Anda di halaman 1dari 27

Makalah Ekonomi Manajerial

Studi Kasus Analisi Biaya dan Manfaat


Diajukan sebagai tugas mata kuliah Ekonomi Manajerial

Disusun Oleh:

Ganda Sanjaya

143304020253

Christine Ayunda Sari Sihombing

143304020242

Albert Steven

143304020237

FAKULTAS EKONOMI
Dosen: Ina Namora Putri Siregar, S.E., M.Si

UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA


KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat pada
waktunya. Dalam makalah ini kami membahas mengenai Analisis Biaya.

Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk
membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh
karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena
itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun
kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah
selanjutnya.
Dan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.

Medan, 09 April 2016

Ganda Sanjaya, Christine, Albert

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................ 2
DAFTAR ISI.................................................................................................................. 3
BAB I........................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN........................................................................................................... 4
1.1.

Latar Belakang................................................................................................... 4

1.2.

Rumusan Masalah............................................................................................... 5

BAB II.......................................................................................................................... 7
PEMBAHASAN............................................................................................................. 7
2.1. Pengertian Analisis Biaya dan Manfaat.........................................................................7
2.2. Kriteria Investasi..................................................................................................... 8
2.3. Manfaat Biaya dan Manfaat Suatu Proyek....................................................................17
2.4. Mengenal dan Mengukur Manfaat Suatu Proyek............................................................18
2.5. Mengenal dan Mengukur Biaya Proyek.......................................................................19
2.6. Menentukan Waktu dan Bunga Diskonto.....................................................................19
2.7. Keuntungan dan Kelemahan Analisis Biaya dan Manfaat.................................................22
BAB III....................................................................................................................... 23
STUDI KASUS............................................................................................................. 23
3.1.

Ciri-Ciri Pokok sebuah Proyek.............................................................................. 23

3.2.

Analisis Biaya dan Manfaat Bagi Proyek Pemerintah..................................................23

3.3.

Judul Studi Kasus.............................................................................................. 25

BAB IV....................................................................................................................... 27
PENUTUP................................................................................................................... 27
4.1.

Kesimpulan..................................................................................................... 27

4.2.

Saran............................................................................................................. 27

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 28

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari sering ditemukan kata ekonomi. Kata ekonomi berasal dari

kata Yunani yang terdiri dari dua kata yaitu oikos, yang berarti rumah tangga, dan nomos, yang
berarti peraturan. Jadi definisi ekonomi adalah suatu kegiatan yang dilakukan dalam memenuhi
kebutuhan manusia yang tidak terbatas semntara jumlah sumber daya yang sangat terbatas.
Dari pengertian itu maka sudah selayaknya kkita mampu menerapkan prinsip ekonomi
dalam segala tindakan ekonomi yang akan kita lakukan. Dalam makalah ini penulis akan
menjelaskan mengenai analisis biaya yang merupakan bagian dari istilah ekonomi yang sudah
dijelaskan diatas, dan mengulas pentingnya analisis biaya manfaat. Analisis biaya dan manfaat
digunakan untuk mengevaluasi penggunaan sumber-sumber ekonomi agar sumber yang langka
tersebut dapat digunakan secara efisien. Pengembangan suatu sistem informasi merupakan suatu
investasi seperti halnya investasi proyek lainnya. Investasi berarti dikeluarkannya sumbersumber daya untuk mendapatkan manfaat dimasa mendatang. Investasi untuk mengembangkan
sistem informasi juga membutuhkan sumber-sumber daya. Sebagai hasilnya, sistem informasi
akan memberikan manfaat-manfaat yang dapat berupa penghematan-penghematan atau manfaatmanfaat yang baru. Jika manfaat yang diharapkan lebih kecil dari sumber-sumber daya yang
dikeluarkan, maka sistem informasi ini dikatakan tidak bernilai atau tidak layak.
Oleh karena itu, sebelum sistem informasi dikembangkan, maka perlu dihitung
kelayakan ekonomisnya. Teknik untuk menilai ini disebut dengan analisis biaya dan manfaat
(cost/benefit analysis). Analisis biaya dan mafaat disebut juga dengan analisis biaya/efektivitas
4

(cost/ effectivenss analysis). Keuntungan dari pengembangan sistem informasi tidak semuanya
mudah diukur secara langsung dengan nilai uang, seperti misalnya keuntungan pelayanan kepada
langganan yang lebih baik. Keuntungan yang sulit diukur langsung dengan nilai uang ini
selanjutnya jika ingin ditentukan dalam bentuk nilai uang, maka dapat menaksir efektivitasnya.
Untuk memahami lebih dalam lagi mengenai analisis biaya dan manfaat berikut kami
berikan contoh Studi Kasus Analisis Biaya. Namun, sebelum masuk kedalam pembahasan Studi
Kasus Analisis Biaya dan manfaat, terlebih dahulu kami akan mengulas tentang apa saja yang
terdapat dalam pembahasan Analisis Biaya dan manfaat, untuk itu kami akan mempaparkan
secara terperinci mengenai pembahasan tersebut.

1.2.

Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, dapat saya rumuskan permasalahan, yaitu

diantaranya :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.3.
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Apa yang dimaksud Analisis Biaya dan Manfaat ?


