Anda di halaman 1dari 17

MANAJEMEN PERBANKAN SYARIAH

Pola Manajemen Bank Syariah


(Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah MPS)
Dosen : Deden Ibnu Suja, M.E.Sy

Disusun Oleh :
Lita Suci M
Luthfia Azhar
Moh Rizal
Muhamad Ali Fahmi
Manajemen D Semester VII

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung
Oktober 2016

BAB I
PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang Masalah
Menurut Zainarti (2014) secara umum manajemen yaitu koordinasi semua sumberdaya
melalui proses perencanaan, pengorganisasian, penetapan tenaga kerja, pengarahan dan
pengawasan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. George Terry
memberikan defenisi management is a distinct process consisting of planning, organizing,
actuating and controlling, performed to determine and accomplish stated objectives by the use of
human beings and other resources. Maksudnya manajemen sebagai suatu proses yang jelas
terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian
yang dilaksanakan untuk menentukan serta melaksanakan sasaran/tujuan yang telah ditentukan
dengan menggunakan sumber daya dan sumber-sumber lainnya.
Dalam konteks islam manajemen menurut S. Mahmud Al-Hawary manajemen (al-idarah)
adalah mengetahui kemana yang dituju, kesukaran apa yang harus dihindari, kekuatan-kekuatan
apa yang dijalankan dan bagaimana mengemudikan kapal anda serta anggota dengan sebaikbaiknya tanpa pemborosn waktu dalam proses mengerjakannya. ( Effendy, Ek. Mochtar :1986)
Menurut Ketua Dewan Penasihat Majelis Ulama Indonesia, Prof KH Ali Yafie, dalam
Islam manajemen dipandang sebagai perwujudan amal soleh yang harus bertitik tolak dari niat
baik. Niat baik tersebut akan memunculkan motivasi aktivitas untuk mencapai hasil yang bagus
demi kesejahteraan bersama. Dari tarif di atas memberi gambaran bahwa manjemen merupakan
kegiatan, proses dan prosedur tertentu untuk mencapai tujuan akhir secara maksimal dengan
bekerja sama sesuai jobnya masing-masing. Maka kebersamaan dan tujuan akhirlah yang
menjadi fokus utama.
Pada dasarnya manajemen telah disiratkan dalam Al-quran sejak penciptaan langit dan
Bumi, Allah menjelaskan proses dalam tujuan penciptaan langit dan bumi yang semuanya
diselesaikan dalam enam masa. Betapa Allah mencintai Proses dalam Al-araf (54) Allah
Berfirman :

Sesunggunya tuhan kamu ialah Allah yang mencptakan langit dan bumi dalam enam
masa, lalu dia bersemayam diatas Arsy. Dia menutupkan malam kpada siang, yang mengikutinya
dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan, dan bintang-bintang (masing-masing)
tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha
suci Allah tuhan Semesta Alam.
Dalam Q.S Ash- shaff :4 Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalanNya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun
kokoh.
Secara umum fungsi-fungsi manajemen dalam islam tidak beda jauh dengan apa yang
dikemukakan oleh Terry:
-

Planning (Q.S. Al Hasyr ayat 18) (Al Insyirah;7-8)


Organizing (Ali Imran; 103) (AlAnfal : 46)
Actuating/ Coordinating (Al-Araf : 54) (Al-Baqarah-148) (AlBaqarah; 208)(Q.S al

Kahfi ayat 2)
Controlling (At-Tahrim; 6) (Al-araf : 55) (Q.S As Syuura ayat 48)

Ada empat landasan atau dasar untuk mengembangkan manajemen menurut pandangan
Islam, yaitu: Kebenaran, kejujuran, keterbukaan, keahlian. Seorang manajer harus memiliki
empat sifat utama itu agar manajemen yang dijalankannya mendapatkan hasil yang maksimal.
Yang paling penting dalam manajemen berdasarkan pandangan Islam adalah harus ada jiwa
kepemimpinan. Kepemimpinan menurut Islam merupakan faktor utama dalam konsep
manajemen.

