Anda di halaman 1dari 10

Macam-macam Metode (Cara) Pemisahan Campuran Zat

Di alam zat sebagian besar ditemukan dalam bentuk campuran atau senyawa.
Masih ingatkah kamu bentuk campuran?
Jika suatu zat dalam bentuk murni atau senyawa ingin didapatkan maka suatu
campuran perlu dipisahkan.
Memisahkan suatu zat dari campurannya dapat dilakukan dengan beberapa
cara, yaitu tergantung jenis dan ukuran zat itu sebelumnya.
Ada beberapa cara memisahkan zat dari campurannya, yaitu dekantasi,
penyaringan, distilasi, sublimasi, penguapan, kromatografi, sentrifugasi, corong
pisah, dan amalgamasi

1. Pemisahan Campuran dengan Dekantasi


Metode pemisahan ini tergolong sederhana. Dekantasi digunakan untuk
memisahkan zat padat dari larutannya. Misalnya, kita akan memisahkan lumpur
dari air kotor. Bagaimana caranya?
Untuk memudahkan pemisahan pengotor, biasanya campuran didiamkan atau
diendapkan terlebih dahulu. Setelah mengendap, larutan dipisahkan dengan
hati-hati agar kotoran tidak terbawa larutan kembali.
Selain digunakan untuk menjernihkan air, dekantasi digunakan untuk
memisahkan pati singkong dari campurannya. Ayo sebutkan penggunaan
metode dekantasi yang lainnya.

2. Pemisahan Zat dengan Penyaringan (Filtrasi)


Apakah keluargamu memiliki kebiasaan minum kopi? Campuran air dan kopi
dapat dipisahkan dengan cara penyaringan. Campuran dua zat yang memiliki
ukuran berbeda dapat dipisahkan dengan teknik penyaringan (filtrasi). Teknik ini
membutuhkan alat berpori (penyaring/filtrasi).
Di Laboratorium, penyaringan biasanya dilakukan dengan kertas saring.
Penyaringan ini akan menghasilkan hasil filtrasi (filtrat) yang biasanya bening
dan residu (ampas).
Hasil dari penyaringan (filtrasi) disebut filtrat. Hasil penyaringan yang dapat
melewati kertas saring adalah partikel yang berukuran molekul.
Filtrat ditentukan oleh

1. tingkat kerapatan alat penyaring;


2. ukuran partikel zat yang disaring;
3. jenis zat yang disaring.
Pemisahan zat dengan cara penyaringan dapat dilakukan pada pencampuran zat
padat dalam zat padat lainnya. Misalnya, memisahkan pasir halus dari campuran
pasir batu (sirtu).
Pemisahan campuran dengan cara penyaringan digunakan juga di pabrik tahu.
Kedelai yang telah dihancurkan dengan penumbuk, kemudian diberi zat
tambahan yang selanjutnya campuran itu disaring dengan kain putih tipis. Ayo,
coba kamu berikan contoh penggunaan cara penyaringan lainnya.

3. Pemisahan Zat dengan Cara Penyulingan (Distilasi)


Jika kamu merasakan sakit kepala, obat gosok atau minyak kayu putih sering
digunakan untuk meringankan sakitmu. Tahukah kamu, bagaimana minyak kayu
putih dibuat?
Penyulingan terhadap daun dan kayu dari tanaman minyak kayu putih adalah
cara yang digunakan untuk membuat minyak tersebut. Apakah pembuatan
minyak wangi juga melalui proses penyulingan?
Penyulingan (distilasi) merupakan salah satu metode untuk memisahkan
campuran. Prinsip distilasi adalah menguapkan suatu zat. Kemudian,
mengembunkannya kembali.
Uap zat yang didinginkan (diembunkan) merupakan cairan murni zat tersebut.
Distilasi dapat dilakukan jika titik didih zat-zat yang bercampur berbeda.
Tabung suling tidak hanya digunakan pada pembuatan minyak kayu putih saja.
Tahukah kamu, jika minyak bumi sebagai sumber energi untuk keperluan seharihari juga dihasilkan dari proses penyulingan?

