yang
Gambar 19 B . sumbu utama mesin bubut yang ujungnya sedang terpasang sebuah senter tetap (G)
3. Eretan (carriage)
Eretan (Gambar 21) terdiri atas eretan memanjang (longitudinal carriage)
yang bergerak sepanjang alas mesin, eretan melintang (cross carriage) yang
bergerak melintang alas mesin dan eretan atas (top carriage), yang bergerak sesuai
dengan posisi penyetelan d atas eretan melintang. Kegunaan eretan ini adalah
untuk memberikan pemakanan yang besarnya dapat diatur menurut kehendak
operator yang dapat terukur dengan ketelitian tertentu yang terdapat pada roda
pemutarnya.
4.
putar sebagai pendukung benda kerja pada saat pembubutan, dudukan bor tangkai
tirus dan cekam bor sebagai menjepit bor.
Kepala lepas ini terdiri dari terdapat dua bagian yaitu alas dan badan.
6. Pelat tabel
Pelat tabel (B) pada gambar 24, adalah tabel besarnya kecepatan yang
ditempel pd mesin bubut yg menyatakan besaran perubahan antara hubungan
roda-roda gigi di dalam kotak roda gigi ataupun terhadap roda pulley di dalam
kepala tetap (headstock).
Tabel ini sangat berguna untuk pedoman dalam pengerjaan sehingga dapat dipilih
kecepatan yang sesuai dengan besar kecilnya diameter
benda kerja atau menurut jenis pahat dan bahan yang dikerjakan.
7. Tuas pengubah pembalik transporter dan sumbu pembawa
Tuas pembalik putaran (C) pada gambar 24, digunakan untuk
membalikkan arah putaran sumbu utama, hal ini diperlukan bilamana hendak
melakukan pengerjaan penguliran, pengkartelan, ataupun membubut permukaan.
10
11
12
13
14
1. Chuck (Cekam)
Cekam adalah sebuah alat yang digunakan untuk menjepit benda kerja.
Jenisnya ada yang berahang tiga sepusat (Self centering Chuck) dan ada juga yang
berahang tiga dan empat tidak sepusat (Independenc Chuck).
Cekam rahang tiga sepusat, digunakan untuk benda-benda silindris,
dimana gerakan rahang bersama-sama pada saat dikencangkan atau
dibuka.
rahang tiga dan empat tidak sepusat, setiap rahang dapat bergerak sendiri
tanpa diikuti oleh rahang yang lain, maka jenis ini biasanya untuk
mencekam benda-benda yang tidak silindris atau digunakan pada saat
pembubutan eksentrik.
2. Plat Pembawa
Plat pembawa ini berbentuk bulat pipih digunakan untuk memutar
pembawa sehingga benda kerja yang terpasang padanya akan ikut berputar dengan
poros mesin, permukaannya ada yang beralur , dan ada yang hanya berlubang.
3. Pembawa
Pembawa ada 2 (dua) jenis, yaitu pembawa berujung lurus dan pembawa
berujung bengkok. Pembawa berujung lurus digunakan berpasangan dengan plat
pembawa rata sedangkan pembawa berujung bengkok dipergunakan dengan plat
pembawa beralur.
Caranya adalah benda kerja dimasukkan ke dalam lubang pembawa,
terbatas dengan besarnya lubang pembawa kemudian dijepit dengan baut yang ada
pada pembawa tersebut, sehingga akan dapat berputar bersamasama dengan
15
16
1. Membubut Muka
Membubut permukaan hendaklah diperhatikan beberapa hal berikut ini :
a)
b)
c)
gerakan pahat maju mulai dari sumbu benda kerja dengan putaran benda
kerja searah jarum jam atau gerakan pahat maju menuju sumbu benda kerja
dengan putaran benda kerja berlawanan arah jarum jam (putaran mesin
harus berlawanan dengan arah mata sayat alat potong).
2. Membubut Rata
Pekerjaan membubut rata untuk jenis pekerjaan yang panjangnya relatif
pendek, dapat dilakukan dengan pencekaman langsung .
3. Membubut Tirus
Membubut tirus serupa dengan membubut rata hanya bedanya gerakan
pahat disetel mengikuti sudut tirus yang dikehendaki pada eretan atas, atau
penggeseran kepala lepas atau dengan alat bantu taper attachment (perlengakapan
tirus). Jenis pahatnyapun serupa yang digunakan dalam membubut rata.
Penyetelan peralatan eretan atas, atau penggeseran kepala lepas atau dengan alat
17
bantu taper attachment pada saat membubut tirus tergantung pada sudut ketirusan
benda kerja yang akan dikerjakan. Cara membuat tirus dibagi menjadi 3, yaitu :
a. Pembubutan Tirus Dengan Menggeser Eretan Atas
Cara ini digunakan apabila variasi sudut ketirusannya besar yakni antara 0-90
derajat dengan ketirusannya pendek, maksimum sepanjang gerakan eretan atas.
Pembubutan dengan cara ini tidak dapat dilakukan secara otomatis, tetapi
dengan cara memutar spindel eretan atas, sehingga pahat bergerak maju.
