Anda di halaman 1dari 23

SISTEM PENERAPAN DRAINASE

DOSEN PENGAMPU
Drs. Sunarno, M. Eng

NIRWANA 120309179892
RESKI APRILIA 120309180092

POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL
BALIKPAPAN
2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat, taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyusun dan menyelesaikan tugas
makalah Instalasi dan Utilitas Bangunan sub materi Drainase ini.
Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang membantu dalam penulisan makalah ini, baik secara material maupun moril.
Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, kami ucapkan terima kasih kepada :
1.

Bapak Drs. Sunarno, M. Eng sebagai dosen pengampu.

2.

Kedua orang tua kami yang mendukung secara material dan moril.

3.

Teman teman kelas 2 Teknik Sipil 2.


Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari

kesempurnaan, namun demikian telah memberikan manfaat bagi kami. Akhir kata
kami berharap makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Kritik dan saran yang bersifat
membangun akan kami terima dengan senang hati.

Balikpapan,
Penulis

ii

Maret 2014

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL...............................................................................................

KATA PENGANTAR.......................................................................

ii

DAFTAR ISI......................................................................................

iii

DAFTAR GAMBAR.........................................................................

iv

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................

1.2 Rumusan Masakah......................................................................

1.3 Tujuan Penelitian........................................................................

1.4 Manfaat Penelitian......................................................................

1.5 Metode Penelitian.......................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Definisi Drainase.......................................................................

2.2 Aspek yang Ditinjau..................................................................

2.3 Jenis Drainase............................................................................

2.4 Pola Jaringan Drainase...............................................................

BAB III PEMBAHASAN


3.1 Drainase Lapangan Udara..........................................................

10

3.2 Drainase Lapangan Olahraga.....................................................

11

3.3 Drainase Jalan Raya...................................................................

11

3.4 Drainase Jalan Kereta Api.........................................................

12

3.5 Drainase Penyehatan Lingkungan..............................................

13

3.6 Drainase Sumur Resapan...........................................................

13

3.7 Permasalahan Drainase Terapan................................................

14

BAB IV PENUTUP

iii

4.1

Kesimpulan............................................................................

16

4.2

Penutup..................................................................................

16

DAFTAR PUSTAKA

iv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1

Siklus Drainase Ilmiah

Gambar 2.2

Drainase Buatan

Gambar 2.3

Saluran drainase pola siku

Gambar 2.4

Saluran drainase pola paralel

Gambar 2.5

Saluran drainase pola grid iron

Gambar 2.6

Saluran drainase pola alamiah

Gambar 2.7

Saluran drainase pola radial

Gambar 2.8

Saluran drainase pola jaring-jaring

Gambar 3.1

Siklus kehidupan nyamuk

13

Gambar 3.2

Saluran drainase sumur resapan

14

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Ilmu drainase perkotan bermula tumbuh dari kemampuan manusia

mengenali lembah-lembah sungai yang mampu mendukung kebutuhan hidupnya.


Adapun kebutuhan pokok tersebut berupa penyediaan air bagi keperluan rumah
tangga, pertanian, peternakan, perikanan, transportasi dan kebutuhan sosial
budaya.
Dari siklus keberadaan air di suatu lokasi dimana manusia bermukim pada
masa tertentu selalu terjadi keberadaan air secara berlebih sehingga mengganggu
kehidupan manusia itu sendiri. Selain dari pada itu, kegiatan manusia semakin
bervariasi sehingga menghasilkan limbah kegiatan berupa air buangan yang dapat
mengganggu kualitas lingkungan hidupnya. Berangkat dari kesadaran akan
kenyamanan hidup sangat tergantung pada kondisi lingkungan, maka orang mulai
berusaha mengatur lingkungannya dengan cara melindungi daerah pemukimannya
dari kemungkinan adanya gangguan air berlebih atau air kotor.
Dari permasalahan inilah masyarakat yang masih sederhana, ilmu drainase
perkotaan dipelajari oleh banyak bangsa. Terpengaruh dengan perkembangan
sosial budaya suatu masyarakat atau suku bangsa, ilmu drainase perkotaan
akhirnya harus ikut tumbuh dan berkembang sesuai dengan perubahan tata nilai
yang berlangsung di lingkungannya. Dalam pembahasan lebih lanjut akan di titik
beratkan pada drainase perkotaan karena drainase yang lebih komplek terdapat
pada wilayah perkotaan.
Drainase perkotaan tidak terbatas pada teknik pembuangan air yang
berlebihan namun lebih luas lagi menyangkut keterkaitannya dengan aspek
kehidupan yang berada di dalam kawasan perkotaan. Semua hal yang menyangkut
kelebihan air yang berada di kawasan kota sudah pasti dapat menimbulkan
permasalahan drainase yang cukup kompleks. Dengan semakin kompleksnya
permasalahan drainase di perkotaan maka didalam perencanaan dan pembangunan