Bagaimana manfaat dan biaya suatu proyek ?
Bagaimana mengenal dan mengatur manfaat suatu proyek ?
Bagaimana mengatur dan mengukur biaya proyek ?
Bagaimana menentukan waktu dan biaya diskonto ?
Apa saja keuntungan dan kelemahan Analisis Biaya dan Manfaat ?
Tujuan
Adapun tujuan dari disusunnya makalah ini yaitu, diantaranya :
Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Analisis Biaya dan Manfaat
Untuk mengetahui manfaat dan biaya suatu proyek
Untuk mengenal dan mengatur manfaat suatu proyek
Untuk mengetahui cara mengatur dan mengukur biaya proyek
Untuk mengetahui cara menetukan waktu dan biaya diskonto
Untuk mengetahui keuntungan dan kelemahan Analisis Biaya dan Manfaat

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Analisis Biaya dan Manfaat
Analisis biaya-manfaat, atau lebih dikenal dengan singkatan bahasa Inggris CBA (costbenefit analysis), adalah pendekatan sistematis untuk mempertimbangkan kelemahan(biaya)
dan kekuatan (manfaat) terhadap pilihan yang ada. Ekonom Prancis Jules Dupuit sering dianggap
sebagai peletak landasan analisis ini melalui artikelnya "On the Measurement of the Utility of
Public Works" (1848). CBA antara lain dapat diterapkan pada studi kelayakan dan pengambilan
keputusan. Menurut Dwi Prastowo Darminto dan Rifka Julianty kata anlisi diartikan sebagai
penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri, serta
hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti
keseluruhan. Di dalam menganalisis hal yang paling sering disinggung adalah biaya, sebab biaya
merupakan salah satu unsur yang paling pokok dalam analisi ini, menurut Hansen dan Mowen
yang yang dialihbahasakan oleh Ancella A.
Hermawan disebutkan bahwa biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang
dikorbankan untuk barang atau jasa yang diharapkan membawa keuntungan masa ini dan masa
yang akan dating/ jadi biaya dikelurakan untuk menghasilkan manfaat dimasa depan. Dalam
persahaan, manfaat dimanasa depan biaya berarti pendapatan. Jadi, biaya digunakan untuk
memperoduksi pendapatan atau manfaat yang lain.
Analisis biaya manfaat atau CBA (Cost Benefit Analysis) adalah pendekatan untuk
rekomendasi kebijakan yang memungkinkan analis membandingkan dan menganjurkan suatu
kebijakan dengan cara menghitung total biaya dalam bentuk uang dan total keuntungan dalam
bentuk uang.

Analisis biaya-manfaat (cost benefit analysis) adalah suatu teknik yang digunakan untuk
membandingkan berbagai biaya yang terkait dengan investasi dengan manfaat yang diharapkan
untuk didapatkan. Baik faktor berwujud maupun tidak berwujud harus diperhitungkan dan
dipertanggungjawabkan.
Analisis biaya-manfaat digunakan untuk :

Menentukan apakah suatu investasi layak dilakukan


Memberikan dasar untuk perbandingan antar proyek/investasi, untuk melihat
pilihan mana yang memberikan manfaat lebih besar dibandingkan biayanya.

2.2. Kriteria Investasi


Yang dimaksud dengan anggaran (budget) ialah suatu daftar atau pernyataan yang
terperinci tentang penerimaan dan pengeluaran Negara yang diharapkan dalam jangka waktu
tertentu. Yang biasanya adalah satu tahun. Ada budget yang disusun berdasarkan atas tahun
kalender yaitu mulai tanggal 1 januari dan ditutup pada tanggal 31 Desember dari tahun yang
sama, tetapi ada pula yang tidak dimulai pada tanggal 1 Januari dan diakhiri tanggal 31
Desember. Sejak tahun 1969 Anggaran Pendapatan, dan belanja Negara Indonesia dimulai pada
tanggal 1 April dan berakhir pada tanggal 31 Maret pada tahun berikutnya.
Biasanya lembaga eksekutif yang mempersiapkan rencana penerimaan dan pengeluaraan
atau belanja termasuk pos-posnya kemudian diajukan kepada lembaga legislative untuk
dipertimbangkan dan kemudian diputuskan serta ditetapkan sebagai Undang-Undang. Dalam
UUD 1945 1945 Presiden menertapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN).Dalam bagian ini hendak kita bicarakan mengenai bagaimana analisa-analisa ekonomi
dapat diterapkan pada analisa budget. Suatu prinsip yang ideal dalam kebijaksanaan pembuatan
budget adalah jelas yaitu : membuat pengeluaran-pengeluaran pemerintah bagi setiap tujuan
sedemikian rupa sehingga manfaat (benefit) dari pengeluaran satuan rupiah yang terakhir lebih
7

besar daripada atau paling tidak sama dengan hilangnya manfaat dan kegiatan-kegiatan lain
karena timbulnya pengeluaran pemerintah itu.

