TINJAUAN TEORI
yang
tidak
di
harapkan
kehadiranya
di
udara,
umumnya
di
sebut jasad
kontaminan. Suatu benda atau substrat yang di tubuhinya di nyatakan sebagai benda atau
substrat yang terkontaminasi Jasad
MIKROBIOLOGI UDARA
Page 1
1.3 Sumber
1. Mikroba di Luar Ruangan
Mikroba yang ada di udara berasal dari habitat perairan maupun terestrial. Mikroba di
udara pada ketinggian 300-1,000 kaki atau lebih dari permukaan bumi adalah organisme
tanah yang melekat pada fragmen daun kering, jerami, atau partikel debu yang tertiup angin.
Mikroba tanah masih dapat ditemukan di udara permukaan laut sampai sejauh 400 mil dari
pantai pada ketinggian sampai 10.000 kaki. Mikroba yang paling banyak ditemukan yaitu
spora jamur, terutama Alternaria, Penicillium, dan Aspergillus. Mereka dapat ditemukan baik
di daerah kutub maupun tropis. Mikroba yang ditemukan di udara di atas pemukiman
penduduk di bawah ketinggian 500 kaki yaitu spora Bacillus danClostridium, yeast,
fragmen dari
miselium,
spora
fungi,
serbuk
sari,
kista
protozoa,
telah
ditemukan
mikroba
seperti
bakteri Tuberkulum,
Streptokokus,
Pneumokokus, dan Staphylokokus. Bakteri ini tersebar di udara melalui batuk, bersin,
berbicara, dan tertawa. Pada proses tersebut ikut keluar cairan saliva dan mukus yang
mengandung mikroba. Virus dari saluran pernapasan dan beberapa saluran usus juga
ditularkan melalui debu dan udara. Patogen dalam debu terutama berasal dari objek yang
terkontaminasi cairan yang mengandung patogen. Tetesan cairan (aerosol) biasanya dibentuk
oleh bersin, batuk dan berbicara. Setiap tetesan terdiri dari air liur dan lendir yang dapat
berisi ribuan mikroba. Diperkirakan bahwa jumlah bakteri dalam satu kali bersin berkisar
antara 10.000 sampai 100.000. Banyak patogen tanaman juga diangkut dari satu tempat ke
tempat lain melalui udara dan penyebaran penyakit jamur pada tanaman dapat diprediksi
dengan mengukur konsentrasi spora jamur di udara.
Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi mikroba udara adalah suhu atmosfer,
kelembaban, angin, ketinggian, dan lain-lain. Temperatur dan kelembaban relatif adalah dua
faktor penting yang menentukan viabilitas dari mikroorganisme dalam aerosol. Studi
dengan Serratia marcesens dan E. coli menunjukkan bahwa kelangsungan hidup udara terkait
erat dengan suhu. Peningkatan suhu menyebabkan penurunan waktu bertahan. Ada
peningkatan yang progresif di tingkat kematian dengan peningkatan suhu dari -18 C sampai
49o C. Virus dalam aerosol menunjukkan perilaku serupa. Partikel influenza, polio dan
virus vaccinia lebih mampu bertahan hidup pada temperatur rendah, 7-24 C. tingkat
MIKROBIOLOGI UDARA
Page 2
kelembaban relatif (RH) optimum untuk kelangsungan hidup mikroorganisme adalah antara
40 sampai 80%. Kelembaban relatif yang lebih tinggi maupun lebih rendah menyebabkan
kematian mikroorganisme. Pengaruh angin juga menentukan keberadaan mikroorganisme di
udara. Pada udara yang tenang, partikel cenderung turun oleh gravitasi (Pudjiastuti, dkk,
1998).
Pencemaran udara dapat terjadi di luar (outdoor) dan di dalam ruangan (indoor).
