Anda di halaman 1dari 11

TUGAS MATA KULIAH TERMODINAMIKA TEKNIK KIMIA II

Anggota Kelompok:
Ihda Zulfa Pratiwi

(121140024)

Lanang Widiaji

(121140041)

Muhammad Syafiq

(121140047)

Afriando Ryan Maulana

(121140050)

Deska Nurhidayat

(121140051)

Maya Puspitasari

(121140059)

MESIN PANAS PENGHASIL KERJA

Dasar Mesin Panas


Panas

Kerja

Mesin Panas ada 2 (dua) jenis :


1. Terjadi Penambahan Fasa

Steam Power Plant

2. Tidak Terjadi Penambahan Fasa

Motor Bensin

Motor Diesel

Turbin Gas

Fluida Kerja:
1. Air Udara
2. Udara

Steam Power Plant


Paling banyak digunakan dalam pabrik pabrik dibandingkan mesin panas lainnya.

Steam Power Plant terdiri dari :


1. Boiler
Untuk memasukkan panas kedalam fluida kerja, air diuapkan.
2. Turbin Uap atau Mesin Uap
Untuk mengeluarkan kerja, uap air berekspansi.
3. Kondensor
Untuk mengeluarkan panas, air berkondensasi
4. Pompa air
Untuk memasukkan air kedalam boiler, air dipompa

The Carnot Steam Cycle

Terdiri Dari:
1. Sepasang Gasis Isothermal
2. Sepasang Garis Adiabatik

Dari T-S diagram


1. Luas 1-2-5-6 : Menyatakan panas Q1 yang diserap selama ekspansi isotermal
(Ta)
Q1=H 2=H 1
2. Luas 6-5-4-3 : Menyatakan panas Q2 yang dibuang pada temperatur (Tb)
Q2=H 3H 4
3. Efisiensi thermal dari lingkaran
Luas1234 W netto Q1Q2 T A T B
T =
=
=
=
Luas1246
Q1
Q1
TA
A

Rankine Cycle
Uap Jenuh:

Proses dengan Empat Langkah:


1-2: Cair Jenuh Uap Jenuh
2-3: Ekspansi adiabatik reversibel ( cair + uap )
3-4: Uap diembunkan dengan kondensor
4-5: Cairaan dipompa

Cairan dipompa : Tidak bisa mencapai titik 1 (T1) Butuh panas

Q1=H 2H 5
Q2=H 3H 4
W turbin =H 3H 2
W pompa =H 5H 4
=

W t W p Q1Q 2
=
Q1
Q1

REHEAT CYCLE = untuk mempertinggi efisiensi thermis


Setelah uap berekspansi dalam turbin, uap ditarik dan di panaskan kembali dengan
tekanan konstan pada reheater.

Q1=( H 3H 8 )+ ( H 5H 4 )
Q2=H 7H 6
W t =( H 3H 4 ) + ( H 5H 6 )
W p=H 8H 7
=

W t W p Q1Q 2
=
Q1
Q1

Uap Lewat Jenuh

Untuk mempertinggi efisiensi dipakai superheating. Uap sesudah keluar dari boiler
dengan temperature T2 dipanaskan kembali dengan superheater hingga temperature T6
(pada tekanan konstan).
Q1=H 6H 5
Q2=H 7H 4
W t =H 6H 7
W p=H 5H 4
Thermal =

W t W p Q1Q2
=
Q1
Q1

Siklus Otto (Volume Konstan) Udara Sebagai Fluida Kerja

Proses Dengan Empat Langkah:


1 2 : Kompresi secara isentropik
2 3 : Penambahan kalor pada volume konstan
3 4 : Ekspansi secara isentropik
4 1 : Pendinginan Pada volume konstan

Penambahan kalor pada volume konstan


Q1=C v ( T 3T 2 )

Pembuangan kalor pada volume konstan

Q2=C v ( T 4 T 1 )

Kerja yang dihasilkan

W =Q 1Q2

Efisiensi
Q
W Q 1Q2
=
=1 2
Q1
Q1
Q1

=1

T 4 T 1
T 3 T 2
T1

=1
T2
=1

(
(

T4
1
T1
T3
1
T2

)
)

T 1 T 2T 1
=
T2
T2

Kompresi Ratio (r)


r=

Proses Adiabatik (1 2)

T V 1=C

V1 V 4
=
V2 V3

T1 V 1

=T 2 V 2

T1 V2
=
T2 V1

( ) ()

1
r

Proses Adiabatik (3 4)

T 3 V 3 1=T 4 V 4 1
T4 V3
=
T3 V 4

1
r

( ) ()
=

1
r

()

=1

T1 T4
T T
= atau 4 = 3
T 2 T3
T1 T2
=1
T1
=
T2

T 4 T 1
T 3 T 2

(
(

T4
1
T1
T3
1
T2

)
)

Dimana:
T1 T4
T T
= atau 4 = 3
T 2 T3
T1 T2
T 1 T 2T 1
=1 =
T2
T2

SIKLUS DIESEL

Rasio kompresi yang sangat tinggi tidak diharapkan pada motor otto, karena akan
terjadi ledakan pembakaran atau detonasi (ketukan) pada kompresi yang tinggi.

Pada tahun 1900 di Jerman Rudolph Diesel mengkompresikan udara hingga mencapai
temperatur nyala dari bahan bakar (tidak perlu percikan air dari busi), kemudian
bahan bakar diinjeksikan, sehingga dihasilkan proses pembakaran pada tekanan
konstan.

Proses Empat Langkah


1-2 : Kompresi isentropik
2-3 : Pembakaran pada tekanan tetap
3-4 : Ekspansi isentropik
4-1 : Pelepasan panas keseluruhan

Pembakaran pada P tetap


Q1=m C p ( T 3 T 2 )

Pelepasan pada V tetap


Q2 =mC v ( T 1T 4 )

Untuk mengetahui Effisiensi dapat digunakan rumus:


Q 1Q 2
Q1

Atau
=1

m C v ( T 1T 4 )
m C p ( T 3 T 2 )

Untuk menghitung kompresi rasio digunakan rumus

rC=

Untuk menghitung Ekspansi rasio digunakan rumus:

r E=

V1
V2

V4
V5

Untuk proses Isentropik (1-2):


1

V
T 1 =T 2 2
V1

( )

Untuk Pembakaran pada P Konstan (2-3):

T 2 =T 3

V2
V3

( )

Untuk proses Pelepasan Panas (4-1):


rE
rC

T 2 =T 3

( )

T 1 =T 2

1
rC

( )

T 1 =T 3

rE
rC

( )( )
1
rC

T 1 =T 3 ( r E ) ( r C 1 r C( 1) ) =T 3 r E r C
T 1 =T 3 ( r E )

Ekspansi Isentropik (3-4):


T 3 V 3 1=T 4 V 4 1

1
rC

( )

T 4=T 3

V3
V4

( )

=T 3

T 4=T 3

=1

=1

T3

=1

1
rE

( )

( )

1 T 4T 1
T 3T 2

1
rE

( )

T 3 r E

T 3T 3

1
rE

( )

rE
rC

[ ]
1
1

rE
rC
1 1

r E rC

( ) ( )

1
rC

Anda mungkin juga menyukai