( Didin Hafidhuddin dan Hendri Tanjung :2003)

Mohammad Hidayat, seorang konsultan bisnis syariah, menekankan pentingnya unsur


kejujuran dan kepercayaan dalam manajemen Islam. Nabi Muhammad SAW adalah orang yang
sangat terpercaya dalam menjalankan manajemen bisnisnya. Manajemen yang dicontohkan Nabi
Muhammad SAW mengelola (manage) dan mempertahankan (mantain) kerjasama dengan
stafnya dalam waktu yang lama dan bukan hanya hubungan sesaat. Salah satu kebiasaan Nabi
adalah memberikan reward atas kreatifitas dan prestasi yang ditunjukkan stafnya. Menurut
Hidayat, manajemen Islam pun tidak mengenal perbedaan perlakuan (diskriminasi) berdasarkan
suku, agama, ataupun ras. Nabi Muhammad SAW bahkan pernah bertransaksi bisnis dengan
kaum Yahudi. Ini menunjukkan bahwa Islam menganjurkan pluralitas dalam bisnis maupun

manajemen. Hidayat mengungkapkan, ada empat pilar etika manajemen bisnis menurut Islam
seperti yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW. Pilar pertama, tauhid artinya memandang
bahwa segala aset dari transaksi bisnis yang terjadi di dunia adalah milik Allah, manusia hanya
mendapatkan amanah untuk mengelolanya.
Pilar kedua, adil artinya segala keputusan menyangkut transaksi dengan lawan bisnis atau
kesepakatan kerja harus dilandasi dengan akad saling setuju. Pilar ketiga, adalah kehendak bebas
artinya manajemen Islam mempersilahkan umatnya untuk menumpahkan kreativitas dalam
melakukan transaksi bisnisnya sepanjang memenuhi asas hukum ekonomi Islam, yaitu halal. Dan
keempat adalah pertanggungjawaban artinya semua keputusan seorang pimpinan harus
dipertanggungjawabkan oleh yang bersangkutan.

Keempat pilar tersebut akan membentuk

konsep etika manajemen yang fair ketika melakukan kontrak-kontrak kerja dengan perusahaan
lain ataupun antara pimpinan dengan bawahan.
Dalam makalah ini akan dibahas bagaimana konsep dan paradigma manajemen menurut
islam yang dipaparkan diatas dengan kaitanya terhadap tata kelola perbankan syariah.
Bagaimana kemudian pola kegiatan, struktur, produk-produk perbankan syariah.
I.II Rumusan Masalah
Isi dari makalah ini akan difokuskan untuk membahas beberapa masalah yang dirumuskan
dalam pertanyaan berikut:
1. Bagaimana prinsip dan apa tujuan manajemen dalam syariah ?
2. Apa saja unsur manajemen syariah dan apa implikasinya terhadap Bank Syariah ?
3. Bagaimana struktur organisasi Bank Syariah dan bagaimana sistem kerjanya ?

I.III Tujuan Makalah


1. Untuk menjelaskan bagaimana prinsip dan apa tujuan manajemen dalam syariah
2. Untuk menguraikan unsur apa saja dalam manajemen Syariah dan apa dampaknya
terhadap Bank Syariah

3. Untuk menerangkan Bagaimana struktur dan sistem kerja pada organisasi perbankan
syariah

BAB II
PEMBAHASAN

II.I Prinsip dan Tujuan Manajemen dalam Syariah


Prinsip Manajemen Syariah
Perubahan manusia menurut pendekatan syariah dapat berbentuk perbuatan ibadah dan
dapat berbentuk muamalah. Suatu perbuatan ibadah pada asalnya tidak boleh dilakukan kecuali
ada dalil atau ketentuan yang terdapat dalam al-quran dan al-hadits yang menyatakan bahwa
perbuatan itu boleh dilakukan. Sedang dalam muamalah pada asalnya perbuatan itu boleh
dilakukan kecuali ada ketentuan dalam al-quran dan al-hadits yang melarangnya.