Dalam

gambar

diatas

kita lihat bahwa kurva biaya marginal (Marginal Cost = MC) merupakan garis horizontal, karena
kita menganggap bahwa tambahan biaya yang diperlukan untuk suatu kegiatan pemerintah
adalah tetap yaitu sebesar Rp.10,-. Kurva Manfaat Marginal Benefit = MB) tampak mula-mula
menanjak, dan kemudian menurun.
Ini disebabkan karena tambahan manfaat dengan adanya tambahan satu unit biaya. Mulamula kalau tambahan itu terus dilakukan maka maka manfaat juga akan bertambah, tetapi setelah
mencapai suatu tungkat tertentu, tambahan biaya yang sama tidak lagi mengakibatkan tambahan
manfaat yang semakin besar tetapi justru mengurangi total manfaat yang pernah dicapai oleh
kegiatan pemerintah. Pada gambar tersebut Titik A menunjukan tambahan manfaat yang
maksimal, titik B menujukkana tambahan biaya, sedangkan titik C menunjukan tambahan
manfaatnya sudah = 0, disebelah kanan C tambahan manfaat adalah negative, semua itu karena
adanya tambahan biaya yang digunakan dalam kegiatan pemerintah tersebut. Jadi tampak disini
adanya law of minishing benefit atau hukum tambahan manfaat yang semakin menurun.

Dengan menyatakan tambahan Manfaat (Margianl Benefit = MB) dengan tambahan biaya
(Marginal Costs = MC), dan kalau ini dapat dicapai oleh pemerintah, maka akan berarti
tercapainya pemecahan 2 masalah alokasi faktor-faktor produksi (input) yang maksimal dalam
kegiatan pemerintahan itu. Ini akan berarti terpenuhinya suatu keadaan dimana setiap
pengeluaran pemerintah menghasilkan suatu manfaat yang paling tidak sama dengan nilai
barang-barang yang hilang dari sector swasta. Disamping itu juga akan membuktikan bahwa
tidak mengurangi kemungkinan tercapainya manfaat yang dilakukan oleh kegiatan pemerintah
dalam bidang-bidang lain.
Dengan demikian akan berarti bahwa manfaat dari tambahan pengeluaran pemerintah
tersebut akan melebihi atau paling tidak sama dengan biaya alternative (opportunity costs)
dikedua sector baik sector swasta atau sector pemerintah itu sendiri. Sebagai contoh kita ambil
suatu usaha pemerintah dalam menanggulangi banjir yaitu dengan memmbuat tanggul atau
bendungan.
Dari tabel 1.2 dan 1.3 kita dapat mengatuhi bahwa rencana D yaitu membuat waduk
ukuran sedang adalah rencana yang terbaik walaupun ini membutuhkan biaya sebanyak
Rp.8000,- lebih banyak daripada rencana C yaitu waduk ukuran kecil. Rencana D tersebut
menghindarkan kerugian tambahan sebesar Rp.9000,- . jadi jelasnya manfaat tambahan melebihi
tambahan biayanya.

Sedangkan kalau kita menambah


pengeluaran kita dengan Rp.12.000,lebih banyak akan membuat waduk
raksasa

hanya

akan

mengurangi

kerusakan sebesar Rp.7000,- disbanding


sebelumnya, sehingga tambahan manfaat
lebih kecil daripada tambahan biaya.
Analisa perbandingan biaya dan
manfaat dapat kita gunakan dalam
masalah pengeluaran negara. Walaupun
demikian kita harus memperhatikan halhal berikut :
1. Dalam keadaan yang nyata seringkali kenyataan-kenyataan itu berbeda dengan rencanarencana yang dibuat berdasarkan suatu ramalan. Data yang ada banyak yang tidak
2.

sempurna
Kita harus memperluas definisi kita hanya pada baiaya individu dan manfaat individu,
tetapi menjadi tambahan biaya social (social Marginal Costs=SCM) dan tambahan

manfaat social (social Marginal Benefit+SMB)


3. Yang paling penting adalah menyatakan besarnya manfaat dan biaya dalam suatu jumlah
rupiah. Tanpa mengetahui nilai ini maka analisis SMB=SMC tidak ada gunanya, atau
setidak-tidaknya kurang bermanfaat untuk itu biasanya lalu digunakan harga
bayangan(shadow price atau accounting price)
Yang menjadi persoalan berikutnya ialah bagaimana kita dapat membandungkan antara
manfaat total (total benefit dan biaya total) sehingga dapat ditentukan proyek mana yang harus

10

dilaksanakan oleh pemerintah dan berbagai alternative proyek. Diantara berbagai proyek itu
hendaknya dipilih proyek yang memberikan manfaat bersih (net benefit) yaitu selisih antara
manfaat total dan biaya total yang terbesar di mana SMB=SMC, prinsip pertama yang harus
diingat ialah nahwa proyek-proyek itu harus memilih B/C sationya lebih besar dari satu, artinya
manfaatnya harus lebih besar dari biaya atau pengorbanannya. Kemudian diantara proyek-proyek
yang B/C rationya lebih besar dari satu itu dipilih yang nilai perbandingannya paling tinggi
dengan biaya yang sama.
Guna membandingkan manfaat(benefit) dan biaya(costs) haruslah diproleh suatu angka
dengan dasar waktu yang sama, karena proyek-proyek itu memberikan manfaat manfaat utuk
jangka panjang (lebih dari satu tahun) maka manfaat-manfaat itu harus dijumlahkan, demikian
pula biayanya. Untuk memperoleh angka yang berlaku umum maka nilai dan manfaat dan biaya
dari tahun-tahun yang berbeda untuk masa yang akan dating harus dinyatakan dengan nilai pada
tahun ini(present value) yaitu menggunakan tingginya tingkat bunga sebagai alat untuk
menghitung nilai sekarang.
Kalau misalnya dari suatu proyek diharapkan akan diperoleh manfaat R 1 pada tahun ke-1,
R2 pada tahun kedua dan seterusnya. Dan biaya yang dikeluarkan juga B 1 pada tahun ke-1, dan
B2 pada tahun ke-2 dan seterusnya, maka untuk mendapakan nilai sekarang (present value) dan
seluruh manfaat dan seluruh biaya perhitungan berikut dapat dipakai :