Pemutaran eretan atas, sebesar sudut ketirusan. Artinya jika sudut ketirusan
90 , maka eretan atas diputar sebesar 45 .
b. Pembubutan Tirus Dengan Menggeser Kepala Lepas
Cara ini dilakukan apabila variasi sudut ketirusan berkisar antara 0-30 derajat
dengan ketirusan yang melebihi panjang atau lebih pendek dari pergerakan
eretan atas. Pembubutan ini dapat dilakukan secara manual maupun secara
otomatis. Dalam operasinya, benda kerja dijepit diantara dua senter. Dengan
demikian, cekam diganti dengan pelat pembawa yang berfungsi untuk memutar
benda kerja dengan bantuan lathdog. Untuk menghasilkan ketirusan yang
sesuai, maka besar pergeseran kepala lepas dapat dihitung dengan persamaan:
-
Dimana:
18
19
20
7. Pahat Bentuk
Pahat bentuk digunakan untuk membentuk permukaan benda kerja,
bentuknya sangat banyak dan dapat diasah sesuai bentuk yang dikehendaki
operatornya.
8. Bor Senter
Bor senter digunakan untuk membuat lubang senter diujung benda kerja
sebagai tempat kedudukan senter putar atau tetap yang kedalamannnya
disesuaikan dengan kebutuhan yaitu sekitar 1/3 2/3 dari panjang bagian yang
tirus pada bor senter tersebut. Pembuatan lubang senter pada benda kerja
diperlukan apabila memilki ukuran yang relatif panjang atau untuk mengawali
pekerjaan pengeboran.
9. Bor
Bor adalah alat untuk membuat lubang. Bentuknya bulat mempunyai alur
dan ukurannya berbeda-beda . Alurnya pun bermacam macam, alur lurus dan alur
spiral. Bor alur lurus biasa digunakan untuk membuat lubang pada logan yang
lunak seperti kuningan, tembaga dan sebagainya. Bor alur spiral biasa digunakan
untuk keras seperti besi, baja dll.
10. Reamer
Digunakan untuk melakukan proses penghalusan setelah dilakukan proes
pengeboran pada benda kerja. Reamer yang digunakan harus sesuai dengan
tinggkat kehalusan lubang yang diminta.
11. Kartel
Kartel adalah suatu alat yang digunakan untuk membuat alur-alur kecil
pada permukaan benda kerja. Hasil pengkartelan ada yang belah ketupat, dan ada
yang lurus tergantung gigi kartelnya.
22
23
bentuk pahat
- pahat kanan, bila pahat dipegang pada permukaannya menghadap pekerja dengan
ujung menunjuk ke bawah dan ujung potong berada di sebelah kanan atau
memotong dari arah kanan ke kiri
- pahat kiri, memotong dari arah kiri ke kanan
24
25
26
PROSES MEMBUBUT
Dasar-dasar membubut adalah sebagai berikut :
Pasang benda kerja pada cekam ( chuck ) cukup kuat, artinya tidak lepas
pada waktu mesin dihidupkan dan sedang melakukan penyayatan.
Periksa kedudukan benda kerja tersebut pada saat cekan diputar dengan
tangan, apakah posisinya sudah benar, artinya putaran benda tidak oleng/ simetris
dan periksa apakah ada bagian yang tertabrak yang membahayakan dan merusak
mesin.
Pasang/ setel kedudukan pahat bubut agar posisi ujung potong pahat tepat
pada titik center dari kepala lepas. Untuk mengatur possisi tersebut dapat
menggunakan ganjal dari plat tipis atau dengan menggunakan tempat pahat model
perahu (american tool post ), kemudian lanjutkan membubut benda kerja sesuai
dengan ukuran yang telah ditentukan.
27
= Diameter
makan bisa aksial (pada reduksi diameter dan pembuatan ulir) atau radial (pada
facing).
Kedalaman potong, tidak boleh terlalu dalam karena pemotongan yang
terlalu dalam akan menyebabkan pahat cepat rusak.
Waktu potong berhubungan dengan panjang pemesinan.
Panjang pemesinan menentukan waktu potong dengan persamaan.
T
Fr
D = Diameter terbesar
d = Diameter terkecil
L = Panjang benda kerja
l = Panjang yang ditiruskan
28
Cara kedua, dengan menggeserkan alas putar (swifel base) dengan menentukan
besarnya sudut.
Membuat tirus dengan cara menggeser alas putar (swifel base).
tgx=((D-d)/2)/l
Dimana
tg x = Tangen x
= Diameter terbesar
= Diameter terkecil
Setelah diketahui tangen x, maka dapat dicari besarnya sudut x dengan melihat
daftar di bawah ini :
Xo Tg Xo Tg Xo Tg xo
tg
0.017
11 0.194
21
0.383
31
0.600
41
0.869
0.038
12
0.212
22
0.404
32
0.624
42
0.900
0.052
13
0.230
23
0.424
33
0.649
43
0.932
0.070
14
0.249
24
0.445
34
0.674
44
0.965
0.087
15
0.267
25
0.466
35
0.700
45
1.000
0.105
16
0.286
26
0.487
36
0.726
46
1.035
0.122
17
0.305
27
0.509
37
0.753
47
1.071
0.140
18
0.324
28
0.531
38
0.781
48
1.110
0.158
19
0.344
29
0.554
39
0.809
49
1.180
10
0.176
20
0.364
30
0.577
xo
40
29
tg
0.839
50
1.191
30
32
33