Pencemaran udara di luar ruangan biasanya terjadi akibat asap kendaraan bermotor dan asap
industri sedangkan pencemaran udara di dalam ruangan akibat asap rokok, gangguan sirkulasi
udara di gedung-gedung dan asap dari dapur tradisional, pemakaian kompor gas serta
pemanas ruangan. Mikroorganisme yang berasal dari luar misalnya serbuk sari, jamur dan
spora, yang bisa juga berada di dalam ruangan. Selain itu cemaran dalam ruangan yang
berasal dari mikroorganisme dalam ruangan seperti serangga, jamur pada ruangan yang
lembab, bakteri. Mikroorganisme yang tersebar di dalam ruangan dikenal dengan istilah
bioaerosol (Pudjiastuti, dkk, 1998).
Bioaerosol adalah partikel
debu
yang
terdiri
atas
makhluk
hidup
atau
sisa yang berasal dari makhluk hidup. Makhluk hidup terutama adalah jamur
dan
bakteri. Penyebaran bakteri, jamur, dan virus pada umumnya terjadi melalui sistem ventilasi.
1.4 Distribusi
Udara merupakan media penyebaran bagi mikroorganisme. Mereka terdapat dalam
jumlah yang relatif kecil bila dibandingkan dengan di air atau di tanah. Udara tidak
mengandung komponen nutrisi yang penting untuk bakteri, adanya bakteri di udara
kemungkinan terbawa oleh debu, tetesan uap air kering ataupun terhembus oleh tiupan
angin.
Udara dibagi menjadi dua bagian yaitu udara luar dan udara dalam ruangan. Udara dalam
ruang atau indoor airadalah udara dalam ruang gedung (rumah, sekolah, restoran, hotel,
rumah sakit, perkantoran) yang ditempati sekelompok orang dengan tingkat kesehatan yang
berbeda-beda selama minimal satu jam. Sedangkan udara luar atau outdoor air adalah udara
yang bergerak bebas di atmosfer dan jumlahnya lebih banyak dari udara dalam suatu ruangan
Budiyanto, 2001).
Kelompok mikroba yang paling banyak di udara adalah bakteri, jamur (termasuk di
dalamnya ragi) dan juga mikroalga. Kehadiran jasad hidup tersebut di udara, ada yang dalam
bentuk vegetatif (tubuh jasad) ataupun dalam bentuk generatif (umumnya spora). Mikroba
udara dapat dipelajari dalam dua bagian, yaitu mikroba di luar ruangan dan mikroba di dalam
ruangan. Mikroba paling banyak ditemukan di dalam ruangan (Pudjiastuti, dkk. 1998).
1.5 Pengkuran
MIKROBIOLOGI UDARA
Page 3
MIKROBIOLOGI UDARA
Page 4
MIKROBIOLOGI UDARA
Page 5
filamen, dan sebagainya, serta tidak dapat membedakan antara sel hidup dan sel mati
(Pratiwi, 2008).
5. Metode Plating Techique
Metode ini merupakan metode perhitungan jumlah sel tampak (visible) dan di
dasarkan pada asumsi bahwa bakteri hidup akan tumbuh, membelah dan memproduksi satu
koloni tunggal. Satuan perhitungan yang dipakai adalah CFU (colony forming unit) dengan
cara membuat seri pengenceran sampel dan menumbuhkan sampel pada media padat.
Pengukuran dilakukan pada plat dengan jumlah koloni berkisar 25-250 atau 30-300.
Keuntungan metode ini adalah sederhana, mudah dan sensitif karena menggunakan colony
countersebagai alat hitung dapat digunakan untuk menghitung mikroorganisme pada sampel
makanan, air ataupun tanah. Kerugiannya adalah harus digunakan media yang sesuai dan
perhitungannya yang kurang akurat karena satu koloni tidak selalu berasal dari satu individu
sel (Pratiwi, 2008).
MIKROBIOLOGI UDARA
Page 6
digunakan
untuk
mengukur
pertumbuhan
fungi
berfilamen. Miselium fungi dipisahkan dari media dan dihitung sebagai berat
kotor. Miselium selanjutnya dicuci dan dikeringkan dengan alat pengering (desikator)
dan ditimbang beberapa kali hingga mencapai berat yang konstan yang dihitung sebagai
berat sel kering (Pratiwi, 2008).