11

Kriteria investasi ini sangat bermanfaat dalam melakukan pengukuran manfaat atau
keuntungan yang akan diperoleh jika melakukan investasi terhadap suatu usaha. Banyak orang
yang menanggung rugi karena serampangan dalam melakukan perhitungan atau bahkan tidak
mengukur terlebih dahulu tingkat viabilitas dan share profit sertamanagement risk-nya ketika ia
melakukan investasi.
Ada banyak kriteria investasi yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat investasi,
dimana kriteria tersebut dapat membantu untuk melihat apakah investasi tersebut dapat
memungkinkan dan menguntungkan atau tidak. Perlu dijelaskan bahwa kriteria investasi
merupakan sebuah metode analisis yang dipakai untuk memperhitungkan antar biaya yang
dikeluarkan dengan kemanfaatan yang akan diperoleh selama investasi tersebut dilakukan.
Dalam mengukur atau menilai investasi yang akan atau telah terjadi terdapat beberapa
kriteria yang digunakan, yaitu :
1. NPV (Net Present Value)
Net Present Value (NPV) sering diterjemahkan sebagai nilai bersih sekarang. NPV dari
suatu proyek atau
antara benefit (manfaat)

gagasan usaha merupakan nilai sekarang (present value) dari selisih


dengan cost (biaya)

pada discount

rateterentu.

NPV

merupakan

kelebihan benefit (manfaat) dibandingkan dengan cost/biaya (A. Choliq dkk, 1994)
NPV merupakan manfaat yang diperoleh pada suatu masa proyek yang diukur pada
tingkat suku bunga tertentu. Dalam perhitungan NPV ini perlu kiranya ditentukan dengan tingkat
suku bunga saat ini yang relevan. Selain itu, NPV juga dapat diartikan sebagai nilai saat ini dari
suatu cash flow yang diperoleh dari suatu investasi yang dilakukan. NPV merupakan selisih
antara present value benefit dengan present value cost(Rp, Rp Jt, dll)

12

Indikator NPV :
Jika NPV > 0 (positif), maka proyek layak (go) utk dilaksanakan
Jika NPV < 0 (negatif), maka proyek tidak layak (not go) utk dilaksanakan

2. Net Benefit Cost Rasio (Benefit B/C)


Net B/C adalah perbandingan antara jumlah NPV positif dengan jumlah NPV negatif. Net
B/C ini menunjukkan gambaran berapa kali lipat manfaat (benefit) yangdiperoleh dari biaya
(cost) yang dikeluarkan. Apabila net B/C > 1, maka proyek atau gagasan usaha yang akan
didirikan layak untuk dilaksanakan. Demikian pula sebaliknya, apabila net B/C < 1, maka proyek
atau gagasan usaha yang akan didirikan tidak layak untuk dilaksanakan.
Dimana
(Bt-Ct)

<

(Bt-Ct)/(1+i)t,

Net

B/C

rasio

utk

(Bt-Ct)

merupakan

>

perbandingan

dan

(Ct-Bt)/(1+i)t

antara present

untuk

value positif

(sebagai pembilang) dengan jumlah present value negatif (sebagai penyebut).


Indikator NET B/C adalah :
Jika Net B/C > 1, maka proyek layak (go) untuk dilaksanakan
Jika Net B/C < 1 , maka proyek tdk layak (not go) untuk dilaksanakan
3. Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C)
Gross B/C merupakan perbandingan antara Present Value Benefit denganPresent Value
Cost. Apabila Gross B/C > 1, proyek layak untuk dilaksanakan. Sebaliknya Gross B/C < 1,
proyek tidak layak untuk dilaksanakan.
Perbedaannya dalam perhitungan Net B/C, biaya tiap tahun dikurangkan daribenefit tiap
tahun

untuk

mengetahui benefit

netto yg

positif

dan

negatif.

jumlahpresent value positif dibandingkan dengan jumlah present value yang negatif.

13

Kemudian

Sebaliknya,

dalam

perhitungan

Gross

B/C,

pembilang

adalah

jumlah present

valuearus benefit (bruto) dan penyebut adalah jumlah present value arus biaya (bruto).Semakin
besar Gross B/C, semakin besar perbandingan antara benefit dengan biaya. Artinya proyek relatif
semakin layak.
Sebaliknya,

dalam

perhitungan

Gross

B/C,

pembilang

adalah

jumlah present

valuearus benefit (bruto) dan penyebut adalah jumlah present value arus biaya (bruto).Semakin
besar Gross B/C, semakin besar perbandingan antara benefit dengan biaya.Artinya proyek relatif
semakin layak.

