DOSEN PENGAMPU
Drs. Sunarno, M. Eng
NIRWANA 120309179892
RESKI APRILIA 120309180092
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat, taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyusun dan menyelesaikan tugas
makalah Instalasi dan Utilitas Bangunan sub materi Drainase ini.
Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang membantu dalam penulisan makalah ini, baik secara material maupun moril.
Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, kami ucapkan terima kasih kepada :
1.
2.
Kedua orang tua kami yang mendukung secara material dan moril.
3.
kesempurnaan, namun demikian telah memberikan manfaat bagi kami. Akhir kata
kami berharap makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Kritik dan saran yang bersifat
membangun akan kami terima dengan senang hati.
Balikpapan,
Penulis
ii
Maret 2014
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL...............................................................................................
KATA PENGANTAR.......................................................................
ii
DAFTAR ISI......................................................................................
iii
DAFTAR GAMBAR.........................................................................
iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................
10
11
11
12
13
13
14
BAB IV PENUTUP
iii
4.1
Kesimpulan............................................................................
16
4.2
Penutup..................................................................................
16
DAFTAR PUSTAKA
iv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1
Gambar 2.2
Drainase Buatan
Gambar 2.3
Gambar 2.4
Gambar 2.5
Gambar 2.6
Gambar 2.7
Gambar 2.8
Gambar 3.1
13
Gambar 3.2
14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Ilmu drainase perkotan bermula tumbuh dari kemampuan manusia
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas, maka permasalahan dapat
dirumuskan adalah:
1. Bagaimana penerapan sistem drainase di perkotaan yang baik dan benar?
2. Bagaimana permasalahan sistem drainase terapan yang ada di Indonesia?
3. Bagaimana upaya yang dapat dilakukan dalam mengatasi permasalahan
sistem drainase terapan yang ada disekitar kita?
1.3
Tujuan Penelitian
Dari rumusan permasalahan, maka makalah ini disusun dengan tujuan:
1. Berusaha untuk menyajikan beberapa informasi tentang sistem drainase
dalam penerapannya dilingkungan.
2. Mengetahui penerapan sistem drainase yang baik dan benar sehingga
memperkecil resiko banjir saat curah hujan dan intensitas hujan yang
tinggi serta mengurangi terjadinya genangan dalam waktu yang lama.
3. Memperbaiki kualitas lingkungan.
1.4
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dalam makalah ini adalah dapat menambah
khazanah ilmu pengetahuan dibidang teknik sipil dan menjadi salah satu bahan
acuan untuk melakukan upaya pengaplikasiannya/penerapannya dalam dunia
konstruksi serta tata kota yang telah mengalami penurunan terlihat dari banyaknya
bencana banjir yang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini.
1.5
Metodologi Penelitian
Dalam penulisan makalah ini, untuk mendapatkan data dan informasi yang
diperlukan kami menggunakan metode studi pustaka. Metode studi pustaka atau
literature ini dilakukan dengan cara mendapatkan data atau informasi tertulis yang
bersumber dari buku-buku, dan berbagai artikel di internet yang menurut kami
dapat mendukung penelitian penyusunan makalah ini.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Definisi Drainase
Drainase (drainage) yang berasal dari kata kerja to drain yang berarti
2.2
Siklus hidrologi
Karakteristik hujan
Data hujan
Sifat-sifat aliran
2.3
Jenis Drainase
Drainase Alamiah
Drainase yang terbentuk secara alami dan tidak terdapat bangunanbangunan penunjang seperti bangunan pelimpah, pasangan batu/beton,
gorong-gorong dan lain-lain. Saluran ini terbentuk oleh gerusan air yang
bergerak karena grafitasi yang lambat laun membentuk jalan air yang
permanen seperti sungai.
Drainase Buatan
Drainase yang dibuat dengan maksud dan tujuan tertentu sehingga
memerlukan bangunan bangunan khusus seperti selokan pasangan
batu/beton, gorong-gorong, pipa-pipa dan sebagainya.
Single Purpose
Saluran yang berfungsi mengalirkan satu jenis air buangan, misalnya air
hujan saja atau jenis air buangan yang lainnya seperti limbah domestik, air
limbah industri dan lain lain.
Multi Purpose
Saluran yang berfungsi mengalirkan beberapa jenis air buangan baik
secara bercampur maupun bergantian.
Saluran Terbuka
Saluran yang lebih cocok untuk drainase air hujan yang terletak di daerah
yang mempunyai luasan yang cukup, ataupun untuk drainase air non-hujan
yang tidak membahayakan kesehatan/ mengganggu lingkungan.
Saluran Tertutup
Saluran yang pada umumnya sering dipakai untuk aliran kotor (air yang
mengganggu kesehatan/lingkungan) atau untuk saluran yang terletak di
kota/permukiman.
2.4
2.4.1 Siku
Dibuat pada daerah yang mempunyai topografi sedikit lebih tinggi dari
pada sungai. Sungai sebagai saluran pembuang akhir berada di tengah kota.
2.4.2 Paralel
Saluran utama terletak sejajar dengan saluran cabang. Dengan saluran
cabang (sekunder) yang cukup banyak dan pendek-pendek, apabila terjadi
perkembangan kota, saluran-saluran akan dapat menyesuaikan diri.
2.4.4 Alamiah
Sama seperti pola siku, hanya beban sungai pada pola alamiah lebih besar.
2.4.5 Radial
Pada daerah berbukit, sehingga pola saluran memencar ke segala arah.