bangunan air untuk drainase perkotaan, keberhasilannya tergantung pada


kemampuan masing-masing perencana. Dengan demikan didalam proses
pekerjaan memerlukan kerjasama dengan beberapa ahli di bidang lain yang
terkait.

1.2

Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas, maka permasalahan dapat

dirumuskan adalah:
1. Bagaimana penerapan sistem drainase di perkotaan yang baik dan benar?
2. Bagaimana permasalahan sistem drainase terapan yang ada di Indonesia?
3. Bagaimana upaya yang dapat dilakukan dalam mengatasi permasalahan
sistem drainase terapan yang ada disekitar kita?

1.3

Tujuan Penelitian
Dari rumusan permasalahan, maka makalah ini disusun dengan tujuan:
1. Berusaha untuk menyajikan beberapa informasi tentang sistem drainase
dalam penerapannya dilingkungan.
2. Mengetahui penerapan sistem drainase yang baik dan benar sehingga
memperkecil resiko banjir saat curah hujan dan intensitas hujan yang
tinggi serta mengurangi terjadinya genangan dalam waktu yang lama.
3. Memperbaiki kualitas lingkungan.

1.4

Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dalam makalah ini adalah dapat menambah

khazanah ilmu pengetahuan dibidang teknik sipil dan menjadi salah satu bahan
acuan untuk melakukan upaya pengaplikasiannya/penerapannya dalam dunia
konstruksi serta tata kota yang telah mengalami penurunan terlihat dari banyaknya
bencana banjir yang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini.

1.5

Metodologi Penelitian
Dalam penulisan makalah ini, untuk mendapatkan data dan informasi yang

diperlukan kami menggunakan metode studi pustaka. Metode studi pustaka atau
literature ini dilakukan dengan cara mendapatkan data atau informasi tertulis yang
bersumber dari buku-buku, dan berbagai artikel di internet yang menurut kami
dapat mendukung penelitian penyusunan makalah ini.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Definisi Drainase
Drainase (drainage) yang berasal dari kata kerja to drain yang berarti

mengeringkan atau mengalirkan air, adalah terminologi yang digunakan untuk


menyatakan sistem-sistem yang berkaitan dengan penanganan masalah kelebihan
air, baik diatas maupun dibawah permukaan tanah. Kelebihan air dapat
disebabkan itensitas hujan yang tinggi atau akibat durasi hujan yang lama.
Secara umum drainase didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang
mempelajari usaha untuk mengalirkan air yang berlebihan dalam suatu konteks
pemanfaatan tertentu. Sedangkan drainase perkotaan/terapan adalah ilmu khusus
mengkaji kawasan perkotaan yang erat kaitannya dengan kondisi lingkungan fisik
dan lingkungan sosial budaya yang ada di kawasan kota tersebut.
Drainase perkotaan merupakan sistem pengeringan dan pengaliran air
wilayah kota yang meliputi pemukiman, industri, sekolah, lapangan olahraga,
instalasi militer, pelabuhan umum atau sungai serta fasilitas umum yang lainnya
yang merupakan bagaian dari sarana perkotaan. Desain drainase perkotaan
memiliki keterkaitan dengan tata guna lahan, tata ruang kota, master plan drainase
kota dan kondisi sosial budaya masyarakat terhadap kedisiplinan dalam hal
pembuangan sampah.