Perbuatan ibadah adalah yang dinyatakan oleh al-quran dan al-hadits tentang cara-cara
beribadah seperti sholat, puasa ibadah, haji, dll. Baik tata caranya, waktunya, dan tempatnya
dengan tegas dan jelas telah ditetapkan dalam al-quran dan al-hadits. Tidak boleh ditambah,
dikurangi atau diubah.
Beberapa prinsip atau kaidah dan teknik manajemen yang ada relevansinya dengan alquran dan al-hadits antara lain sebagai berikut:
1. Prinsip Amal Marif Nahi Munkar
Setiap muslim harus melakukan pekerjaan yang maruf yaitu perbuatan yang baik dan
terpuji, sedangkan perbuatan munkar (keji) harus dijauhi bahkan harus diberantas.
2. Kewajiban Menegakan Kebenaran
Ajaran islam adalah metode illahi untuk menegakan kebenaran dan menghapus kebatilan
dan untuk menciptakan masyarakat yang adil, sejahtera serta diridhoi Tuhan. Manajemen
sebagai suatu metode pengelolaan yang baik dan benar. Untuk meghindari kesalahan dan
kekeliruan dan menegakan kebenaran.
3. Kewajiban Menegakan Keadilan
Hukum syariat mewajibkan kita untuk adil, kapan dan dimanapun, baik diwaktu senang
atau diwaktu susah.
4. Kewajiban Menyampaikan Amanah
Seorang manajer perusahaan adalah pemegang amanah dari pemegang sahamnya. Yang
wajib mengelola perusahaan dengan baik. Sehingga menguntungkan pemegang saham
dan memuaskan konsumennya. Dengan demikian jelaslah bahwa hak dan kewajiban
seseorang dalam manajemen secara jelas diatur dalam hukum syariah.

Tujuan Manajemen Syariah


Semua organisasi , baik yang berbentuk badan usaha swasta, badan yang bersifat public
atau lembaga-lembaga social kemasyarakatan tentu mempunyai suatu tujuan sendiri-sendiri yang
merupakan motivasi dari perndiriannya. Manajemen didalam suatu badan usaha, didorong
motivasi untuk mendapat keuntungan (profit). Untuk mendapat keuntungan yang besar,
manajemen haruslah diselenggarakan dengan efisien. Sikap ini harus dimiliki oleh setiap
pengusaha dimanapun mereka berada, baik dalam organisasi bisnis, pelayanan public, maupun
organisasi social kemasyarakatan.

Manajemen yang kita kenal sekarang ini adalah manajemen barat yang individualistis dan
kapitalis. Didalam masyarakat yang individualistis, kepentingan bersama dapat ditangguhkan
demi kepentingan diri sendiri. Hal ini disebabkan karena mereka telah meninggalkan nilai-nilai
religious yang berdasarkan hubungan tanggung jawab antara manusia dengan Tuhannya, baik
mengenai suruhan yang maruf dan pencegahan yang munkar, semata-mata ditujukan untuk
memenuhi kebutuhannya.
Perkembangan lembaga keuangan syariah, seperti asuransi syariah, pasar modal
syariah, obligasi syariah, leasing syariah, koperasi syariah, pegadaian syariah dan khususnya
perbankan syariah. Hadirnya lembaga-lembaga tersebut merupakan fenomena baru dan menarik
dalam bisnis keuangan modern. Keberadaannya memiliki peranan penting terhadap
perekonomian bangsa, meskipun market share nya belum begitu signifikan di tengah keuangan
konvensional.
Ada beberapa hal yang menjadi penghambat perkembangan industry keuangan syariah.
Diantaranya :
1. Tingkat pemahaman dan pengetahuan umat dan tentang bank syariah masih sangat
rendah
2. Belum ada gerakan bersama dalam skala besar untuk mempromosikan bank syariah
khususnya dan lembaga keuangan syariah pada umumnya
3. Terbatasnya pakar dan SDM ekonomi syariah
4. Peran pemerintah masih kecil dalam mendukung dan mengembangkan ekonomi
syariah
5. Peran ulama, ustadz, dai masih relative kecil
6. Para akademisi di perguruan tinggi, termasuk perguruan tinggi islam belum optimal
7. Peran ormas islam juga belum optimal dalam membantu dan mendukung gerakan
lembaga keuangan syariah
Sedangkan faktor lainnya adalah preferensi masyarakat terhadap lembaga keuangan
syariah dalam masyarakat muslim. Padahal menurut konsep dasarnya lembaga keuangan
syariah dapat berlaku universal, artinya tidak hanya untuk umat islam semata, tapi juga bagi non
muslim. Selanjutnya adalah tidak sedikit manajemen yang ada sekarang ini masih bercorak
manajemen yang ada dalam lembaga keuangan konvensional.

