PENDAHULUAN
yang
kurang
adalah
penyakit
gigi
dan
mulut,
halitosis,
rentan terhadap kekeringan sekresi saliva karena tidak makan dan minum
melalui mulut, sering bernafas melalui mulut dan menggunakan terapi
oksigen. Klien yang tidak sadar juga tidak dapat menelan sekresi saliva
yang menggumpal di mulut dimana sekresi ini sering terdiri dari bakteri
gram-negatif yang dapat menyebabkan pneumonia ( Kozier dan Erbs,
2009).
Penelitian yang dilakukan oleh Beraldo dan Andrade dari University
of sao Paulo,Brazil tahun 2008, mengatakan bahwa pneumonia dapat
terjadi karena saliva yang tertinggal dimulut akan masuk kedalam paruparu yakni terjadi aspirasi sekresi ke dalam saluran pernafasan bagian
bawah atau refluks pada saluran pencernaan dimana terdapat kolonisasi
bakteri di orofaring dan saluran cerna, agen bakteri yang ditemukan adalah
basil gram-negatif yakni pseudomonas aeruginosa, Acinebacter dan
Staphylococcus. Perawatan mulut dapat dilakukan dengan berbagai macam
cara sesuai dengan kebutuhan klien dan melihat kondisi dari klien itu
sendiri misalnya klien dalam keadaan sadar dilakukan perawatan dengan
menggunakan sikat gigi, menggunakan benang gigi dan klien dalam
keadaan yang tidak sadar dan lemah dapat pula dilakukan perawatan mulut.
Untuk klien dengan menggunakan gigi palsu dapat dilakukan perawatan
seperti pada pelaksanaan menyikat gigi karena gigi palsu sama seperti gigi
alami dapat menjadi tempat berkembangnya mikroorganisme bila tidak
dilakukan perawatan (Kozier dan Erbs 2009 ).
Pada penelitian yang dilakukan oleh Abidia RF dari Riyadh
University of Saudi Arabia (2007), menjelaskan bahwa klien yang dirawat
di ruang ICU perlu dilakukan perawatan mulut dan perawat tanpa
pengetahuan yang cukup dalam perawatan mulut tidak dapat melaksanakan
dengan baik. Pelaksanaan oral hygiene perawat di ruang Intensif Care Unit
(ICU) tercatat masih sangat kurang sehingga perlu adanya pedoman atau
standar pelaksanaan kebersihan mulut yang sudah di rekomendasikan untuk
dilakukan, sedangkan frekuensi pelaksanaan oral hygiene dilihat dari
kondisi klien dan dilakukan setiap hari atau setiap dua belas jam.
Penelitian dilakukan di Singapura oleh Chan EY dan Hui-Ling Ng I tahun
2011 tentang perawatan mulut yang dilaksanakan perawat kepada klien
yang dalam kondisi kritis bahwa perawat tidak memilki pengetahuan yang
yang
mengalami
gangguan
penurunan
kesadaran
dapat
kesehatan
gigi
dan
mulut.
Hal
itu
dilandasi
oleh
kurangnya
sangat
mempengaruhi
perilaku
seseorang
(Azwar,
2005).
karakteristik
umur,
jenis
Bedah
1 Bagi Perawat
Meningkatkan pengetahuan dan tanggung jawab perawat terhadap
pelaksanaan tindakan oral hygiene.
2
Bagi Peneliti
Dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan peneliti keperawatan
dalam bidang penelitian selanjutnya.
dengan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
benar
tentang
objek
yang
diketahui,
dan
dapat
Sintesis (synthesis) yaitu kemampuan untuk menghubungkan bagianbagian materi menjadi suatu bentuk keseluruhan yang baru, dengan
kata lain, sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi
baru dari formulasi yang telah ada.
2. Sikap
Sikap adalah reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup
terhadap suatu stimulus atau objek (Notoatmodjo, 2007 ).
Seperti halnya sikap menurut (Notoatmodjo, 2007). Sikap terdiri
dari berbagai tingkat yaitu:
1. Menerima (receiving)
Menerima di artikan bahwa orang mau dan mempertahankan stimulus
yang di berikan.
2. Merespon (responding)
Memberikan jawaban apabila di tanya,mengerjakan dan menyelesaikan
tugas yang di berikan.
3. Menghargai (valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suaatu
masalah.
4. Bertanggung jawab (responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah di pilihnya dengan
segala risiko meruapkan siksp yang paling tinggi. Pengukuran sikap
dapat dilakukan dengan secara langsung dan tidak langsung. Secara
langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat atau pertanyaan
responden terhadap suatu objek. Secara langsung tidak dilakukan
dengan pertanyan-pertanyaan hipotesis, kemudian ditanyakan pendapat
responden.