Indikator Gross

B/C :

Jika Gross B/C

>

1,

maka

proyek layak (go) utk dilaksanakan


Jika Gross B/C < 1, maka proyek tdk layak (not go) utk dilaksanakan
4. IRR (Internal Rate of Return)
Merupakan tingkat pengembalian internal yaitu kemampuan suatu proyek menghasilkan
return (satuannya %). IRR ini merupakan tingkat discount rate yang membuat NPV proyek = 0.
Tujuan perhitungan IRR adalah untuk mengetahui persentase keuntungan dari suatu
proyek tiap-tiap tahun. Selain itu, IRR juga merupakan alat ukur kemampuan proyek dalam
mengembalikan bunga pinjaman. Pada dasarnya IRR menunjukkan tingkat bunga yang
menghasilkan NPV sama dengan Nol. Dengan demikian untuk mencari IRR kita harus
menaikkan discount factor (DF) sehingga tercapai nilai NPV sama dengan nol.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka langkah-langkah perhitungan IRR adalah
sebagai berikut :
1. Terlebih dahulu disiapkan tabel cash flow dari proyek atau gagasan usaha.
14

2. Memilih discount factor tertentu untuk mencapai NPV = 0


3. Pada discount factor pemilihan pertama dihitung besarnya NPV
4. Jika NPV yang diperoleh masih positif, sedangkan yang diharapkan NPV = 0 maka kita
pilih discount factor yang ke dua dengan harapan akan memperoleh NPV = 0
5. Misalnya dengan DF pada pemilihan yang ke dua dan seterusnya sampai memperoleh
NPV yang negatif ( NPV < 0 )
6. Karena NPV yang kita peroleh positif dan negatif, maka kita harus membuat interpolasi
antara DF di mana NPV positif dengan DF di mana NPV sama dengan negatif agar
7.

tercapai NPV = 0.
Untuk mendapatkan nilai IRR digunakan rumus interpolasi.

Perhitungan IRR dgn cara interpolasi


Jika diperoleh NPV +, maka carilah NPV dgn cara meningkatkan discount faktornya

Keterangan:
i1 = Discount Factor (tingkat bunga) pertama di mana diperoleh NPV positif.
i2 = Discount Factor (tingkat bunga) pertama di mana diperoleh NPV negatif.
Indikator IRR:
Jika IRR > tk, discount rate yg berlaku maka proyek layak (go) utk dilaksanakan
Jika IRR < Tk. Discount rate yg berlaku, maka proyek tdk layak (not go) utk
dilaksanakan.

5. Payback Period
15

Merupakan jangka waktu /periode yang diperlukan untuk membayar kembali semua
biaya-biaya yang telah dikeluarkan dalam investasi suatu proyek.

Indikator Payback Periods : Semakin cepat kemampuan proyek mampu mengembalikan


biaya-biaya yang telah dikeluarkan dalam investasi proyek maka proyek semakin baik (satuan
waktu).
Perhitungan payback belum memperhatikan time value of money dimana : I = besarnya
biaya investasi Ab = benefit bersih yg diperoleh setiap tahunnya.
2.3. Manfaat Biaya dan Manfaat Suatu Proyek
Manfaat dan biaya satu proyek dapat dibedakan antara manfaat dan biaya riil
(pecuniary benefits and costs) dan manfaat dan biaya semu (pecuniary benefits and cots):
a) Manfaat riil adalah manfaat yang timbul bagi seseorang yang tidak diimbangi oleh
hilangnya manfaat bagi pihak lain. Demikian pula biaya riil adalah biaya yang sungguhsungguh ada dalam masyarakat dan tidak diimbangi oleh pengurangan beban biaya bagi
pihak lain. Sesungguhnya manfaat semu adalah manfaat yang timbul dari suatu proyek
dan diterima oleh sekelompok orang tertentu. Tetapi ada sekelompok orang lain yang
menjadi menderita karena adanya proyek tersebut. Manfaat semu ini tidak diperhitungkan
dalam perhitungan manfaat dan biaya suatu proyek.