2.2

Aspek yang Ditinjau

2.2.1 Aspek Hidrologi

Siklus hidrologi

Karakteristik hujan

Data hujan

Pengolahan data hujan

2.2.2 Aspek Hidrolika

Aliran air pada saluran terbuka

Aliran air pada saluran tertutup

Sifat-sifat aliran

Analisis dimensi saluran

2.3

Jenis Drainase

2.3.1 Menurut Sejarah Terbentuknya

Drainase Alamiah
Drainase yang terbentuk secara alami dan tidak terdapat bangunanbangunan penunjang seperti bangunan pelimpah, pasangan batu/beton,
gorong-gorong dan lain-lain. Saluran ini terbentuk oleh gerusan air yang
bergerak karena grafitasi yang lambat laun membentuk jalan air yang
permanen seperti sungai.

Gambar 2.1 Siklus drainase alamiah

Drainase Buatan
Drainase yang dibuat dengan maksud dan tujuan tertentu sehingga
memerlukan bangunan bangunan khusus seperti selokan pasangan
batu/beton, gorong-gorong, pipa-pipa dan sebagainya.

Gambar 2.2 Drainase buatan

2.3.2 Menurut Letak Bangunan

Drainase Permukaan Tanah


Saluran drainase yang berada di atas permukaan tanah yang berfungsi
mengalirkan air limpasan permukaan. Analisa alirannya merupakan
analisa open chanel flow.

Drainase Bawah Permukaan Tanah


Saluran drainase yang bertujuan mengalirkan air limpasan permukaan
melalui media dibawah permukaan tanah (pipa-pipa), dikarenakan alasanalasan tertentu. Alasan itu antara lain Tuntutan artistik, tuntutan fungsi
permukaan tanah yang tidak membolehkan adanya saluran di permukaan
tanah seperti lapangan sepak bola, lapangan terbang, taman dan lain-lain.

2.3.3 Menurut Fungsi

Single Purpose
Saluran yang berfungsi mengalirkan satu jenis air buangan, misalnya air
hujan saja atau jenis air buangan yang lainnya seperti limbah domestik, air
limbah industri dan lain lain.

Multi Purpose
Saluran yang berfungsi mengalirkan beberapa jenis air buangan baik
secara bercampur maupun bergantian.

2.3.4 Menurut Konstruksi

Saluran Terbuka
Saluran yang lebih cocok untuk drainase air hujan yang terletak di daerah
yang mempunyai luasan yang cukup, ataupun untuk drainase air non-hujan
yang tidak membahayakan kesehatan/ mengganggu lingkungan.

Saluran Tertutup
Saluran yang pada umumnya sering dipakai untuk aliran kotor (air yang
mengganggu kesehatan/lingkungan) atau untuk saluran yang terletak di
kota/permukiman.

2.4

Pola Jaringan Drainase

2.4.1 Siku
Dibuat pada daerah yang mempunyai topografi sedikit lebih tinggi dari
pada sungai. Sungai sebagai saluran pembuang akhir berada di tengah kota.

Gambar 2.3 Saluran drainase pola siku

2.4.2 Paralel
Saluran utama terletak sejajar dengan saluran cabang. Dengan saluran
cabang (sekunder) yang cukup banyak dan pendek-pendek, apabila terjadi
perkembangan kota, saluran-saluran akan dapat menyesuaikan diri.

Gambar 2.4 Saluran drainase pola paralel

2.4.3 Grid Iron


Untuk daerah dimana sungainya terletak di pinggir kota, sehingga saluransaluran cabang dikumpulkan dulu pada saluran pengumpulan

Gambar 2.5 Saluran drainase pola grid iron

2.4.4 Alamiah
Sama seperti pola siku, hanya beban sungai pada pola alamiah lebih besar.

Gambar 2.6 Saluran drainase pola alamiah

2.4.5 Radial
Pada daerah berbukit, sehingga pola saluran memencar ke segala arah.

Gambar 2.7 Saluran drainase pola radial

2.4.6 Jaring-jaring
Untuk mencegah terjadinya pembebanan aliran dari suatu daerah terhadap
daerah lain, maka dapat dibuat beberapa interseptor drain (a) yang kemudian
ditampung ke dalam saluran collector (b) dan selanjutnya dialirkan menuju
saluran conveyor.
a = Interceptor drain
b = Collector drain
c = Conveyor drain

Gambar 2.8 Saluran drainase pola jaring-jaring

10

BAB III
PEMBAHASAN

3.1

Drainase Lapangan Terbang

3.1.1 Tujuan

Mempertahankan daya dukung tanah dengan mengurangi masuknya air.