10
( Clark, 2005 ).
Menurut (Taylor et al 2000), oral hygiene adalah tindakan yang
di tujukan untuk :
a. Menjaga kontiunitas bibir, lidah dan mukosa membrane mulut
b. Mencegah terjadinya infeksi rongga mulut dan
c. Melembabkan mukosa membrane mulut dan bibir.
Sedangkan Menurut (Clark 2005), oral hygiene bertujuan untuk :
a. Mencegah penyakit gigi dan mulut.
b. Mencegah penyakit yang penularannya melalui mulut.
c. Mempertinggi daya tahan tubuh dan.
d. Memperbaiki fungsi mulut untuk meningkatkan nafsu makan.
Pada penderita yang tidak berdaya perawat tidak boleh lupa
memberikan perhatian khusus pada mulut penderita. Pengumpulan
lendir dan terbentuknya
kerak
pada
gigi dan
bibir dikenal
mulut
terdapat
saliva
yang
berfungsi
sebagai
pembersih mekanis dari mulut (Taylor, 2000). Dan dalam rongga mulut
terdapat berbagai macam mikroorgnisme meskipun bersifat komensal,
pada
keadaan
tertentu
bisa
bersifat
pathogen
apabila
respon
lidah
11
dengan sakit parah dan penderita yang tidak boleh atau tidak mampu
memasukkan sesuatu melalui mulut mereka (Bouwhuizen, 2006). Klien
yang tidak sadar lebih rentan terkena kekeringan sekresi air
liur
negatif yang bisa Menyebabkan pneumoni jika dihembuskan keparuparu (Perry potter, 2000).
2
mulut
dipengaruhi oleh :
a. Membran mukosa
Mukosa rongga mulut terdiri atas epitel skuamosa yang
berguna Sebagai barier mekanik terhadap infeksi. Mekanisme
proteksinya tergantung pada deskuamasinya sehingga bakteri sulit
melekat pada sel epitel dan derajat keratinisasinya yang sangat
efisien menahan penetrasi microbial.
b. Nodus Limfatik
Jaringan lunak rongga mulut berhubungan dengan nodus
limfatik ekstra oral dan agregasi limfoid oral. Kapiler limfatik
yang
terdapat
pada
permukaan
mukosa
lidah,
dasar
mulut,
palatum, pipi dan bibir, mirip yang berasal dari ginggiva dan
pulpa gigi. Kapiler ini bersatu
saliva
merupakan
perlindungan
alamiah
karena
12
Celah Ginggiva
Epitel jangsional dapat dilewati oleh komponen seluler dan
humoral dari daerah dalam bentuk cairan celah ginggiva (CCG).
Aliran CCG merupakan proses fisiologik atau merupakan respon
terhadap inflamasi.
Citra tubuh :
Penampilan umum klien dapat menggambarkan pentingnya oral
hygene pada orang tersbut. Citra tubuh merupakan konsep subjektif
seseorang tentang penampilan fisiknya. Citra tubuh mempengaruhi
cara mempertahankan hygiene. Seorang klien yang menjaga dan
mempertahankan oral hygiene, terlihat dari fisik mulutnya. Maka
perawat mempertimbangkan rincian cara
13
Masalah Umum
a.
Karries gigi
Karries gigi merupakan radang pada gigi masalah umum pada
orang muda, perkembangan lubang merupakan proses patologi yang
mellibatkan kerusakan email gigi dikarenakan kekurangan kalsium.
14
b.
Penyakit periodontal
Adalah
penyakit
jaringan
sekitar
gigi,
seperti
peradangan
membrane periodontal.
c.
Plak
Adalah transparan dan melekat pada gigi, khususnya dekat dasar
kepala gigi pada margin gusi.
d.
Halitosis
Merupakan bau napas, hal ini merupakan masalah umum rongga
mulut akibat hygiene mulut yang buruk, makanan tertentu atau
proses infeksi.
e.
Kilosis
Merupakan bibir yang pecah-pecah, dan terutama pada sudut
mulut
2.
a.
Stomatitis
Radang pada daerah mukosa atau rongga mulut
b.
Glosisits
Radang pada lidah karena infeksi atau cidera, seperti luka bakar
atau gigitan.
c.
Gingivitis
Radang pada daerah gusi, biasanya akibat oral hygiene yang buruk.
d.