16

b) Manfaat biaya langsung adalah manfaat dari biaya yang dekat hubungannya dengan tujuan
utama dari suatu proyek, sedangkan manfaat dan biaya tidak langsung dari suatu proyek
adalah lebih merupakan hasil sampingan dari proyek tersebut.
c) Manfaat biaya riil dibedakan juga menjadi manfaat dan biaya yang tangible (yang dapat
diraba), dan yang intangible (yang tak dapat diraba). Istilah dapat diraba diterapkan bagi
manfaat dan biaya yang dapat dinilai dipasar, sedangkan manfaat dan biaya yang tidak
dapat dipasarkan adalah tidak dapat diraba.
d) Disamping perbedaan diatas, manfaat dan biaya riil dapat pula dibedakan menjadi manfaat
dan biaya internal dan eksternal. Suatu proyek disuatu daerah (kabupaten misalnya)
dapat menghasilkan manfaat dan biaya didalam kabupaten itu sendiri (internal benefits
and isternal costs), tapi dapat pula memberikan manfaat dan biaya/pengorbanan
dikabupaten lain (eksternal benefits and eksternal costs). Kedua macam manfaat dan biaya
ini harus diperhitungkan dalam perhitungan manfaat dan biaya suatu proyek.
2.4. Mengenal dan Mengukur Manfaat Suatu Proyek
Langkah-langkah yang dilakukan dalam analisa ini:
a. Menentukan dampak dari proyek, yaitu barang dan jasa apa yang akan diperoleh dari
proyek tersebut,
b. Menyatakan dampak dari proyek tersebut secara kuantitatif
Biasanya langkah kedua menjadi sangat sulit, sebab berhubungan dengan bagaimana kita
mengukur manfaat. Untuk itu digunakan pendekatan sebagai nilai rupiah secara maksimum
orang-orang bersedia membayarnya karena memanfaatkan jasa-jasa proyek itu.
Dengan adanya masalah penunggang bebas (free rider), maka kita dapat secara tepat
meneliti siapa yang akan memanfaatkan proyek. Kesulitan yang lain adalah untuk membedakan
manfaat langsung (direct benefit) dan manfaat tidak langsung (indirect benefit). Sering terjadi

17

pula adanya penyimpangan-penyimpangan (error). Sehingga timbul perhitungan ganda dalam


menghitung manfaat suatu proyek.
2.5. Mengenal dan Mengukur Biaya Proyek
Konsekuensi dari suatu proyek adalah beban serta pengorbanan yang merupakan biaya
dari proyek tersebut. Penggunaan sumberdaya yang terlibat dalam suatu proyek, akan meliputi
pula opportunity cost dikarenakan pengorbanan atau hilangnya jasa produktif pada sector lain.
Sekalipun dalam menghitung biaya dalam suatu proyek jauh lebih mudah daripada dalam
menghitung manfaat, namun tetap tidak terlepas dari yang namanya kesulitan, misalnya timbul
perhitungan ganda (double counting). Suatu proyek mungkin memiliki dampak terhadap suatu
daerah tertentu, sedangkan proyek lain juga mempunyai dampak terhadap daerah tersebut,
misalnya sulit memisahkan antara dampak proyek Bangun Desa dan program BIMAS terhadap
kenaikan produksi padi didaerah kelurahan Keduh Poh di Gunung Kidul.
Dalam menghitung biaya suatu proyek biasanya hanya diperhatikan lokasi dimana proyek
itu berada, namun sesungguhnya biaya ini tersebar ke seluruh perekonomian. Misalnya jika
pembiayaan proyek tersebut diambilkan pajak, sedangkan pajak itu akan mempunyai pengaruh
terhadap perekonomian secara makro, maka kalau dampak biaya suatu proyek diperhitungkan
juga secara makro akan timbul kesulitan dalam memperkirakannya.
2.6. Menentukan Waktu dan Bunga Diskonto
Manfaat suatu proyek biasanya akan diterima beberapa tahun setelah proyek itu selesai
dan proyek itu akan selalu memberikan jasa-jasa yang akan diterima pada tahun-tahun yang akan
datang. Kesulitannya adalah untuk menentukan tingkat diskonto atau tingkat bunga (discount
rate) dan juga menentukan umur proyek tersebut. Sering suatu proyek secara ekonomis sudah
tidak berfungsi, tetapi secara teknis masih berfungsi atau sebaliknya.

18

Tingkat Diskonto
Tingkat diskonto merefleksikan tingkat pengembalian (rate of return) yang diperoleh dari
suatu proyek dengan tingkat risiko tertentu. Jika suatu proyek tidak memberikan keuntungan dan
disyaratkan, maka proyek tersebut harus ditolak. Perhitungan tingkat diskonto merupakan bagian
yang cukup kompleks dalam analisis investasi. Untuk memudahkan pemahaman mengenai
konsep ini, terlebih dahulu akan dijelaskan praktek yang dilakukan disektor swasta.
Pada sector swasta ada dau sumber peerdanaan, yaitu pembiayaan dengan modal dan
pembiayaan dengan utang, keuntungan . keuntungan yang diperoleh para kreditor sebagai
pemberi utang adalah berupa pembayaran bunga utang, sedangkan investor memperoleh
keuntungan berupa dividend an pengembalian atas saham yang dimilikinya. Harga pasar saham
merefleksikan laba yang diharapkan dimasa depan. Pembiayaan dengan utang memiliki risiko
yang lebih rendah dibandingkan pembiayaan dengan modal, sehingga kreditor akan meminta
tingkat pengembalian yang lebih rendah dibandingkan dengan investor karena risiko investasi
berbanding lurus dengan laba investasi. Semakin tinggi risiko investasi, semakin tinggi
keuntungan (laba) yang diharapkan. Disamping itu, pembiayaan dengan utang juga memiliki
biaya yang lebih kecil dibandingkan pembiayaan dengan biaya modal. Biaya utang lebih murah
dibandingkan dengan biaya modal sendiri karena pembayaran bunga utang merupakan biaya
yang mengurangi pajak. Biaya modal total dapat dinayatakan dalam bentuk biaya modal rata-rata
tertimbang dengan rumus :
Ko = Ke.(E/V) + Dd.(1-T).(D/V)
Dimana :
Ko = biaya modal total
Ke = biaya modal (tingkat pengembalian yang disyaratkan atas investasi modal)