II.II Unsur Manajemen Syariah dan Implikasinya di Bank Syariah


1. Perencanaan
Semua dasar dan tujuan manajemen seperti tersebut di atas haruslah terintegrasi,
konsisten dan saling menunjang satu sama lain. Untuk menjaga konsistensi kearah pencapaian
tujuan menejemen maka setiap usaha itu harus didahului olehproses perencanaan yang baik.
Allah berfirman dalam Surah Al-Hasy (59):18. Suatu perencanaan yang baik dilakukan melalui
berbagai proses kegiatan yang meliputi forecasting, objective, policies, programes, procedures
dan budget. Pada dasarnya perencanaan di bank syariah merupakan bagian dari manajemen
keuangan bank secara umum. Dimana, pada perencanaan bank syariah terdapat asas dan prinsip
syariah dalam perlakuan pada arus kas, manajemen sumber dana, manajemen penggunaan dana
misalnya.
a. Forecasting
Forecasting adalah suatu peramalan usaha yang sistematis, yang paling mungkin
memperoleh sesuatu di masa yang akan datang, dengan dasar penaksiran dan
menggunakan perhitungan yang rasional atas fakta yang ada. Fungsi periraan adalah
untuk memberi informasi sebagai dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
Bagi menejer yang telah berpengalaman tidak jarang terjadi perkiraan itu dilakukan
berdasarkan intuisi atau firasat. Langkah pertama yang harus dilakukan oleh
manajeman bank adalah melakukan peramalan usaha dengan melihat kondisi internal
b.

dan eksternal dalam rangka perumusan kebijakan dasar.


Objective
Objective atau tujuan adalah nilai yang akan dicapai atau diinginkan oleh
seseorang atau badan usaha. Tujuan dari organisasi harus dirumuskan dengan jelas,
realistis dan dapat diketahui oleh semua orang yang terlibat dalam organisasi, agar
mereka dapat berpartisipasi dengan penuh kesadaran.
Tujuan manajemen bank syariah tidak saja meningkatkan kesejahteraan bagi para
stakeholders, tetapi juga harus mempromosikan dan mengembangkan aplikasi dari
prinsip-prinsip Islam, syariah dan tradisinya ke dalam bisnis keuangan dan bisnis
lainnya yang terkait. Oleh karena itu aktivitas perencanaan tujuan masa depan harus
dilakukan dengan baik, teliti, lengkap dan rinci, dan perumusan kebijakan itu haruslah
disusun bersama oleh direksi bersama-sama dengan dewan komisaris dan DPS dan
perencanaan operasional harus disusun bersama dengan para pejabat yang bertanggung