Bau Mulut
Bau mulut dapat disebabkan oleh Faktor internal dan eksternal yaitu.
Faktor internal biasanya disebabkan oleh penyakit sistemik yang
merupakan tanda-tanda adanya masalah kesehatan lain, seperti
diabetes militus. Kelainan pada saluran pencernaan atau pernafasan,
penyakit-penyakit pada kerongkongan. Sedangkan faktor eksternal
disebabkan oleh jenis makanan yang dimakan seperti pengaruh
minuman kopi, alkohol, makanan berbumbu bawang putih, atau
bawang merah. Faktor pembersih gigi yang tidak optimal dan faktor
kandungan yang ada didalam rokok bagi perokok. Mulut yang kering
15
untuk
menjalankan
tugas
dan
fungsinya
sesuai
air liur
bila
dibiarkan
saja
dapat mengakibatkan
bertanggung
jawab
dalam memberikan
pelayanan
individu,
keluarga,
kelompok
dan
masyarakat.
Ini
16
perawat
(inovator)
dalam
diharapkan
ilmu
dapat
keperawatan
menjadi
karena
pembaharu
ia
memiliki
menjalankan
membekali
diri
tugas
dengan
dan
fungsinya,
pengetahuan,
perawat
sikap
dan
perlu
perilaku
yang
digunakan
masalah
yang
disebut
adalah
proses
pendekatan
pemecahan
keperawatan (Gaffar
2005).
kepada
individu,
keluarga,
kelompok
atau
17
2. Pendidik (Educator)
Sebagai pendidik (health educator), perawat berperan mendidik
individu,
jawabnya.
Peran
ini
dapat
berupa
penyuluhan
Konselor (Counselor)
Tugas utama perawat adalah mengidentifikasi perubahan pola
interaksi
klien
perubahan
pola
merencanakan
terhadap
keadaan
interaksi
metode
ini
untuk
sehat
sakitnya.
merupakan
meningkatkan
dasar
Adanya
dalam
kemampuan
mengintegrasikan
pengalaman
kesehatan
dengan
Manajer (Manager)
Dalam hal ini perawat mempunyai mempunyai peran dan
tanggung jawab dalam mengelola pelayanan maupun pendidikan
keperawatan yang berada di bawah tanggung jawabnya sesuai
dengan
konsep
manajemen
keperawatan
dalam
kerangka
18
6.
Kolaborator (Collaborator)
Dalam hal ini nperawat bersama klien, keluarga dan tim
kesehatan berupaya mengidentifikasi pelayanan kesehatan yang
diperlukan termasuk tukar pendapat terhadap pelayan yang
diperlukan klien, pemberi dukungan, panduan keahlian dan
keterampilan
pemberi
pelayanan
5.
Kerangka Teori
.
Konsep perilaku
1. pengetahuan perawat.
2. sikap perawat
19
Tindakan
oral hygiene
Konsep perawat
1. pengertian peran perawat
2. peran perawat di rumah sakit
3. peran perawat secara umum
4. faktor - faktor yang mempengaruhi peran perawat
BAB III
METODE PENELITIAN
20
pelaksanaan tindakan
21
Variabel
Definisi
Alat
Hasil Ukur
Operasional
Ukur
Pengetahua
Informasi yang
Kuesioner
n perawat
diketahui
berjumlah 16
kesehatan
responden
soal multiple
tentang tindakan
chois dengan
oral hygiene
meliputi
Salah 0.
pengertian,fakto
Kemudian total
r-faktor yang
skor
mempengaruhi
dikategorikan
oral hygiene,
menjadi 2, yaitu :
1. Baik
masalah oral
2. Kurang
Skala
Ukur
Pertanyaan
Nominal
hygiene.
2
Sikap
Respon/tanggap
Perawat
an responden
Kesehatan
dalam Tindakan
Kuesioner
Oral Hygiene
3.3
22
Pertayaan
berjumlah 10
dengan 4 pilihan
jawaban SS, S,
TS, dan STS.
Kemudian total
skor di
kategorikan
menjadi 2, yaitu :
1.Baik
2.Kurang
Nominal
1.
Populasi
Populasi adalah jumlah keseluruhan dari subyek dengan karakteristik
tertentu yang akan di teliti. Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah
perawat kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Abepura yang terdiri dari
ruang perawatan bedah dan perawatan penyakit dalam pria dan wanita
sebesar 65 orang.
2.
Sampel
Sampel penelitian adalah sebagian dari keseluruhan objek yang diteliti dan
dianggap mewakili seluruh populasi. Sampel pada penelitian ini adalah
seluruh populasi atau total sampling yaitu berjumlah orang.