Menurut Pelezar and Chan (1986), juga menyatakan bahwa penentuan massa sel
berdasar jumlah partikel dengan menggambarkan sinar yang dilewatkan pada suspensi
sel. Jumlah sinar yang dihambat proporsional dengan massa sel yang ada, semakin
banyak massa sel yang ada dalam susupensi maka sinar yang dihamburkan akan
semakin banyak. Sejumlah sinar tersebut akan mencapai suatu alat (sejenis detector),
dimana alat tersebut akan dihubungkan dengan skala pembacaan untuk absorbansi.
Semakin banyak jumlah sinar yang tertangkap oleh detector maka nilai absorbansi yang
terbaca akan semakin besar. Intensitas cahaya yang ditransmisikan dan diabsorbansi
oleh larutan dapat ditentukan dengan hukum Lambert-Beer . Rasio intensitas yang
diteruskan (I) dengan intensitas cahaya mula-mula (I 0) disebut persen transmitansi
(%T). Semakin keruh suatu suspensi maka semakin kecil %T.
1.7 Metode Impinger
Sampling udara dengan impinger pada hakikatnya terdiri dari beberapa langkah yaitu:
Menarik udara dengan pompa hisap ke dalam tabung impinger yang berisi larutan
penangkap.
Mengukur kontaminan yang tertangkap atau bereaksi dengan larutan penangkap baik
dengan metoda konvensional maupun instrumental.
Menghitung kadar kontaminan dalam udara berdasarkan jumlah udara yang dipompa
dan hasil pengukuran
MIKROBIOLOGI UDARA
Page 7
Dalam penentuan lokasi pengambilan contoh uji, yang perlu diperhatikan adalah bahwa data
yang diperoleh harus dapat mewakili daerah yang sedang dipantau, yang telah memenuhi
persyaratan yang ditetapkan.
Titik pemantauan kualitas udara ambien ditetapkan dengan mempertimbangkan :
Kriteria berikut ini dapat dipakai dalam penentuan suatu lokasi pemantauan kualitas udara
ambien:
1.
Area dengan konsentrasi pencemar tinggi. Daerah yang didahulukan untuk dipantau
hendaknya daerah-daerah dengan konsentrasi pencemar yang tinggi. Satu atau lebih
stasiun pemantau mungkin dibutuhkan di sekitar daerah yang emisinya besar.
2.
3.
Di daerah sekitar lokasi penelitian yang diperuntukkan untuk kawasan studi maka
stasiun pengambil contoh uji perlu ditempatkan di sekeliling daerah/kawasan.
4.
5.
Mewakili seluruh wilayah studi. Informasi kualitas udara di seluruh wilayah studi
harus diperoleh agar kualitas udara diseluruh wilayah dapat dipantau (dievaluasi).
Beberapa petunjuk yang dapat digunakan dalam pemilihan titik pengambilan contoh uji
adalah:
1.
Hindari tempat yang dapat merubah konsentrasi akibat adanya absorpsi, atau adsorpsi
(seperti dekat dengan gedung-gedung atau pohon-pohonan).
2.
Hindari tempat dimana pengganggu kimia terhadap bahan pencemar yang akan diukur
dapat terjadi: emisi dari kendaraan bermotor yang dapat mengotori pada saat mengukur
ozon, amoniak dari pabrik refrigerant yang dapat mengotori pada saat mengukur gasgas asam.
3.
Hindari tempat dimana pengganggu fisika dapat menghasilkan suatu hasil yang
mengganggu pada saat mengukur debu (partikulat matter) tidak boleh dekat dengan
MIKROBIOLOGI UDARA
Page 8
5.
