungkin juga menyukai