Tempat penelitian
Etika Penelitian
Dalam melakukan penelitian, peneliti memandang perlu adanya
rekomendasi dari pihak institusi atas pihak lain dengan mengajukan
permohonan izin kepada instansi tempat penelitian dalam hal ini Rumah
Sakit Umum Daerah Abepura. Setelah mendapatkan persetujuan barulah
dilakukan penelitian dengan menekankan masalah etika penelitian yang
meliputi (Nursalam, 2011) .
1.
Manfaat
Dalam penelitian ini peneliti selalu mempertimbangkan manfaat dan
resiko yang mungkin dapat terjadi terhadap responden, informasi yang
diberikan responden dijamin tidak akan dipergunakan dalam hal-hal yang
dapat merugikan responden dalam bentuk apapun. Penelitian ini
23
3.
24
menjelaskan
LEMBAR KUESIONER
25
I.
a.
Petunjuk Umum
Perawat diharapkan menjawab pertanyaan di bawah ini dengan cara
memberi tanda silang (X) pada pilihan yang jawabannya dianggap benar.
b.
II.
Identitas Responden
1. Nama (inisial) :
2. Umur :
3. Pendidikan terakhir : :
4. Masa kerja :
5. No responden :
(diisi oleh peneliti)
III.
b.
c.
b.
Halitosis
c.
d.
Semuanya benar.
3. Gigi palsu perlu dilakukan perawatan sama seperti gigi alami, agar :
a. Tidak kuning
b. Tidak bau
c.
Enak dipakai
26
b.
c.
d.
d.
Semuanya benar
b.
c.
d.
b.
c. Mempertahankan makanan agar berada diantara gigi atas dan bawah saat
menguyah
d.
b.
c.
d.
27
b.
Mencuci tangan
c.
d.
Merapikan klien
b.
Gusi berdarah
c.
d.
Kerusakan paru-paru
11. Peralatan yang perlu disiapkan saat klien menyikat gigi adalah,
kecuali :
a.
b.
Handuk
c.
Sarung tangan
d.
Spatel lidah
b.
Memakai pinset
c.
Memakai handuk
d.
13. Sisa makanan yang masih tersisa di gigi dapat menyebabkan, kecuali:
a.
Bau mulut
28
b.
Pertumbuhan bakteri
c.
Caries gigi
d.
14. Alat yang digunakan untuk mempertahankan mulut terbuka dan gigi terpisah
selama pelaksanaan oral hygiene sehingga tidak membuat trauma struktur
mulut adalah:
a.
Kapas lidi
b.
Kassa steril
15. Tindakan akhir yang perlu dilakukan perawat untuk melihat hasil dari
pelaksanaan prosedur yang telah dilakukan adalah
a.
Mencuci tangan
b.
c.
b.
c.
d.
DAFTAR PUSTAKA
29
Aziz Alimul Hidayat. Riset keperawtan dan teknik penulisan ilmiah Edisi 2
Salemba Medika, Jakarta.
Abidia. R.F. 2007, Oral care in the intensive care unit: A Review, Journal of
Contemporary Dental Practice, January : (8) 1: 076-082.
Amalia, et al, 2009, Seminar jurnal : Hubungan pelaksanaan tindakan oral
hygiene dengan kejadian infeksi rongga mulut pada pasien cedera kepala dengan
penurunan kesehatan diruang 13 RSU. Dr. Saiful Anwar Malang.
Fakultas Kedokteran dan Ilmu-ilmu Kesehatan jurusan Keperawatan,
Purwokerto.
Chan EY, Hui-Ling Ng I, 2011, Oral care practices among critical care nurses in
Singapore : a questionnaire survey, Singapura.
Khon et al, 2003, Guidelines for infection control dental health care,52-1-61
Kozier dan Erbs, 2009, Buku Ajar praktek keperawatan klinik, Edisi 5, EGC,
Jakarta.
Potter and Perry, 2006, Buku ajar fundamental keperawatan: konsep, proses dan
praktik, Edisi 4, Vol 2, EGC, Jakarta.
Notoadmodjo, 2007, Promosi kesehatan dan prilaku, Rineka Cipta : Jakarta.
Notoadmodjo, 2010, Metode penelitian kesehatan , Rineka Cipta: Jakarta.
Notoadmodjo, 2010, Ilmu perilaku kesehatan, Rineka Cipta : Jakarta.
Nursalam, 2003, 2011, Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu
keperawatan, Edisi 2,Salemba Medika, Jakarta.
30
Pelapina
MANUSIA.
31