Gambar: Skema Pemisahan Campuran dengan Penyulingan (Destilasi)

Gambar: Skema Destilasi Bertingkat pada Minyak Bumi

4. Pemisahan Zat dengan Cara Sublimasi


Kamu tentu tidak asing dengan kapur barus. Kapur barus yang dibiarkan pada
udara terbuka, lama-kelamaan akan habis. Mengapa itu bisa terjadi?
Sublimasi merupakan metode pemisahan campuran dengan menguapkan zat
padat tanpa melalui fase cair terlebih dahulu. Misalnya, kapur barus yang
berubah dari wujud padat menjadi gas.
Teknik ini digunakan untuk dua zat yang satu menyublim, sedangkan yang
lainnya tidak menyublim sehingga kotoran yang tidak menyublim akan
tertinggal. Selain kapur barus, zat yang mengalami sublimasi adalah ammonium
klorida dan iodin.

5. Pemisahan Zat dengan Penguapan (Evaporasi)


Bagaimana rasanya makananmu tanpa dibumbui garam? Wah pasti hambar,
bukan? Akan tetapi, bagaimanakah mendapatkan garam dapur dari air laut?
Penguapan (evaporasi) merupakan salah satu cara untuk memisahkan garam
dapur dari air laut. Mau tahu tentang pemisahan zat dengan penguapan, mari
kita lakukan kegiatan berikut ini.

Petunjuk Kerja
1. Isi tabung reaksi dengan air laut atau larutan garam dalam air. Kemudian,
tuang larutan tersebut melalui kertas saring ke dalam beaker glass.
2. Tuang kembali larutan yang telah tersaring ke dalam cawan penguap atau
tutup botol selai.
3. Panaskan cawan penguap dengan pemanas spiritus. Amati apa yang
terjadi.
4. Masih adakah yang tertinggal pada cawan penguap?
Kegiatan di atas merupakan kegiatan skala kecil. Bagaimana cara petani garam
membuat garam dalam skala yang besar?
Air laut dialirkan ke tambak-tambak garam. Kemudian, didiamkan sehingga pasir
dan kotoran yang ukurannya besar mengendap. Air yang sudah dibersihkan ini
dialirkan ke tempat penguapan dengan memanfaatkan energi matahari.

Garam yang tertinggal di ladang garam dikumpulkan. Itu dinamakan garam


kotor. Garam kotor ini dilarutkan dengan air bersih, kemudian disaring.
Air garam akhir inilah yang dibuat menjadi garam bersih dengan menguapkan air
pelarutnya. Garam ini ditambahkan kalium iodat (KIO3) sehingga menjadi garam
beriodium.

6. Pemisahan Zat dengan Cara Kromatograf


Kamu tentu lebih tertarik pada makanan dan minuman yang berwarna- warni,
bukan? Warna-warna menarik pada makanan diperoleh dengan menambahkan
zat warna.
Misalnya, dari daun suji, kunyit, bit, dan wortel. Zat perwarna makanan apa
yang sering digunakan? Zat pewarna makanan dan minuman tersebut dapat
dihasilkan dengan cara kromatografi.
Baca juga: Praktikum Kromatografi
Pada pemisahan campuran dengan cara kromatografi, zat warna pada daun akan
larut dalam alkohol. Setelah diteteskan pada kertas saring, alkohol akan
menguap sehingga yang tertinggal adalah zat warnanya.
Ujung pita kertas saring yang tercelup dalam alkohol di gelas beaker
menyebabkan zat warna bergerak naik secara kapilaritas. Alkohol dalam tabung
reaksi akan naik melalui pori-pori kertas saring dan mendorong zat warna pada
kertas tersebut.
Setelah beberapa saat, zat warna akan terpisah dari klorofil daun dan
membentuk kromatogram. Kromatogram berbentuk pita warna pada kertas
saring dengan susunan paling atas (warna yang terpisah awal) adalah xantofil
(zat pewarna).
Kemudian, pita karotena dan paling bawah adalah pita klorofil. Jika larutan daun
dalam alkohol diganti dengan tinta maka terbentuk pita-pita warna yang
berurutan sesuai warna yang dikandung tinta tersebut.