jawab atas pelaksanaan operasional. Jadi yang dimaksudkan adalah agar kita
menyusun perencanaan tujuan secara profesional, tidak sekedar coba-coba.
c. Policies
Policies dapat berarti rencana kegiatan (plan of action) atau dapat diartikan
sebagai suatu pedoman pokok (guiding principles) yang diadakan yang diadakan oleh
suatu Badan Usaha untuk menentukan kegiatan yang berulang-ulang.
Suatu policies dapat dikenal dengan dua macam sifat, yaitu: pertama merupakan
prinsip-prinsip dan kedua sebagai aturan untuk kegiatan-kegiatan (rules of actions).
Oleh karena itu policies merupakan prinsip yang menjadi aturan daalam kegiatan yang
terus-menerus, setidak-tidaknya selama jangka waktu pelaksanaan rencana suatu
organisasi. Keputusan mengenai suatu policies ditentukan oleh top manajemen atau
chief executive officer atau Board of Directions dari suatu Badan Usaha. Para manajer
bertanggung jawab (accountable) untuk menafsirkan, menjelaskan dan menjamin
pelaksanaan policies tersebut. Suatu policies haruslah merupakan suatu pernyataan
positif (pocitive declaration) dan merupakan perintah yang harus dipenuhi (imperative)
oleh seluruh jajaran di dalam organisasi secara vertikal ke bawah.
Bidang kegiatan bank yang perlun dirumuskan dalam wujud kebijakan dasar
(basic policies) umumnya meliputi bidang penting dalam aktifitas bank, yaitu meliputi :
Tipe nasabah yang dilayani atau sasaran bagi pemasaran produknya.
Jenis layanan yang disediakan.
Daerah atau wilayah pelayanan.
Sistem penyampaian produk dan jasa bank.
d. Persaingan
Ketepatan dan kecepatan pelayanan dengan biaya yang relatif murah adalah
dambaan nasabah, karena itu bank harus tanggap dan berupaya menciptakan suasana
fanatisme nasabah melalui pelayanan prima agar mampu bersaing dengan baik.
e. Programmes
Adalah sederetan kegiatan yang digambarkan untuk melaksanakan policies.
Program ini merupakan rencana kegiatan yang dinamis yang biasanya dilaksanakan
secara bertahap, dan terikat dengan ruang dan waktu.
f. Schedules
Adalah pembagian program yang harus diselesaikan menurut urutan-urutan waktu
tertentu. Dalam keadaan terpaksa schedules dapat berubah, tapi program dan tujuan
tidak berubah.
g. Procedures

Adalah suatu gambaran sifat atau metode untuk melaksanakan suatu kegiatan atau
pekerjaan. Perbedaanya dengan program adalah program menyatakan apa yang harus
dikerjakan, sedangkan prosedur bericara tentang bagaimana mekanismenya.
h. Budget
Adalah suatu taksiran atau perkiraan biaya yang harus dikeluarkan dan
pendapatan yang diharapkan dipeorleh dimasa yang akan datang.
2.

Pengorganisasian
Allah menciptakan manusia dalam satu komunitas, satu sama lainnya saling berhubungan

dan berinteraksi. kesemuanya ditugasi atau diamanahi sebagai kholifah dimuka bumi. Dalam
menjalankan

fungsi

kekholifahannya

diharapkan

dapat

menciptakan

kemakmuran. Pengorganisasian atau Perencanaan dan pengembangan orgaisasi adalah meliputi


pembagian kerja yang logis, penetapan garis tanggung jawab dan wewenang yang jelas,
pengukuran pelaksanaan dan prestasi yang dicapai.
II.III Struktur organisasi dan mekanisme kerja perbankan syariah

1. Dewan Pengawas Syariah


Dewan pengawas syariah (DPS) adalah suatu badan independen yang ditempatkan oleh
Dewan Syariah Nasional (DSN) pada bank . anggota DPS harus terdiri dari pakar-pakar
dibibang syariah muamalah serta memiliki pengetahuan tentang perbankan.
Tugas utama DPS adalah mengawasi kegiatan usaha bank agar tidak menyimpangdari
ketentuan dan prinsip syariah.
Selain itu DPS juga mempunyai fungsi :
o Sebagai penasehat dan pemberi saran bagi direksi.
o Sebagai mediator antara bank dan DSN dalam mengkomunikasikan dan usul
pengembangan produk dan jasadari bank.