19

Kd = biaya utang (tingkat pengembalian yang disyaratkan atas investasi utang)


T

= tingkat pajak

= harga pasar saham

= harga pasar surat berharga utang

= E + D = nilai pasar perusahaan secara keseluruhan


Berdasarkan asumsi bahwa seluruh biaya dan manfaat suatu proyek telah dinilai cukup,

masalah berikutnya yang perlu dipertimbangkan adalah menentukan tingkat diskonto yang cocok
yang akan digunakan. Karena antara biaya dan manfaat terjadi pada titik waktu yang berbeda,
maka nilai tersebut perlu didiskontokan selama beberapa periode waktu sebelum berbagai
alternative investasi diperbandingkan untuk menentukan investasi mana yang akan dilakukan.
Untuk tujuan analisis biaya-manfaat, perlu digunakan tingkat diskonto social.
Salah satu pendekatan yang dapat ditempuh adalah dengan menyatakan social discount
rate sebagai suatu tingkat yang merefleksikan prefensi masyarakat terhadap manfaat saat ini
dibandingkan dengan manfaat yang akan diterima dimasa mendatang, atau disebut social time
prefence rate (STPR). Masalahnya yang muncul kemudian adalah bahwa alas an memilih
manfaat sekarang (current benefit) mungkin dipengaruhi oleh penilaian individu yang terlalu
rendah atas manfaat yang akan diperoleh dimasa depan. Asumsi yang berlaku dalam pendekatan
ini adalah generasi mendatang akan lebih sejatera daripada generasi sekarang. Oleh karena itu,
pengurangan terhadap kebutuhan manfaat yang tersedia harus dilakukan.

2.7. Keuntungan dan Kelemahan Analisis Biaya dan Manfaat


Keuntungan Analisis Biaya dan Manfaat

20

Keuntungan dari penggunaan analisis manfaat dan biaya dalam penentuan program
pemerintah ialah terjaminyya penggunaan sumber-sumber ekonomi secara efisien, sebab
program-program pemerintah di evaluasi dengan memperhitungkan keadaan perekonomian
sehingga dapat meningkatkan penggunaan faktor-faktor produksi.
Kelemahan Analisis Biaya dan Manfaat
Kelemahan analisis biaya yang besar untuk tujuan evaluasi proyek-proyek pemerintah
adalah karena analisis ini membutuhkan perhitungan manfaat secara kuantitatif, sedangkan
banyak proyek-proyek pemerintah yang tidak dapat di ukur manfaatnya secara kuantitatif.

21

BAB III
STUDI KASUS
3.1.

Ciri-Ciri Pokok sebuah Proyek


1. Memilki tujuan yang khusus, produk akhir atau hasil kerja akhir
2. Jumlah biaya, sasaran jadwal serta kreteria mutu dalam proses mencapai tujuan telah
ditentukan.
3. Bersifat sementara, dalam arti umumnya di batasi oleh selesainya tugas. Titik awal dan
akhir di tentukan dengan jelas.
4. Jenis dan intensitas kegiatan berubah sepanjang proyek berlangsung.

3.2.

Analisis Biaya dan Manfaat Bagi Proyek Pemerintah


Pada anlisis perhitungan manfaat dan biaya pada proyek swasta biaya yang di perhitungkan

adalah semua biaya yang langsung di gunakan dalam proyek tersebut berdasrkan harga
pembeliannya. Ini berbeda dengan proyek-proyek pemerintah sebab pada umumnya manfaat
penggunaan sumber-sumber ekonomi diukur dengan harga pasar, oleh karena harga pada pasar
persaingan sempurna mencerminkan nilai yang sesungguhnya dari sumber-sumber ekonomi yang
di gunakan.
Jadi dalam menghitung manfaat dan biaya kita hanya menghitung manfaat dan biaya yang
mencerminkan nilai oportunitas hasil proyek atau biaya proyek. Dapat di katakan bahwa pada
proyek-proyek pemerintah, semua input yang di gunakan haruslah di ukur dari biaya marginal
produksinya(atau harga yang terjadi pada pasar persaingan sempurna).

Beberapa faktor yang menyebabkan tidak terdapatnya harga-harga pada pasar persaingan
sempurna adalah:

Keadaan monopoli

22

Apabila suatu proyek pemerintah menggunakan faktor-faktor produksi yang di beli pada
pasar persaingan tidak sempurna, akan harga-harga faktor tersebut menjadi lebih tinggi

dari biaya marginalnya.


Adanya Pajak
Dalam analisis ekonomi pajak merupakan transfer yaitu bagian dari benefit proyek yang
di serahkan kepada pemerintah, jadi tidak di kurangi dari benefit. Dalam analisis ekonomi

pajak tidak termasuk dalam sumber riil.


Adanya pengangguran
Penggunaan tenaga kerja yang sedang menganggur menyebabkan berkurangnya produksi

barang dan jasa.


Adanya surplus konsumen
Sekala proyek-proyek pemerinntah ada yang besr dan ada yang kecil, proyek yang
bersekala kecil pembangunanya tidak mempengaruhi harga barang atu output yang yang
di hasilkan proyek tersebut. Proyek berskla besar tambahan output akan menurunkan
harga barang di pasar.

