Di alam zat sebagian besar ditemukan dalam bentuk campuran atau senyawa.
Masih ingatkah kamu bentuk campuran?
Jika suatu zat dalam bentuk murni atau senyawa ingin didapatkan maka suatu
campuran perlu dipisahkan.
Memisahkan suatu zat dari campurannya dapat dilakukan dengan beberapa
cara, yaitu tergantung jenis dan ukuran zat itu sebelumnya.
Ada beberapa cara memisahkan zat dari campurannya, yaitu dekantasi,
penyaringan, distilasi, sublimasi, penguapan, kromatografi, sentrifugasi, corong
pisah, dan amalgamasi
Petunjuk Kerja
1. Isi tabung reaksi dengan air laut atau larutan garam dalam air. Kemudian,
tuang larutan tersebut melalui kertas saring ke dalam beaker glass.
2. Tuang kembali larutan yang telah tersaring ke dalam cawan penguap atau
tutup botol selai.
3. Panaskan cawan penguap dengan pemanas spiritus. Amati apa yang
terjadi.
4. Masih adakah yang tertinggal pada cawan penguap?
Kegiatan di atas merupakan kegiatan skala kecil. Bagaimana cara petani garam
membuat garam dalam skala yang besar?
Air laut dialirkan ke tambak-tambak garam. Kemudian, didiamkan sehingga pasir
dan kotoran yang ukurannya besar mengendap. Air yang sudah dibersihkan ini
dialirkan ke tempat penguapan dengan memanfaatkan energi matahari.
Jika ukuran partikel suatu zat yang diinginkan berbeda dengan zat yang tidak
diinginkan (zat pencampur), dapat dipisahkan dengan metode filtrasi
(penyaringan). Untuk keperluan ini kita harus mengunakan penyaring dengan
ukuran yang sesuai. Partikel zat hasil akan melewati penyaringan dan disebut
hasil penyaringan sedangkan zat pencampurnya akan terhalang dan disebut
residu.
b)
Untuk memisahkan campuran zat yang memiliki perbedaan titik didih, kita dapat
melakukannya dengan menggunakan metode destilasi. Zat yang memiliki titik
didih yang lebih tinggi akan terlebih dahulu menguap. Jika yang kita inginkan
adalah zat yang memiliki titik didih yang lebih tinggi, maka langkah selanjutnya
kita mengembunkan uap dari zt tersebut (pendinginan) dan mengalirkannya
kewadah tertentu. Jika yang kita inginkan adalah zat yang memiliki titik didih
lebih rendah, maka kita cukup memanaskan campuran tersebut saja. Sampai
suhu mencapai titik didih zat yang akan dicari.
c)
Suatu zat yang selalu memiliki spesifikasi kelarutan yang berbeda, artinya suatu
zat mungkin larut dalam pelarut A tapi tidak larut dalam pelarut B, atau
sebaliknya. Secara umum pelarut dibagi menjad dua, yaitu pelarut polar (pelarut
yang memiliki kutub) dan pelarut nonpolar (pelarrut organic) seperti alkohol,
methanol, eter dan kloroform.dengan prinsip perbedaan kelarutan, kita dapat
memisahkan campuran dari pelarut tersebut.
d)
Perbedaan pengendapan
Suatu zat memiliki kecepatan mengendap yang berbeda dalam larutan yang
berbeda. Zat yang memiliki berat jenis lebih besar daripada pelarutnya akan
mudah mengendap. Bila dalam suatu campuran mengandung satu atau
beberapa zat dengan kecepatan pengendapan yang berbeda, maka pemisahan
campuran tersebut dapat dilakukan dengan metode sedimentasi atau sentrifugsi
(pemusingan). Jika dalam campuran terdapat lebih dari satu zat yang akan kita
inginkan, maka digunakan metode presipitasi yang akan dikombinasikan dengan
metode filtrasi.
e)
Difusi
Dua macam zat berwujud cair atau gas bila dicampur dapat berdifusi satu sama
lain. Aliran ini dapat dipengaruhi oleh muatan listrik. Listrik yang diatur
sedemikian rupa (baik besar tegangan nya maupun kuat arusnya) akan menarik
partikel zat hasil kearah tertentu untuk memperoleh zat yang murni. Metode
pemisahan campuran dengan menggunakan bantuan listrik disebut
elektrodialisis. Selain itu, kita mengenal juga istilah elektroforesis, yaitu
pemisahan zat yang berdasarkan banyaknya nukleotida (satuan penyusun DNA)
Adsorpsi
Adsorpsi merupakan penarikan suatu zat oleh zat lain sehingga menempel pada
permukaan dari bahan pengadsorpsian. Penggunaan metode ini diterapkan pada
pemurnian air dan kotoran renik atau organisme.
Metode Pemisahan Standar
Tidak ada cara unik untuk memisahkan campuran menjadi komponennya. Satusatunya cara adalah dengan menggunakan perbedaan sifat kimia dan fisika
masing-masing komponen titik kritisnya dapat menggunakan perbedaan sifat
yang sangat kecil.
a)
Filtrasi
Biasanya filtrasi alami yang digunakan, misalnya sampel yang akan disaring
dituang kecorong yang didasarnya ditaruh kertas saring. Fraksi cairan melewati
kertas saring dan padatan tinggal diatas kertas saring. Bila sampel cairan terlalu
kental, filtrasi dilakukan dengan penghisapan. Digunakan alat khusus untuk
mempercepat filtrasi dengan menvakumkan penampung filtrat yang digunakan.
Filtrasi dengan penghisapan tidk cocok bila cairannya adalah pelarut organic
mudh menguap. Dalam kasus ini, tekanan perharus diberikan pada permukaan
cairan atau larutan.
b)
Adsorpsi
Tidak mudah menyingkirkan partikel yang sedikit dengan filtrasi sebab partikel
semacam ini akan cenderung menyumbat penyaringannya. Dalam kasus ini
direkomendasikan penggunaan penyaringan yang secara selektif mengadsorpsi
sejumlah kecil pengotor. Bantuan penyaring apapun akan bisa digunakan bila
saringannya berpori, hidrofob atau solvofob dan memiliki kisi yang kaku. Celit,
keramik diatom, dn tanah liat teraktivasi sering digunakan. Karbon teraktivasi
memiliki luas permukaan yang besar dan dapat mengadsorpsi banyak senyawa
organic dan sering digunakan untuk menyingkirkan zat yang berbau dari udara
atau air. Silika gel dapat mengadsorpsi air dan digunakan meluas sebagai
desikan.
c)
Rekristalisasi
Metode ini cukup sederhana, material padatan ini terlarut dalam pelarut yang
cocok pada suhu tinggi (pada atau dekat dengan titik didih pelarutnya) untuk
mendapatkan larutan jenuh atau dekt jenuh. Ketika larutan panas perlahan
didinginkan, Kristal akan mengendap karna kelarutan padatan biasanya menurun
bila suhu diturunkan. Diharapkan pengotor tidak akan mengkristal karena
Destilasi
e)
Ekstraksi