Menjaga agar landasan pacu (runaway) dan bahu landasan pacu (shoulder)
tidak digenangi air yang dapat membahayakan penerbangan.

3.1.2 Kriteria
Saluran drainase harus dibawah muka tanah dan tidak memotong landasan
pacu, karena apabila memerlukan perawatan tidak mengganggu kelancaran
aktifitas dari lapangan udara tersebut.
Air dari luar wilayah landasan terbang tidak boleh membebani sistem
drainase lapangan terbang, jadi perlu adanya drainase tersendiri dikawasan
sekitarnya.
Tanah di bawah runway, taxiway dan apron harus mempunyai daya
dukung yg cukup kuat terhadap

beban pesawat terbang yang lalu di

atasnya.
Kemiringan runway memanjang maksimum 1% dan 1,5% melintang.
Kemiringan shoulder melintang maksimum 2,5-5%.
Tidak diperkenankan ada selokan terbuka kecuali selokan keliling
lapangan terbang yang menampung air yang akan memasuki lapangan
terbang dari daerah sekelilingnya.
Intensitas hujan 1 kali dalam 5 tahun terlampaui yang berarti dalam 5
tahun boleh terjadi banjir 1 kali.

11

3.2

Drainase Lapangan Olahraga (Stadion Olahraga)

3.2.1 Tujuan
Untuk mngeringkan lapangan olahraga agar tidak terjadi genangan air
apabila terjadi hujan. Karena bila terjadi genangan air maka akan
mengganggu dan membahayakan pemakai lapangan. Oleh karena itu
diusahakan agar air dapat cepat meresap kedalam tanah.

3.2.2 Kriteria

Konstruksi sistem drainase diusahakan agar dapat mengeringkan dengan


cepat, tetapi tidak mengganggu pertumbuhan rumput.

Daerah yang akan ditangani cukup luas tidak memungkinkan untuk dibuat
suatu lobang pemasukan.

Tidak ada erosi tanah. Limpasan permukaan sekecil mungkin 1 = 0,007.

Infiltrasi sebesar mungkin.

Piping dicegah dengan jalan memberi filter pada sambungan-sambungan


pipa.

Pembebanan air dari luar dihilangkan dengan membuat saluran


disekeliling lapangan.

3.3

Drainase Jalan Raya

3.3.1 Tujuan

Mencegah terkumpulnya air hujan yang dapat mengganggu trasnportasi.

Menjaga kadar air tanah badan/pondasi jalan tersebut berumur panjang.

Mencegah berkurangnya kekuatan bahan-bahan penutup.

Mengurangi berubah-ubah volume tanah dasar.

Mencegah kerusakan karena hasilnya pasir halus pada perkerasan rigit dan
mencegah timbulnya gelombang pada perkerasan fleksibel.

Mencegah erosi tanah.

Mencegah kelongsoran lereng.

Menambah keindahan kota.

12

3.3.2 Kriteria
Luas daerah yang akan dikeringkan.
Perkiraan hujan maksimum.
Kemiringan dari daerah sekitarnya dan kemungkinan pengalirannya serta
pembuangannya.
Karakteristik tanah dasar termasuk permeabilitas dan kecenderungan
mengikis tanah lain.
Prosentasi dari air tanah.
Ketinggian rata-rata muka air tanah.
Dalam minimum dari permukaan yang dibutuhkan untuk melindungi pipa
saluran drainase dari beban lalu lintas.

3.4

Drainase Jalan Kereta Api

3.4.1 Tujuan

Menghindari genangan air di badan jalan yang menyebabkan terjadinya


pembuangan lempung dan gaya (efek) pompa disaat kereta api lewat dan
memperlemah kestabilan serta kekuatan jalan rel.

Perjalanan kereta api tidak terganggu, perencanaan drainase ini harus


dikonsultasikan secara seksama ke staf perencanaan jalan kereta api.

Mencegah erosi pada ballast.

Menjaga kuat daya dukung konstruksi.

3.4.2 Kriteria

Sejajar dengan jalan kereta api dibuat selokan drainase di kiri dan kanan.