Apabila
pemantauan
bersifat
kontinyu,
maka
pemilihan
lokasi
harus
Keputusan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
Nomor
Jenis parameter
Satuan
Kadar Maksimum
Jamur
CFU/m
0 CFU/m
Bakteri Patogen
CFU/m
0 CFU/m
Angka Kuman
CFU/m
Catatan :- CFU= Coloni Form Unit- Bakteri patogen yang harus diperiksa :
Legionela,Streptococcusaureus , Clostridium dan bakteri patogen lain bila diperlukan
3.4 Dampak Kesehatan
Kontaminasi bioaerosol pada sumber air sistem ventilasi (humidifier) yang
terdistribusi keseluruh ruangan dapat menyebabkan reaksi yang berbagai ragam seperti
demam, pilek, sesak nafas dan nyeri otot dan tulang. Pada usap AC ditemukan gram positif
batang dan gram negatif batang. Pencemar yang bersifat biologis terdiri atas berbagai
jenis mikroba patogen, antara lain jamur, metazoa, bakteri, maupun virus. Penyakit
yang disebabkannya seringkali diklasifikasikan sebagai penyakit yang menyebar lewat
udara (Pudjiastuti, dkk, 1998).
MIKROBIOLOGI UDARA
Page 9
Kualitas udara dalam ruang dipengaruhi antara lain kondisi bangunan, elemen
interior, fasilitas pendingin ruangan, pencemar kimia dan pencemar biologi. Buruknya
kualitas udara dalam ruang akibat keberadaan pencemar biologi yaitu bakteri dan jamur
ditengarai menjadi salah satu sebab kejadian sick building syndrome(SBS) (Setyaningsih,
dkk, 2003).
Sick Building Sindrome (SBS) yaitu kumpulan gejala yang disebabkan terutama oleh
buruknya kualitas udara ruangan, ditandai dengan keluhan-keluhan mata pedih, merah, berair,
kepala pusing, batuk, pilek, hidung tersumbat, bersin-bersin, rongga mulut sakit, rongga
mulut kering, badan panas dingin, mual, tidak nafsu makan, lesu, kelelahan, pegal-pegal
anggota tubuh dan kulit gatal. Penilaian Indoor Air Quality (IAQ) pada beberapa perkantoran
menggunakan pendingin ruangan (AC) di Hongkong terjadi dalam kontribusi terbesar yang
menyebabkan ketidaknyamanan adalah total volatile organic compounds (TVOC), indoor
airborne fungi count (AFC) dan airborne bacteria count (ABC). Beberapa genera dominan
diidentifikasi terdapat pada beberapa ruang publik pada penelitian di Taiwan yaitu dari jenis
bakteri Staphylococcus sp, Micrococcus sp.,Corynebacterium sp., dan Bacillus sp. Sedangkan
untuk
jenis
jamur
contohnya Penicillium
sp., Cladosporium
sp.,
dan Aspergillus
MIKROBIOLOGI UDARA
Page 10
bisa
MIKROBIOLOGI UDARA
Page 11
MIKROBIOLOGI UDARA
Page 12
organisme seperti virus, bakteri ataupun jamur yang menyebar masuk kedalam darah dan
berpindah kedalam cairan otak.
Pasien yang diduga mengalami Meningitis haruslah dilakukan suatu pemeriksaan
yang akurat, baik itu disebabkan virus, bakteri ataupun jamur. Hal ini diperlukan untuk
spesifikasi pengobatannya, karena masing-masing akan mendapatkan therapy sesuai
penyebabnya.
Meningitis yang disebabkan oleh virus umumnya tidak berbahaya, akan pulih tanpa
pengobatan dan perawatan yang spesifik. Namun Meningitis disebabkan oleh bakteri bisa
mengakibatkan kondisi serius, misalnya kerusakan otak, hilangnya pendengaran, kurangnya
kemampuan belajar, bahkan bisa menyebabkan kematian. Sedangkan Meningitis disebabkan
oleh jamur sangat jarang, jenis ini umumnya diderita orang yang mengalami kerusakan
immun (daya tahan tubuh) seperti pada penderita AIDS.