o Sebagai perwakilan DSN yang ditempatkan pada bank, DPS wajib melaporkan kegiatan
usaha serta perkembangan bank syariah.
2. Dewan Nasional Syariah
Dewan Nasional Syariah (DSN) merupakan bagian dari mejlis Ulama Indonesia (MUI)
yang bertugas menumbuh kembangkan penerapan nilai-nilai syariahdalam kegiatan
perekonomian pada umumnya
DSN juga mempunyai wewenang :
o Memberikan atau mencabut rekomendasi nama-nama yang akan duduk di anggota
DPS .
o Mengeluarkan fatwa yang mengikat DPS di masing-masing lembaga keuangan
syariah .
o Mengeluarkan fatwa yang menjadi landasan bagi ketentuan yang dikeluarkan oleh
instansi yang berwenang, seperti bank Indonesia dan Badan Pengawasan Pasar
Modal.
o Memberikan peringatan kepada lembaga keuangan syariah untuk menghentikan
penyimpangan dari fatwa yang telah dikeluarkan.
3. Unit Usaha Syariah
Unit usaha syariah ialah suatu unit kerja khusus untuk kantor bank konvensional yang
memiliki cabang syariah. Unit ini berada dikantor pusat dan dipimpin oleh seorang direksi.
Secara umum jugas UUS mencakup :
o Mengatur dan mengawasi seluruh kegiatan kantor cabang syariah
o Melaksanakan fungsi treasury dalam rangka pengelolaan dan penempatan dana
yang bersumber dari kantor-kantor cabang syariah.
o Menyusun kaporan keuangan konsolidasi dari seluruh kantor-kantor cabang
syariah.
o Melaksanakan tugas piata usahaan laporan keuangan kantor-kantor cabang
syariah.
4. Pendekatan Fungsional
Pendekatan tradisional dalam menyusun organisasi bank adalah melalui pengintegrasian
fungsi-fungsi , setuktur organisasi terbagi dalam tiga fungsi :
o Fungsi pembiayaan
o Fungsi opetasi
o Fungsi investasi
Fungsi-fungsi tersebut dapat dibagi-bagi pada beberapa kegiatan
1. Fungsi pembiayaan

Fungsi pembiayaan terbagi :


o Pembiayaan piutang (debt financing) berdasarkan prinsip jual beli (murabahah,
salam, atau istishna)atau sewa beli (ijarah),
o Pembiayaan modal (equity financing) berdasarkan prinsip mudharabah (trustee
financing) atau musyarakah (joint venture profit sharing).
2. Fungsi operasi
Tellers , pembukaan rekening (opening new account), penerimaan simpanan
(deposit), pemprosesan simpanan (deposit). Layanan yang berkaitan dengan simpanan
(deposit related services ) seperti pemindahbukuan, pengiriman uang (money transfer),
inkaso (collections), pembayaran tagihan (bill paying), servis computer dan akuntansi,
personalia dan sundries.
3. Fungsi investasi
Pada bank kecil direktur utamanya yang menangani portofolio investasi sedang
cash management ditangani oleh direktur operasi, karena berhubungan dengan
pemeliharaan cadangan wajib (primary reserve).
Sedang pada bank yang lebih besar pengelolaan portopolio investasi (secondary reserve)
dan pengelolaan kas (primary reserve) dikonbinasikan dan dipusatkan dalam satu fungsi,
5.

Pendekatan pasar
Perbankan mengembangkan berbagai produk yang merupakan kombinasi dari beberapa
kegiatan , untuk memperoleh keuntungan dan pendapatan fee,produk dasar dari bank
meliputi
Produk-produk pembiayaan (financing)
Produk-produk operasional yaitu produk dana dan pemindahan dana (deposit
related services) serta layanan lain (non deposit functions) seperti safekeeping dan
data processing,
Produk-produk investasi (sertipikat pasar uang, wali amanat)
Produk-produk ini menghasilkan penciptaan paket-paket produk termasuk paket-paket

layanan yang berkaitan dengan jasa keuangan (interrelated financial services) untuk menarik
para investor.
6. Fungsi Staf
Disamping organisasi lini dapat juga dibentuk wadah yang menjalankan fungsi staf.
Dalam organisasi bank juga terdapat beberapa komite, seperti komite anggaran (budget
committee), komite kebijakan pembiayaan (committee of financing policy), komite pemutus