2.4.6 Jaring-jaring
Untuk mencegah terjadinya pembebanan aliran dari suatu daerah terhadap
daerah lain, maka dapat dibuat beberapa interseptor drain (a) yang kemudian
ditampung ke dalam saluran collector (b) dan selanjutnya dialirkan menuju
saluran conveyor.
a = Interceptor drain
b = Collector drain
c = Conveyor drain
10
BAB III
PEMBAHASAN
3.1
3.1.1 Tujuan
Menjaga agar landasan pacu (runaway) dan bahu landasan pacu (shoulder)
tidak digenangi air yang dapat membahayakan penerbangan.
3.1.2 Kriteria
Saluran drainase harus dibawah muka tanah dan tidak memotong landasan
pacu, karena apabila memerlukan perawatan tidak mengganggu kelancaran
aktifitas dari lapangan udara tersebut.
Air dari luar wilayah landasan terbang tidak boleh membebani sistem
drainase lapangan terbang, jadi perlu adanya drainase tersendiri dikawasan
sekitarnya.
Tanah di bawah runway, taxiway dan apron harus mempunyai daya
dukung yg cukup kuat terhadap
atasnya.
Kemiringan runway memanjang maksimum 1% dan 1,5% melintang.
Kemiringan shoulder melintang maksimum 2,5-5%.
Tidak diperkenankan ada selokan terbuka kecuali selokan keliling
lapangan terbang yang menampung air yang akan memasuki lapangan
terbang dari daerah sekelilingnya.
Intensitas hujan 1 kali dalam 5 tahun terlampaui yang berarti dalam 5
tahun boleh terjadi banjir 1 kali.
11
3.2
3.2.1 Tujuan
Untuk mngeringkan lapangan olahraga agar tidak terjadi genangan air
apabila terjadi hujan. Karena bila terjadi genangan air maka akan
mengganggu dan membahayakan pemakai lapangan. Oleh karena itu
diusahakan agar air dapat cepat meresap kedalam tanah.
3.2.2 Kriteria
Daerah yang akan ditangani cukup luas tidak memungkinkan untuk dibuat
suatu lobang pemasukan.
3.3
3.3.1 Tujuan
Mencegah kerusakan karena hasilnya pasir halus pada perkerasan rigit dan
mencegah timbulnya gelombang pada perkerasan fleksibel.
12
3.3.2 Kriteria
Luas daerah yang akan dikeringkan.
Perkiraan hujan maksimum.
Kemiringan dari daerah sekitarnya dan kemungkinan pengalirannya serta
pembuangannya.
Karakteristik tanah dasar termasuk permeabilitas dan kecenderungan
mengikis tanah lain.
Prosentasi dari air tanah.
Ketinggian rata-rata muka air tanah.
Dalam minimum dari permukaan yang dibutuhkan untuk melindungi pipa
saluran drainase dari beban lalu lintas.
3.4
3.4.1 Tujuan
3.4.2 Kriteria
Sejajar dengan jalan kereta api dibuat selokan drainase di kiri dan kanan.
Pada ballast atau alas jalan bagian bawahya diberi konstruksi batu kosong
melintang jalan dengan jarak antara 6 meter diselang-seling kiri dan kanan.
13
3.5
3.5.1 Tujuan
Untuk memberantas nyamuk yang menjadi sumber penyakit malaria dan
demam berdarah dengan cara pemutusan siklus kehidupan nyamuk di air
disamping upaya pemberantasan dengan insektisida dan larvasida. Pada
daerah-daerah dengan kepadatan penduduk yang padat dan cenderung
menjadi daerah kumuh, masalah kesehatan sangat dipengaruhi oleh
tersedianya sarana drainase yang memadai.
3.5.2 Kriteria
Perencanaan
drainase
untuk
penyehatan
lingkungan
dengan
14
3.6
3.6.1 Tujuan
3.6.2 Kriteria
Berjarak minimal 5 meter dari tempat penimbunan sampah dan septic tank.
Berjarak 1 meter dari pondasi bangunan.
Kedalaman muka air tanah minimal 1,5 meter pada musim hujan.
15
3.7
Naiknya permukaan air laut yang menjadi puncaknya saat bulan purnama.
Tinggi gelombang laut sehingga air laut merambat ke daratan karena cuaca
ekstrem.
16
BAB IV
PENUTUP
IV.1
Kesimpulan
Drainase merupakan ilmu yang mempelajari usaha untuk mengalirkan air
yang berlebih dalam suatu konteks tertentu dan dibagi menjadi beberapa jenis
menurut sejarah terbentuknya, Letak Bangunan, Fungsi serta Konstruksi
berdasarkan
pola-pola
jaringan
drainase.
Kemudian
ilmu
drainase
ini
IV.2
Saran
Dr. Ing. Ir. Agus Maryono, pakar teknik sipil Universitas Gajah Mada
17
beriklim tropis dengan perbedaan musim hujan dan kemarau yang ekstrem seperti
di Indonesia
Dengan demikian kebijakan penataan ruang dikembangkan untuk
mewujudkan keterpaduan pembangunan wilayah yang mampu mendorong
peningkatan kualitas kehidupan masyarakat dan lingkungan hidup. Kebijakan
pengembangan prasarana perkotaan harus didasarkan pada pandangan menyeluruh
dalam pengelolaan air hujan. Pembangunan jaringan drainase memang merupakan
usaha untuk mengatasi genangan pada suatu wilayah, namun hendaknya
diperhatikan pula dampak terhadap wilayah lain di sebelah hilir, jangan sampai
penyelesaian masalah banjir dan genangan pada suatu tempat justru menimbulkan
masalah serupa di tempat lain di sebelah hilir. Oleh karena itu, disamping jaringan
drainase perlu pula dibangun sumur resapan, kolam penahan, kolam penyimpan
atau kolam resapan sebagai sarana pengendali air hujan di seluruh daerah
tangkapan terutama di daerah perkotaan.
18
DAFTAR PUSTAKA