3.3.

Judul Studi Kasus


Studi Kasus I
Analisis Biaya dan Manfaat pada Pengerjaan Jembatan Suramadu
Pemerintah

berhasil

membangun

mega

proyek

jembatan

suramadu

yang

menghubungkan Pulau Madura dan pulau Jawa dengan panjang 5.843 meter sehingga menjadi
jembatan terpanjang di Indonesia saat ini. Waktu yang digunakan pun tidak sebentar, diresmikan
pertama kali untuk dibangun pada masa pemerintahan presiden Megawati Soekarnoputri pada
23

20 Agustus 2003 dan diresmikan untuk pertama kali digunakan pada masa pemerintahan Susilo
Bambang yudhoyono 10 Juni 2009. Biaya yang digelotorkan pun tidak sedikit, sekitar 4,5 triliun.
Dengan biaya dan waktu yang digunakan untuk pembangunan jembatan tersebut tujuannya
adalah untuk mempercepat pembangunan di Pulau Madura yang meliputi bidang infrasturktur
dan ekonomi. Dalam kasus lain, pembangunan Jembatan Selat Sunda (JSS) yang terus
dicanangkan pada masa pemerintahan SBY untuk menghubungkan Pulau Jawa dan Pulau
Sumatera dengan panjang sekitar 31 kilometer yang memakan waktu pembangunan sekitar 10
tahun dan menelan biaya hampir 200 Triliun mengalami sandungan. Pemerintahan yang baru
dengan Jokowi Dodo sebagai presiden menilai pembangunan tersebut bertolak belakang dengan
konsep pembangunan kemaritiman yang ia paparkan pada visi dan misinya sebelum menjabat
jadi presiden. Banyak kalangan juga berpendapat bahwa JSS hanya menguntungkan Jawa dan
Sumatera sedangkan pembangunan di Indonesia bagian Timur belum masih tertinggal jauh.
Hingga hari ini, pembangun JSS belum mengalami kemajuan selangkah pun karena banyak
pendapat dan pandangan yang bertentangan.
Dari dua kasus di atas bisa kita ketahui bahwa pembangunan proyek yang besar belum
tentu bisa menghasilkan manfaat yang diharapkan namun dengan analisis dan perhitungan yang
tepat hal tersebut bisa saja terjadi seperti pembangunan Jembatan Suramadu. Pembagunan
proyek yang lebih besar lagi seperti JSS juga belum tentu hasilnya akan dirasa baik karena
pertentangan dan pendapat serta arah kebijakan pembangunan pemerintah yang baru bisa
berubah sesuai kebutuhan dan konsepnya.
Studi kasus II
Analisis Biaya dan Manfaat terhadap Pembangunan Bendungan di Jawa Tengah

24

Rencana pembangunan bendungan didaerah pengaliran di Jawa Tengah, pembangunan


bendungan ini dimaksudkan terutama untuk menyediakan air irigasi yang cukup sepanjang tahun
bagi sawah seluas 7.627 ha.
Disamping itu juga untuk menanggulangi dan mengurangi banjir. Manfaat yang berupa
penyediaan air irigasi dapat dikatakan sebagai manfaat langsung karena memang merupakan
tujuan utama proyek itu, sedangkan penanggulangan banjir merupakan manfaat sampingan.
Studi kasus ini menjelaskan tentang manfaat dan biaya riil suatu proyek dalam biaya
langsung dan tidak langsung.

25

BAB IV
PENUTUP
4.1.

Kesimpulan
Analisis biaya adalah istilah yang merujuk baik untuk: Untuk menilai, atau menilai kasus

untuk sebuah proyek program, melakukan. Pendekatan untuk pengambilan keputusan ekonomi
dalam bentuk apapun.
Sebuah proyek memilki tujuan yang khusus, produk akhir atau hasil kerja akhir Jumlah
biaya, sasaran jadwal serta kreteria mutu dalam proses mencapai tujuan telah ditentukan
Keuntungan dari penggunaan analisis manfaat dan biaya dalam penentuan program
pemerintah ialah terjaminyya penggunaan sumber-sumber ekonomi secara efisien sedangkan
kelemahan analisis biaya yang besar untuk tujuan evaluasi proyek-proyek pemerintah adalah
karena analisis ini membutuhkan perhitungan manfaat secara kuantitatif.
Langkah-langkah Dalam Evaluasi Suatu Proyek yang perlu di perhatikan adalah Identifikasi
Manfaat dan Biaya Proyek, Menghitung biaya dan manfaat biaya dalam rupiah.
4.2.

Saran
Untuk mengerjakan suatu proyek diperlukan adanya analisis biaya agar proyek tersebut

dapat dikerjakan dan diselesaikan secara efektif dan efisien dilihat dari sisi biaya dan
manfaatnya. Maka dari itu perlu adanya perhitungan-perhitungan yang membantu untuk
menganalisis hal tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
http://www.julfahmisalim.com/2012/09/analisis-manfaat-dan-biaya.html
26

http://aprilyaniselin.blogspot.co.id/2015/03/analisis-biaya-dan-manfaat.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Analisis_biaya-manfaat

27

Anda mungkin juga menyukai