Anda di halaman 1dari 2

A.

Latar Belakang
Lahirnya Universal Declaration of Human Rights tanggal 10 Desember
1948 yang diperingati sebagai hari hak asasi manusia sedunia, menandai bahwa
dunia telah mengakui serta menyadari akan rasa keadilan dan kemanusiaan. Ide
mengenai hak asasi manusia secara hukum ketatanegaraan diperkirakan muncul
pada abad ke-17 dan ke-18, sebagai reaksi terhadap arogansi dan kediktatoran
raja-raja dan kaum feodal terhadap rakyat atau manusia yang mereka
pekerjakan di zaman itu.1
Indonesia sebagai negara hukum, dimana di dalam negara hukum terdapat
pengakuan dan perlindungan terhadap hak asasi manusia. Hak asasi manusia
adalah hak yang melekat pada diri setiap manusia sejak awal dilahirkan yang
berlaku seumur hidup dan tidak dapat diganggu gugat siapa pun.
Permasalahan mengenai hak asasi manusia tidak luput menjadi perhatian
bagi negara-negara di dunia termasuk Indonesia. Berbagai pelanggaran
terhadap hak asasi manusia telah marak terjadi. Sebagai contoh, kasus Marsinah
seorang karyawan PT. Catur Putera Perkasa, penemuan mayat Marsinah
menjadi sesuatu yang janggal.
Tim Terpadu penyelidik kasus pembunuhan Marsinah telah menangkap
dan memerikasa 10 orang yang diduga terlibat kasus pembunuhan Marsinah.
Salah seorang diantaranya, adalah anggota TNI. Dalam persidangan sampai
tingkat kasasi, Mahkamah Agung membebaskan para terdakwa dari segala
dakwaan (bebas murni). Putusan Mahkamah Agung tersebut, setidaknya telah
menimbulkan ketidakpuasan sejumlah pihak, sehingga muncul tuduhan bahwa
penyelidikan kasus ini direkayasa.2

1 Ali, Zainuddin. Sosiologi Hukum. (Jakarta : Sinar Grafika, 2005), hlm 92


2 Harahan, Krisna. 2003. Hak Asasi Manusia dan Upaya Penegakannya di
Indonesia. (Bandung : PT. Grafitri Budi Utami Bandung, 2003), hlm 134

Anda mungkin juga menyukai