Bakteri yang dapat mengakibatkan serangan meningitis diantaranya:
1. Streptococcus pneumoniae (pneumococcus).
2. Neisseria meningitidis (meningococcus).
3. Haemophilus influenzae (haemophilus).
4. Listeria monocytogenes (listeria).
5. Bakteri lainnya yang juga dapat menyebabkan meningitis adalahStaphylococcus
aureus dan Mycobacterium tuberculosis.
Tanda dan Gejala Penyakit Meningitis Gejala yang khas dan umum ditampakkan oleh
penderita meningitis diatas umur 2 tahun adalah demam, sakit kepala dan kekakuan otot leher
yang berlangsung berjam-jam atau dirasakan sampai 2 hari. Tanda dan gejala lainnya adalah
photophobia (takut/menghindari sorotan cahaya terang), phonophobia (takut/terganggu
dengan suara yang keras), mual, muntah, sering tampak kebingungan, kesusahan untuk
bangun dari tidur, bahkan tak sadarkan diri.
Pada bayi gejala dan tanda penyakit meningitis mungkin sangatlah sulit diketahui,
namun umumnya bayi akan tampak lemah dan pendiam (tidak aktif), gemetaran, muntah dan
enggan menyusui.
Penanganan dan Pengobatan Penyakit Meningitis
Apabila ada tanda-tanda dan gejala seperti di atas, maka secepatnya penderita dibawa
kerumah sakit untuk mendapatkan pelayan kesehatan yang intensif. Pemeriksaan fisik,
pemeriksaan labratorium yang meliputi test darah (elektrolite, fungsi hati dan ginjal, serta
darah lengkap), dan pemeriksaan X-ray (rontgen) paru akan membantu tim dokter dalam
mendiagnosa penyakit. Sedangkan pemeriksaan yang sangat penting apabila penderita telah
MIKROBIOLOGI UDARA
Page 13
diduga meningitis adalah pemeriksaan Lumbar puncture (pemeriksaan cairan selaput otak).
Jika berdasarkan pemeriksaan penderita didiagnosa sebagai meningitis, maka pemberian
antibiotik secara Infus (intravenous) adalah langkah yang baik untuk menjamin kesembuhan
serta mengurang atau menghindari resiko komplikasi. Antibiotik yang diberikan kepada
penderita tergantung dari jenis bakteri yang ditemukan.
Adapun beberapa antibiotik yang sering diresepkan oleh dokter pada kasus meningitis
yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumoniaedan Neisseria meningitidis antara
lain Cephalosporin (ceftriaxone ataucefotaxime). Sedangkan meningitis yang disebabkan
oleh
bakteri Listeria
monocytogenes akan
diberikan
Ampicillin,
Vancomycin
dan
hari
pada
0C.
Penularan
virus
flu
burung
berlangsung
melalui
saluran
pernapasan. Unggas yang terinfeksi virus ini akan mengeluarkan virus dalam jumlah besar di
MIKROBIOLOGI UDARA
Page 14
kotorannya. Manusia dapat terjangkit virus ini bila kotoran unggas bervirus ini menjadi
kering, terbang bersama debu, lalu terhirup oleh saluran napas manusia.
Walaupun secara umum virus H5N1 tidak menyerang manusia, dalam beberapa kasus
tertentu virus mengalami mutasi lebih ganas sehingga dapat menyerang manusia. Upaya
pencegahan penularan virus flu burung adalah senantiasa menjaga sanitasi lingkungan. Pola
hidup yang tidak menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan akan mempercepat
penyebaran virus ini. Selain itu, rajinlah mencuci tangan, jangan sembarangan mengorek
lubang hidung jika jemari belum dicuci dengan sabun. Waspadai semua kotoran unggas
peliharaan, kandang, sangkar maupun kotoran burung liar.
4. Pnemonia
Pneumonia atau yang dikenal dengan nama penyakit radang paru-paru ditandai
dengan gejala yang mirip dengan penderita selesma atau radang tenggorokan biasa, antara
lain batuk, panas, napas cepat, napas berbunyi hingga sesak napas, dan badan terasa lemas.