7. Pemisahan dengan Cara Sentrifugasi (Pemusingan)


Sentrifugasi (pemusingan) adalah pemisahan campuran zat padat dengan zat
padat atau zat cair dengan zat padat dengan cara memutar. Pada pemisahan
cara ini, campuran diletakkan pada tempat yang lebar, kemudian diputar dengan
cepat.

Akibatnya, zat yang partikelnya besar akan terkumpul di pusat (tengah-tengah)


tempat itu sehingga terpisah dari zat lainnya. Contohnya, pemisahan trombosit
dari darah.
Selain pemisahan trombosit, cara ini masih sering digunakan petani untuk
memisahkan gabah yang berisi dengan gabah yang kosong dan kotorannya.
Caranya, gabah campuran dimasukkan ke dalam tampah, kemudian di putar.
Hasilnya, gabah yang berisi berkumpul di tengah tampah.

8. Pemisahan dengan Corong pisah


Metode ini digunakan untuk memisahkan zat cair yang tidak memiliki daya
larut. Misalnya, minyak dengan air. Caranya, campuran dimasukkan ke dalam
corong pisah, kemudian didiamkan.
Zat yang memiliki massa jenis lebih besar akan berada di bawah dan masa
jenisnya lebih kecil berada di atas. Kran dibuka untuk membuang airnya dan
minyak akan tertinggal di corong. Jadi, minyak akan terpisah dengan air.

9. Pemisahan dengan Kristalisasi


Kristalisasi merupakan cara pemisahan zat padat dari larutannya sehingga
mengkristal. Misalnya, pembuatan gula pasir. Caranya, air tebu di saring agar
kotorannya tidak terbawa.
Larutan gula dari air tebu dipanaskan pada suhu tinggi sehingga air menguap
dengan cepat. Hasilnya, gula akan mengkristal.

10. Pemisahan campuran dengan Amalgamasi


Amalgamasi adalah cara pemisahan zat dengan melakukan reaksi. Misalnya,
pemisahan zat untuk mendapatkan emas murni dari bijih emas.
Dasar Pemisahan Campuran
Zat atau materi dapat dipisahkan dari campurannya karena campuran tersebut
memiliki perbedaan sifat. Itulah yang mendasari pemisahan campuran atau
dasar pemisahan. Beberapa dasar pemisahan campuran antara lain sebagai
berikut:
a)

Perbedaan ukuran partikel

Jika ukuran partikel suatu zat yang diinginkan berbeda dengan zat yang tidak
diinginkan (zat pencampur), dapat dipisahkan dengan metode filtrasi
(penyaringan). Untuk keperluan ini kita harus mengunakan penyaring dengan
ukuran yang sesuai. Partikel zat hasil akan melewati penyaringan dan disebut
hasil penyaringan sedangkan zat pencampurnya akan terhalang dan disebut
residu.
b)

Perbedaan titik didih

Untuk memisahkan campuran zat yang memiliki perbedaan titik didih, kita dapat
melakukannya dengan menggunakan metode destilasi. Zat yang memiliki titik
didih yang lebih tinggi akan terlebih dahulu menguap. Jika yang kita inginkan
adalah zat yang memiliki titik didih yang lebih tinggi, maka langkah selanjutnya
kita mengembunkan uap dari zt tersebut (pendinginan) dan mengalirkannya
kewadah tertentu. Jika yang kita inginkan adalah zat yang memiliki titik didih
lebih rendah, maka kita cukup memanaskan campuran tersebut saja. Sampai
suhu mencapai titik didih zat yang akan dicari.
c)

Perbedaan kelarutanu zat

Suatu zat yang selalu memiliki spesifikasi kelarutan yang berbeda, artinya suatu
zat mungkin larut dalam pelarut A tapi tidak larut dalam pelarut B, atau
sebaliknya. Secara umum pelarut dibagi menjad dua, yaitu pelarut polar (pelarut
yang memiliki kutub) dan pelarut nonpolar (pelarrut organic) seperti alkohol,
methanol, eter dan kloroform.dengan prinsip perbedaan kelarutan, kita dapat
memisahkan campuran dari pelarut tersebut.
d)