Pada ballast atau alas jalan bagian bawahya diberi konstruksi batu kosong
melintang jalan dengan jarak antara 6 meter diselang-seling kiri dan kanan.

Talud diatas timbunan harus dilindungi terhadap erosi dengan konstruksi


drainase terbuka. Talud dibawah timbunan disambung dengan selokan
drainase yang sejajar sumbu jalan.

Kemiringan selokan minimal 2%, maksimal 10%. Jika kemiringan lebih


dari 10% harus dibuat konstruksi bertangga.

13

3.5

Drainase Penyehatan Lingkungan

3.5.1 Tujuan
Untuk memberantas nyamuk yang menjadi sumber penyakit malaria dan
demam berdarah dengan cara pemutusan siklus kehidupan nyamuk di air
disamping upaya pemberantasan dengan insektisida dan larvasida. Pada
daerah-daerah dengan kepadatan penduduk yang padat dan cenderung
menjadi daerah kumuh, masalah kesehatan sangat dipengaruhi oleh
tersedianya sarana drainase yang memadai.

Gambar 3.1 Siklus kehidupan nyamuk

3.5.2 Kriteria
Perencanaan

drainase

untuk

penyehatan

lingkungan

dengan

memperhitungkan siklus hidup nyamuk pada umumnya 7 10 hari. Untuk


memutus siklus hidupnya, perlu diciptakan suatu lingkungan yang tidak
menunjang berkembang biaknya nyamuk dengan:

Menghindari genangan air di permukaan tanah dengan membuat


sistem drainase yang memadai.

Meninggikan permukaan tanah pada tempat-tempat yang berbentuk


cekungan agar tidak terjadi genangan air.

14

3.6

Drainase Sumur Resapan

3.6.1 Tujuan

Mengurangi aliran permukaan.

Mencegah genangan air.

Mempertahankan tinggi muka air tanah dan menambah persediaan air


tanah.

Mencegah konsolidasi atau penurunan tanah.

Mengurangi konsentrasi pencemaran air tanah.

Pengadaan sumur resapan ini dapat dilakukan oleh setiap pembangunan


satu rumah tinggal karena tidak memerlukan biaya yg besar.

3.6.2 Kriteria

Harus berada pada lahan yang datar.

Berjarak minimal 5 meter dari tempat penimbunan sampah dan septic tank.
Berjarak 1 meter dari pondasi bangunan.

Kedalaman sumur bisa sampai tanah berpasir atau maksimal 2 meter


dibawah permukaan tanah.

Kedalaman muka air tanah minimal 1,5 meter pada musim hujan.

Permeabilitas struktur tanah minimal 2 cm per jam.

Gambar 3.2 Saluran drainase sumur resapan

15

Perlu diketahui bahwa drainase sumur resapan ini merupakan


upaya konservasi air yang telah diperkenalkan oleh para ahli diantaranya
Sunjoto yang telah memperkenalkan suatu cara perhitungan untuk
mendapatkan dimensi optimal sumur resapan; Rosyid Haryadi dan
Ikwanuddin Mawardi (1986) dari Direktorat Pengkajian Teknologi
Pemukiman BPPT; Departemen Pekerjaan Umum dan SNI 03-2459-1991
yang dikeluarkan oleh Departemen Kimpraswii.

3.7

Permasalahan Drainase Terapan


Banjir merupakan kata yang sangat populer di Indonesia, khususnya pada

musim penghujan, mengingat hampir semua kota di Indonesia mengalami


bencana banjir. Peristiwa ini hampir setiap tahun berulang, namun permasalahan
ini sampai saat ini belum terselesaikan, bahkan cenderung makin meningkat, baik
frekuensinya, luasannya, kedalamannya, maupun durasinya. Permasalahan ini
bukanlah hal yang sederhana. Banyak faktor yang mempengaruhi dan
pertimbangan yang matang dalam perencanaan, antara lain:

Manajemen sampah yang kurang baik memberi kontribusi percepatan


pendangkalan/penyempitan saluran dan sungai. Kapasitas sungai dan
saluran drainase menjadi berkurang, sehingga tidak mampu menampung
debit yang terjadi, air meluap dan terjadilah genangan.