Penyakit ini umumnya terjadi akibat bakteri Streptococus pneumoniaedan Hemopilus
influenzae yang berterbangan di udara terhirup masuk ke dalam tubuh. Bakteri tersebut sering
ditemukan pada saluran pernapasan, baik pada anak-anak maupun orang dewasa. Selain dapat
menimbulkan infeksi pada paru-paru, bakteri berbahaya itu juga dapat mengakibatkan radang
selaput pada otak (meningitis) serta infeksi pembuluh darah yang amat fatal.
Kasus pneumonia banyak terjadi di daerah yang sistem sanitasinya buruk. Untuk itu,
menjaga kebersihan di lingkungan sekitar anda menjadi syarat utama agar terhindar dari
penyakit ini, selain membiasakan diri untuk hidup bersih dan sehat. Biasakan mencuci tangan
menggunakan sabun dan segera periksakan diri ke dokter jika mendapati gejala tersebut di
atas.
Bila ditemukan banyak kasus pneumonia di suatu wilayah, sebaiknya segera lakukan
upaya preventif berupa kunjungan pemeriksaan dan penyuluhan dari rumah ke rumah oleh
petugas Puskesmas dan jika perlu melakukan pengobatan. Tutup mulut dan hidung dengan
menggunakan masker untuk mencegah masuknya kuman ketika berada di wilayah endemik
pneumonia.
MIKROBIOLOGI UDARA
Page 15
5. Sars
Sindrom pernapasan akut parah atau Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS)
merupakan penyakit yang ditandai dengan gejala awal gangguan pernapasan berupa napas
pendek dan terkadang disertai batuk. Penyebab SARS adalah Coronavirus, yaitu virus yang
bersifat menular dan umumnya menyerang saluran pernapasan atas, virus ini juga dapat
menyebabkan flu. Penyebaran terbanyak penyakit ini adalah di Asia, terutama Cina dan Hong
Kong. Sementara itu, di Indonesia sendiri, menurut data terakhir Badan Kesehatan Dunia
(WHO) baru ditemukan 7 kasus suspect, 2 kasus probable, dan belum ada satu pun kasus
kematian akibat penyakit ini (WHO, 21 Juli 2006).
Sars adalah stadium lanjut dari pneumonia sehingga gejala awal yang dialami
penderita juga mirip dengan flu biasa. Namun, demam yang menyerang penderita SARS
dapat mencapai 38 derajat Celcius yang terkadang disertai dengan menggigil, sakit kepala,
perasaan lesu, serta nyeri tubuh.
Pada stadium awal penyakit biasanya penderita akan mengalami gangguan
pernapasan ringan selama tiga sampai tujuh hari. Jika tidak segera diatasi, besar kemungkinan
penderita mengalami batuk kering yang dapat menimbulkan kekurangan oksigen dalam
darah. Pada beberapa kasus, penderita akan memerlukan napas bantuan mengunakan
ventilator (alat bantu pernapasan). Belum ditemukan vaksin untuk mencegah penyakit ini,
sehingga yang dibutuhkan adalah sikap waspada agar tidak terjangkit. Beberapa cara yang
dapat dilakukan antara lain:
Mencuci tangan sesering mungkin. Bila bersentuhan dengan sesuatu yang banyak
mengandung kuman atau kotoran, gunakan alkohol untuk membunuh bakteri yang menempel
di kulit.
Hindari menyentuh
mulut,
mata,
hidung
dengan
tangan
yang
kotor.
Gunakan masker apabila menderita batuk/pilek agar kuman dan bakteri tidak menyebar ke
orang lain. Sebagian besar infeksi terjadi di rumah sakit, karena itu kurangi frekuensi
mengunjungi ruangan dengan tingkat infeksi tinggi.