Perbedaan pengendapan

Suatu zat memiliki kecepatan mengendap yang berbeda dalam larutan yang
berbeda. Zat yang memiliki berat jenis lebih besar daripada pelarutnya akan
mudah mengendap. Bila dalam suatu campuran mengandung satu atau
beberapa zat dengan kecepatan pengendapan yang berbeda, maka pemisahan
campuran tersebut dapat dilakukan dengan metode sedimentasi atau sentrifugsi
(pemusingan). Jika dalam campuran terdapat lebih dari satu zat yang akan kita
inginkan, maka digunakan metode presipitasi yang akan dikombinasikan dengan
metode filtrasi.
e)

Difusi

Dua macam zat berwujud cair atau gas bila dicampur dapat berdifusi satu sama
lain. Aliran ini dapat dipengaruhi oleh muatan listrik. Listrik yang diatur
sedemikian rupa (baik besar tegangan nya maupun kuat arusnya) akan menarik
partikel zat hasil kearah tertentu untuk memperoleh zat yang murni. Metode
pemisahan campuran dengan menggunakan bantuan listrik disebut
elektrodialisis. Selain itu, kita mengenal juga istilah elektroforesis, yaitu
pemisahan zat yang berdasarkan banyaknya nukleotida (satuan penyusun DNA)

dapat dilakukan dengan elektroforesis, menggunakan suatu media yang disebut


gel agarosa.
f)

Adsorpsi

Adsorpsi merupakan penarikan suatu zat oleh zat lain sehingga menempel pada
permukaan dari bahan pengadsorpsian. Penggunaan metode ini diterapkan pada
pemurnian air dan kotoran renik atau organisme.
Metode Pemisahan Standar
Tidak ada cara unik untuk memisahkan campuran menjadi komponennya. Satusatunya cara adalah dengan menggunakan perbedaan sifat kimia dan fisika
masing-masing komponen titik kritisnya dapat menggunakan perbedaan sifat
yang sangat kecil.
a)

Filtrasi

Biasanya filtrasi alami yang digunakan, misalnya sampel yang akan disaring
dituang kecorong yang didasarnya ditaruh kertas saring. Fraksi cairan melewati
kertas saring dan padatan tinggal diatas kertas saring. Bila sampel cairan terlalu
kental, filtrasi dilakukan dengan penghisapan. Digunakan alat khusus untuk
mempercepat filtrasi dengan menvakumkan penampung filtrat yang digunakan.
Filtrasi dengan penghisapan tidk cocok bila cairannya adalah pelarut organic
mudh menguap. Dalam kasus ini, tekanan perharus diberikan pada permukaan
cairan atau larutan.
b)

Adsorpsi

Tidak mudah menyingkirkan partikel yang sedikit dengan filtrasi sebab partikel
semacam ini akan cenderung menyumbat penyaringannya. Dalam kasus ini
direkomendasikan penggunaan penyaringan yang secara selektif mengadsorpsi
sejumlah kecil pengotor. Bantuan penyaring apapun akan bisa digunakan bila
saringannya berpori, hidrofob atau solvofob dan memiliki kisi yang kaku. Celit,
keramik diatom, dn tanah liat teraktivasi sering digunakan. Karbon teraktivasi
memiliki luas permukaan yang besar dan dapat mengadsorpsi banyak senyawa
organic dan sering digunakan untuk menyingkirkan zat yang berbau dari udara
atau air. Silika gel dapat mengadsorpsi air dan digunakan meluas sebagai
desikan.
c)

Rekristalisasi

Metode ini cukup sederhana, material padatan ini terlarut dalam pelarut yang
cocok pada suhu tinggi (pada atau dekat dengan titik didih pelarutnya) untuk
mendapatkan larutan jenuh atau dekt jenuh. Ketika larutan panas perlahan
didinginkan, Kristal akan mengendap karna kelarutan padatan biasanya menurun
bila suhu diturunkan. Diharapkan pengotor tidak akan mengkristal karena

konsentrasinya dalam larutan tidak terlalu tinggi untuk mencapai januh.