Meningkatnya jumlah penduduk perkotaan yang sangat cepat, akibat dari


pertumbuhan maupun urbanisasi. Peningkatan jumlah penduduk selalu
diikuti oleh penambahan infrastruktur perkotaan, disamping itu peningkatan
penduduk juga selalu diikuti oleh peningkatan limbah, baik limbah cair
maupun pada sampah.

Amblesan tanah disebabkan oleh pengambilan air tanah yang berlebihan,


mengakibatkan beberapa bagian kota berada dibawah muka air laut pasang.

Naiknya permukaan air laut yang menjadi puncaknya saat bulan purnama.

Tinggi gelombang laut sehingga air laut merambat ke daratan karena cuaca
ekstrem.

16

BAB IV
PENUTUP

IV.1

Kesimpulan
Drainase merupakan ilmu yang mempelajari usaha untuk mengalirkan air

yang berlebih dalam suatu konteks tertentu dan dibagi menjadi beberapa jenis
menurut sejarah terbentuknya, Letak Bangunan, Fungsi serta Konstruksi
berdasarkan

pola-pola

jaringan

drainase.

Kemudian

ilmu

drainase

ini

dikembangkan menjadi drainase perkotaan/terapan yaitu khusus mengkaji


kawasan perkotaan yang erat kaitannya dengan kondisi lingkungan fisik dan sosial
budaya yang ada di kawasan tersebut yang ditinjau dari aspek hidrologi dan
hidrolika.
Contoh penerapan sistem drainase yaitu pada lapangan terbang, stadion
olahraga, jalan raya rel kereta api, penyehatan lingkungan, sumur resapan dan
masih banyak lagi berdasarkan tujuan dan kriteria masing-masing. Namun, desain
drainase terapan ini memiliki keterkaitan dengan tata guna lahan, tata ruang kota,
master plan drainase kota dan kondisi sosial budaya masyarakat terhadap
kedisiplinan dalam hal pembuangan sampah.

IV.2

Saran
Dr. Ing. Ir. Agus Maryono, pakar teknik sipil Universitas Gajah Mada

(UGM) menawarkan konsep drainase ramah lingkungan. Drainase ramah


lingkungan didefinisikan sebagai upaya mengelola air kelebihan dengan cara
sebesar-besarnya diresapkan ke dalam tanah secara alamiah atau mengalirkan ke
sungai dengan tanpa melampaui kapasitas sungai sebelumnya. Dalam drainase
ramah lingkungan, justru air kelebihan pada musim hujan harus dikelola
sedemikian rupa sehingga tidak mengalir secepatnya ke sungai. Namun,
diusahakan meresap ke dalam tanah, guna meningkatnya kandungan air tanah
untuk cadangan pada musim kemarau. Konsep ini sifatnya mutlak di daerah

17

beriklim tropis dengan perbedaan musim hujan dan kemarau yang ekstrem seperti
di Indonesia
Dengan demikian kebijakan penataan ruang dikembangkan untuk
mewujudkan keterpaduan pembangunan wilayah yang mampu mendorong
peningkatan kualitas kehidupan masyarakat dan lingkungan hidup. Kebijakan
pengembangan prasarana perkotaan harus didasarkan pada pandangan menyeluruh
dalam pengelolaan air hujan. Pembangunan jaringan drainase memang merupakan
usaha untuk mengatasi genangan pada suatu wilayah, namun hendaknya
diperhatikan pula dampak terhadap wilayah lain di sebelah hilir, jangan sampai
penyelesaian masalah banjir dan genangan pada suatu tempat justru menimbulkan
masalah serupa di tempat lain di sebelah hilir. Oleh karena itu, disamping jaringan
drainase perlu pula dibangun sumur resapan, kolam penahan, kolam penyimpan
atau kolam resapan sebagai sarana pengendali air hujan di seluruh daerah
tangkapan terutama di daerah perkotaan.

18

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (1997). Diktat Kuliah Drainase Perkotaan. Jakarta: Gunadarma.


Hasmar, Halim H.A., (2011). Drainasi Terapan. Yogyakarta: UII Press
Yogyakarta (Anggota IKAPI).
Departemen Pekerjaan Umum. (1990). Tata Cara Perencanaan Umum Drainase
Perkotaan (SK SNI T - 07 - 1990). Jakarta: Yayasan Badan Penerbit
Pekerjaan Umum.

Anda mungkin juga menyukai