MIKROBIOLOGI UDARA
Page 16
BAB II
ANALISIS
Setelah kami membaca dan memahami teori yang ada dapat kami jabarkan
mikrobiologi
merupakan
mikroskop karena ukurannya yang terlalu kecil , khususnya bakteri ,fungi, alga
mikroskopik, protozoa, dan Archaea. Virus .
dimana
penularan penyakit yang disebabkan oleh miroba akan tetapi udara bukan media tempat
mikroorganisme tumbuh, tetapi merupakan pembawa bahan partikulat debu dan tetesan
cairan, yang kesemuanya ini mungkin di muati mikroba seperti ketika seseorang mengalami
bersin beribu ribu bakteri dihembuskan oleh orang tersebut dan apabila orang lain di
sekirtarnya dalam keadaan kurang sehat atau daya imunitasnya sedang menurun tidak dapat
dipungkiri akan terjadi penularan penyakit. . dan Jumlah dan tipe mikroorganisme yang
mencemari udara di tentukan oleh sumber pencemaran dan dalam lingkungan; misalnya, dari
saluran pernapasan manusia disemprotkan melalui batuk dan bersin, dan partikel-partikel
debu, dalam tetes-tetes cairan berukuran besar dan tersuspensikanhanya sebentar, dan
dalam inti tetesan, yang terbentuk bila titik-titik cairan berukuran kecil menguap. Faktorfaktor lingkungan yang mempengaruhi mikroba udara adalah suhu atmosfer, kelembaban,
angin, ketinggian, dan lain-lain.
Suhu dan kelembaban merupakan dua faktor penting yang menentukan viabilitas
dari mikroorganisme dalam aerosol. tingkat kelembaban relatif (RH) optimum untuk
kelangsungan hidup mikroorganisme adalah antara 40 sampai 80%. Kelembaban relatif yang
MIKROBIOLOGI UDARA
Page 17
lebih tinggi maupun lebih rendah menyebabkan kematian mikroorganisme. Pengaruh angin
juga menentukan keberadaan mikroorganisme di udara.
Menurut
Keputusan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
Nomor
3
- Angka kuman kurang dari 700 koloni/m udara
- Bebas kuman patogen
Hal ini bertujuan untuk mengurangi potensi penularan penyakit di ruangan tersebut , dan
mencegah terjadinya Penyakit akibat kerja dikarenakan udara dalam tempat kerja yang tidak baik
untuk di hirup oleh manusia atau pekerja untuk kesehatannya. Kualitas udara dalam ruang
dipengaruhi antara lain kondisi bangunan, elemen interior, fasilitas pendingin ruangan,
pencemar kimia dan pencemar biologi. Buruknya kualitas udara dalam ruang akibat
keberadaan pencemar biologi yaitu bakteri dan jamur ditengarai menjadi salah satu sebab
kejadian sick building syndrome(SBS) yang merupakan kumpulan gejala yang disebabkan
terutama oleh buruknya kualitas udara ruangan, ditandai dengan keluhan-keluhan mata pedih,
merah, berair, kepala pusing, batuk, pilek, hidung tersumbat, bersin-bersin, rongga mulut
sakit, rongga mulut kering, badan panas dingin, mual, tidak nafsu makan, lesu, kelelahan,
pegal-pegal anggota tubuh dan kulit gatal. Adapun penyakit lain yang dapat menular dengan
media udara yaitu Tbc,Pnemonia, Flu Burung,SARS.
MIKROBIOLOGI UDARA
Page 18
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
1. Mikrobiologi udara merupakan dimana
BAB III
REFERENSI
MIKROBIOLOGI UDARA
Page 19
http://mukono.blog.unair.ac.id/2010/02/11/pengaruh-kualitas-udara-dalam-ruangan-ber-acterhadap-gangguan-kesehatan/
(Diakses Tanggal 20 Mei 2016)
http://hendra-biologihamzanwadi.blogspot.co.id/2013/11/makalah-mikroba-udara.html
(Diakses Tanggal 20 Mei 2016)
http://firstudin90.blogspot.co.id/2015/02/pembahasan-makalah-mikrobiologi-udara.html
(Diakses Tanggal 20 Mei 2016)
MIKROBIOLOGI UDARA
Page 20