Saran untuk membantu rekristalisasi :
Kelarutan material yang akan dimurnikan harus memiliki ketergantungan
yang besar pada suhu.
Kristal tidak harus dari larutan jenuh dengan pendinginan karena mungkin
terbentuk super jenuh.
Untuk mencegah reaksi kimia antara pelarut dan zat terlarut, penggunaan
pelarut polar lebih disarankan. Namun, pelarut nonpolar cenderung merupakan
larutan yang buruk untuk senyawa polar. Kita harus hati-hati bila menggunakan
pelarut polar.
Pelarut dengan titik didih rendah umumnya lebih diinginkan. Namun,
sekali lagi pelarut dengan titik didih lebih rendah biasanya nonpolar. (Tekeuchi,
2006)
d)

Destilasi

Destilasi adalah metode pemisahan zat-zat cair dari campurannya berdasarkan


perbedaan titik didih. Pada proses destilasi sederhana, suatu campuran dapat
dipisahkan bila zat-zat penyusunnya mempunyai perbedaan titik didih yang
cukup tinggi. Pada pemisahan campuran dari dua cairan yang menguap atau
yang titik didihnya berdekatan lebih banyak persoalannya sehingga tidak dapat
dilakukan dengan destilasi biasa. Suatu cara yang sering digunakan untuk
memperoleh hasil yang lebih baik disebut destilasi bertingkat, yaitu proses
dimana komponen-komponennya secara bertingkat diuapkan dan diembunkan.
Dalam proses ini campuran dididihkan pada kisaran suhu tertentu pada tekanan
uap yang dilepaskan dari dalam cairan tidak murni yang berasal dari satu
komponen tetapi masih mengandung campuran kedua komponen dengan
komposisi yang biasanya berbeda dengan komposisi cairan yang mendidih. Bila
sebagian cairan yang telah dididihkan uapnya diembunkan, maka campuran
akan terbagi menjadi tilatdua bagian. Bagian pertama terdiri dari uap yang
terembun disebut destilat, dan mengandung lebih banyak komponen yang nudah
menguap disbanding cairan aslinya. Bagian kedua adalah cairan yang tertinggal
disebut residu, yang susunannya lebih banyak komponen yang sukar menguap.
Hal ini dapat diulangi lagi beberapa kali sampai akhirnya diperoleh salah satu
komponen murni yang mudah menguap.
Pada pemisahan campuran yang membentuk larutan non ideal dapat
menunjukan prilaku yang lebih rumit. Campuran tersebut tidak dapat dipisahkan
secara menyeluruh kedalam komponen-komponennya, karena bila dididihkan
campuran akan mendidih dengan konstanta campuran semacam ini disebut
azeotrop, yaitu campuran yang mendidih pada suhu konstan dangan komposisi
yang konstan.

e)

Ekstraksi

Ekstraksi mempunyai peranan yang penting dalam laboratorium dan teknik. Di


dalam laboratorium ekstraksi pelarut digunakan untuk mengambil zat-zat
terlarut dalam air dengan menggunakan pelarut organic yang tidak bercampur
dengan fase air seperti : eter, kloroform, dan benzene. Ekstraksi pelarut juga
digunakan untuk memekatkan suatu spesi yang dalam larutan air terlalu encer
untuk dianalisa.
Dalam industri, umumnya ekstraksi pelarut digunakan dalam analisis untuk
memurnikan zat-zat dari pengotor yang tidak diinginkan dalam hasil.
Berdasarkan bentuk campuran yang diekstraksi, ekstraksi dibedakan menjadi :
Ekstraksi padat-cair, zat yang diekstraksikan terdapat didalam campuran
yang berbentuk padatan
Ekstraksi cair-cair, zat yang diekstraksikan terdapat didalam campuran
yang berbentuk cair. Ekstraksi cair-cair sering juga disebut ekstraksi pelarut.
Banyak dilakukan untuk memisahkan zat seperti iod atau logam-logam tertentu
dalam larutan cair.
Menurut proses pelaksanaanya ekstraksi dibedakan menjadi :
Ekstraksi kontinyu. dalam ekstraksi ini, pelarut yang sama digunakan
secara berulang-berulang sampai proses ekstraksi selesai.
Ekstraksi bertahap. Dalam ekstraksi ini selalu digunakan pelarut yang
baru sampai proses ekstraksi selesai. (Estein, 2005)

Anda mungkin juga menyukai