pembiayaan (financing committee), komite asset & liabilitas atau Assets Liability
Committee (ALCO), komite personalia (personnel committee), komite-komite tersebut
beranggotakan para pejabat senior dari berbagai bidang dan dipimpin olehn Direksi. Apabila
keputusan telah diambil maka akan menjadi tugas dan tanggung jawab pejabar lini untuk
melaksanakan.
7. Dewan Komisaris
Dewan komisaris berwewenang dan bertanggung jawab untuk memberikan persetujuan
atas kebijakan pembiayaan dan rencana pembiayaan tahunan, termasuk pembiayaan kepada
pihak-pihak terkait dan nasabah-nasabah besartertentu yang di tuangkan dalam rencana kerja
bank.
8. Direksi
Direksi bertanggung jawab atas penyusunan kebijakan dan rencana pembiayaan yang
dituangkan dalam rencana kerja bank, dan memastikan bahwa kebijakan itu tidak
bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah.

BAB III
KESIMPULAN
Pengertian manajemen yang paling sederhana adalah seni memperoleh hasil melalui
berbagai kegiatan yang dilakukan oleh orang lain. Secara ringkas pengertian manajemen yaitu
koordinasi semua sumber daya melalui proses perencanaan, pengorganisasian, penetapan tenaga
kerja, pengarahan, dan pengawasan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu.
Dalam konteks Islam manajemen merupakan kegiatan, proses dan prosedur tertentu untuk
mencapai tujuan akhir secara maksimal dengan bekerja sama sesuai jobnya masing-masing.
Maka kebersamaan dan tujuan akhirlah yang menjadi fokus utama.
Proses manajemen sebenarnya telah dicontohkan di dalam al Quran dan diaplikasikan
langsung oleh Nabi Muhammad SAW. Memang, al Quran dan Hadits Nabi tidak menyebutkan
hal-hal yang berhubungan dengan manajemen secara rinci. Tetapi bagaimana kita menggali dan
menafsirkannya, karena sesungguhnya manajemen telah ada dan tercantum dalam al Quran dan
Hadits sebagai sumber pokok ajaran Islam

seperti fungsi-fungsi manajemen (perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan dan Pengawasan) bahkan Alquran dan Hadits memberikan


arahan tentang

keterampilan kepemimpinan dan kompetensi apa saja yang harus dimiliki

seorang pemimpin.
Allah berfirman dalam Surah Al-Hasy (59):18. Suatu perencanaan yang baik dilakukan
melalui berbagai proses kegiatan yang meliputi forecasting, objective, policies, programes,
procedures dan budget. Pada dasarnya perencanaan di bank syariah merupakan bagian dari
manajemen keuangan bank secara umum. Dimana, pada perencanaan bank syariah terdapat asas
dan prinsip syariah dalam perlakuan pada arus kas, manajemen sumber dana, manajemen
penggunaan dana.
Dalam implikasinya terhadap perbankan syariah, jelas bahwa dasar paradigma
manajemen menurut islam harusnya berperan sebagai pembentuk pola kegiatan di Bank

Syariah. Namun faktanya karena sebagaian besar bank syariah masih menginduk kepada bank
konvensional maka dalam pengaplikasian keislaman tidak begitu kentara. Namun yang paling
nampak adalah bisa kita perhatikan pada struktur bank syariah ada Dewan Pengawas Syariah
(DPS) . Tugas utama DPS adalah mengawasi kegiatan usaha bank agar tidak menyimpangdari
ketentuan dan prinsip syariah. Lembaga ini tentu lebih memahami mana yang harus dan mana
yang belum sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
Kita sadari memang bank syariah tidak menunjukan perbedaan yang signifikan dalam
praktek perbankan di bank konvensional. Meski demikian Bank syariah jelas lebih islami dari
pada bank konvensional sudah semestinyalah kita sebagai masyarakat muslim turut serta aktif
dalam pengembangan kosep syariah dalam dunia perbankan ini, paling tidak kita ikut menjadi
nasabah di bank-bank syariah.

DAFTAR PUSTAKA

Goffar Abdul MANAJEMEN DALAM ISLAM (PERSPEKTIF AL-QURAN DAN


HADITS).
Zainarti; 2014; MANAJEMEN ISLAMI PERSPEKTIF AL-QURAN Jurnal Iqra
Volume 08 No.01
KOMPASIANA.COM

Anda mungkin juga menyukai